Anda di halaman 1dari 19

1

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PARTUS


PERVAGINAM

OLEH

Kelompok III

Innayah Nursafitri (2202199)

Rinda Nabela Sari (2202207)

Rori Agustianda Putra (2202209

Silva Bela Putri (2202214)

Risa Solihati (2202215)

Retna Sari (2202216)

Mata Kuliah :

Proses Keperawatan

Dosen Pembimbing:

Ns. Rona Sandra, M.Kep.

PRODI S1 KEPERAWATAN (NR-KEP 18A)

STIKES SYEDZA SIANTIKA

2023
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Asuhan
Keperawatan Partus Pervaginam”

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Padang, 14 Januari 2023

Kelompok 3
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................4
B. Tujuan ............................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................5
A. Pengertian ........................................................................................................ 5
B. Anatomi Fisiologi ........................................................ Error! Bookmark not defined.
C. Etiologi .............................................................................................................. 5
D. Manifestasi Klinik ........................................................................................... 11
E. Komplikasi ...................................................................................................... 11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................................... 12
A. Pengkajian ...................................................................................................... 12
B. Diagnosa Keperawatan .............................................. Error! Bookmark not defined.
C. Intervensi Keperawatan .................................................................................. 15
D. Implementasi Keperawatan ............................................................................ 18
E. Evaluasi Keperawatan .................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................20
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Selama kehamilan
kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Banyak
wanita yang mengatakan betapa bahagia karena akan menjadi seorang ibu tetapi
tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir jika terjadi masalah dalam
kehamilannya (Fatimah, 2017).

Semua wanita hamil memiliki potensi atau kemungkinan terjadinya komplikasi


selama kehamilan. Menurut penelitian (Prahardani, 2019) penyebab komplikasi
pada kehamilan urutan penyebab dari yang terbanyak adalah pre eklamsia
(28,7%), pendarahan (22,42%), dan infeksi (3,45%). Menurut World Health
Organization (WHO) wanita yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan
persalinan sekitar 295.000 pada tahun 2017. Hampir 94% kematian ini terjadi
pada negara-negara yang berpenghasilan menengah, penyebab utama kematian
ibu yaitu pendarahan yang sebagian besar terjadi setelah persalinan, hipertensi
selama kehamilan yang dapat menyebabkan preeklamsia dan eklampsia, infeksi
serta penyebab tidak langsung seperti diabetes, malaria (WHO, 2019). Untuk
mencegah terjadinya komplikasi selama pada periode post partum seperti
perdarahan dan infeksi dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif seperti penyuluhan perawatan masa post partum. 2 Penyuluhan
kepada ibu post partum merupakan intervensi keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan ibu akan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan
perawatan diri, perawatan bayi baru lahir, adaptasi keluarga dan pemulihan
kesehatan. Penyuluhan yang dilakukan seperti perawatan payudara, ambulasi
dan teknik menyusui yang benar (Reeder, 2011).

Asuhan keperawatan post partum dilakukan dengan tujuan menjaga kesehatan


ibu dan bayi serta mencegah atau mendeteksi komplikasi yang timbul pada
waktu pasca persalinan (Heryani, 2012). Dalam memberikan asuhan
keperawatan pada ibu post partum, perawat perlu mengembangkan ilmu dan kiat
keperawatan yang salah satunya adalah dapat mengintegrasikan model
konseptual khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas
(Apriyani, 2018).

Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang


terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan primer adalah perdarahan pasca persalinan
dini, terjadi dalam 24 jam pertama sedangkan perdarahan sekunder perdarahan
masa nifas terjadi setelah itu.

B. Tujuan
Mengetahui Asuhan Keperawatan Partus Pervaginam
5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pemulihan
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali keadaan
normal sebelum hamil (Bobak, 2010).

Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil, masa post partum
berlangsung selama 6 minggu (Wahyuningsih, 2019). Primipara adalah wanita
yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali. Multipara (pleuripara)
adalah wanita yang telah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana
persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali. Grandemultipara adalah wanita yang
telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali (Manuaba, 2012).

B. Anatomi Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam

rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang

terletak di perineum. Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang

menjadi matur akibat rangsang hormon estrogen dan progesteron (Bobak,

2005).

Struktur eksterna

a. Vulva : Nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini

berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran

panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang

dibatasi perineum.

b. Mons pubis : Jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan

padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis.


6
c. Labia mayora : Dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi

lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.

d. Labia minora : Terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan

kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah

bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Pembuluh

darah yang sangat banyak membuat labia berwarna merah kemerahan

dan memungkankan labia minora membengkak, bila ada stimulus

emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga

melumasi vulva.

e. Klitoris : Organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di

bawah arkus pubis.

f. Vestibulum : Ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau

lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette..

g. Fourchette : Lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan terletak

pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora.

h. Perineum : Daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina

dan anus,

Struktur interna

a. Ovarium : Ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di

belakang tuba falopi. Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan

ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal

mengandung banyak ovum primordial.


7
b. Tuba fallopi : Merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang

tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan

peristaltis lapisan otot. Esterogen dan prostaglandin

mempengaruhi gerakan peristaltis.

c. Uterus : Organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak

mirip buah pir yang terbalik. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi

dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan persalinan.

d. Vagina : Suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas
atau bawah, Cairan sedikit asam.

C. ETIOLOGI
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup

bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain,

dengan bantuan.

a) Partus dibagi menjadi 4 kala :

1) kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol

sampai pembukaan lengkap.

2) Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2

sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir

kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara

mendadak. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan.

3) Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit.

Dengan lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta.


8

4) Kala IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi

a. Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu,

faktor janin, dan faktor persalinan pervaginam.

1) Faktor Ibu

(1) Paritas : Jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan janin

hidup di luar rahim (lebih dari 28 minggu).

(2) Meneran : Proses persalinan normal berlangsung, ibu akan

mengejan dan mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan

perineumnya akan mengalami tekanan yang sangat kuat. Hal

ini berisiko tinggi menyebabkan luka robekan pada vagina dan

perineum yang dapat menyebabkan perdarahan

pascapersalinan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki bagian

yang robek tersebut, dengan melakukan penjahitan. Selain

robekan alami akibat proses mengejan, jahitan pasca

melahirkannormal (Kevin Andrian, 2020).

2) Faktor Janin

(1) Berat Badan Bayi Baru lahir : Berat janin pada waktu lahir lebih

dari 4000 gram. Makrosomia disertai dengan meningkatnya

resiko trauma persalinan melalui vagina seperti distosia bahu,

kerusakan fleksus brakialis, patah tulang klavikula, dan

kerusakan jaringan lunak pada ibuseperti laserasi jalan lahir dan

robekan pada perineum.


9
(2) Presentasi : Letak hubungan sumbu memanjang janin dengan

sumbu memanjang panggul ibu.

(a)Presentasi Muka : Letak janin memanjang, sikap extensi

sempurna dengan diameter pada waktu masuk panggul atau

diameter submentobregmatika sebesar 9,5 cm.

(b) Presentasi Dahi : Sikap ekstensi sebagian (pertengahan),

hal ini berlawanan dengan presentasi muka yang ekstensinya

sempurna.

(3) Faktor Persalinan Pervaginam

(1) Vakum ekstrasi : Tindakan bantuan persalinan, janin

dilahirkan dengan ekstrasi menggunakan tekanan negatif

dengan alat vacum yang dipasang di kepalanya.

(2) Ekstrasi Cunam/Forsep : Suatu persalinan buatan, janin

dilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepala janin.

(3) Embriotomi : Prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan

melakukan pengurangan volume dengan tujuan untuk

memberi peluang yang lebih besar untuk melahirkan

keseluruhan tubuh bayi tersebut (Syaifuddin, 2009).

(4) Persalinan Presipitatus : Persalinan yang berlangsung sangat

cepat, berlangsung kurang dari 3 jam, dapat

disebabkan oleh abnormalitas kontraksi uterus dan rahim

yang terlau kuat. (Cunningham, 2009).


10

D. Manifestasi Klinik
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini
kadang-kadang disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan
E. Komplikasi
a. Perdarahan : Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria
perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
1. Kehilangan darah lebih dai 500 cc
2. Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg
3. Hb turun sampai 3 gram %.

Penyebap utama perdarahan antara lain :

1. Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi


dengan baik dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post
partum.
2. laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat
menimbulkan perdarahan banyak bila tidak direparasi dengan segera
dan terasa nyeri.
3. Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan
plasenta disebapkan oleh gangguan kontraksi uterus.
4. Lain-lain
1) Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi
uterus sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka
2) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan
parut pada uterus setelah jalan lahir hidup.
3) Inversio uteri (Wiknjosastro, 2009).
b. Infeksi puerperalis di definisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama
masa post partum. Insiden infeksi puerperalis ini 1 % - 8 %, ditandai adanya
kenaikan suhu > 38 0 dalam 2 hari selama 10 hari pertama post partum.
c. Endometritis adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh
infeksi puerperalis. Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran
memiliki resiko tinggi terjadinya endometritis
d. Mastitis Yaitu infeksi pada payudara.
e. Infeksi saluran kemih Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum,
pembedahan meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. Organisme
terbanyak adalah Entamoba coli dan bakterigram negatif lainnya.
f. Tromboplebitis dan thrombosis Semasa hamil dan masa awal post partum,
faktor koagulasi dan meningkatnya status vena menyebapkan relaksasi
sistem vaskuler, akibatnya terjadi 20 tromboplebitis (pembentukan trombus di
pembuluh darah dihasilkan dari dinding pembuluh darah) dan thrombosis
(pembentukan trombus) tromboplebitis superfisial terjadi 1 kasus dari 500 –
750 kelahiran pada 3 hari pertama post partum.
g. Emboli yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil
11

h. Post partum depresi : ibu bingung dan merasa takut pada dirinya. Tandanya
antara lain, kurang konsentrasi, kesepian tidak aman, perasaan obsepsi
cemas, kehilangan kontrol, dan lainnya.
i. Tanda – Tanda Bahaya Post Partum Perdarahan dalam keadaan dimana
plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa
perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir. Tanda-tanda yang
mengancam terjadinya robekan perineum antara lain
1. Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
2. Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3. Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan
pada mukosa vagina
12

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record dan lain lain
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia,
riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh
darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Yang meliputi alasan klien masuk rumah sakit, keluhan yang dirasakan
saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi
lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih,
tekanan darah rendah,ekstremitas dingin , mual.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung, pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan
penyakit menular.
d. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche,lamanya siklus, banyaknya,
baunya ,keluhan waktu haid, HPHT
e. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia
mulaihamil, Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu

f. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus, retensi plasenta, Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan,
cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam
persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang
waktu lahir, Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada
pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi
fundus uteri dan kontraksi
g. Riwayat Kehamilan sekarang
Hamil muda, keluhan selama hamil muda, Hamil tua, keluhan selama
13

hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi,


pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual,
keluhan lain
h. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa
kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat
3. Pola aktifitas sehari-hari
a. Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum
dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan dan minum pada masa
nifas harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung
protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah – buahan.
b. Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna,konsistensi. Adanya
perubahan pola miksi dan defeksi.BAB harus ada 3-4 hari post partum
sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan sendiri (Rustam Mukthar,
1995).
c. Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran
dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
d. Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi,
keramas, baik sebelum dan selama dirawat serta perawatan mengganti
balutan atau duk.
Pengkajian pada ibu post partum menurut Ilma (2017) yaitu :
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan?
Bagaimana keadaan ibu saat ini?
Bagaimana perasaan ibu pasca persalinan?
2. Pola nutrisi dan metabolic
Apakah ibu tidak nafsu makan dan merasa mual muntah?
Apakah terjadi penurunan berat badan?
3. Pola aktivitas
a. Apakah klien merasa lelah setelah melahirkan?
b. Apakah klien toleransi terhadap aktivitas ringan atau sedang?
c. Apakah klien terlihat mengantuk?
4. Pola eliminasi
a. Apakah ada deuresis pasca persalinan?
b. Apakah klien perlu bantuan saat BAK atau BAB?
e. Pola istirahat dan tidur
a. Apakah ada ketidaknyamanan yang menggangu istirahat?
b. Seberapa lamanya klien saat tidur?
5. Pola persepsi dan konsep diri
a. Bagaimana pandangan klien terhadap dirinya saat ini?
14

b. Apakah ada permasalahan perubahan penampilan tubuhnya yang


dialami saat ini ?

4. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
1) Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
2) Pengkajian edema
3) Pemeriksaan reflek
4) Kaji adanya varises
5) Kaji Cortical Vertebra Area Tenderness (CVAT)
2. Payudara
1) Pengkajian area areola ( pecah, pendek, rata)
2) Kaji adanya abses
3) Kaji adanya nyeri tekan
4) Observasi adanya pembengkakan atau ASI terhenti
5) Kaji pengeluaran ASI
3. Uterus
1) Observasi posisi uterus atau TFU
2) Kaji adanya kontraksi uterus
3) Observasi ukuran kandung kemih
4. Vulva atau perineum
1) Kaji pengeluaran lokhea
2) Observasi penjahitan laserasi atau luka episiotomi
3) Kaji adanya pembengkakan
4) Kaji adanya luka
5) Kaji adanya hemoroid

Masalah Keperawatan

Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien partus pervaginam
menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) 2016 :
1. Nyeri Akut (D.0077)
a. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Data Mayor
(1) Subyektif : Mengeluh nyeri.
(2) Obyektif : Tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit
tidur.
c. Data Minor
(1) Subyektif : Tidak tersedia.
(2) Obyektif : Nafsu makan berubah, proses berfikir terganggu, berfokus
pada diri sendiri.
2. Gangguan Pola Tidur (D.0055)
a. Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
15

b. Data mayor
mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur,
mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat tidak cukup.
c. Data Minor
mengeluh kemampuan beraktivitas menurun

3. Defisit Pengetahuan
a. Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu.
b. Data Mayor :
(1) Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi
(2) Objektif : sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap
masalah
c. Data Minor :
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, Menunjukkan perilaku berlebihan
(mis. apatis,bermusuhan, agitasi, histeria)

4. Resiko infeksi (D.0142).


a. Definisi
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik.
b. Faktor Risiko
(1) Penyakit kronis (mis. diabetes melitus)
(2) Efek prosedur invasif
(3) Malnutrisi
(4) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
(5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Wayan, 2017), (Arma, 2015), dan (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017) diagnosa keperawatan pada Ibu Post Partum Primipara
dan Bayi Baru Lahir adalah

1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik.


2. Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Kurangnya Kontrol Tidur.
3. Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Terpapar Informasi.
4. Resiko Infeksi Ditandai Dengan Ketidakadekuatan Pertahanan Tubuh
Primer

C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) tindakan keperawatan 1. Observasi
selama 2x24 jam a) Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri karakteristik, durasi
berkurang dengan frekuensi, intensitas nyeri.
criteria hasil: b) Identifikasi skala nyeri.
16

1. Pasien melaporkan c) Identifikasi faktor yang


keluhan nyeri memperberat dan
berkurang memperingan
2. Pasien menunjukkan nyeri.
sikap protektif d) Identifikasi pengetahuan dan
menurun. keyakinan tentang nyeri
3. Pasien tidak tampak e) Monitor keberhasilan terapi
gelisah komplementer yang sudah
diberikan
2. Terapeutik
a) Berikan tehnik
norfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
b) Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri.
b) Jelaskan strategi meredakan
nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
d) Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengutangi nyeri.
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. Gangguan Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
Pola Tidur tindakan keperawatan Observasi
(D.0055) selama 1x24 jam pola 1. Identifikasi pola aktivitas dan
tidur meningkat ditandai tidur
dengan criteria hasil: 2. Identifikasi factor pengganggu
a. Keluhan sulit tidur tidur
menurun 3. Identifikasi makanan dan
b. Keluhan tidak puas minuman yang mengganggu
tidur menurun tidur
c. Keluhan pola tidur 4. Identifikasi obat tidur yang
berubah menurun dikonsumsi
d. Keluhan istirahat Terapeutik
tidak cukup menurun 1. Modifikasi lingkungan ( mis :
pencahayaan, kebisingan,
suhu)
2. Batasi waktu tidur siang
3. Tetapkan jadwal tidur rutin
4. Lakukan prosedur untuk
men9ingkatkan kenyamanan
5. Sesuaikan jadwal pemberian
obat
Edukasi
1. Anjurkan menepati
17

kebiasaan tidur
2. Ajarkan relaksasi otot
autogenic
3. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan (I.12383)
Pengetahuan tindakan keperawatan Observasi
( D.0111 ) diharapkan tingkat 1. Identifikasi kesiapan dan
pengetahuan meningkat kemampuan menerima
dengan criteria hasil: informasi
a. perilaku sesuai 2. Identifikasi faktor-faktor yang
anjuran meningkat dapat meningkatkan dan
b. verbalisasi minat menurunkan motivasi perilaku
dalam belajar hidup bersih dan sehat
meningkat Terapeutik
c. kemampuan 1. Sediakan materi dan medla
menjelaskan pendidikan kesehatan
pengetahuan tentang 2. Jadwalkan pendidikan
suatu topik kesehatan sosial kesepakatan
meningkat 3. Berikan kesempatan untuk
d. kemampuan bertanya
menggambarkan Edukasi
pengalaman 1. Jekaskan faktor risiko yang
sebelumnya dapat mempengaruhi
yang sesuai dengan kesehatan
topik meningkat 2. Ajarkan perilaku hidup bersih
e. perilaku sesuai dan sehat
dengan pengetahuan 3. Ajarkan strategi yang dapat
meningkat digunakan untuk
f. pertanyaan tentang meningkatkan perilaku hidup
masalah yang bersih dan sehat
dihadapi menurun
g. persepsi yang keliru
terhadap masalah
menurun
4 Resiko Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi ( I.14539 )
Infeksi intrevensi keperawatan Observasi
(D.0142) selama 2X24 jam Monitor tanda dan gejalan infeksi
waktu tertentu lokal dan sistemik.
diharapkan tingkat Edukasi
infeksi menurun. (1) Jelaskan tanda dan gejala
Dengan kriteria hasil : infeksi
a. Tidak ada tandan – (2) Ajarkan cara mencuci tangan
tanda infeksi dengan benar.
( Demam, Nyeri, (3) Ajarkan cara memeriksa
Kemerahan kondisi luka.
dan Bengkak). (4) Anjurkan meningkatkan asupan
b. Kadar sel darah putih nutrisi.
membaik.
18

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan (Potter, 2011)
Komponen tahap implementasi :

1. Tindakan keperawatan mandiri.

2. Tindakan Keperawatan edukatif.

3. Tindakan keperawatan kolaboratif.

4. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan


keperawatan

E. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses yang digunakan untuk
menilai keberhasilan asuhan keperawatan atas tindakan yang diberikan.
Mahasiswa melakukan evaluasi pada setiap tindakan berdasarkan diagnosa
yang ditetapkan dengan menggunakan metode SOAP
19

DAFTAR PUSTAKA

Kusdijjanto dkk, 2001.kapita selekta kedokteran UI. Media aesculapiuus : Jakarta.

Syafrudin, 2009.kebidanan Komonitas. Penerbit Buku Kedokteran


Kedokteran.GC:Jakarta

Samidsuru shigemi, 2017.NANDA internasional.EGC : Jakarta


Taylor chyintia.2011, diagnosis keperawatan.EGC :jakarta
WHO, 2017.perdarahan post partum online http//depyuliantiblogspot.com.
Wulanda, 2015.biologi reproduksi.EGC :Jakarta
Sinclair constance,2010. Buku saku kebidanan.EGC:Jakarta.
Reader Martin,2002. Keperwatan maternitas.EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai