Disusunoleh :
I. Konsep Kebutuhan
1. Definisi
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif
kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan
ulkus berbau, ulkus diabetikum juga salah satu gejala klinik dan
perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer (Wijaya & Putri,
2013).
2. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan utama
Menurut (Suddarth, 2014) , keluhan utama meliputi, antara lain
o Nutrisi : peningkatan nafsu makan , mual,
muntah, penurunan atau peningkatan berat badan,
banyak minum dan perasaan haus.
o Eliminasi : perubahan pola berkemih (poliuria),
nokturia, kesulitan berkemih, diare.
o Neurosensori : nyeri kepala, parathesia, kesemutan
pada ekstremitas, penglihatan kabir, gangguan
penglihatan.
o Integumen : gatal pada kulit, gatal pada sekitar
penis dan vagina, dan luka ganggren.
o Musculoskeletal : kelemahan dan keletihan.
o Fungsi seksual : ketidakmampuan ereksi
(impoten), regiditas, penurunan libido, kesulitan
orgasme pada wanita.
2) Riwayat penyakit sekarang
5) Riwayat psikososial
a. Pola persepsi
b. Pola nutrisi
c. Pola emiliasi
e. Pola aktivitas
7) Pemeriksaan fisik
➢ Inspeksi
➢ Palpasi
➢ Pemeriksaan vaskuler
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis : ga s subcutan, benda asing, asteomielitis
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a) Pemeriksaan darah meliputi :
GDS > 200mg/dl, gula darah puasa 120mg/dl dan dua jam
post prandial >200 mg/dl
b) Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara benedct ( reduksi ). Hasil
dapat dilihat memalui perubahan warna urine ( hijau ,
kuning, merah , dan merah bata )
Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotic
yang sesuai dengan jenis kuman.
Kadar glukosa
➢ Osmolaritas
B. Intervensi Keperawatan
Perawatan luka
1. Angkat balutan dan plester perekat
sebelumnya
2. Monitor karakteristik luka termasuk
drainase, warna, ukuran, bau
3. Periksa luka setiap kali perubahan
balutan
4. Bandingkan dan catat
setiap perubahan luka Dorong
cairan yang sesuai
5. Anjurkan keluarga megenal tanda
dan gejala infeksi
Dokumentasikan lokasi luka,
ukuran dan tampilan.
2 Resiko Infeksi Keparahan Infeksi Perlindungan Infeksi
LAPORAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Tn. D ( 58 thn ) Dengan Gangguan Pada Sistem
Integumen Ulkus Manus Dextra Diruang Wijayakusuma I
I. Pengkajian
A. Identitas
Nama : Tn. D
Umur : 58 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
No medrek : 710205
Nama : Ny. R
Umur : 57 tahun
Pekerjaan : IRT
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Badan lemas
D. Riwayat ADL
E. Data psikologis
F. Data sosial
G. Data spiritual
H. Pemeriksaan fisik
3. Kesadaran
Composmentis, GCS 15
4. Sistem pernafasan
5. Sistem kardiovaskuler
6. Sistem persyarafan
I. Tes Fungsi Cerebral
a) Tingkat Kesadaran
Kualitas : composmentis klien dapat berespon dengan tepat
terhadap stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan
visual
Kuantitas ; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4
b) Status mental
Orientasi klien terhadap orang waktu dan tempat baik
terbukti dengan klien mampu menjawab dimana dia berada,
kapan masuk RS dan siapa yang menemaninya.
Daya ingat : klien mampu menjawab dimana tempat tinggal
klien.
II. Tes Fungsi kranial
a) N I ( olfaktorius )
Fungsi penciuman baik klien dapat membedakan bau kayu
putih dan kopi
b) N II ( optikus)
Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak
kurang lebih 30 cm tanpa alat bantu
c) N III,IV,VI (okulomotoris, trokhealis, abdusen )
Respon cahaya terhadap pupil + Bola mata dapat digerakan
kesegala arah , tidak terdapat nistagmus atau diplopia
d) N V (trigeminus )
Mata klien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada
kelopak mata, klien merasakan sentuhan saat kapas
diusapkan kemaksila dengan mata tertutup
e) N VII ( Fasialis )
Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat
mengerutkan dahi, wajah klien tampak simetris saat klien
tersenyum.
f) N VIII (auditorius )
Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa
harus diulang
g) N IX, X ( glosofaringeus, vagus )
Uvula bergetar simetris saat kien mengatakan “Ah”, reflek
menelan bagus,
h) N XI (asesorius )
Klien dapat menoleh kekanan dan kekiri
i) N XII ( hipoglosus )
Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah
III. Fungsi Motorik
Massaotot : Tidak terjadi atropi.
Tonus otot : Klien mengalami kesulitan untuk mengerakkan
otot tangan dan kaki.
Kekuatan otot : 5 5
5 5
IV. Fungsi Sensorik
7. Sistem pencernaan
8. Sistem muskuleskeletal
Bentuk kepala normochepal, tidak ada kekakuan pada sendi tidak
ada nyeri, tapi pada saat bergerak klien lemas. Klien tidak dapat
berjalan hanya duduk dan berbaring di tempat tidur.
9. Sistem integumen
Tidak ada edema, kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak mengalami
pembesaran. klien tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
I. Data penunjang
1. Laboratorium
18-10-2021
- Hematologi :
Hematokrit : 26,6 %
- Kimia Darah
Gula Darah Sewaktu : 135 mg/dL
Ureum : 55 mg/dL
2. Therafy
Th/ :
Masalah
Data Etiologi
keperawatan
DS : DM Gangguan
Klien mengatakan integritas jaringan
klien terdapat luka Hiperglikemi/hipoglikemia
yang sulit sembuh
pada kaki kirinya.
Penurunan vaskularisasi
DO :
Adanya luka pada
Ischemic
tumit kaki kiri
diameter ± 5 cm
Kerusakan jaringan
kadalamannya ± 1 cm.
Luka tampak dibalut
kassa steril
Ulkus
Albumin : 2,85 mg/dL
Kerusakan integritas
jaringan
Implementasi Keperawatan
melakukan Kolaborasi ahli gizi Hasil : meninggikan kaki yang terdapat lukanya
pemberian diet TKTP
melakukan teknik prawatan luka Hasil : tempat tidur rapih
sesuai jenis luka Hasil : ceftriaxone 1x2 gr, vip albumin 2x1 cap,
Memberikan posisi yang metronidazole 3x1 fl
mengurangi tekanan pada luka
Mnghindari krutan pada tempat
tidur
Melakukan Kolaborasi pemberian
antibiotic dan analgetik jika
terdapat tanda-tanda infeksi luka
Risiko infeksi b/d Tanggal 18-10-2021 Jam : 09.10
prosedur invasive
Konrol infeksi :
Hasil :
o Menganjurkan istirahat yang cukup.
Klien badrest di tempat tidur
V. Evaluasi
O:
Adanya luka pada tumit kaki kiri
diameter ± 5 cm kadalamannya ± 1 cm
Luka tampak dibalut kassa steril
A:
P:
- Lanjutkan intervensi
O:
Resiko infeksi
P:
Lanjutkan intervensi
O:
Adanya luka pada
punggung kaki kanan dan
jempol kaki kiri
Luka tampak dibalut kassa
steril
A:
P:
Lanjutkan intervensi
Jaga kulit tetap bersih dan
kering
Lakukan perawatan luka
dengan larutan dan
debridement sesuai dengan
order
Berikan therapy antibiotik
Awasi dengan cepat
terhadap tanda-tanda dan
gejala infeksi
I:
E:
R:
Pertahankan intervensi
2 Risiko infeksi b/d prosedur invasive, S:
O:
O:
Adanya luka pada
punggung kaki kanan dan
jempol kaki kiri
Luka tampak dibalut kassa
steril
A:
Lanjutkan intervensi
Jaga kulit tetap bersih dan
kering
Lakukan perawatan luka
dengan larutan dan
debridement sesuai dengan
order
Berikan therapy antibiotik
Awasi dengan cepat
terhadap tanda-tanda dan
gejala infeksI
I:
E:
R: