NAMA KELOMPOK :
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Katarak tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah membantu, sehingga
dalam pembuatan makalah ini penulis tidak mengalami kesulitan yang berarti.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca mengenai Katarak. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan makalah di masa yang akan datang.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
2.2. WOC............................................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.2. Bagaimana dengan pathway/WOC perjalanan penyakit katarak?
1.3.1. Untuk mengetahui konsep dasar medis pasien dengan penyakit katarak
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Etiologi katarak
3
Katarak Kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau
beberapa saat kemudian). Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan
(diwariskan secara autosomal dominan) atau disebabkan oleh :
3. Manifestasi klinis
a. Pengelihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram. Bayangan
benda terlihat seakan sperti bayangan semu atau seperti asap.
b. Kesulitan melihat ketika malam hari.
c. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya.
d. Bayangan cahaya yang idtangkap seperti sebuah lingkaran.
e. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca atau beraktifitas
lainnya.
4
f. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah tidak nyaman
menggunakannya.
g. Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat melihat, misalnya
cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kining.
h. Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat ganda.
4. Klasifiksi Katarak
Jenis-jenis katarak menurut Vaughan (2009):
a. Katarak senilis
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu-satunya
gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin kabur.
Menurut Ilyas (2006), katarak senilis dapat dibagi dalam 4 stadium, yaitu:
5
herpes simpleks, herpes zooster, sifilis dan penyakit inklusi sitomegalik
intrauterin.
2) Katarak yang didapat yang timbul belakangan dan biasanya terkait
dengan sebab-sebab spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan oleh
trauma, baik tumpul maupun tembus. Penyebab lain adalah uveitis,
infeksi mata didapat, diabetes dan obat.
c. Katarak traumatik
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di
lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera
setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan
akuos humor dan kadang-kadang korpus vitreum masuk ke dalam struktur
lensa. Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam
yang menembus kapsul anterior. Tindakan bedah pada katarak traumatik
dilakukan setelah mata tenang akibat trauma tersebut. Bila pecahnya kapsul
mengakibatkan gejala radang berat, maka dilakukan aspirasi secepatnya agar
keadaan uveitis tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat (Ilyas, 2006).
d. Katarak komplikata
Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraokular
pada fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal di daerah subkapsul posterior
dan akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit-penyakit intraokular
yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah uveitis kronik atau
rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan retina (Vaughan, 2009).
e. Katarak akibat penyakit sistemik
Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan-gangguan sistemik
berikut: diabetes melitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis
atropik, galaktosemia, sindrom lowe, werner atau down (Vaughan, 2009).
f. Katarak toksik
Katarak toksik masih jarang terjadi bila dibandingkan dengan jenis
katarak lainnya. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai akibat penelanan
dinitrofenol (suatu obat yang digunakan untuk menekan nafsu makan).
Kortikosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik secara sistemik maupun
dalam bentuk tetes yang dapat menyebabkan kekeruhan lensa. Obat seperti
haloperidol juga dapat menyebabkan katarak toksik (Harrison, 1999).
6
g. Katarak ikutan
Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak
traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak
ekstrakapsular (Vaughan, 2009).
5. Patofisiologi Katarak
Penambahan usia akan menyebabkan lensa menjadi lebih berat dan lebih tebal,
lapisan baru serabut lensa membentuk korteks dan akhirnya nukleus menjadi tertekan
dan mengeras. Melalui mekanisme kimia, kristalina mengalami agregasi dan berat
molekulnya meningkat. Hasil agregasi protein mengakibatkan penurunan kecerahan,
perubahan indek refraksi lensa serta penyebaran sinar (American Academy of
Ophtalmology, 2007-2008).
6. Pemeriksaan penunjang
a. Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa, akueus/ vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf,
penglihatan ke retina.
b. Lapang Penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
c. Pengukuran Tonografi : TIO (12-25 mmHg)
d. Pengukuraan Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
e. Tes Provokatif : menentukan adanya/tipe glaucoma.
f. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng
optic,papilledema, perdarahan
g. EKG, kolesterol serum, lipid, Tes toleransi glukosa : kotrol DM
7
7. Penatalaksanaan
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresivitas atau
mencegah terjadi katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan. (Vaughan DG
& Arif, Mansjoer)
Penatalaksaan Non-Bedah
Pembedahan Katarak
8
2.2.WOC
Katarak
Metabolit larut air dengan Serat lensa ditekan Serbitol menetap di dalam Protein dalam serabut-
BM rendah masuk ke sel menuju sentral lensa serabut lensa di bawah
pada nucleus lensa kapsul mengalami deturasi
Distensi lensa
Kortek lensa lebih Protein lensa berkoagulasi
terdehidrasi daripada
Hilangnya transparansi
nucleus lensa
lensa
Lensa menjadi cembung Kekeruhan lensa Mata buram seperti kaca susu
mengakibatkan iris
terdorong ke depan
Sinar terpantul kembali Blocking sinar yang masuk
kornea
Sudut bilik mata depan Bayangan tidak sampai ke Bayangan semu yang
sempit retina sampai ke retina
9
Aliran COA tak lancar Pandangan lebih jelas Otak mempresentasikan
malam hari sebagai bayangan berkabut
TIO meningkat
Gangguan sensori Pandangan kabur
Komplikasi glaukoma perceptual (visul)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biasanya katarak bisa ditandai dengan ciri – ciri seperti pengelihatan akan suatu
objek benda atau cahaya menjadi kabur dan buram, bayangan benda terlihat seakan
seperti bayangan semu atau seperti asap, kesulitan melihat ketika malam hari, mata
terasa sensitif bila terkena cahaya, warna cahaya memudar dan cenderung berubah
warna saat melihat, misalnya cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kining dan
jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat ganda.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, untuk kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tertuang dapat dipertanggungjawabkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Astria, Sefti & Jeavery.2015. “Faktor – factor yang berhubungan dengan kejadian penyakit
katarak di poli mata RSUP Prof.Dr.R.D Kandou Manado”.e-journal Keperawatan
(eKp) Volume 3.
Depkes. 2007. Manajemen. Diunduh pada tanggal 19 September 2018 dari www.depkes.go.id:
http:// www.depkes.go.id
Firmansyah, B. 2015. Katarak belum jadi prioritas pemerintah. Diunduh pada Tanggal 19
September 2018 www.Liputan6.com:
http://m.liputan6.com/health/read/2256722/katarak-belum-jadiprioritas-pemerintah
Ilyas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ilyas S. Katarak (Lensa Mata Keruh), Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006.
12