Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK

Di tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen pengampu : Ns. Saniya, M. Kep

Oleh

RHESTY YULISTIA

1914401016

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKANBARU

T.A 2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTRA ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
2.1. Definisi...............................................................................................................
2.2. Etiologi...............................................................................................................
2.3. Patofisiologi/Woc...............................................................................................
2.4. Manifestasi Klinis..............................................................................................
2.5. Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium.........................................................
2.6. Terapi Obat-Obatan.............................................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................


3.1. Pengkajian...........................................................................................................
3.2. Diagnosa.............................................................................................................
3.3. Intervensi.............................................................................................................
3.5. Evaluasi...............................................................................................................

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan.........................................................................................................
4.2 Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan
Katarak. Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk penambahan pengetahuan mata
kuliah Keperawatan Gerontik, serta dalam pembuatan tugas yang di berikan oleh dosen mata
kuliah.
Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, kami tidak terlepas
dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi, baik dari penyusunan kalimat maupun
sistematikanya. Namun akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu kami
berharap kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan berbagai
masukkan yang bersifat membangun dari semua pihak, guna kelengkapan dan kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam kelancaran tahap demi tahap dalam penyusunan hingga penyelesaian makalah ini.
Sekian dan terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Biasanya
kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami
perubahan dalam waktu yang lama. (Tamsuri, 2011).
Data dari World Health Organization, katarak merupakan kelainan mata yang
menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan yang paling sering ditemukan. Di
Indonesia, katarak merupakan penyebab utama kebutaan. Prevalensi buta katarak 0,78%
dari Prevalensi kebutaan 1,5%. (Siswoyo, 2016).
Walaupun katarak adalah penyakit usia lanjut, namun 16-20% buta katarak telah
dialami oleh penduduk Indonesia pada usia 40-54 tahun, yang menurut criteria Biro Pusat
Stastitik (BPS) termasuk dalam kelompok usia produktif. Katarak kerap disebut-sebut
sebagai penyebab kebutaan nomor satu di Indonesia. Bahkan mengacu pada data World
Health Organization (WHO) katarak menyumbang sekitar 48% kasus kebutaan didunia.
Pada tahun 2013 prevalensi katarak semua umur sebesar 1,8% atau sekitar 18.499.734
orang dengan prevalensi berdasarkan umur ditemukan terbanyak pada umur diatas 50
tahun. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin sekitar 38,8% lakilaki dan 45,9%
perempuan. Sementara perkiraan insidensi katarak sebesar 0,1% per tahun. Selain itu,
penduduk Indonesia juga memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat
dibandingkan penduduk di daerah subtropis (Kemenkes RI, 2013).
Katarak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena faktor fisik, kimia, usia, Infeksi
virus masa pertumbuhan janin, dan penyakit. Terjadinya banyaknya jumlah penderita
katarak yang tidak dioperasi dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan secara baik
pada penderita katarak. Kekurangpahaman tersebut bisa disebabkan kurangnya akses
informasi mengenai penyebab dan pengobatan katarak, dan bila informasi tersebut telah
tersedia pun, pasien katarak tidak tahu kemana mencari tempat layanan pembedahan
katarak. Hal tersebut, menyebabkan penderita katarak terlambat berobat, yang akhirnya
membuat gangguan penglihatan yang sebenarnya reversible menjadi kadaluwarsa,
sehingga sampai saat ini masih banyak ditemukan kasus kebutaan karena katarak yang
tidak dioperasi.
1.1. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Katarak ?
2. Apa Etiologi dari Katarak ?
3. Bagaimana patofisiologi /woc dari Katarak?
4. Apa manifestasi klinis dari Katarak?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang dan laboratorium dari Katarak?
6. Bagaimana terapi Katarak obat-obatan
7. Askep Katarak

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Katarak


2. Untuk mengetahui etiologi dari Katarak
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Katarak
4. Untuk mengetahui apa manifestasi klinis Katarak
5. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dan laboratorium Katarak
6. Untuk mengetahui bagaimana terapi Katarak obat-obatan
7. Askep Katarak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat terjadiakibat
hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat jugaakibat dari kedua-
duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progesif.(Mansjoer, 2000 : 62)
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya
yangdisebabkan oleh berbagai keadaan. (Sidarta Ilyas, dkk, 2008) Katarak adalah opasitas
lensa kristalina atau lensa yang berkabut (opak) yangnormalnya jernih. Biasanya terjadi
akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada saatkelahiran (katarak congenital). (Brunner &
Suddarth: 2002)
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehinggamenyebabkan
penurunan/gangguan penglihatan (Admin,2009)Katarak merupakan keadaan patologik lensa
dimana lensa menjadi keruh akibathidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga
pandangan seperti tertutupair terjun atau kabut merupakan penurunan progresif kejernihan
lensa, sehinggaketajaman penglihatan berkurang (Corwin, 2000)Katarak adalah suatu
keadaan patologik lensa dimana lensa rnenjadi keruh akibathidrasi cairan lensa, atau
denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibatgangguan metabolism normal lensa yang
dapat timbul pada berbagai usia tertentu(Iwan,2009).

2.2. Etiologi

Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):

1. Usia lanjut dan proses penuaan


2. Congenital atau bisa diturunkan
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh factor lingkungan, seperti merokok atau bahan
beracun lainnya.
4. Katarak bias disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolic (misalnyadiabetes) dan
obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).Katarak juga dapat disebabkan oleh
beberapa faktor risiko lain, seperti:
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti:
penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes
melitus.

3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.


4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang,
sepertikortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).

2.3. Patofisiologi / Woc Pathway

Lensa yang normal adalah setruktur posterior iris yang jernih transparan berbentuk
seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga
komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus di Perifer ada kortek, dan yang
mengalami keduanya adalah anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus
mengalami perubahan warna menjadi coklatkekuningan.Di sekitar opasitas terdapat densitas
seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan
bentuk katarak yang paling bermakna seperti kristal salju.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya


transparansi.Perubahan dalam serabut halus multiple (zonula) yang memanjang dari badan
silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapatmenyebabkan
koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina.
Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensanormal disertai influx air ke dalam
lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yangtegang dan mengganggu transmisi sinar.
Teori lain mengatakan bahwa suatu enzimmempunyai peran dalam melindungi lensa dari
degenerasi. Jumlah enzim akanmenurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada
kebanyakan pasien yangmenderita katarak.

Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atausistemis
(diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang normal.Faktor yang paling
sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol,
merokok, dan asupan vitamin antioksidan yang kurangdalam jangka waktu yang lama.

PATHWAY

Usia lanjut dan Congenital atau Cedera mata Penyakit metabolik


proses penuaan bisa diturunkan. (misalnya DM)
Nukleus mengalami perubahan warna
Kurang menjadi coklat kekuningan
pengetahuan

Perubahan fisik (perubahan pd serabut halus multiple


(zunula) yg memanjang dari badan silier kesekitar
Tidak daerah lensa)
Kurang terpapar
mengenal
sumber terhadap
informasi Hilangnya
informasi
tranparansi lensa
tentang prosedur
tindakan
Perubahan kimia dlm protein lensa
Resiko Cedera pembedahan

Ansietas
koagulasi
Gangguan
penerimaan mengabutkan
sensori/status pandangan
organ indera
prosedur
Terputusnya protein lensa invasive
Menurunnya disertai influks air kedalam lensa pengangkatan
ketajaman katarak
penglihatan
Usia meningkat

Resiko tinggi
terhadap
Defisit Gangguan Penurunan enzim menurun
infeksi
perawat persepsi
an diri sensori-
perseptual Degenerasi pd lensa
penglihata
n
KATARAK

Post op Nyeri

2.4. Manifestasi Klinis

Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:


1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau sertagangguan
fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
Gejala objektif biasanya meliputi:
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akantampak
dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akandipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayanganterfokus pada retina.
Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup.
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Penglihatanseakan-akan
melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar
putih,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Gangguan penglihatan bisa berupa:
a) Peka terhadap sinar atau cahaya.
b) Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
c) Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
d) Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
3. Gejala lainya adalah :
a. Sering berganti kaca mata
b. Penglihatan sering pada salah satu mata

2.5. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


1) Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakankornea, lensa,
akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit system saraf, penglihatan ke retina.
2) Lapang Penglihatan : penuruan mungkin karena massa tumor, karotis, glaukoma.
3) Pengukuran Tonografi : TIO (12– 25 mmHg)
4) Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutupglukoma.
5) Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glaukoma
6) Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,
perdarahan.
7) Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8) EKG, kolesterol serum, lipid
9) Tes toleransi glukosa : kotrol DM
10) Keratometri.
11) Pemeriksaan lampu slit.
12) A-scan ultrasound (echography).
13) Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
14) USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

2.6. Terapi/ Obat-obatan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas / Data demografi

Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar
mataharisecara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan
dankeluarga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien.

2. Riwayat penyakit sekarang


Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:
a. Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak) .
b. Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
c. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
d. Perubahan daya lihat warna
e. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar
sangatmenyilaukan mata
f. Lampu dan matahari sangat mengganggu
g. Sering meminta ganti resep kaca mata
h. Lihat ganda
i. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)
j. Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain
3. Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien seperti:

a.DM

b.Hipertensi

c. pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicuresiko


katarak.

d. Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,

e. ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan padaradiasi,


steroid / toksisitas fenotiazin.

f.Kaji riwayat alergi

4. Riwayat Kesehatan KeluargaApakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem


vaskuler, kaji riwayat stress.

5. Pemeriksaan Fisik

a.Inspeksi

Dalam inspeksi, bagian-bagian mata yang perlu di amati adalah denganmelihat


lensa mata melalui senter tangan (penlight), kaca pembesar, slitlamp, dan oftalmoskop
sebaiknya dengan pupil berdilatasi. Dengan penyinaran miring ( 45 derajat dari poros
mata) dapat dinilai kekeruhan lensadengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa
yang keruh ( iris shadow ).Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya
imatur, sedang bayangan kecil dan dekat dengan pupil terjadi pada katarak matur

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes ketajaman penglihatan dansentral


penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan lensa, systemsaraf atau
penglihatan ke retina ayau jalan optic.
b. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatatatrofi
lempeng optic, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme.
c. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemi sistemik /infeksi
d. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk
memastikanaterosklerosis.
e. Tes toleransi glukosa / FBS : menentukan adanya/ control diabetes.

3.2. Diagnosa Keperawatan

1.Pre operasi

a. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengangangguan


penerimaan sensori/status organ indera.
b. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan,
kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungandengan
tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat,keterbatasan kognitif.
d. Ansietas berhubungan prosedur penatalaksanaan / tindakan pembedahan.
e. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.

2.Post operasi
a. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi.
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasive insisi
jaringan tubuh.
c. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengangangguan
penerimaan sensori/status organ indera
d. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan-
kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
3.3. Intervensi Keperawatan
1) Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengangangguan
penerimaan sensori/status organ indera.
a. Tujuan :
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenalgangguan
sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
b. Kriteria Hasil :
1. Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahann
2. Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
c. Intervensi
1. Tentukan ketajaman penglihatan, kemudian catat apakah satu atau duamata terlibat.
R/ : Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangiresiko kerusakan
lebih lanjut.
2. Observasi tanda-tanda disorientasi, Orientasikan klien tehadaplingkungan.
R/ : Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan.
3. Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dengan menyentuh.
R/ : Komunikasi yang disampaikan dapat lebih mudah diterima dengan jelas.
4. Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata,dimana dapat terjadi
bila menggunakan tetes mata.
R/ : Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata
dilator
5. ingatkan klien menggunakan kacamata katarak yang tujuannyamemperbesar kurang
lebih 25 persen, penglihatan perifer hilang dan butatitik mungkin ada.
R/ : membantu penglihatan pasien
6. Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan/posisi yang
tidak dioperasi.
R/ : memudahkan klien untuk berkomunikasi
3.4. Implementasi

Pelaksanaan merupakan langkah ke empat dalam tahap prose Keperawatan dengan


melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yangtelah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam pelaksanaan rencanatindakan keperawatan
terdapat dua jenis tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dantindakan kolaborasi (Hidayat,
2008)

3.4. Evaluasi Keperawatan

1. Tidak terjadi penurunan ketajaman penglihatan , ketajaman penglihatan stabil


2. Cedera tidak terjadi
3. Kebutuhan pengetahuan terpenuhi
4. Kecemasan berkurang atau terkontrol
5. Peningkatan aktivitas perawatan diri
6. Infeksi tidak terjadi
7. Nyeri berkurang atau terkontrol

BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata,
sehinggamenyebabkan penurunan/gangguan penglihatan (Admin,2009)Katarak
merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibathidrasi cairan
lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutupair terjun atau
kabut merupakan penurunan progresif kejernihan lensa, sehinggaketajaman
penglihatan berkurang (Corwin, 2000)Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa
dimana lensa rnenjadi keruh akibathidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa.
Kekeruhan ini terjadi akibatgangguan metabolism normal lensa yang dapat timbul
pada berbagai usia tertentu(Iwan,2009).\
4.2. Saran
Penulis menyarankan agar perawat mampu memberikan asuhankeperawatan
pasien dengan gangguan katarak dengan baik sehingga klien mampu berinteraksi
dengan lingkungan sekitar. Perawat juga mampu memberikan hubungan saling
percaya kepada klien(pasien dankeluarga) sehingga memudahkan tercapainya asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan katarak.

DAFTAR PUSTAKA
American Academy Ophtalmology, Lens, and Cataract, Basis and Clinical Science Course,
Section 11. 2005-2006. Sanfransisco: p 21-32, 96-37, 153-154.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Departmen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Rencana Strategis Nasional


Penanggunalangan Gangguan Penglohatan dan Kebutaan (PGPK) untuk mencapai
Vision 2020. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Khusus dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Gangguan Kesehatan Indera Penglihatan


dan Pendengaran. Analisis Data Morbiditas-Disabilitas, SKRT-SURKRSNAS 2001.
Sekretariat SURKESNAS: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Khusus dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Doenges, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Guyton and Hall. 1997. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Ilyas, S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. 3rd edition. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Kupfer, C. 1984. The Consequest of Cataract: a Global Challenge. UK: Trans Ophtalmol
Soc.

Mansjoer, Arif., et al. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius

http://mypotik.blogspot.com/2010/08/penyakit-katarak.html

Anda mungkin juga menyukai