Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

TATA LAKSANA SKRINING KATARAK

PUSKESMAS TAMAN
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : dr. RACHMAD SUDARTO
NIP : 19680110 200801 1 009
Jabatan : Plt. Kepala Puskesmas Taman

Mengesahkan Panduan Tata Laksana Skrining Katarak sebagai panduan


pelayanan di Puskesmas Taman.

Sidoarjo, 01 Desember 2018


Plt. KEPALA PUSKESMAS TAMAN

dr. RACHMAD SUDARTO


NIP.19680110 200801 1 009

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Panduan Program Tatalaksana


Skrining Katarak Puskesmas Tamandapat kami selesaikan sebagai dasar acuan
pelaksanaan Panduan ProgramTatalaksana Skrining Katarak di Puskesmas Taman.
Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam
panduan ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik yang
bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan panduan ini.
Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba sampai
ditetapkannya standar ini.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BABI DEFINISI........................................................................................................ 1
BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA......................................................................................... 3
BAB IV DOKUMENTASI......................................................................................... 6

iii
BAB I

DEFINISI

Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat


mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak merupakan
penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di
dunia. Setidaknya terdapat delapan belasj uta orang di dunia menderita kebutaan akibat
katarak. Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil survey kesehatan indera 1993-1996,
katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar 52%.
Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi padalen samata,
yang menghalangi sinar masuk kedalam mata. Katarak terjadi karena factor usia,
namun juga dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kondisi tersebut. Katarak
juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi atau penyakit lainnya.Katarak adalah proses
degenerative berupa kekeruhan lensa yang dialami bola mata sehingga menyebabkan
menurunnya kemampuan peglihatan sampai kebutaan. Proses degenerative erat
kaitannya dengan defisien simikro-nutrient (antioksidan seperti vitamin C, E,dan A ;
riboflavin, niasin dan sebagainya) dan berbagai penyakit sistemik.
Katarak terjadi pada usia lanjut dan pada sebagian penduduk usia produktif
berusia kurang dari 55 tahun (16 – 22%) serta merupakan penyebab utama kebutaan.
Maka diperlukan adanya skrining katarak dan Skrining itu sendiri adalah deteksi dini dari
suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan klinis.
Dalam rangka pelaksanaan Panduan yang ada di Puskesmas Taman ini
dipandu oleh adanya Visi, Misi dan Tata Nilai Puskesmas. Visi Puskesmas Taman
adalah terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu, untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Taman. Dan Misi Puskesmas
Taman antara lain menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar kesehatan yang
bermutu, dan sesuai standar, meningkatkan kualitas sumber daya manusia Puskesmas
Taman, serta meningkatkan pemberdayaanmasyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Taman. Adapun Tata Nilai Puskesmas Taman adalah “TAMAN”, yang artinya Terbaik,
Aman, Memuaskan, Akurat dan Nyaman.

1
BAB II

RUANG LINGKUP

A. Jenis Katarak;
B. PenyebabKatarak;
C. Terapi;
D. Prosedur Tata Laksana Skrining Katarak.

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. JENIS JENIS KATARAK


Jenis- jenis katarak menurut (Vaughan, 2000) hal 177- 181 terbagi atas :
1. Katarak terkaitusia (katarak senilis)
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu –
satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin
kabur.
2. Katarak anak- anak
Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
3. Katarak kongenital, yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya.
Banyak katarak kongenital yang tidak diketahui penyebabnya walaupun
mungkin terdapat factor genetik, yang lain disebabkan oleh penyakit infeksi
atau metabolik, atau berkaitan dengan berbagai sindrom.
4. Katarak didapat, yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-
sebab spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan oleh trauma, baik
tumpul maupun tembus. Penyebab lain adalah uveitis, infeksi mata didapat,
diabetes dan obat.
5. Katarak traumatic
Katarak traumatik paling sering disebabkanoleh cedera benda asing di lensa
atau trauma tumpul terhadap bola mata.Lensa menjadi putih segera setelah
masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan
humor aqueus dan kadang- kadang korpusvitreum masuk kedalam struktur
lensa.
6. Katarak komplikata
Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraocular pada
fisiologilensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan
akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit- penyakit intraokular yang
sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah uveitis
kronikataurekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan retina.
7. Katarak akibat penyakit sistemik
Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan sistemik berikut:
diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, distrofimiotonik, dermatitis atropik,
galaktosemia, dan syndrome Lowe, Werner atau Down.
8. Kataraktoksik
Kataraktoksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai
akibat penelanan dinitrofenol (suatu obat yang digunakan untuk menekan
nafsu makan). Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik secara

3
sistemik maupun dalam bentuk tetes yang dapat menyebabkan kekeruhan
lensa.
9. Katarak ikutan
Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak
traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak
ekstrakapsular.

B. PENYEBAB KATARAK
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Anak bias mengalami
katarak yang biasanya merupakan penyakit yang diturunkan, peradangan di dalam
kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarakkongenital. Lensa mata
mempunyai bagian yang disebut pembungkus lensa atau kapsullensa, korteks
lensa yang terletak antara nucleus lensa atau intilen sadengan kapsullensa. Pada
anak dan remaja nucleus bersifat lembek sedang pada orang tua nucleus ini
menjadi keras.Katarak dapat mulai dari nukleus, korteks, dan sub kapsularis
lensa. Dengan menjadi tuanya seseorang maka lensa mata akan kekurangan air
dan menjadi lebih padat. Lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya,
sehingga kemampuannya memfokuskan benda dekat berkurang. Hal ini mulai
terlihat pada usia 45 tahun dimana mulai timbul kesukaran melihat dekat
(presbiopia). Pada usia 60 tahun hampir 60% mulai mengalami katarak atau lensa
keruh. Katarak biasanya berkembang pada kedua mata akan tetap
iprogresivitasnya berbeda. Kadang – kadang penglihatan pada satu mata ternyata
berbeda dengan mata yang sebelahnya. Perkembangan katarak untuk menjadi
berat memakan waktu dalam bulan hingga tahun. Berbagai factor dapat
mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain dapat mempengaruhi
kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa seperti diabetes melitus, obat
tertentu, sinar ultra violet B dari cahaya matahari, efek racun dari merokok, dan
alkohol, gizi kurang vitamin E, dan radang menahun di dalam bola mata. Obat
tertentu dapat mempercepat timbulnya katarak seperti betametason, klorokuin,
klorpromazin, kortison, ergotamin, indometasin, medrison, neostigmin, pilokarpin
dan beberapa obat lainnya. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti diabetes
mellitus dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan
katarak komplikata (Ilyas, 2006) .

C. TERAPI
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat mencegah katarak.
Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses bertambah
keruhnya lensa untuk menjadi katarak (Ilyas, 2006).Meski telah banyak usaha
yang dilakukan untuk memperlambat progresifitas atau mencegah terjadinya

4
katarak, tatalaksana masih dengan pembedahan (James, 2006). Untuk
menentukan waktu katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam
penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan. Tajam penglihatan dikaitkan
dengan tugas sehari-hari penderita. Digunakan nama insipien, imatur, matur, dan
hipermatur didasarkan atas kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi
(Prof. Dr. Sidarta Ilyas, dkk, 2002). Operasi katarak terdiri dari pengangkatan
sebagian besar lensa dan penggantian lensa dengan implant plastik. Saat ini
pembedahan semakin banyak dilakukan dengan anestesi local dari pada
anestesiumum. Anestesi local diinfiltrasikan di sekitar bola mata dan kelopak mata
atau diberikan secara topikal. Operasi dilakukan dengan insisi luas pada
periferkornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata)
katarak ekatrak apsular. Insisi harus dijahit. Likuifikasi lensa menggunakan
probeultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil darikornea
atau sklera anterior (fakoemulsifikasi).

D. MENGOBATI MASALAH LAIN


Apabila ditemukan penderita katarak disertai dengan penyakit lain, maka
diberikan pengobatan sesuai indikasi.

E. PROSEDUR TATALAKSANA SKRINING KATARAK


1. Petugas mengumpulkan peserta yang akan diskrining. Peserta lansia adalah
target skrining katarak yang dikumpulkan pada saat posyandu lansia;
2. Petugas memberikan salam dan memperkenalkan diri;
3. Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen atau Tumbling E chart dengan
koreksi terbaik atau menggunakan pinhole;
4. Pemeriksaan dengan lampu senter dan lup untuk segmen anterior di mana
tidak ditemukan kekeruhan kornea dan tampak reflek pupil masih baik;
5. Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan tonometer Schiotz;
6. Jika TIO dalam batas normal (kurang dari 21 mm Hg) dilakukan dilatasi pupil
dengan tetes mata Tropicanamide 0.5%. Setelah pupil cukup lebar dilakukan
pemeriksaan dengan lampu senter dan lup untuk melihat kekeruhan lensa
serta pemeriksaan funduskopi jika masih memungkinkan;
7. Petugas mencatat data – data pasien yang telah diperiksa;
8. Pasien dianjurkan melakukan konsultasi selanjutnya ke puskesmas apabila
terdapat keluhan.

5
BAB IV

DOKUMENTASI

A. Kegiatan di Dalam Gedung :


Setelahselesaipelayanan, data – data pasien :
1. DitulisdalamBuku Register;
2. di-input dalam p-care melalui computer.
B. Kegiatan di Luar Gedung :
1. Buku Tugas Luar.

Anda mungkin juga menyukai