Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN ELIMINASI

FILARIASIS DI INDONESIA

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH


SEKSI PENGENDALIAN PENYAKIT
PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK
*FILARIASIS
(Penyakit Kaki Gajah)

• Penyakit menular menahun, disebabkan oleh


cacing filaria & ditularkan melalui nyamuk

• Menimbulkan kecacatan menetap, stigma


sosial, hambatan psikologis

• Menurunkan kwalitas SDM dan menimbulkan


kerugian ekononomi
* BAGAIMANA CARA PENULARAN FILARIASIS?

Cacing dewasa Anak cacing


Anak cacing (Mikrofilaria)
dalam tubuh (mikrofilaria) masuk pembuluh
manusia darah tepi

Cacing masuk ke badan Nyamuk menghisap darah


orang lain yang digigit orang yang mengandung
nyamuk mengandung anak anak cacing
cacing
PENYEBAB FILARIASIS
3 SPESIES CACING filaria

Microfilaria dari spesies Microfilaria dari spesies


Wuchereria bancrofti Brugia malayi

Microfilaria dari spesies Brugia timori


*Di Indonesia, penyakit kaki gajah disebabkan
oleh tiga spesies cacing filaria:
 Brugia malayi
 Wuchereria bancrofti
 Brugia timori

*
Di Jawa Tengah, sebagian besar
disebabkan oleh Wucheria bancrofti.
*Sebagai vektor penyakit kaki gajah adalah
nyamuk.
*Di Indonesia terdapat 23 spesies nyamuk
dari genus Mansonia, Anopheles, Culex,
Aedes, dan Armigeres.
*Ma.Uniformis (B. Malayi) *
*Vektor Filariasis di Jawa Tengah:
Cx. Quinquefasciatus W. Bancrofti)
NYAMUK PENULAR FILARIASIS

Semua nyamuk dpt jadi vektor penular filariasis !!


TEMPAT NYAMUK BERKEMBANG BIAK

GOT / SALURAN AIR


SAWAH

Rawa-rawa Tanaman air


GEJALA KLINIS
a) Tahap awal (Akut)
 Demam berulang > 1 – 2 x setiap bulan bila bekerja berat, tapi
dpt sembuh tanpa diobati
 Timbul benjolan & terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak
tanpa ada luka
GEJALA KLINIS
b) Tahap lanjut (Kronis)
 Pembesaran yang hilang timbul pada kaki,
tangan, kantong buah zakar, payudara & alat
kelamin wanita
 Lama kelamaan pembesaran tsb menjadi cacat
menetap
PENDERITA KAKI GAJAH
(Limfedema)
PENDERITA KAKI GAJAH
PENDERITA LIMFEDEMA
(anak-anak)
PENDERITA LIMFEDEMA
TIDAK HANYA DI KAKI, TETAPI JUGA BISA DI LENGAN
Mengenai Alat Kelamin (Hidrokel)
KASUS FILARIASIS
DI JAWA TENGAH S/D TAHUN 2015
3
JEPARA
15
5 PATI 3
108 15 REMBANG
2 KUDUS
DEMAK
BREBES BATANG KENDAL 16
48 5 15
TEGAL 3 11 KOTA SMG
20 GROBOGAN BLORA
32 PEMALANGPKLONGAN
1
TMG 2
CILACAP
37 PBLG Bjngr 9 12 4
8 Kab. Semarang Sragen
BANYUMAS 2 WNSB 1
6 3 4
14 Boyolali
KEBUMEN PWREJO Mgl 2 KRANYAR
10 KLATEN 11
3 D.I.Y 4 SKHJ
4 2
WONOGIRI

Total: 503
16
*

JEPARA

KOTA PKLONGAN PATI


KUDUS REMBANG
DEMAK
BREBES BATANG
TEGAL KENDAL KOTA SMG GROBOGAN BLORA
PEMALANG PKLONGAN

CILACAP PBLG Bjngr TMG


Kab. Semarang SRAGEN
BANYUMAS WNSB
Boyolali
Mgl KRANYAR
KEBUMEN
PWREJO KLATEN SKHJ

WONOGIRI
Endemis filariasis
Penduduk
beresiko
100 orang sudah tertular
(belum ada gejala tapi
berpotensi menularkan)

10 Kasus Akut

(sudah ada gejala)

1 Kasus
Kronis
* DAERAH ENDEMIS FILARIASIS DI
INDONESIA
ELIMINASI FILARIASIS

KOMITMEN INTERNASIONAL
WHA Resolution, 1997
” Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public
Health Problem”

WHO Global Commitment, 2000


“ The Global Goal of Elimination of Lymphatic
Filariasis as a Public Health Problem by the year
2020”
STRATEGI PROGRAM
1. Memutuskan mata rantai penularan filariasis 
Pemberian obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis di
daerah endemis.
STRATEGI

2. Mencegah dan membatasi kecacatan


 penatalaksanaan kasus filariasis
*SASARAN POPM FILARIASIS
 Semua penduduk di daerah endemis filariasis umur 2–70 thn

 Pengobatan dpt ditunda sementara bagi :


1. Anak berusia < 2 tahun
2. Ibu hamil
3. Penderita gangguan fungsi ginjal
4. Penderita ggn fungsi hati (gagal hati kronik, akut)
5. Penderita epilepsi
6. Sedang sakit berat
7. Penderita kronis filariasis dalam serangan akut
8. Anak dengan marasmus dan atau kwasiorkor
*JENIS OBAT
Albendazole 400 mg Diethylcarbamazine 100 mg

- Disediakan oleh Pemerintah (Masyarakat tidak bayar)


- Tidak dijual bebas (obat program), tersedia di Puskesmas
CACINGAN
Akselerasi
Eliminasi Filariasis
2015-2019
* Akselerasi Eliminasi Penyakit Kaki
Gajah di Indonesia

Pengendalian Penyakit Kaki Gajah di Indonesia dimulai


sejak 45 tahun yang lalu (1970), prevalensi berhasil
diturunkan dari waktu ke waktu, pada tahun 1980
prevalensi mikrofilaria 19,5% dan telah menurun
menjadi 4,7% pada tahun 2014.
Pemerintah bertekad mewujudkan Indonesia Bebas
Penyakit Kaki Gajah tahun 2020.
Untuk mempercepat terwujudnya Indonesia Bebas
Penyakit Kaki Gajah akan diadakan percepatan
penanggulangan penyakit kaki gajah melalui Bulan
Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (BELKAGA) setiap bulan
Oktober selama 5 tahun (2015-2019).
Kampanye Nasional POPM Filariasis
Bulan Eliminasi Kaki Gajah
(BELKAGA)

o Bulan dimana setiap penduduk kabupaten/kota endemis


Kaki Gajah serentak minum obat pencegahan.
o Dilaksanakan setiap bulan Oktober selama 5 tahun
berturut-turut (2015-2019)
o Dicanangkan tgl 1 Oktober 2016. Pada saat yang bersamaan
di Provinsi & Kab/Kota endemik lainnya dilakukan
pencanangan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
o BELKAGA menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pelaksanaannya memerlukan dukungan
kementerian dan lembaga terkait.
* Dukungan yang diperlukan
BELKAGA

• Dukungan kebijakan Pemerintah Daerah dalam


pelaksanaan Belkaga
• Publikasi, sosialisasi dan advokasi Belkaga
• Mobilisasi sumber daya, anggaran dan logistik
pelaksanaan Belkaga
• Penggerakan masyarakat untuk minum obat di
kabupaten/Kota endemik
• Kegiatan lain yang mendukung suksesnya
pelaksanaan Belkaga dalam koridor peraturan
perundangan yang berlaku
PERAN PUSAT
1. Penyediaan Obat (DEC dan Albendazole)
2. Penyediaan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria
3. Asistensi Teknis dan Bimtek
4. Material, TV spot nasional
5. Stimulan operasional melalui dana Dekon
6. Dll

• Menjamin ketersediaan dana operasional POMP


Filariasis selama 5 tahun berturut-turut
• Menjamin tatalaksana kasus kronis filariasis
• Menjamin keberlangsungan penyuluhan kesehatan dan
pengendalian nyamuk penular filariasis
*KOMITMEN PEMERINTAH
TERHADAP BELKAGA
MARI SUKSESKAN BELKAGA
OKTOBER 2015-2020

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai