Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

TUGAS UPAYA PENINGKATAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA PNS

AGENDA I LATSAR CPNS 2021

Di Susun Oleh :

Di Susun Oleh :

Angkatan III Kelompok 3

Muhammad Asri, S.Kep.,Ns

dr. A. Yusriana Azzahra Tayeb

Firnawati, S.Tr.Kes

Sri Rahmi Kurniati, S.Tr.AK

Ayu Lestari, S.ST


A. Identifikasi dan deskripsi isu

Permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgent

dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi

marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba

secara signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan

narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin masif pula jaringan sindikatnya.

Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup

dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa depan bangsa dan negara,

tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan. Sampai

saat ini tingkat peredaran narkoba sudah merambah pada berbagai level, tidak hanya

pada daerah perkotaan saja melainkan sudah menyentuh komunitas pedesaan.

(AMANDA, 2017)

Angka prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia Tahun 2017 sebesar

1,77% . Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan angka prevalensi

penyalahgunaan narkoba tertinggi. Pada umumnya penderita ketergantungan narkoba

umumnya berusia 15-24 tahun yang masih menempuh pendidikan (BNN, 2017)

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Petrus Reinhard Golose,

survei tersebut dilakukan oleh BNN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan

Badan Pusat Statistik (BPS). Disebutkan kondisi penduduk Indonesia yang terpapar

narkotika, pertama adalah kelompok yang pernah mengonsumsi narkotika sebanyak

4.534.744 pada 2019. Angka ini naik menjadi 4.827.619 pada 2021. Kedua,

kelompok setahun pemakai yakni 3.419.188 pada 2019 meningkat menjadi 3.662.646
pada 2021. Dengan demikian bisa kita menarik kesimpulan prevalensi mengalami

kenaikan yakni pada 2019 sebesar 1,8% menjadi 1,95% pada tahun 2021 berarti

kenaikan 0,15%,". (Antara News, 2022)

Isu narkotika menjadi salah satu isu global yang menjadi concern utama bagi

negara-negara di dunia. Meningkatnya peredaran narkotika di berbagai penjuru dunia

menjadikan fenomena ini penting untuk mendapat antisipasi yang efektif baik dalam

pemerintahan suatu negara maupun dunia internasional pada umumnya. Berbagai cara

dilakukan dalam penanggulangan narkotika dengan melihat fakta bahwa narkotika

merupakan ancaman signifikan terhadap keamanan nasional di berbagai negara.

(Satris, 2017)

Situasi dan kondisi yang terus berkembang, global, regional, dan nasional yang

berkaitan dengan masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,

psikotropika, dan prekursor narkotika merupakan masalah besar yang dihadapi

seluruh bangsa di dunia, terutama negara miskin. Masing-masing negara telah

berusaha menjawab Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan tersebut dengan

berbagai pendekatan, metode, dan cara sesuai dengan situasi dan kondisi serta sitem

dan cara pemerintah masing-masing, termasuk Indonesia dengan menggugah

kesadaran ASN khususnya PNS untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga

untuk menyelamatkan negara dari bahaya Tindak Pidana Narkotika yang pada saat ini

Darurat Narkoba.

B. Penyebab Terjadinya Isu

1. Latar belakang riwayat keluarga yang kurang pengawasan terhadap anak

membuka peluang bagi seseorang melampiaskannya pada narkoba


Kondisi keluarga yang kurang pengawasan atau kurang harmonis bisa menjadi

salah satu penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba pada seorang.

Keterbatasan ruang untuk mengekspresikan diri dalam lingkungan keluarga

dijadikan satu alasan besar bagi seseorang untuk berteman dengan narkoba.

Seseorang memiliki anggapan bahwa bila dunia tak peduli dengannya, mengapa

dirinya harus peduli.(BNN SUMSEL, 2021)

2. Masyarakat yang toksic atau maraknya kawasan rawan narkoba

Maraknya Kawasan Rawan Narkoba Maraknya produksi narkotika,

penyelundupan, peredaran gelap dan bisnis ilegal yang melibatkan masyarakat,

semakin memperparah kondisi penanggulangan narkoba. Masyarakat yang

sebelum menjadi obyek dalam P4GN dengan paradigma baru P4GN harus

menjadi subyek dan obyek sekaligus dalam P4GN. Kondisi masyarakat yang

beragam status sosial, budaya, domisili dan ekonominya menjadi segmen-segmen

peredaran gelap narkoba yang terus diincar sindikasi narkoba. Kawasan-kawasan

rawan dan pasar narkoba terus diciptakan guna memuluskan lancarnya distribusi

dan penyediaan pasokan narkoba.

Kawasan narkoba seperti senjata jaringan sindikat narkoba untuk melemahkan

ketahanan dan keberdayaan masya-rakat serta kepercayaan akan kemampuan

pemerintah dalam upaya P4GN. Kawasan-kawasan rawan narkoba tersebut

seperti ada dan tiada. Ada ketika aksi penggerebe-kan dan penyitaan terus

dilancarkan dan tiada, ketika operasi tersebut surut kembali peredaran gelap

beraksi menjajakan narkoba (LAN, 2019)

3. Keliru memilih pergaulan dan lingkungan social (Pergaulan bebas)


Hampir 40 persen faktor penyalahgunaan narkoba diakibatkan oleh pergaulan

yang kurang sehat. Keliru dalam memilih sebuah pergaulan memudahkan

seseorang jatuh dalam jerat narkoba. Biasanya, seseorang hanya memikirkan

kesenangan tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang akan diterima.

4. Mudahnya akses jual beli sediaan Narkoba

Peningkatan Sediaan Narkoba Fenomena masalah narkoba tidak berdiri

sendiri namun saling terkait dan menimbulkan jejaring yang rumit bisa tidak

diputus secara tuntas mata rantai dan akarnya. Begitu juga dengan pasokan

narkoba yang dipicu dengan tingginya angka permintaan menjadi faktor

pengimbang dari hukum pasar narkoba tersebut, dimana ada permintaan maka

akan diimbangi dengan adanya pasokan. Sementara jumlah tersangka yang

berhasil ditangkat juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 16,47% yaitu

dari 8.651 orang pada tahun 2007 menjadi 15.683 orang pada tahun 2011. Barang

bukti jenis Shabu yang disita mengalami peningkatan yang sangat tajam yaitu

sebesar 208,4% dari 354.065,84 gram (2010) menjadi 1.092.029,09 gram (2011).

Demikian juga data dari hasil penyitaan Shabu oleh Ditjen Bea dan Cukai

tahun 2011 juga menunjukkan peningkatan. Jenis kasus distribusi, konsumsi, dan

kultivasi meningkat pada tahun 2011 yaitu sebesar 14,2% atau 2.418 kasus untuk

jenis kasus distribusi, 7,6% atau 721 kasus untuk jenis kasus konsumsi, dan 38%

atau 19 kasus untuk jenis kasus kultivasi dari tahun 2010. Sedangkan jenis kasus

kultivasi meningkat sangat tajam pada tahun 2011 yaitu sebesar 66,3% atau 59

kasus dari tahun 2010. Barang bukti, jenis narkoba baru, jalur dan modus narkoba

terus berkembang dan meningkat dalam memasok narkoba. Peredaran gelap


narkoba terus menyasar dan melibatkan lingkungan dan kawasan, dimana

manusia melakukan peredaran aktifitasnya dan pendapatannya. Mulai dari

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kampus, lingkungan kerja

(pemerintah dan swasta) dan lingkungan masyarakat, baik di kawasan perkotaan,

perdesaan, pinggiran dan perbatasan (LAN, 2019)

5. Kurangnya informasi terkait penyuluhan penyalahgunaan narkoba

Salah satu hal yang menyebabkan pelajar atau mahasiswa menyalah

gunakan narkoba adalah kurangnya informasi tentang bahaya narkoba. Salah satu

upaya yang dilakukan untuk memberikan informasi tentang bahaya narkoba

adalah melalui penyuluhan dengan metode ceramah (Irma Noervadila, 2021).

c. Dampak Isu

Dampak dari penyalahgunaan narkoba yang semakin tidak terkendali yaitu

Merusak akhlak generasi muda, Rusaknya hubungan keluarga, Memberikan dampak

buruk bagi kesehatan


d. Analisis dengan fishbone diagram untuk menemukan hubungan sebab-akibat pada

isu Penyalahgunaan Narkoba

Penyebab Akibat

1. Merusak akhlak
Surroundings System generasi muda

Kurangnya informasi 2. Rusaknya


1. Pergaulan bebas terkait penyuluhan
2. Kurangnya penyalahgunaan hubungan
pengawasan orang tua narkoba
terhadap anak/Kurang keluarga
Harmonis
3. Memberikan

dampak buruk

1. Masyarakat bagi kesehatan


Kemudahan mengakses sekitar yang
social media toxic
2. Mudahnya akses
jual beli sedian
narkoba

Skills Suppliers

e. Rekomendasi alternative penyelesaian isu

Isu : Tingginya prevalensi Penggunaan Narkoba Semakin Meningkat

Penyebab : Pergaulan bebas, Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak,

Kurangnya informasi terkait penyuluhan penyalahgunaan, kemudahan

mengakses social media, Masyarakat sekitar yang toxic, Mudahnya

akses jual beli narkoba.


No. Alternative Tahapan Setiap Hasil Yang Pihak yang

Penyelesaian Alternatif Diharapkan Berperan

1 Berkordinasi dengan 1.Melakukan Masyarakat paham

pihak-pihak berwajib penyuluhan terhadap bahaya

seperti kepolisian, kesehatan terkait penyalahgunaan


narkoba sehingga
1. Kepolisian
BNN, Lingkungan bahaya
bisa menjaga diri 2. BNN
sekolah dan tokoh penyalahgunaan
dari penyalahgunaan 3. Petugas
masyarakat mengenai narkoba disetiap
narkoba. kesehatan
bahaya pemakaian sekolah.(POL
4. Guru
narkoba PP NTB, 2017)
5. Tokoh
2.Melakukan
Masyaraka
penyuluhan
t
kesehatan terkait
6. Lingkunga
bahaya
n Keluarga
penyalahgunaan

narkoba

dimasyarakat

2 Membuat kegiatan Melakukan Kegiatan ini Para generasi

dalam rangka kampanye anti diharapkan agar Muda

memperingati hari anti penyalahgunaan para pemuda dapat

narkoba. narkoba memahami dampak

penyalahgunaan

narkoba
3 Sebagai tenaga Memberikan Masyarakat lebih 1. Petugas

kesehatan yang peduli informasi terkait memahami dampak kesehatan

terhadap lingkungan penyalahgunaan penyalahgunaan 2. Masyarakat

sekitar narkoba melalui narkoba

media leaftlet

atau brosur

ditempat kerja
DAFTAR PUSTAKA

AMANDA, M. P. (2017). PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA. 4, 339–

345.

Antara News. (2022). Prevalensi pengguna narkoba di 2021 meningkat jadi 3,66 juta jiwa.

https://www.antaranews.com/berita/2696421/bnn-prevalensi-pengguna-narkoba-di-2021-

meningkat-jadi-366-juta-jiwa#:~:text=Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan,atau 3%2C66

juta jiwa.

BNN. (2017). Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba di 34 Provinsi.

https://perpustakaan.bnn.go.id/sites/default/files/Buku_Digital_2021-03/

BK0188_Survei_Nasional_Penyalahgunaan_Narkkoba_di_34_Provinsi_Tahun_2017_

BNN_UI.pdf

BNN SUMSEL. (2021). 5 (lima) Faktor Penyalahgunaan Narkoba. https://sumsel.bnn.go.id/5-

lima-faktor-penyalahgunaan-narkoba/

Irma Noervadila. (2021). PENYULUHAN PENGARUH NEGATIF NARKOBA BAGI

MASYARAKAT DI DESA BATTAL KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO.

5(2). https://doi.org/10.36841/integritas.v5i2.974

LAN. (2019). Pelatihan dasar calon pns analisis isu kontemporer.

POL PP NTB. (2017). KEGIATAN PENYULUHAN BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAGI GENERASI MUDA KHUSUSNYA PELAJAR SLTA.

https://polpp.ntbprov.go.id/berita-203-kegiatan-penyuluhan-bahaya-penyalahgunaan-

narkoba-bagi-generasi-muda-khususnya-pelajar-slta.html

Satris, R. (2017). Kajian Analisis Perkembangan Narkotika di Yogyakarta sebagai Bagian dari
Isu Non Tradisional. https://transformasiglobal.ub.ac.id/index.php/trans/article/view/73/63

Anda mungkin juga menyukai