Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PKL KELOMPOK 3

A. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Coronavirus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh


Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau yang kini dinamakan SARS-CoV-2 yang
merupakan virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas hingga pada kasus yang berat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian. Penambahan
dan penyebaran kasus COVID-19 secara global berlangsung cukup cepat. Pada tanggal
28 Maret 2020 WHO risk assessment memasukkannya dalam kategori Very High.
COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO, 2020).

Sampai dengan tahun 2019, terdapat 10.134 Puskesmas sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Puskesmas merupakan garda terdepan dalam
memutus mata rantai penularan COVID-19 karena berada di setiap kecamatan dan
memiliki konsep wilayah. Dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, Puskesmas perlu
melakukan berbagai upaya dalam penanganan pencegahan dan pembatasan penularan
infeksi. Meskipun saat ini hal tersebut menjadi prioritas, bukan berarti Puskesmas dapat
meninggalkan pelayanan lain yang menjadi fungsi Puskesmas yaitu melaksanakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama
seperti yang ditetapkan dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

Puskesmas tempuran adalah salah satu puskesmas di Kecamatan Tempuran


Kabupaten Magelang. Jumlah penduduk 51.041, Jumlah KK 12.987 dan Jumlah desa 15
dengan jumlah petugas kesehatan sebanyak 32 orang yang terdiri dari Kepala puskesmas,
Kasubbag TU, dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, bidan, analisis laboratorium,
asisten apoteker, rekam medis, nutrisionis, sanitarian, kesehatan masyarakat, dan akuntan
yang mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing. Puskesmas tempuran mempunyai
visi, misi, dan tata nilai serta budaya kerja Puskesmas.
VISI PUSKESMAS TEMPURAN: Prima Dalam Pelayanan Kesehatan Menuju
Masyarakat Tempuran Untuk Hidup Sehat
MISI PUSKESMAS TEMPURAN :
a. Meningkatkan kompetensi pegawai Puskesmas Tempuran
b. Meningkatkan sarana pelayanan kesehatan
c. Memberikan pelayanan yang berkualitas
d. Memberdayakan masyarakat untuk ikut aktif memelihara kesehatan diri,
keluarga, dan lingkungan
TATA NILAI :
a. BerEmpati terhadap pasien
b. Menciptakan rasa NYaman di lingkungan kerja
c. Unggul dalam cita - cita
d. Dengan tujuan Mulia
BUDAYA KERJA :
a. S Selalu penuh Semangat
b. M Dalam Melayani masyarakat
c. A Amanah dalam menjalankan tugas
d. R Menjaga keRapian di lingkungan kerja
e. T Bekerja dengan Tertib
2. Tujuan
Untuk mengetahui cara yang dilakukan puskesmas dalam melakukan pelayanan di
masa pandemic Covid 19
3. Sasaran
Sasarannya adalah Kepala Puskesmas Tempuran, Staf Puskesmas lainnya dan
kader.
4. Waktu dan tempat
Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 April 2021 di Puskesmas
Tempuran.
B. BAB II HASIL KEGIATAN OBSERVASI
1. Pelayanan KIA dan Gizi

No Point Observasi Pemaparan


1 Pelaksanaan kelas ibu hamil dan Dilaksanakan 4x dengan 1x perbualan
balita dilaksanakan berapa kali, pertemuan, jumlah peserta sebanyak 10 orang
jumlah peserta dan siapa dan dengan status normal.
pesertanya? Untuk balita dan ibu hamil yang beresiko
dilakukan kunjungan rumah.
2 Apakah ada permasalahan dan Inovasi belum ada, Permasalahan stunting
inovasi untuk bayi dan balita? masih terpantu dan angkanya masih dibawah
dari angka batas permasalahan.
3 Apa yang melatar belakangi inovasi Angka anemia tinggi, saat ditemui ibu hamil
GAYATRI banyak yang anemia sehingga kita buat atau
kita cari solusi penyuluhan dan pemberian
tablet Fe kepada remaja dan calon ibu hamil.
Tujuan :
Agar angka anemia pada ibu hamil dan remaja
berkurang di wilayah kerja
4 Pembinaan dukun bayi dan jumlah Ada 12 dukun bayi, pembinaan dilakukan
dukun bayi yang ada diwilayah setiap 35 hari dengan materi perawatan tali
kerja Puskesmas? pusar, materi manfaat imuniasi
Tujuan : agar dukun tersebut bisa memberikan
pengarahan kepada ibu hamil yang berkunjung
ke dukun tersebut (karena wilayah kerja masih
ada pemukiman di penggunungan) sehingga
masih ada masyarakat yang datang kedukun
karena jarak rumah yang dekat dengan rumah
dukun, namun dukun tidak memberikan
pelayanan kesehatan
5 Konseling gizi dilakukan hari senin Dalam pelaksanaan konseling gizi di
dan kamis, apakah hanya untuk puskesmas tidak hanya dilakukan pada hari
pasien yang datang pada hari itu senin dan kamis. Jika ada yang konseling
atau di hari lain tetapi dijadwalkan selain hari tersebut maka tetapi dilayani
pada hari yang ditentukan? Contoh : ibu hamil
6 Bagaimana kegiatan BOK untuk Kegiatan tetap dilakukan dengan dana dari
KIA dan GIZI? Desa dan Puskesmas dulu dan untuk kegiatan
tetap dilakukan walaupun juknisnya belum
menggunakan yang terbaru tetapi tetap
mengikuti tahun tahun sebelumnya
7 Kelas ibu hamil yang dilakukan Sebelum pelaksanaan biasanya ada
dengan peserta 10 orang, jika target pemberitahuan berupa undangan kepada kader
tidak tercapai. Langkah apa yang dan h-2 sebelum kegiatan biasanya ada
dilakukan? konfirmasi ulang untuk memastikan kehadiran
peserta pada hari pelaksanaan dan bekerja
sama dengan kader dan pkk wilayah
8 Apakah ada ibu hamil, bayi dan Ada, tetapi untuk penanganan ibu hamil jika
balita yang terkena covid 19 dan belum trimester 3 maka isolasi mandiri di
bagaimana tata laksananya? rumah jika tidak ada gejala dan untuk yang
ada gejala maka kita rujuk ke rumah sakit
Dan jika ada ibu hamil yang sudah mendekati
persalinan dan positif maka kita lakukan
konfirmasi dengan pihak rumah sakit
9 Kegiatan apa saja yang belum Persalinan nakes, kunjungan neonates dan
sampai target untuk program KIA nifas nya
dan GIZI K4 sudah tercapai
Untuk kasus stunting mencapai 15% dari
jumlah balita dan masih terkendali.
Untuk laporan EPPGBM dilakukann oleh
kader terlatih
2. Pelayanan P2P dan Kesling

TARGET DAN CAPAIAN KERJA P2

NO INDIKATOR CAPAIA Ket


TARGET
KINERJA N
P2PTM
1. Diare 20 % 21 % T
2. Pneumonia pada 70 % 31 % BT
Balita
3. Kusta 2 pasien sembuh, 1 masih dalam tahap BT
pengobatan
4 TB Suspect 70%% 13,12%
Penderita TB 50%% 24,47%
CNR 45%
Kesembuhan 100% 100% T
5 HIV Dirujuk ke RS
6 Malaria Tidak ada kasus
7 Imunisasi 95% Baru masuk
BCG 95% 70% sampai bulan
Polio 1 95% 65,64% Agustus
DPT 95% 62,70% (kurang 4
Polio 2 95% 64,32% bulan)
DPT 2 95% 64%
Polio 3 95% 63.4%
95%
Surveilans Tahun kemaren ada keracunan meninggal 1
P2PM
1 Hipertensi
2 DM 22.62%
3 Jiwa 100% 100% T
Posbindu Sudah ada di semua desa

Program belum
NO AKAR MASALAH ALTERNATIF SOLUSI
tercapai
1. Pneumoni pada balita Kasus tidak banyak -

2 TB Temuan kasus tidak -


banyak

3 Kusta - Pasien tidak lapor - Pemegang program


lagi ke Puskesmas bisa melakukan
pengawasan/
kunjungan langsung
- Ada efek samping pada pasien
obat - Pasien kontrol ulang
pengobatan yang sesuai

4 Imunisasi - Data 4 bulan - Melengkapi data


terakhir belum
masuk - Konsultasi ke Dinkes
- Ada kendala vaksin
tidak mencukupi
dari Diinkes sesuai
permintaan dari
Puskesmas
5 PTM - Target sasaran - Promkes lebih di
jarang datang ke galakkan lagi
Posbindu - Terapkan protokol
- Karena covid jadi kesehatan
di batasi

TARGET DAN CAPAIAN KERJA KESEHATAN LINGKUNGAN


NO INDIKATOR CAPAIA Ket
TARGET
KINERJA N
1. Penyehatan Air a. Pengawasa 70 % 19,24 % BT
n sarana air
bersih
b. Sarana air 85% 96,57% T
bersih
memenuhi
syarat
c. RT yang 85% 95,55% T
punya akses
2 Makan dan a. Makanan 60% 100% T
Minum
b. TPM 74% 46,58% BT
3 Sanitasi dasar 76% 78,90% T
4 Tempat-tempat Pengawasan 79% 80.34% T
umum
Memenuhi 75% 100% T
syarat
5 STBM Jamban sehat 100% T
ODF 100% T
Program belum
NO AKAR MASALAH ALTERNATIF SOLUSI
tercapai
1. Pengawasan sarana Khusus inspeksi
air bersih sumur gali belum
dilakukan optimal
karena kurang tenaga,
baru 3 dari 15 desa.
Sarana air bersih
terlalu banyak
2 TPM Belum dilakukan
karena covid, sudah
di buat perencanaan

Untuk pengolahan limbah medis, dilakukan oleh pihak 3, ada MOU dengan PT
Hara, sampah tiap bulan di ambil >40-50Kg. PAL belum ada karena lahan sempit

3. Pelayanan UKP dan Penunjang


a. Pelayanan Dalam Gedung
Pelayanan medis telah dilaksanakan sesuai SOP. Contohnya penatalaksanaan
pada pasien Bumil, bayi dan balita pada masa pandemi covid 19, dipuskesmas ini tetap
dilayani tanpa pembatasan pasien dengan melakukan modifikasi pelayanan seperti
melakukan screning pada pasien, adanya poli batuk pilek, ruangan KIA terpisah dari poli
batuk pilek, mengggunakan jalur / yg berbeda dengan pasien lain, tetap menggunakan
APD.
 Pelayanan rawat jalan
1. Sistem pendaftaran pasien dipuskesmas ini diberi kemudahan menngunakan
aplikasi WA. Bagi pasien yang berobat rutin daftar 24 jam sebelum berobat dan
datang ke puskesmas hampir diakhir jam pelayanan. Untuk pasien biasa tetap
daftar seperti biasa.
2. Jadwal pelayanan telah dimodifikasi sesuai sasaran program
3. Poli gigi tetap bisa melayani konsultasi dan melakukan tindakan dengan alat yg
sesuai SNI dan APD lengkap.
4. Pelayanan persalinan normal tetap dilakukan dipuskesmas bagi Bumil dengan
status bukan ODP
5. 5 penyakit tertinggi di puskesmas tempuran : ISPA, HT, DM, Penyakit Kulit
Kelamin, Pegel – pegel
6. Pada kasus TB tidak dilakukan pemeriksaan BTA tetapi langsung dirujuk.
Kontrol pasien langsung ke poli batuk pilek. Ada ruangan khusus untuk injeksi
pasien TB kategori 2.
7. Ketersediaan APD bisa dari anggaran pemerintah namun sebagian ada yg dibeli
sendiri
 Pelayanan gawat darurat
Pelayanan gawat darurat telah dilaksanakan sesuai standar pelayanan yang
berlaku dengan memperketat proses triase dan memperhatikan prinsip PPI.
b. Pelayanan Luar Gedung
Untuk puskesmas tempuran sendiri, pelayanan luar gedung tetap dilakukan
dengan protocol kesehatan, salah satunya dengan mengunakan APD lengkap saat
melakukan kunjungan rumah.
c. Apotek ( Pelayanan Kefarmasian)
Pelayanan kefarmasian di puskesmas Tempuran pada masa pandemic ini pada
dasarnya sama seperti sebelumpandemi, akan tetapi ada alur yang dibedakan. Yaitu
antara alur untuk pelayanan poli umum dan poli ISPA. Untuk alur pelayanan poli umum
pasien bias langsung mengambil obat diapotek dengan tetap memperhatikan jarak tempat
duduk dan jarak dengan petugas apotek.
Sedangkan Alur pelayanan kefarmasian di puskesmas tempura untuk poli ISPA
ada yang disebut dengan PETUGAS transporter. Tugas transporter ini sebagai berikut :
1. Melayanai dan mengambil resep dari poli ISPA
2. Membawa resep tersebut ke Apotek
3. Petugas Apotek membaca resep dan kemudian menyediakan resep tanpa menyentuh
4. Petugas memberikan obat ke transporter
5. Transporter memberikan resep kepada pasien disertai bukti berupa foto
d. Pelayanan Labotarorium
Untuk pelayanan laboratoirum untuk puskesmas tempuran sendiri sudah
melakukan pemeriksaan : RAPID TES, ANTIGEN, PCR (harus di kirim terlebih dahulu
ke laboratorium)
e. Rujukan
Untuk system rujukan di puskesmas tempuran pada dasarnya sama seperti system
rujukan pada umumnya seusai juknis yang berlaku. Jika ada pasien yang gawat darurat.
Puskesmas langsung merujuk ke rumah sakit terdekat. Rujukan yang paling banyak itu
pada kasus kebidanan yang membutuhkan pertolongan segera.
Adapun untuk pasien yang terkonfirmasi covid-19. Akan dirujuk dengan petugas
memakai apd lengkap level 3 dan untuk pasien non covid dengan memakai apd level 2.

4. Pelayanan PIS-PK dan Promkes


PROGRAM PIS PK

NO HAL HASIL OBSERVASI USUL/SARAN


1 Apakah sudah dilakukan Sudah dilakukan pendataan pada Sebaiknya dapat
pendataan pada program tahun 2017 s/d sekarang 14 desa melakukan pendataan
PISPK sudah dilakukan pendataan , 9 dahulu sebelum
desa sudah diintervensi dan 5 desa melakukan intervensi
belum diintervensi dan ada 1 desa awal
yang belum di lakukan pendataan

2 Sebaiknya dapat Dari data yang didapatkan ada 3 Maka diharapkan


melakukan pendataan masalah yang didapatkan yaitu, dapat lebih giat dalam
dahulu sebelum melakukan masih ada keluarga yang merokok , memberi edukasi pada
intervensi awal masih tidak memiliki jaminan masyarakat dan
kesehatan, dan tidak memiliki memberikan
jamban. sosialisasi

3 Rencana intervensi apa saja Dari masalah masih ada keluarga Sebaiknya dilakukan
yang dilakukan pada 9 desa yang merokok dilakukan sosialisasi sosialisasi , edukasi
yang sudah dilakukan dengan cara membagi leaflet dan lebih banyak dan
intervensi memurat video , untuk yang belum sering akan bahaya
memiliki jaminan kesehatan dapat merokok dan lebih di
melakukan pendekatan untuk utamakan usia remaja
mengajak masyarakat untuk segera putra agar nantinya
membuat jaminan kesehatan di tidak menjadi seorang
kantor BPJS terdekat, untuk yang perokok
belum meliki jamban dapat
dilakukan kerjasama dengan pihak
desa untuk membuat jamban umum
dengan cara simulasi jamban

4 Sebaiknya dilakukan orang yang belum melapor ODGJ Maka diharapkan


sosialisasi , edukasi lebih yang ada pada keluarganya, dan petugas agar lebih
banyak dan sering akan pemegang program mencari mensosialisasikan
bahaya merokok dan lebih dengan cara skrining serta kepada masyarakat
di utamakan usia remaja pendekatan pada keluarga sehingga apabila mempunyai
putra agar nantinya tidak adanya ODGJ maka akan di rujuk anggota keluarga
menjadi seorang perokok dan tidak ada ODGJ yang OGDJ secepatnya
terpasung pasien-pasien yang tidak melaporkan ke
mempunyai Jaminan Kesehatan puskesmas supaya
kami melakukan kerjasama dengan tidak ada ODGJ
relawan sehingga dapat mencari terpasung lebih lama
bantuan di dinas sosial dan bantuan dirumah dan lebih
di daerah. Dan dapat dilakukan cepat mendapatkan
pengobatan di pukesmas apabila pengobatan
sudah berat dapat dirujuk ke rumah
sakit .

PROGRAM PROMKES
NO HAL HASIL OBSERVASI USUL/SARAN

1 Bagaimana pelayanan Pada masa pandemic ini promkes Selain melakukan


promkes di masa pandemi banyak melakukan inovasi dengan penyuluhan alangkah
saat ini melakukan sosialisasi penyuluhan baiknya pihak
pada masyarakat pada ruang puskesmas
tunggu pukesmas, dan lewat memlakukan
televisi juga, dan menggunakan peberdayaan
leaflet dan poster , dan penyuluhan masyarakat yang
kedesa-desa dengan cara keliling mempunyai keahlian
dengan ambulans, dan melakukan menjahit untuk
pemeriksaat rapid antibody di memproduksi masker
pasar-pasar. Dan melakukan kain yang dapat
penyuluhan diberbagai tempat dan dibagikan ke
instansi masyarakat lainnya
untuk membantu
dalam penerapan
protokol kesehatan

2 Inovasi apa saja yang Inovasi yang dilakukan adalah Alangkah baiknya
dilakukan pada promkes gayatri di peruntukkan pada anak dibuat juga untuk
saat pandemi remaja putri dengan cara remaja putra tentang
pemberian tablet tambah darah bahaya
untuk menurunkan angka kasus narkoba,rokok,
anemia, dikarnakan banyak
perokok aktif dan
pengguna narkoba
pada remaja putra

3 Sebagai pemegang Sebelum pandemic Kegiatan yang


promkes di pukesmas dilakukan adalah SMD, dan MMD,
tempuran dan kegiatan apa dan pendataan PHBS dan
saja yang dilakukan pada penyuluhan napza disekolah,
sebelum pandemic penyuluhan Germas, dan
pelaksanaan germas, dan UKBS

4 Sebagai pemegang Pada masa pandemi kegiatan yang Pada masa pandemi
promkes di pukesmas dilakukan SMD, dan MMD tetap kegiatan yang
tempuran dan kegiatan apa dilakukan, PHBS , penyuluhan dilakukan SMD, dan
saja yang dilakukan pada germas, pelaksanaan germas, dan MMD tetap
saat pandemi melakukan refreshing kader dilakukan, PHBS ,
posyandundan kader kesehatan penyuluhan germas,
lainnya pelaksanaan germas,
dan melakukan
refreshing kader
posyandundan kader
kesehatan lainnya

C. BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dengan melakukan observasi lapangan, peserta nusantara sehat dapat mengetahui


gambaran tentang kinerja dan mekanisme pelayanan di Puskesmas serta dapat
mengaplikasikannya di tempat penugasan masing-masing. Pelayanan pada masa pandemi
Covid – 19 harus memperhatikan prinsip PPI, menggunakan APD sesuai pedoman serta
menerapkan protokol kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai