Anda di halaman 1dari 17

BAB I

DEFINISI

A. Pengertian
Skrining merupakan pengenalan dini secara pro-aktif untuk menemukan adanya
masalah atau faktor risiko. Sehingga skrining bisa dikatakan sebagai usaha untuk
mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan
menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara
cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar- benar sehat tapi
sesungguhnya menderita kelainan ataupun gangguan kesehatan. Skrining pada pasien
dapat dilaksanakan melalui kriteria triage, anamnesis (wawancara riwayat penyakit),
evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik maupun psikologik, laboratorium
klinik, ataupun radiologi diagnostik.
Skrining pasien adalah suatu rangkaian kegiatan melakukan penilaian awal
kegawatdaruratan pada setiap pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat. Dalam
hal ini skrining pasien dilakukan pada awal di triage primer yang juga meliputi cara
mendiagnosis serta memilah penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya
yang tersedia.
Untuk itu diperlukan langkah-langkah skrining pasien yang baik sehingga pelayanan
kesehatan untuk kasus-kasus gawat dan darurat dapat diselenggarakan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan. Beberapa istilah yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
skrining pasien awal di triage primer, antara lain :
1. Triage : Pengelompokan pasien berdasarkan atas berat ringannya trauma/ penyakit
serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
2. Prioritas : Penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
3. Survei primer : Deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang
mengancam jiwa.
4. Survei sekunder : Melengkapi survei primer dengan mencari perubahan-perubahan
anatomi yang akan berkembang sehingga mungkin akan dapat menjadi semakin
parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada dan berakhir dengan
mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
5. Pasien gawat darurat : Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.
6. Pasien gawat tidak darurat : Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat (misalnya kanker stadium lanjut).
7. Pasien darurat tidak gawat : Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi
tidak mengancam nyawa dan anggota badannya (misalnya luka sayat dangkal).
8. Pasien tidak gawat tidak darurat : Pasien yang tidak memerlukan pertolongan
segera (misalnya pasien dengan ulcus tropicum, TBC kulit, dan sebagainya)
9. Kecelakaan (accident) : Suatu kejadian di mana terjadi interaksi berbagai faktor
yang datang secara mendadak, tidak dikehendaki sehingga dapat menimbulkan
cedera fisik, mental, ataupun sosial. Kecelakaan dapat diklasifikasikan menurut
kriteria sebagai berikut :

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 1


a. Mekanisme kejadian : Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik, tersengat,
terbakar (baik karena efek kimia, fisik, listrik, atau maupun radiasi).
b. Tempat kejadian : Kecelakaan lalu lintas,Kecelakaan di lingkungan rumah
tangga,Kecelakaan di lingkungan pekerjaan,Kecelakaan di sekolah,Kecelakaan
di tempat-tempat umum lain (misalnya di tempat rekreasi, perbelanjaan, area
olahraga, dan sebagainya).
c. Waktu kejadian : Waktu perjalanan (travelling/transport time),Waktu bekerja,
sekolah, bermain, dan sebagainya.
10. Bencana : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan/atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehiduapan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Skrining yang dilaksanakan melalui Kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
permeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik
atau diagnostik imajing sebelumnya, sehingga dapat meningkatkan mutu
keselamatan pasien dan mutu pelayanan rumah sakit.

2. Tujuan Khusus
a. Seluruh staf Rumah Sakit mengetahui kriteria triase
b. Seluruh Staf Rumah sakit mengetahui Evaluasi Visual atau pengamatan pada
pasien
c. Seluruh staf Rumah Sakit mengetahui hasil pemeriksaan fisik pasien
d. Seluruh staf Rumah Sakit mengetahui Hasil Psikologik pasien
e. Seluruh staf Rumah Sakit mengetahui Laboratorium klinik atau diagnostik
imajing sebelumnya

C. Tanggung Jawab
1. Direktur Utama bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mekanisme/protokol
yang dijelaskan dalam panduan ini dan dokumen yang terkait tersedia untuk
implementasi, monitoring dan revisi kebijakan ini secara keseluruhan serta dapat
diakses dan dimengerti oleh semua staf terkait.

2. Manager Pelayanan Medis bertanggung jawab penuh atas :


a. Mensosialisasikan kebijakan ini di area yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Mengimplementasikan kebijakan ini di area yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumberdaya yang tepat untuk
terpenuhinya kebijakan ini.
d. Memastikan bahwa semua staf dibawah pengawasannya mengetahui kebijakan
ini dan mengikuti sosialisasi untuk kebijakan ini.
3. Koordinator Unit yang terlibat dalam ruang lingkup ini bertanggung jawab untuk
implementasi kebijakan ini di bagian yang mereka kelola dan harus memastikan
bahwa:

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 2


a. Semua staf baru dan lama mempunyai akses dan mengetahui tentang kebijakan
ini serta SPO dan formulir lain yang terkait
b. Adanya SPO tertulis yang mendukung dan patuh pada kebijakan ini dan dipantau
untuk pelaksanaan kepatuhannya.
4. Semua staf yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan kebijakan ini dan harus memastikan bahwa:
a. Mereka mengerti dan mematuhi kebijakan ini
b. Akan menggunakan kebijakan ini dalam hubungannya dengan semua kebijakan
dan SPO lainnya
c. Ketidak patuhan pada kebijakan ini dapat mengakibatkan tindakan indisiplin
d. Setiap anggota staf dapat mengisi laporan kejadian bila ditemukan ketidak
patuhan.

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 3


BAB II

RUANG LINGKUP

A. Area skrining pasien


1. Pra Rumah Sakit
2. Di Admission / Pendaftaran.
3. Di Poliklinik
4. Di Instalasi Gawat Darurat.
B. Cara skrining pasien
1. Triage
2. Evaluasi visual dan pengamatan
3. Pemeriksaan fisik dan psikologik pasien.
4. Pemeriksaan penunjang.

NO KASUS PASIEN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1 Pasien Dewasa Radiologi
a. Foto Thorax jika usia ˃ 45 tahun
atau jika ada indikasi.
b. EKG jika usia ˃ 40 tahun atau jika
ada indikasi.

Laboratorium ; Darah lengkap, GDS,


Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT.

2 Pasien Anak Radiologi sesuai indikasi

Laboratorium : Darah Lengkap.


3 Pasien kebidanan Radiologi sesuai indikasi
Laboratorium : darah rutin, GDS,
Golongan darah, HbsAg, PPT,APTT, urin
lengkap (sesuai indikasi).
4 Pasien Operasi Radiologi
a. Foto Thorax jika usia ˃ 45 tahun
atau jika ada indikasi.
b. EKG jika usia ˃ 40 tahun atau jika
ada indikasi.
c. Khusus pasien anak sesuai indikasi.

Laboratorium ; Darah lengkap, GDS,


Ureum Creatinin, SGOT, SGPT, Masa
Perdarahan, Masa Pembekuan, HbsAg.
5 Pasien kritis Radiologi :
a. Foto Thorax jika usia ˃ 45 tahun

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 4


atau jika ada indikasi.
b. EKG jika usia ˃ 40 tahun atau jika
ada indikasi.
c. Khusus pasien anak sesuai indikasi.

Laboratorium ; Darah lengkap, GDS,


Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT, Masa
Perdarahan, Masa Pembekuan, Elektrolit
Darah, AGD

C. Prinsip
1. Skrining pasien dilakukan pada kontak pertama, baik itu di rumah sakit maupun di
luar rumah sakit.
2. Keputusan skrining pasien untuk menentukan apakah pasien bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit Harapan Keluarga apabila rumah sakit mampu
menyediakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien baik itu pelayanan
preventif, kurative ataupun rehabilitative.
3. Jika rumah sakit tidak bisa menyediakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
pasien. Rumah sakit harus merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang dibutuhkan
oleh pasien dengan menghubungi fasilitas kesehatan tersebut untuk memastikan
kebutuhan pasien ada di fasilitas kesehatan tersebut.
4. Untuk kasus - kasus tertentu ketika pemeriksaan penunjang sudah dilakukan dan
hasilnya belum keluar sedangkan kondisi pasien harus mendapatkan pertolongan
secepatnya dan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien tidak ada di Rumah
Sakit Harapan Keluarga, maka Rumah Sakit harus merujuk pasien ke fasilitas
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien tanpa harus menunggu hasil
pemeriksaan penunjang selesai. Dan sebelumnya pasien atau keluarga pasien
diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai kondisi pasien saat itu.

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 5


BAB III

TATA LAKSANA

A. Skrining luar Rumah Sakit Harapan Keluarga.


1. Skrining wilayah.
Skrining bisa dilakukan saat pasien berada di luar Rumah Sakit tempat asal
rujukan pasien, pada saat pasien ditransportasi, dan pada saat pasien tiba di Rumah
Sakit (IGD atau IRJ).
2. Skrining pasien via telpon
Suatu skrining kebutuhan pelayanan yang dilakukan melalui via telpon yang
bertujuan untuk menentukan kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan pasien
(preventif, kurative dan rehabilitatif ) yang tersedia di Rumah Sakit Harapan
Keluarga.
B. Admission / Pendaftaran.
Skrining kebutuhan pelayanan pada saat pendaftaran pasien di bagian admission
bertujuan mengarahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan preventif, kurative atau
rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Adapun prosedur skrining pasien yang dilakukan di Rumah Sakit Harapan Keluarga :

1. Prosedur Pendaftaran Pasien Baru


Prosedur pendaftaran pasien baru di Rumah Sakit Harapan Keluarga adalah:
a. Petugas menerima formulir pendaftaran pasien baru
b. Mencocokkan dan melengkapi formulir pendaftaran pasien baru dengan kartu
identitas (KTA/KTP/SIM/Pasport) yang dibawa oleh pasien
c. Apabila pasien/keluarga tidak membawa kartu identitas maka petugas mendata
pasien dengan data pada formulir terlebih dahulu kemudian pasien/keluarga
diminta melengkapi data yang belum lengkap sesuai kartu identitas pasien
d. Menjelaskan tentang general consent kepada pasien/keluarga selanjutnya
general consent ditandatangani oleh petugas dan pasien/keluarga
e. Meng-entry identitas pasien ke dalam komputer
f. Membuat berkas rekam medis dan kartu berobat pasien
g. Meregistrasi pasien ke unit pelayanan kesehatan yang dituju
h. Mencetak struk registrasi pasien
i. Petugas menyerahkan kartu berobat dan struk kepada pasien
j. Petugas mengarahkan pasien untuk membayar biaya pendaftaran dikasir dan
menunggu di depan unit pelayanan kesehatan yang dituju

2. Prosedur Pendaftaran Pasien Lama


Prosedur pendaftaran pasien lama di Rumah Sakit Harapan Keluarga adalah:
a. Petugas menggunakan komputer untuk memanggil pasien secara otomatis
b. Petugas meminta kartu berobat beserta nomor antrian kepada pasien
c. Petugas meregistrasi pasien sesuai permintaan unit pelayanan yang dituju

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 6


d. Petugas mencetak struk pasien
e. Petugas menyerahkan struk kepada pasien dan mengarahkan untuk menunggu di
depan unit pelayanan kesehatan yang dituju

3. Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Inap


Prosedur pendaftaran pasien rawat inap di Rumah Sakit Harapan Keluarga adalah:
a. Setiap pasien yang telah mendapatkan rekomendasi rawat inap dari dokter
Poliklinik / IGD, melakukan administrasi rawat inap di bagian admission.
b. Pasien/keluarga penanggung jawab datang ke bagian admission
c. Petugas admission menanyakan kepada pasien/keluarga tentang status pasien
terkait cara bayar, apakah BPJS, Asuransi atau Umum
d. Petugas menjelaskan tentang hak dan kewajiban pasien apabila menjadi pasien
BPJS
e. Setelah pasien mengerti hak dan kewajibannya maka petugas meminta tanda
tangan dalam surat pernyataan bahwa pasien menjadi BPJS, Asuransi atau Umum
f. Apabila selama proses perawatan pasien tiba-tiba beralih status maka waktu dari
pasien menyatakan status awal sampai pasien beralih status, biaya yang
dikeluarkan harus ditanggung oleh pasien/keluarga
g. Petugas admission mencari informasi ruangan/kamar sesuai hak pasien.
h. Apabila ada ruangan/kamar untuk pasien, maka selanjutnya diinformasikan
kepada pasien.
i. Pasien/keluarga pasien diberikan infomasi dan penjelasan tentang fasilitas
ruangan/kamar yang didapat serta biayanya
j. Pasien/keluarga mengisi formulir kelengkapan adminsitrasi serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang pada:
a. Surat Pernyataan Persetujuan Rawat Inap.
b. Surat Pernyataan Kesanggupan Pembiayaan Rawat Inap
c. Surat Pernyataan Persetujuan pindah kelas perawatan apabila diperlukan.
k. Petugas mengarahkan pasien/keluarga kembali ke tempat yang memberikan
rekomendasi perawatan (IGD/IRJ)
l. Pasien menuju tempat ruang/kamar rawat inap diantar oleh perawat dari bagian
yang merekomendasikan perawatan (IGD/IRJ)

C. Instalasi Rawat Jalan


Instalasi Rawat jalan Rumah Sakit Harapan Keluarga memberikan pelayanan spesialis
dan sub spesialis, setiap hari Senin s/d Sabtu(Hai minggu dan hari besar tutup) mulai dari
pukul 07.00 s/d 21.00 WITA. Adapun prosedur skrining pasien di instalasi rawat jalan
sebagai berikut :
1. Pelayanan pasien.
a. Kesadaran
1) Sadar penuh
2) Tampak mengantuk , gelisah dan bcara tidak jelas.
3) Tidak sadar.
b. Pernafasan.
1) Nafas normal

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 7


2) Tampak sesak.
3) Tidak bernafas.
c. Resiko jatuh
1) Resiko rendah
2) Resiko sedang
3) Resiko tinggi
d. Nyeri dada
1) Tidak ada
2) Nyeri sedang
3) Nyeri dada tembus ke punggung
e. Skala nyeri
1) Intensitas Nyeri Wong Baker Face Pain Scale
Indikasi : Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka (anak lebih sama dengan 6 tahun)
Instruksi : Pasien diminta untuk menunjukkan/memilih gambar mana yang
paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan
durasi nyeri.

0 : tidak merasakan nyeri


1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri Sedang
7-10 : Nyeri berat

2) FLACC (Faces, Legs, Activity, Cry, dan Consolability)


Indikasi : Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya
dengan angka (untuk anak kurang 6 tahun)
Instruksi : Pemeriksa melihat respon pasien dan menyesuaikannya dengan
tabel penilaian.
Pengkajia
0 1 2 Nilai
n
Wajah Tersenyum/tidak Terkadang Sering menggetarkan dagu
ada ekspresi meringis/menarik dan mengatupkan rahang
khusus diri
Kaki Gerakan normal, Tidak Kaki dibuat
relaksasi tenang/tegang menendang/menarik diri
Aktifitas Tidur, posisi Gerakan Melengkungkan
normal, mudah menggeliat, punggung/kaku/menghentak
bergerak berguling, kaku
Menangis Tidak menangis Mengerang, Menangis terus menerus,
(bangun/tidur) merengek- terhisak, menjerit

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 8


rengek
Bersuara Bersuara normal, Tenang bila Sulit untuk menenangkan
tenang dipeluk,
digendong atau
diajak bicara
Total skor

Skala: 0 = nyaman 4-6 = nyeri sedang


1-3 = kurang nyaman 7-10 = nyeri berat

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan asesmen nyeri sebagai berikut :

1. Frekuensi nyeri
2. Lama nyeri
3. Menjalar/tidak
4. Kualitas nyeri
5. Factor-faktor pemicu/yang memperberat
6. Factor-faktor yang mengurangi/menghilangkan nyeri
7. Lokasi nyeri
8. Tingkat lanjut

3) Numerical Rating Scale (NRS’s)


a) Indikasi : Digunakan pada pasien anak lebih sama dengan 6
tahun dan dewasa
b) Instruksi : Pasien akan ditanya mengenai intense
Keterangan :
0 = tidak nyeri
0-3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4-6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7-10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)

4) Neonatal Infant Pain Scale (NIPS)


Indikasi : Digunakan pada pasien bayi usia 0 sampai kurang 1 bulan
Instruksi : Pemeriksa melihat respon pasien dan menyesuaikannya dengan tabel
penilaian.

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 9


PENGKAJIAN NYERI
Ekspresi Wajah
0 – Otot-otot relaks Wajah tenang, ekspresi netral
1 – Meringis Otot wajah tegang, alis berkerut, dagu dan rahang
tegang (ekspresi wajah (-) – hidung, mulut dan alis)
Menangis
0 – Tidak menangis Tenang, tidak menangis
1 – Mengerang Merengek ringan, kadang-kadang
2 – Menangis keras Berteriak kencang, menaik, melengking, terus-menerus
(catatan: menangis lirih mungkin dinilai jika bayi
diintubasi yang dibuktikan melalui gerakan mulut dan
wajah yang jelas)
Pola Pernafasan
0 – Bernafas relaks Pola bernafas bayi yang normal
1 – Perubahan pola Tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, tersedak, nafas
pernafasan tertahan
Lengan
0 – Relaks/terikat Tidak ada kekakuan otot, gerakan tangan acak sekali-
sekali
1 – Fleksi/ekstensi Tegang, lengan lurus, kaku, dan/atau ekstensi cepat
Ekstensi, fleksi
Kaki
0 – Relaks/terikat Tidak ada kekakuan otot, gerakan kaki acak sekali-sekali
1 – Fleksi/ekstensi Tegang, kaki lurus, kaku, dan/atau ekstensi cepat
Ekstensi, fleksi
Keadaan kesadaran
0 – Tidur/terjaga Tenang, tidur damai atau gerakan kaki acak yang terjaga
1 – Rewel Tejaga, gelisah, dan meronta-ronta
Keterangan :
0 = Tidak nyeri

1-2 = Ringan

3-4 = Sedang

>4 = Berat

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 10


5. Comfort Scale
Indikasi : Pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif/ kamar
operasi/ ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan
Numeric Rating Scala Wong Baker Faces Pain Scale.
Instruksi : Terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki skor 1-5,
dengan total skor 9-35
Comfort Scale
Tanggal/
Kategori Skor Waktu

1- tidur pulas/ nyenyak


2- tidur kurang nyenyak
Kewaspadaan 3 - gelisah
4 - sadar sepenuhnya dan waspada
5 - hiper alert
1- tenang
2 - agak cemas
Ketenangan 3 - cemas
4 - sangat cemas
5 – panic
1 - tidak ada respirasi spontan dan
tidak ada batuk
2 - respirasi spontan dengan sedikit/
tidak ada respons terhadap ventilasi
3 - kadang-kadang batuk atau ada
Distress
tahanan terhadap ventilasi
Pernafasan
4 - sering batuk, terdapat tahanan/
perlawanan terhadap ventilator
5 - melawan secara aktif terhadap
ventilator, batuk terus-menerus/
tersedak
1-bernafas dengan tenang, tidak
menangis
2- terisak-isak
Menangis
3- meraung
4- menangis
5- berteriak
1- tidak ada pergerakan
2- kadang-kadang bergerak perlahan
3- sering bergerak perlahan
Pergerakan
4- pergerakan aktif/ gelisah
5- pergerakan aktif termasuk badan
dan kepala
Tonus otot 1-otot relaks sepenuhnya, tidak ada
tonus otot
2- penurunan tonus otot
3- tonus otot normal

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 11


4- peningkatan tonus otot dan flexi jari
tangan dan kaki
5- kekakuan otot ekstrim dan flexi jari
tangan dan kaki
1-otot wajah rileks sepenuhnya
2- tonus otot wajah normal, tidak
terlihat tegangan otot wajah yang
nyata
Tegangan wajah 3- tegangan beberapa otot wajah
terlihat nyata
4- tegangan hamper di seluruh otot
wajah
5- seluruh otot wajah tegang, meringis
1-tekanan darah di bawah batas
normal
2- tekanan darah berada di batas
normal secara konsisten
3- peningkatan tekanan darah sesekali
Tekanan darah ≥ 15 % di atas batas normal (1-3 kali
basal dalam observasi selama 2 menit)
4- seringnya peningkatan tekanan
darah ≥ 15 % di atas batas normal (>3
kali dalam observasi selama 2 menit)
5- peningkatan tekanan darah terus
menerus ≥ 15 %
1-denyut jantung di bawah batas
normal
2- denyut jantung berada di batas
normal secara konsisten
3- peningkatan denyut jantung sesekali
≥ 15 % di atas batas normal (1-3 kali
Denyut jantung
dalam observasi selama 2 menit)
basal
4- seringnya peningkatan denyut
jantung ≥ 15 % di atas batas normal
(>3 kali dalam observasi selama 2
menit)
5- peningkatan denyut jantung terus
menerus ≥ 15 %

f. Batuk
1) Tidak ada
2) Lebih dari 2 minggu.
Berdasarkan hasil skrining diatas baru bisa ditentukan untuk pelayanan
pasien :
a) Poliklinik sesuai antrian.
b) Poliklinik didahulukan.
c) Ditransfer ke Instalasi Gawat Darurat.
2. Pemeriksaan penunjang

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 12


a. Pasien yang memiliki indikasi pemeriksaan penunjang sebelum dilakukan
tindakan medik yang di instruksikan oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien
( DPJP ) maka petugas poli memberikan :
1) lembar persetujuan tindakan medis
2) Penjelasan perkiraan biaya kepada pasien sesuai SIMRS
3) Form Laboratorium Klinik/Form Pemeriksaan Radiologi
b. pasien membawa form Laboratorium klinik/Form Pemeriksaan Radiologi
kemudian diarahkan oleh perawat instalasi rawat jalan menuju ruang
sampling / radiologi.
c. Pasien yang telah menjalani pemeriksaan laboratorium / radiologi
menunggu Hasil Pemeriksaan Laboratorium / radiologi di ruang tunggu
d. Bila hasil pemeriksaan laboratorium / radiologi telah dinyatakan selasai
maka petugas lab/radiologi menginformasikan kepada perawat rawat jalan.
e. Perawat rawat jalan menginformasikan kepada pasien / keluarga untuk
mengambil hasil laboratorium / radiologi di instalasi laboratorium /
radiologi.
f. Hasil pemeriksaan penunjang diserahkan kembali kepada perawat rawat
jalan untuk di teruskan kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien ( DPJP),
agar dapat ditentukan tindakan selanjutnya.
g. Hasil pemeriksaan tersebut dipakai oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP) sebagai data pendukung dalam penegakan diagnosis pada
pelayanan ke pasien.
3. Pelayanan Rawat Inap
a. Apabila pasien memenuhi indikasi untuk rawat inap, maka Dokter
Penanggung Jawab Pasien ( DPJP ) IRJ memberikan KIE ( Komunikasi
Informasi Edukasi )kepada pasien / keluarga untuk rawat inap.
b. Jika pasien bersedia untuk dirawat inap, maka PPA ( Profesional Pemberi
Asuhan ) akan memberikan surat persetujuan rawat inap.
c. Perawat IRJ menuliskan tindakan selanjutnya di form catatan keperawatan
sesuai dengan advis dari Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
d. Perawat IRJ memberikan surat pengantar rawat inap kepada pasien /
keluarga untuk pendaftaran pasien rawat inap dan menerima informasi
persetujuan umum rawat inap di bagian admisi.
e. Petugas admisi melakukan konfirmasi kepada perawat rawat inap tentang
ketersediaan tempat tidur
f. Jika pasien sudah mendapatkan tempat tidur,petugas admisi menyerahkan
kembali surat pengantar rawat inap kepada pasien / keluarga.
g. Pasien / keluarga menyerahkan surat pengantar tersebut kepada perawat
IRJ.
h. Perawat IRJ mengkonfirmasi ulang ke perawat rawat inap untuk kesiapan
tempat tidur pasien.
i. Jika sudah siap perawat IRJ mengantarkan pasien tersebut ke rawat inap
dan perawat IRJ melakukan serah terima pasien dengan perawat rawat
inap sesuai dengan prosedur.

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 13


D. Instalasi Gawat Darurat.
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Harapan Keluarga yang menyelenggarakan
pelayanan gawat darurat selama 24 jam melaksanakan kegiatan skrining pasien awal di
triage primer yang dilakukan sebagai penilaian awal kegawatdaruratan pada setiap
pasien yang datang dengan prosedur sebagai berikut:
1. Petugas Instalasi Gawat Darurat merespon dengan cepat terhadap kedatangan pasien
dengan respon time≤ 5 menit.
2. Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 3 menit :
a. Perawat Instalasi Gawat darurat melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital yang
meliputi :
1) Keadaan umum ( pupil,akral, reflek cahaya )
2) Suhu
3) Frekuensi nafas
4) Frekuensi nadi
5) Tekanan Darah
6) Imunisasi
7) Riwayat Alergi
c. Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan penilaian kesadaran dengan
menggunakan kriteria Glascow Coma Score.
d. Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan penilaian jalan nafas pasien (airway),
dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jalan nafas bebas (pasien bernafas dengan baik).
2) Adanya suara tambahan atau ancaman
3) Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas total.
e. Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan penilaian pernafasan (breathing)
dengan menghitung frekuensi nafas, jika didapatkan pasien dengan kondisi
kegawatan sistem pernafasan (henti nafas, bradypnea, ataupun tachypnea) maka
pasien langsung dibawa ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
f. Perawat Instalasi Gawat Darurat memasang pulse oximeter untuk pemeriksaan
sirkulasi darah (circulation) jika didapatkan :
1) Heart rate tidak terdengar, cek pulsasi dan segera lakukan tindakan
resusitasi jantung paru sesuai dengan prosedur.
2) Heart rate bradycardia ataupun tachycardia, pasien segera dibawa ke ruang
resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
3) SaO2 < 90%, pasien segera dibawa ke ruang resusitasi untuk
penatalaksanaan lebih lanjut.
g. Perawat Instalasi Gawat darurat melakukan penilaian skala nyeri dengan metode
Wong Baker Face Pain Rating Scale, Numeric Rating Scale ( NRS ) untuk anak >6
tahun dan dewasa, serta menggunakan FLACC untuk anak <6 tahun
h. Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan penilaian status psikologi pasien
3. Selanjutnya Dokter Instalasi Gawat Darurat menentukan prioritas pertolongan
pertama dengan kode Triage menggunakan system labeling warna :
a. Warna merah untuk pasien emergent
b. Warna kuning untuk pasien urgent
c. Warna hijau untuk pasien non urgent

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 14


d. Warna biru untuk pasien false emergency
e. Warna hitam untuk pasien meninggal
Pasien yang telah di triage diberi tanda pada form triage, sesuai dengan tingkat
kegawatannya.
4. Keputusan Triage.
a. Triage diluar rumah sakit.Dari hasil triage yang dilakukan di luar rumah sakit (pra
hospital baik melalui telpon atau dijemput oleh perawat RSHK),didapatkan
keputusan sebagai berikut :
1) Pasien dengan kategori triage merah merupakan prioritas
pertama segera ditransfer ke Rumah Sakit Harapan Keluarga ( jika ICU ada
yang kosong, jika tidak ada yang kosong dapat langsung ditransfer ke rumah
sakit lain yang tesedia kamar ICU dengan terlebih dulu menghubungi rumah
sakit rujukan )
2) Pasien dengan kategori triage kuning merupakan prioritas
kedua untuk ditransfer ke Rumah Sakit Harapan Keluarga.
3) Pasien dengan kategori triage hijau merupakan prioritas ketiga
dan ditransfer ke puskesmas atau klinik terdekat menggunakan
alat transportasi umum atau ambulan puskesmas.
4) Pasien dengan kategori triage biru merupakan prioritas ke empat dan dapat
tidak ditransfer ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
5) Pasien dengan kategori triage hitam merupakan prioritas
keempat dan ditransfer ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
kamar jenazah.
b. Triage didalam rumah sakit.
Dari hasil triage yang dilakukan di dalam rumah sakit Harapan Keluarga,
didapatkan keputusan sebagai berikut :
1) Pasien dengan kategori triage merah (P1) segera ditransfer ruang resusitasi
Instalasi Gawat Darurat.
2) Pasien dengan kategori triage kuning (P2) segera ditransfer ke ruang
observasi Instalasi Gawat Darurat.
3) Pasien dengan kategori triage hijau (P3) diperiksa di ruang triage dan
diberikan resep pulang.
4) Pasien dengan kategori triage biru (P4) diperiksa di ruang triage dan tidak
diberikan resep pulang/diberikan resep pulang.
5) Pasien Death On Arrival (DOA) ditransfer ke kamar jenazah.
Jika fasilitas dan sarana di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram tidak dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut, maka dirujuk ke rumah sakit
rujukan dengan fasilitas dan sarana yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan pasien tersebut.
5. Hasil pemeriksaan skrining pasien awal di triase primer ditulis di form triage Instalasi
Gawat Darurat.
6. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien dengan kondisi
kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa maka tindakan pemeriksaan
terhadap pasien dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan secara
terintegrasi di ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 15


7. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien dengan kondisi
tidak ada tanda-tanda kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa maka
tindakan pemeriksaan terhadap pasien dilakukan di tempat periksa / tempat observasi
sesuai dengan kondisi klinisnya (kasus bedah / non-bedah / obstetri dan ginekologi).
8. Untuk kasus kasus yang dicurigai flu burung, flu babi, SARS, dan HIV/AIDS lakukan
skrining tes pemeriksaan diagnostik untuk penanganan lebih lanjut. Jika ditemukan
pemeriksaan diagnostik laboratorium dengan hasil Positif, maka pasien ditransfer ke
Rumah Sakit lain.

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 16


BAB IV

DOKUMENTASI

Setiap kegiatan skrining pasien awal di Rumah Sakit Harapan Keluarga baik itu di
admisi, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, harus didokumentasikan di form
rekam medis antara lain :

1. Form triase
2. Surat Pengantar Rawat Inap
3. Form Permintaan laboratorium
4. Form Pemeriksaan Radiologi.

Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Harapan Keluarga 17

Anda mungkin juga menyukai