Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Identitas Perusahaan


Nama Rumah Sakit : RS PANTI NIRMALA
Alamat / Telpon / Fax. : Jl.Kebalen Wetan No.8 RT. 01 RW. 02
Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedung
Kandang Kota Malang 65134
Telepon : (0341) 331100, 362459
Fax : (0341) 327930
Email : rspnmlg@yahoo.com
Website : www.rspantinirmala.com
Status Kepemilikan : Yayasan RS Panti Nirmala
Nama Direktur : Dr. Cecilia Widijati I. MMRS
Kelas Rumah Sakit & SK Menkes RI : Kelas B
Nomor Registrasi RS : 3573044
Masa Berlaku : 8 Januari 2016 s/d 31 Desember 2021
Luas Lahan : 10878 m2
Luas Bangunan : 12605 m2
Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit : 203 TT
Jumlah Karyawan : ± 638 karyawan
Standar Kualitas Pelayanan RS : Akreditasi Versi Snars Edisi 1 tingkat
Paripurna

Jenis Pelayanan di RS Panti Nirmala saat ini :


a. Rawat Inap: Kelas VVIP, VIP A, VIP B, VIP C, VIP D, I, II, III, Isolasi
1. Instalasi Rawat Inap
Perawatan dan pengobatan pasien secara berkesinambungan selama 24 jam
di ruang perawatan dengan menggunakan metode asuhan keperawatan
(MPKP), dan bekerjasama dengan dokter DPJP dari masing-masing pasien.

2. Instalasi Pelayanan Intensif, meliputi :


 ICU, NICU dan PICU
 Memberikan pelayanan di bidang penyakit bedah (digestif, syaraf, urologi,
orthopedik, thorax dan kardiovaskuler), penyakit dalam (penyakit infeksi
dan penyakit tropis, hematology, endokrin, ginjal), penyakit jantung dan
penyakit anak secara berkesinambungan selama 24 jam.
 Memberikan pelayanan pasien dengan bantuan ventilator, untuk pasien
neonatus dan dewasa.
 Memberikan pelayanan pada pasien yang memerlukan defibrilator
 Dilengkapi dengan peralatan canggih yaitu, Incubator, Infant warmer, C-PA
3. Ruang Perawatan Kebidanan dan Kandungan
 Melayani ibu bersalin yang masih menunggu saat kelahiran bayi (sebelum
pembukaan lengkap)
 Perawatan dan pengobatan ibu setelah persalinan
 Perawatan dan pengobatan bayi baru lahir
 Pelayanan selama 24 jam dengan dibantu oleh bidan dibawah pengawasan
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
4. Unit Stroke
 Penanganan stroke akut dan rehabilitasi dini di ruangan khusus secara
berkesinambungan selama 24 jam, dengan fasilitas:
- Infusion Pump
- Syringe Pump
- Ventilator
- ECG Monitor
- DC Shock (Manual)
- DC Shock (Automatic dengan PADS)
- Sensor Bayi
- Temporary Pace Maker
b. Rawat Jalan:
1. Medical Check Up
 Check up Paket I
a. Pemeriksaan fisik
b. Vital sign: Tinggi Badan, Berat Badan, tekanan darah, nadi , suhu, visus
c. Pemeriksaan laboratorium
- Darah lengkap
- Kimia darah (SGOT, SGPT, kolesterol, HDL, LDL, Trigliserida, gula darah
puasa dan 2 jam, ureum, kreatinin, asam urat)
- Urine lengkap
- Occult fecal blood
d. Foto Thorax PA
- EKG
 Check Up Paket II
a. Pemeriksaan fisik
b. Vital sign: Tinggi Badan, Berat Badan, tekanan darah, nadi , suhu, visus
c. Pemeriksaan laboratorium
- Darah lengkap
- Golongan darah
- Kimia darah (SGOT, SGPT, kolesterol, HDL, LDL, Trigliserida, gula darah
puasa dan 2 jam, ureum, kreatinin, asam urat)
- Serologi: HBsAg (Rapid test), Anti HBs (rapid test)
- Urine lengkap
- Occult fecal blood
d. Foto Thorax PA
e. EKG
f. USG abdomen atas / bawah
g. Pap smear (untuk perempuan)
 Check Up Paket III
a. Pemeriksaan fisik
b. Vital sign: Tinggi Badan, Berat Badan, tekanan darah, nadi , suhu, visus
c. Pemeriksaan laboratorium
- Darah lengkap
- Golongan darah
- Kimia darah (SGOT, SGPT, kolesterol, HDL, LDL, Trigliserida, gula darah
puasa dan 2 jam, ureum, kreatinin, asam urat)
- Serologi: HBsAg (Rapid test), Anti HBs (rapid test)
- Urine lengkap
- Occult fecal blood
d. Foto Thorax PA
e. EKG
f. USG abdomen atas / bawah
g. Pap smear (untuk perempuan)
h. CT scan kepala
 Paket Check Up Calon Pengantin Wanita
a. Pemeriksaan fisik
b. Vital sign: Tinggi Badan, Berat Badan, tekanan darah, nadi , suhu, visus
c. Pemeriksaan laboratorium
- Darah lengkap
- Golongan darah & Rhesus
- Evaluasi hapusan darah
- VDRL
- HBsAg (rapid test)
- Gula darah puasa dan 2 jam PP
d. Foto Thorax PA
e. USG Abdomen atas / bawah
f. Toxoplasma (IgM, IgG)
g. Rubella (IgM, IgG)
 Paket Check Up Calon Pengantin Pria
a. Pemeriksaan fisik
b. Vital sign: Tinggi Badan, Berat Badan, tekanan darah, nadi , suhu, visus
c. Pemeriksaan laboratorium
- Darah lengkap
- Evaluasi hapusan darah
- Golongan darah dan Rhesus
- Ureum / kreatinin
- Gula darah puasa dan 2 jam PP
- VDRL
- HBsAg (Rapid test)
- Sekret uretra
- Urine lengkap
- Analisa sperma
d. Foto Thorax PA
2. Poliklinik anak
a. Pelayanan Imunisasi, meliputi program imunisasi wajib dan imunisasi
tambahan (MMR, Hib,Tifoid, Hepatitis A, dan Varicella).
b. Pemeriksaan rutin bayi baru lahir meliputi: penimbangan berat badan,
pemeriksaan kondisi umum dan fisik, pemantauan pemberian ASI dan
kemampuan minum bayi, dan perawatan tali pusat meliputi: pemeriksaan
tanda-tanda adanya infeksi tali pusat dan edukasi mengenai cara
perawatan tali pusat yang benar kepada orang tua.
c. Pemeriksaan dan pengobatan meliputi: anamnesa keluhan, penimbangan
berat badan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium,
radiologi) jika diperlukan, pemberian resep, dan edukasi kepada orang tua
(dan pasien) mengenai masalah kesehatan yang akan atau sedang mereka
alami.
d. Tumbuh kembang meliputi pemeriksaan tinggi badan dan berat badan
(status gizi), deteksi perkembangan dengan menggunakan (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan) KPSP anak serta alat peraga atau permainan.
e. Manajemen Laktasi
f. Pelayanan oleh Dokter Spesialis Anak buka selama jam kerja, hari Senin s/d
Sabtu, pukul. 07.00 – 14.00 WIB.
 Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
a. Pelayanan Kehamilan
 Pelayanan konseling pranikah, imunisasi tetanus toxoid bagi calon
mempelai wanita
 Pemeriksaan kehamilan rutin bagi ibu hamil, meliputi : pencatatan
keluhan, penimbangan berat badan dan tinggi badan, pengukuran
tanda vital, pemeriksaan fisik dan kondisi kandungan. Pada kasus
tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium, dan USG.
 Perawatan masa nifas bagi ibu post partum, meliputi pencatatan
keluhan, pemeriksaan fisik, perawatan luka episiotomi atau luka post
operasi.
 Senam hamil diadakan bagi ibu hamil trimester II dan III yang diizinkan
mengikuti senam hamil oleh dokter spesialis kebidanan dan
kandungan.
b. Pelayanan Kandungan
 Usia anak-anak: pemeriksaan trauma organ genital, fluor albus.
 Remaja dan usia reproduksi: pemeriksaan gangguan haid, infeksi organ
reproduksi.
 Menopause: keluhan organ reproduksi, keluhan sistemik menopause,
keluhan pada payudara, rujukan untuk mengikuti senam osteoporosis
yang diadakan Instalasi rehabilitasi medis.
c. Onkologis
 Skrining: pemeriksaan awal untuk mendeteksi keganasan ginekologi
dapat melalui pemeriksaan pap’s smear, kolposkopi, USG, dan
laboratoris penanda tumor.
 Pengobatan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
d. Infertilitas
 Sasaran: setiap pasangan suami istri usia produktif yang sulit
memperoleh keturunan
 Pemeriksaan kelainan anatomi, infeksi organ reproduksi dan kelainan
hormonal.
 Pengobatan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
e. Pelayanan KB
 Sasaran : setiap pasangan suami istri usia produktif, untuk mengatur
kehamilan.
 Jenis layanan kontrasepsi : IUD, pil KB, implan atau susuk, suntik,
kondom, Metode Ovulasi Billing (MOB), MOW.
f. Pelayanan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan buka selama
jam kerja, hari Senin s/d Sabtu, pukul. 07.00 – 14.00 WIB.
 Poliklinik Gigi
a. Pemeriksaan kesehatan gigi rutin
b. Perawatan endodontic:
- Mumifikasi
- Perawatan saluran akar gigi
- Incidental case
c. Perawatan ortodonsi;
- Orto Lepasan
- Orto Cekat
d. Pembersihan karang gigi
e. Cabut gigi :
 Pencabutan gigi anak : Persistensi Teresorbsi, Persistensi Tidak
Teresorbsi.
 Pencabutan gigi dewasa :
- Pencabutan mahkota
- Pencabutan sisa akar (GR)
- Pencabutan dengan komplikasi
- Pencabutan dengan pembedahan
- Pencabutan incidental
- Alveolektomy
- Suturing
- Lepas jahitan
- Insersi alvulgyl
f. Bedah mulut (dilakukan oleh Dokter Spesialis Gigi Bedah Mulut)
g. Gigi palsu
h. Penambalan
i. Restorasi dengan Lab Dental:
 Restorasi mahkota posterior
 Restorasi mahkota anterior
 Gigi tiruan jembatan
 Removable partial denture
 Akrilik
 Valplast
 Metal frame
 Full denture
 Relining dan rebasing
j. Pelayanan oleh Dokter Gigi buka selama jam kerja, hari Senin s/d Sabtu,
pukul. 07.00 – 14.00 WIB
 Poliklinik Penyakit Dalam
 Pengobatan pasien dengan kasus penyakit dalam: DM, Hipertensi, Gastritis
dll
 Tindakan ECG
 Pelayanan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam buka selama jam kerja,
hari Senin s/d Sabtu, pukul. 07.00 – 14.00 WIB
 Unit Hemodialisa :
 Melayani cuci darah untuk pasien gagal ginjal terminal (GGK) atau End
Stage Renal Disease (ESDR).
 Penatalaksanaan dialisis dengan menentukan akses vaskuler yang
digunakan, menentukan program dialisis sesuai advis (kecepatan QB, QD,
Flow Rate, jenis cairan dialisa, dosis pemakaian antikoagulan dan adekuasi
dialisis).
 Membantu pemasangan Catheter double lumen.
 Perawatan double lumen.
 Observasi selama proses dialysis
 Pemberian informasi pemasangan CAPD :
- Persiapan pre dan post pemasangan kateter.
- Praktik pelatihan penggantian cairan (duel) ke penderita dan atau
keluarga.
- Memberi contoh cara perawatan exit site
- Memberitahukan penggantian catheter extension selama 6 bulan
sekali.
- Memberikan penyuluhan tentang pola diet dan kedisiplinan dalam
melakukan prosedur penggantian cairan.
 Dibawah penanggung jawab Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan
Ginjal Hipertensi buka mulai hari Senin s/d Sabtu, 3 shift, pukul 05.30 –
10.00 WIB, 10.00 – 15.00 WIB dan 15.00 – 20.00 WIB, kecuali pada hari
libur nasional, hari Minggu dan diluar jam kerja, kasus emergency, on call.
7. Endoskopi
 Pemeriksaan atau tindakan pengobatan ke dalam saluran pencernaan
dengan menggunakan peralatan berupa teropong (endoskop).
 Memberikan pelayanan pasien dengan gangguan/kelainan pada sistem
saluran cerna.
 Pelayanan mulai hari Senin s/d Sabtu, pukul 07.00 – 14.00 WIB.
c. Pelayanan Penunjang :
1. Instalasi Gawat Darurat 24 jam
 Pelayanan Triage : seleksi pasien berdasarkan tingkat kegawatan pasien.
 Tindakan life saving
 Pelayanan kepada pasien gawat darurat rujukan dari rumah sakit lain pro
IPI.
 Pelayanan pasien rujukan dengan kasus kegawatan obstetri ginekologi
 Pelayanan pasaien rujukan dengan kasus Obsgyn tetapi tidak dalam
kondisi gawat darurat
 Pelayanan merujuk pasien IGD ke rumah sakit lain
 Pelayanan ambulans
 Pelayanan Pasien False Emergency
 Pelayanan Visum et Repertum
 Pelayanan Death On Arrival (DOA)
 Pelayanan Death On Resusitation
 Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dengan melalui brosur rumah sakit
 Pelayanan petugas pendamping
 Penanggulangan Musibah Massal di Dalam Rumah Sakit
 Penanggulangan Musibah Kebakaran Di Dalam Rumah Sakit
 Penanggulangan Musibah Massal Di Luar Rumah Sakit
 Penanganan Korban Keracunan
 Reposisi dislokasi atau pasang gips
 Bedah minor (insisi, cross insisi, ekstirpasi korpus alienum, sirkumsisi)
 Jahit luka tanpa putus tendon
 Angkat jahitan
 Resusitasi
 Melakukan prosedur terapi dan diagnostik
 Tindakan pasang kateter, akses inravena, NGT
 Lepas kateter
 Injeksi IM (intramuskuler), IV (intravena), SC (subcutan), IC (intracutan)
 Rawat luka kecil, sedang, besar
 Pasang bidai, pasang spalk, pasang gips
 Insisi abses kecil,insisi abses besar
 Cross insisi
 Ekstraksi kuku, ekstraksi gram di mata
 Kumbah lambung, kumbah lambung intoksikasi bahan beracun
 Pemeriksaan ECG
 Nebulizer
 Dopler
 Oxymetri
 DC Shock
 Pasang tampon hidung/telinga
 Glyserin
 Lavement untuk konstipasi, Lavement untuk Melena
 Extraksi Corpus Alienum hidung/telinga
 Pleura Punksi, Punksi Asites
 ECG Monitor Ambulans dalam kota dan luar kota
 Suction Portable Ambulans dalam kota dan luar kota
 Manual Rectal Konstipasi Anak dan Dewasa
 Pemakaian O2
 Pelayanan Pasien dengan Jaminan Asuransi
2. Instalasi Kamar Operasi 24 jam
 Pelayanan pembedahan meliputi:
1. Bedah Umum
2. Bedah Digestif
3. Bedah Kebidanan
4. Bedah Saraf
5. Bedah Mata
6. Bedah Gigi dan Mulut
7. Bedah THT
8. Bedah Toraks
9. Bedah Ortopedi
10. Bedah Onkologi
11. Bedah Anak
12. Bedah Plastik dan Rekonstruksi
13. Bedah Urologi
 Pelayanan Anestesi dan Bedah yang adekuat, teratur dan nyaman selama
24 jam.
3. Instalasi Radiologi 24 jam
Pelayanan radiologi yang komprehensif meliputi :
 CT Scan 128 Slices
 USG
 X- Ray
 MRI dan MRA
Masing – masing pelayanan meliputi pemeriksaan antara lain sebagai berikut:
 CT Csan
Kegiatan CT Scan pemeriksaan yang dikerjakan antara lain :
 CT Scan kepala tanpa kontras
 CT Scan kepala dengan kontras
 CT Angiografi kepala dan abdomen serta femuralis pelvis
 CT Scan cervical
 CT Scan orbita
 CT Scan nasopharinx
 CT Scan sinus
 CT Scan thorak dengan kontras tanpa kontras
 CT Scan thorak dengan kontras dengan kontras
 CT Scan thorakal
 Guiding FNAB dengan CT scan
 CT. Scan Abdomen tanpa kontras
 CT. Scan Abdomen dengan kontras
 CT Angiografi abdomen
 CT Scan lumbal
 CT. Scan pelvis
 CT Scan shoulder , elbow , femur , genu , cruris

 USG
Kegiatan USG pemeriksaan yang dikerjakan antara lain :
 USG kepala bayi
 USG carotis
 USG Thyroid
 USG mammae kanan atau kiri
 USG Abdomen atas dan bawah
 USG kandungan
 USG thorak pro marker
 Echocardiografi
 USG trans vaginal
 USG ektrimitas atas dan bawah

 X – Ray
Kegiatan X- Ray pemeriksaan yang dikerjakan antara lain:
 X –Ray facial / wajah
 X – Ray extrimitas atas dan bawah kanan kiri
 X- Ray daerah dada
 X- Ray daerah abdomen
 X- Ray tulang belakang
 X- Ray tulang panggul
 X- Ray bone survey
 X- Ray saluran perkencingan
 X- Ray saluran pembuluh darah arteri ( Arteriografi )
 MRI
Kegiatan MRI pemeriksaan yang dikerjakan antara lain:
 MRI kepala
 MRI Cervical
 MRI Thorakal
 MRI Lumbal
 MRI Pelvis
 MRI thorak
 MRI breast
 MRI ektrimtas
 MRI abdomen atas dan bawah
 MRA
Kegiatan MRI pemeriksaan yang dikerjakan antara lain :
 MRA Kepala
 MRA leher
4. Instalasi Sterilisasi Sentral 24 jam
 Perencanaan instrumen medis, bahan habis pakai (kasa, kapas, dan lain-
lain) dan linen maupun bahan re-use
 Pengadaan instrumen medis atau bahan habis pakai atau linen
 Dekontaminasi
 Menangani, mengumpulkan dan transportasi benda-benda kotor
 Pembuangan limbah
 Mencuci / Claning
 Menagani Alat-alat yang terkontaminasi di Point of Use
 Menangani alat-alat yang terkontamionasi di ruang dekontamionasi.
 Menghilangkan residu kotoran organik tanpa merusak ala.t
 Mencuci Secara Manual.
 Pengemasan plastik kertas (bolsaplast), untuk alat atau bahan yang
berukuran tidak terlalu besar.
 Pengemasan linen, dengan membungkus linen steril, atau tromol
instrumen yang berukuran besar.
 Pengemasan kertas, dengan membungkus alat atau bahan yang berukuran
cukup kecil.
 Pengemasan bak instrumen, untuk instrumen medis yang berukuran
variatif dari kecil sampai besar.
 Pemberian label alat atau bahan, yang berisi data: isi kemasan ( jumlah
dan jenis alat atau bahan ), tanggal penyeterilan, tanggal kadaluwarsa.
 Pemberian tanda indikator kimia eksternal (autoclave tape) untuk
memastikan apakah kemasan telah dilakukan proses di dalam mesin
sterilisasi.
 Pemberian indikator kimia internal (strep atau starigage) untuk
memastikan apakah mesin telah melakukan paparan pada permukaan
instrumen di dalam kemasan baik dengan kemasan kertas crep, linen atau
wooven ataupun dengan kemasan plastik kertas.
 Sterilisasi panas kering.
 Sterilisasi uap panas jenuh (Autoclave).
 Penyimpanan bahan steril dalam lemari yang tidak sering dijamah, suhu
sejuk dan kering dan tidak lembab (syarat kelembaban berkisar antara 45
– 75%).
 Distribusi bahan atau alat medis steril ke unit pelayanan.
 Kontrol kualitas sterilisasi.
5. Instalasi Farmasi 24 jam
 Memberikan pelayanan farmasi bagi pasien rawat inap, pasien rawat jalan
dan unit penunjang lain di lingkungan Rumah Sakit Panti Nirmala.
 Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, produksi, serta distribusi perbekalan farmasi.
 Menyelenggarakan survey kepuasan pasien, menganalisa, dan mengevaluasi
tingkat kepuasan pasien serta menindaklanjuti hasil survey.
 Melakukan pemantauan indikator mutu pelayanan.
 Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang obat.
 Melakukan kegiatan konseling pasien rawat jalan.
 Melakukan kegiatan visite pasien rawat inap.
 Melakukan kegiatan rekonsiliasi obat pasien rawat inap.
 Melakukan kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) pasien rawat inap
 Melakukan Monitoring Efek Samping Obat.
6. Instalasi Gizi 24 jam
 Kegiatan Produksi dan Distribusi Makanan
 Kegiatan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap
 Gizi klinik
 Kegiatan Penelitian Gizi Terapan
7. Instalasi Rehabilitasi Medis
 Layanan pasien rawat inap
o Konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter Sp. KFR
o Layanan terapi fisik / latihan oleh petugas fisitoterapi
 Layanan pasien rawat jalan
 Penyuluhan dengan media audiovisual, leaflet, banner.
 Layanan Fisioterapi:
 Terapi Stroke
 Bobath
 Kabat
 Rood
 Terapi Cerebral Palsy
 Terapi Parkinson
 Pemasangan Strapal
 Terapi SCI
 Terapi Post Operasi
 Pelayanan dibawah tanggung jawab Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi, buka hari Senin s/d Sabtu, pukul 08.00 – 15.00 WIB
8. Instalasi Rekam Medis 24 jam
 Pelayanan rekam medis berbasis kertas.
 Pelayanan rekam medis manual dan registrasi komputerisasi.
 Pendaftaran pasien dengan mengidentifikasi setiap pasien.
 Memberikan informasi umum serta khusus yang terkait dengan tata tertib
rumah sakit, fasilitas pelayanan serta pelepasan informasi medis yang perlu
dipahami tentang kerahasiaannya.
 Mengumpulkan, mengintegrasikan, menganalisis data pelayanan kesehatan
primer dan sekunder, menyajikan dan mendesiminasi informasi, menata
sumber informasi bagi kepentingan riset, monitoring, dan evaluasi pelayanan
kesehatan.
 Membuat standar dan manajemen informasi kesehatan meliputi aspek legal
dengan unsur keamanan (safety), kerahasiaan (confidential), sekuritas, privasi,
serta integritas data.
9. Instalasi Laboratorium
 Pemeriksaan Hematologi
 Pemeriksaan Urine
 Pemeriksaan faeces
 Pemeriksaan kimia darah
 Pemeriksaan BGA dan elektrolit
 Pemeriksaan transudat & exsudat
 Pemeriksaan liquior
 Pemeriksaan Cairan Tubuh
 Pengecatan
 Serologi
 Imunologi
 Pemeriksaan uroflowmetri

BAB II
SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

2.1 Pengertian Limbah Cair


Limbah cair Rumah Sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal
dari kegiatan RS, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme bahan beracun, dan
radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2006).
Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan rumah sakit, yang meliputi : limbah cair domestik, yakni
buangan dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan
kimia beracun dan radioaktif (Said, 1999). Air limbah atau air bekas adalah air yang
tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan
manusia atau hewan, yang lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia.
Untuk mengolah air yang mengandung senyawa organik umumnya
menggunakan teknologi pengolahan air limbah secara biologis atau gabungan antara
proses biologis dengan proses kimia-fisika. Proses secara biologis tersebut dapat
dilakukan pada kondisi aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa udara) atau
kombinasi anaerobik dan aerobik.
Proses biologis aerobik biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah
dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses biologis anaerobik
digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi.
Pengolahan air limbah secara biologis aerobik secara garis besar dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu :
1. Proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture),
2. Proses biologis dengan biakan melekat (attached culture), dan
3. Proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam.
Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan
menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada
dalam air dan mikro-organime yang digunakan dibiakkan secara tersuspensi di dalam
suatu reaktor. Beberapa contoh proses pengolahan dengan sistem ini antara lain :
proses lumpur aktif standar/konvesional (standard activated sludge), step aeration,
contact stabilization, extended aeration, oxidation ditch (kolam oksidasi sistem parit)
dan lainya.
Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan limbah dimana
mikro-organisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme
tersebut melekat pada permukaan media. Beberapa contoh teknologi pengolahan air
limbah dengan cara ini antara lain : trickling filter atau biofilter, rotating biological
contactor (RBC), contact aeration/oxidation(aerasi kontak) dan lainnnya. Proses
pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan
menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup
lama sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa
polutan yang ada dalam air akan terurai.Untuk mempercepat proses penguraian
senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukam proses
aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam
aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization pond). Proses dengan sistem lagoon tersebut
kadang-kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi. Untuk
memilih jenis teknologi atau proses yang akan digunakan untuk pengolahan air limbah,
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain karakteristik air limbah, jumlah limbah
serta standar kualitas air olahan yang diharapkan. Teknologi proses pengolahan air
limbah yang digunakan untuk mengolah air limbah rumah sakit pada dasarnya hampir
sama dengan teknologi proses pengolahan untuk air limbah yang mengandung polutan
organik lainnya. Pemilihan jenis proses yang digunakan harus memperhatikan beberapa
faktor antara lain yakni kualitas limbah dan kualitas air hasil olahan yang diharapkan,
jumlah air limbah, lahan yang tersedia, dan yang tak kalah penting yakni sumber energi
yang tersebut. Beberapa teknologi proses pengolahan air limbah rumah sakit yang
sering digunakan yakni antara lain: proses lumpur aktif (activated sludge process),
reaktor putar biologis (rotating biological contactor, RBC), proses aerasi kontak (contact
aeration process), proses pengolahan dengan biofilter "Up Flow", serta proses
pengolahan dengan sistem "biofilter anaerob-aerob"

2.2 Sumber Limbah Cair Rumah Sakit


Sumber limbah cair bervariasi sesuai dengan tipe rumah sakit. Adapun sumber
air limbah rumah sakit pada umumnya berasal dari dapur, pencucian linen, ruang
perawatan, ruang poliklinik, laboratorium, WC dan kamar mandi, kamar mayat, dan unit
lain sesuai tipe rumah sakit. Air limbah dari kamar mandi dikategorikan sebagai limbah
rumah tangga. Parameter dalam air limbah kamar mandi adalah zat padat, BOD, COD,
Nitrogen, pospat, minyak dan bakteriologis. Air limbah dari unit dapur rumah sakit
umumnya hampir sama dengan limbah rumah tangga dengan kandungan BOD, COD,
Total Solid, minyak/lemak, nitrogen dan pospat. Bahan padatan yang terkandung
berupa sisa makanan, sisa potongan sayuran dan lain-lain.
Air Limbah laundry berasal dari unit pencucian bahan kain yang umumnya
bersifat basa dengan kandungan zat padat total berkisar antara 800-1200 mg/l dan
kandungan BOD berkisar antara 400-450 mg/l. Limbah cair klinis yakni air limbah yang
barasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dan
lain-lain. Air limbah rumah sakit dari kegiatan domestik maupun klinis umumnya
mengandung senyawa polutan organik yang tinggi. Air Limbah laboratorium berasal dari
pencucian peralatan laboratorium dan bahan buangan hasil pemeriksaan contah darah
dan lain-lain. Air limbah ini umumnya banyak mengandung berbagai senyawa kimia
sebagai bahan pereaksi sewaktu pemeriksaan contoh darah dan bahan lain. Air limbah
laboratorium mengandung bahan antiseptik dan antibiotik sehingga bersifat toksik
terhadap mikroorganisme, juga mengandung logam berat. Apabila air limbah tersebut
dialirkan ke dalam poses pengolahan secara biologis, logam berat tersebut dapat
mengganggu proses kerja dari pengolahan secara biologis, oleh karena itu untuk air
limbah yang berasal dari laboratorium diolah tersendiri secara fisika dan kimia,
selanjutnya hasil olahannya dialirkan bersama limbah lainnya. Sumber air limbah RS
Panti Nirmala berasal dari berbagai pelayanan mulai dari pelayanan Rawat Inap, Rawat
Jalan, pengolahan makanan Instalasi Gizi, Ruang Bedah, ICU, IGD, Unit Haemodialisa,
Loundry, Instalasi Laboratorium dan Instalasi Pemulasaraan Jenazah yang dialirkan
melalui jaringan perpipaan. Pre treatment berupa septiktank dan unit penangkap lemak
(grease trap) yang selanjutnya dikumpulkan pada bak pengumpul untuk di pompakan
menuju IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang tersentral.
2.3 Diagram Sistem Saluran IPAL

INST. GIZI Bak Grease Trap

LABORATORIUM

ICU

Bak Main Septik Bak Bak Pengendap Bak Biofilter


NICU
(Penampung Sampah) Equalisasi Awal Anaerob
POLIKLINIK

RUANG BERSALIN (VK)

RUANG RAWAT INAP

HEMODIALISA
Tanki Reaktor Bak Pengendap Bak biofilter Bak
ENDOSKOPI Bio Sistem Akhir aerob
Aerasi
IGD

KAMAR OPERASI

RADIOLOGI
Tanki Filter Kolam Indikator Badan Air
INST. STERILISASI
SENTRAL

FARMASI

REHAB MEDIS

LAUNDRY
2.4 Tahapan Pengelolaan IPAL
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Rumah Sakit Panti Nirmala
mengggunakan sistem biofilter anaerob - aerob. Semua limbah cair yang berasal dari
gedung unit I, unit II, dan unit III masuk ke IPAL. Dengan tahapan pengelolaan sebagai
berikut :
1) Bak Grease Trap
Berfungsi untuk memisahkan lemak atau minyak yang masih tersisa serta untuk
mengendapkan kotoran pasir, tanah atau senyawa padatan yang tidak bisa terurai
secara biologis. Sehingga yang masuk ke dalam IPAL hanya air saja. Limbah lemak
diambil dari bak grease trap setiap hari selasa dan sabtu. Dan dilakukan
pengelolaan di TPA Supit Urang.
2) Bak main septik (penampung sampah)
Berfungsi untuk menyaring sampah yang terikut ke dalam IPAL. Sampah-sampah
yang akan tersaring dalam hal ini adalah sisa-sisa kotoran, plastik, sisa makanan,
sisa pembungkus, kertas tissue, dll. Sampah harus dipisahkan dari air limbah
supaya pengolahan air limbah (terutama pompa-pompa) tidak terganggu dan
dapat berlangsung lebih efisien. Secara periodik diangkat dan diambil kotoran
padatnya.
3) Bak ekualisasi
Bak ekualisasi dilengkapi dengan bak V notch yang berfungsi sebagai pengatur
debit air limbah sehingga masa tinggal air limbah di IPAL lebih lama.
4) Bak pengendapan awal
Bak pengendap awal berfungsi mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran
organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak
pengurai senyawa organic yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai
lumpur) dan penampung lumpur.
5) Bak biofilter anaerob
Didalam bak biofilter anaerob diisi dengan media khusus yang berbahan plastik
dengan tipe sarang tawon. Didalam reactor biofilter anaerob, penguraian zat – zat
organic yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif
anaerobik. Disini zat organic akan terurai menjadi gas metan dan karbon dioksida
tanpa pemberian udara.
6) Bak aerasi
Bak aerasi berfungsi untuk membantu sel mikroba dalam pembentukkan flok yang
akan mengendap di bak biofilter aerob.
7) Bak biofilter aerob
Didalam reaktor biofilter aerob diisi dengan media sambil dihembus dengan
udara. Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat
organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap awal.
8) Bak pengendap akhir
Bak pengendap akhir berfungsi mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran
organik tersuspensi yang masih lolos dari bak-bak sebelumnya.
9) Tanki Reaktor Bio Sistem
Proses aerobik pada tanki reaktor bio sistem terdiri dari dua stage untuk
menyempurnakan proses dan menambah efisiensi penguraian polutan air limbah.
Polutan akan diuraikan oleh bakteri yang melekat pada media. Didalam tanki bio
system akan terjadi proses reduksi BOD, COD, NH 3 dan polutan lain oleh bakteri.
Untuk kebutuhan oksigen bakteri disuplai oleh udara dari sistem blower
menggunakan pipa sparger yang terletak pada dasar tanki reaktor bio sistem.
Tanki tersebut dilengkapi dengan sistem defoaming untuk mereduksi busa/foam
yang timbul. Dari tanki reaktor bio sistem air limbah mengalir ke tanki filtrasi.
Didalam tanki filtrasi terjadi proses pemisahan endapan dan air jernih. Endapan
yang terkumpul dikembalikan ke bak ekualisasi. Sedangkan air jernih mengalir ke
kolam indikator dan dialirkan ke badan air.
BAB III
DATA IPAL DAN HASIL UJI KUALITAS LIMBAH
3.1 Data Teknis IPAL
A. Pengoperasian IPAL
Pada dasarnya Ipal akan berjalan otomatis setiap hari tanpa harus menghidupkan
peralatan. Peralatan yang dihidupkan/ dijalankan dibawah ini (pompa blower,
pompa input) hanya berlaku pada saatperalatan tersebut kondisinya dimatikan
(off).
1. Menjalankan pompa blower
 putar swit kearah AUTO pada panel kontrol, pompa Air jet injektor akan
beroperasi secara otomatis
 putar swit kearah MANUAL pada panel kontrol dan tekan tombol star / on
pompa blower akan beroperasi secara manual
 Stop kran untuk pengaturan sirkulasi sudah di set tidak perlu dirubah-
rubah
2. Menjalankan pompa input reaktor biosistem
a. Putar swit kearah AUTO pada panel kontrol, pompa input akan beropearsi
secara otomatis
b. putar swit ke arah MANUAL pada panel kontrol dan tekan tombol star / on
pompa Input akan beroperasi secara manual
c. Stop kran untuk pengaturan sirkulasi sudah diset tidak perlu dirubah –
rubah
3. Drain air dan endapan (sludge)
a. Reaktor Bio system
 Buka stop kran kran di bagian bawah biosistem selama ± 1 menit.
 Lakukan untuk setiap stage (setiap kran drain) pada Bio sistem 2 - 3 hari
sekali.
b. Filtrasi akhir
 Buka stop kran dibagian bawah filtrasi akhir selama ± 1 menit
c. Lakukan drain secara rutin tiap 2-3 hari sekali untuk mengurangi sludge.
d. Setelah drain selesai, kembalikan kran yang dirubah ke posisi semula
B. Pemeliharaan IPAL
Yang dimaksud pemeliharaan yaitu menjalankan aktifitas secara periodik sehingga
IPAL dapat berjalan dengan baik. Adapun aktifitas yang perlu dilakukan adalah:
1. Pompa Input Bio sistem
Secara rutin dicek dan 2 / 3 hari sekali dibersihkan.
2. Pompa Blower
Secara rutin dicek dan 2 / 3 hari sekali dibersihkan Jika Kotor/rusak
3. Pompa Saluran
Secara rutin dicek dan 2 / 3 hari sekali dibersihkan
4. Reaktor IPAL Biosistem dan Filtrasi Akhir
Secara periodik atau bila mutu air limbah jelek, lakukan drain sesuai prosedur
untuk membuang endapan yang mungkin sudah berlebihan.
5. Bak Kontrol
Secara berkala kotoran/ benda padat seperti plastik, kain dll yang terikut,
agar saluran tidak tersumbat oleh kotoran tersebut.
6. Stop Kran
Posisi Stop Kran yang sudah diset jangan dirubah-rubah karena akan merubah
seting dan bisa menyebabkan mutu effluent buruk dan terjadi overfload.
7. Kaporit
Secara rutin kaporit tablet dicek, lakukan segera pengisian ulang sebelum
habis.
8. Saluran air limbah
Secara rutin dicek dan dibersihkan, termasuk bak-bak kontrol yang ada.

C. Penanganan Masalah IPAL


Penanganan masalah IPAL yaitu mengidentifikasi penyebab masalah dan langkah-
langkah untuk mengatasi masalah tersebut.
1. Pompa mati
Angkat pompa dan dicek, biasanya pompa mati karena tersumbat atau
konsleting atau level kontrol tidak jalan sehingga air di bak pompa habis
tetapi pompa tetap jalan sehingga terbakar. Pasang pompa cadangan dan
segera perbaiki pompa/ level kontrol yang rusak.
2. Timbul busa
Busa timbul saat IPAL pertama kali jalan atau IPAL habis mati lama kemudian
dijalankan karena bakteri pengurai belum bekerja maksimal atau mati. Bila
busa keluar akan direduksi oleh pipa defoaming, tetapi jika busa keluar dalam
jumlah besar, sebaiknya ditambahkan air bersih. Busa yang keluar tidak akan
lama karena setelah bakteri tumbuh busa akan hilang dengan sendirinya.
3. Timbul bau
IPAL dibuat tertutup sehingga kecil kemungkinan terjadi bau. Bau yang timbul
kemungkinan karena ada pipa/ mur baut yang kendor atau bisa juga terjadi
karena sistem pompa Blower mati dalam waktu lama (satu minggu lebih).
Untuk menghilangkan bau bisa dilakukan dengan start up ulang yaitu
mensirkulasi aliran dari reaktor ke bak equalisasi.
4. Debit mengecil
Segera lakukan pengecekan pompa input reaktor, angkat pompa dari Pit.
Apabila ada kotoran yang menyumbat segera bersihkan.
5. Mutu effluent/output tidak bagus
Lakukan prosedur drain, tetapi bila output tetap tidak baik maka :
a. Tunggu dan amati output selama 1 atau 2 hari karena hal ini bisa juga
terjadi karena sumber limbah tercemar bahan kimia/beracun sehingga
bakteri terganggu. Contoh: mungkin ada bahan pel yang tumpah, ada
bahan kimia dari lab yang dibuang dalam volume besar, atau bahan
berbahaya lain yang dibuang berlebihan. Apabila bahan kimia yang
tumpah tidak terlalu banyak biasanya dalam waktu 1-2 hari akan terjadi
recovery bakteri dan output air limbah mulai membaik.
b. Apabila setelah 1 – 2 hari output tetap jelek, maka drain semua air limbah
di Biosistem dan dilakukan start up ulang (seperti waktu menjalankan ipal
pertama kali)
6. Air limbah tumpah (overload) lewat manhole IPAL sudah dilengkapi fasilitas
anti overflow, apabila masih terjadi overload lakukan langkah berikut :
 Yang harus pertama kali dilakukan bila overload adalah mematikan
pompa input. Kemudian kurangi alat yang overload dengan cara
melakukan proses drain.
 Lakukan pengecekan ketinggian air pada reaktor dan separator. Apabila
terjadi kenaikan (mendekati dinding atas) maka lakukan drain sesuai
prosedur drain.
7. Air tumpah (overload) lewat manhole Ekualisasi
 Penyebab masalah adalah pompa input reaktor Biosistem ada
masalah/mati. Untuk itu segera perbaiki pompa tersebut.
8. Air buntu di Saluran air limbah
a. Penyebab masalah adalah ada benda padat (plastik, pembalut dll) yang
masuk saluran air limbah
b. Bersihkan secara berkala bak kontrol dan bak ekualisasi dari benda padat
tersebut.

3.2 Hasil dan Evaluasi Uji Kualitas Limbah Cair


STANDA
R BULAN
NO PARAMETER SATUAN
BAKU
APRIL MEI JUNI
MUTU
1 Temperatur °C 30 26.7 26.2 27.0
2 BOD mg/L 30 17.79 9.31 5.0
3 COD mg/L 80 44.46 30.84 32.26
4 Phospat Terlarut (PO4) mg/L 2 3.147 3.316 2.425
MPN/100m
5
Total Coliform l 10000 500 300 350
6 pH - 6-9 7.08 7.44 7.36
7 Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/L 30 6.3 5.1 5.0
8 Ammonia (NH3 –N bebas) mg/L 0.1 0.0110 0.0070 0.0122
TEMPERATUR
50

40

Standar Baku mutu


°C

30 27
26.7 26.2

20

10
APRIL MEI JUNI

Jika dilihat dari gambar grafik diatas menunjukkan bahwa temperatur air limbah
tidak melebihi standar baku mutu.

Chart Title
50

40
Standar Baku mutu
30
BOD

17.79
20

9.31
10
5.00

2 3
0 1
APRIL MEI JUNI

Dari gambar grafik BOD diatas telah terjadi penurunan dari bulan April hingga bulan
Juni. Dimana pada bulan April ke bulan Mei penurunan parameter BOD sebesar 8,48
mg/L sedangkan dari bulan Mei ke bulan Juni penurunan parameter BOD sebesar
4,31 mg/L. Dan untuk parameter BOD pada bulan April, Mei dan Juni masih
memenuhi baku mutu air limbah.
COD
100
90 Standar Baku mutu
80
70
60
COD

44.46
50
40 30.84 32.26
30
20
10
0 1 2 3
APRIL MEI JUNI

Dari gambar grafik diatas menunjukkan penurunan COD setiap bulan. Dan hasil
pemeriksaan COD dari bulan April sampai bulan Juni memenuhi baku mutu limbah
cair.

Phospat Terlarut (PO4)


9
8
7
6
PO4

5
4
3.15 3.32
3 2.433
2 2 Standar Baku mutu
1 1
0
APRIL MEI JUNI

Hasil pemeriksaan phospat terlarut (PO4) pada grafik diatas menujukkan bahwa
pemeriksaan parameter phospat terlarut pada bulan April sebesar 3,147 mg/L dan
bulan Mei mengalami kenaikkan dengan hasil pemeriksaan sebesar 3.316 mg/L.
Sedangkan pada bulan Juni hasil pemeriksaan menunjukkan penurunan dengan hasil
2,425 mg/L. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan parameter
phospat pada bulan April, Mei dan Juni tidak mememnuhi baku mutu limbah cair.
Total Coliform Standar Baku mutu
10000

8000

6000

4000

2000
500 300
350
0 1 2 3
APRIL MEI JUNI

Hasil pemeriksaan total coliform pada limbah Rumah Sakit Panti Nirmala masih jauh
dengan standar baku mutunya. Dalam proses pengendalian colli tinja sejauh ini tidak
ada penambahan kaporit pada system IPAL RS. Pertimbangannya adalah selama IPAL
RS beroperasional untuk parameter total coliform tidak pernah melebihi standar
baku mutu limbah cair.

pH
10
Max Standar Baku mutu
9

8
7.44
pH

7.08 7.36
7

6 Min Standar Baku mutu

5
APRIL MEI JUNI

Dari gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kenaikkan pH air
limbah dari bulan April hingga bulan Mei. Sedangkan untuk bulan Juni mengalami
penurunan pH. Meskipun telah terjadi kenaikkan dan penurunan, parameter pH
masih memenuhi standar baku mutu limbah cair.
Zat Padat Tersuspensi (TSS)
50

40
Standar Baku mutu

30
TSS

20

106.3
5.1 5

2 3
0 1
APRIL MEI JUNI

Hasil pemeriksaan TSS bulan April hingga bulan Juni memenuhi standar baku mutu
limbah cair. Bulan April nilai TSS sebesar 6,3 mg/L, Mei sebesar 5,1 mg/L dan Juni
sebesar 5,0 mg/L.

Ammonia (NH3-N bebas)


0.2000

Standar Baku mutu


NH3N

0.1000

0.0110 0.0070 0.0122

0.0000
APRIL MEI JUNI

Jika dilihat dari gambar grafik diatas bahwa pemeriksaan parameter ammonia bebas
memenuhi baku mutu limbah cair.
3.3 SOP Pengelolaan Limbah Cair

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

No. Dokumen Tanggal: Halaman


SANITASI
RSPN/SPO/SANITASI/25 2 Juni 2018
RS. Panti Nirmala
1/2
Jl. Kebalen Wetan No.8
Revisi Nomor: 3
Telp. 362459
STANDAR Tanggal Ditetapkan Ditetapkan
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
5 Juni 2018 dr. Cecilia Widijati I. MMRS
PENGERTIAN 1. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
2. Pengelolaan limbah cair adalah tata cara/upaya mengelola
limbah cair hasil kegiatan rumah sakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengelola
limbah cair supaya limbah cair apabila dialirkan ke badan air
tidak mencemari lingkungan dan biota air serta memenuhi
baku mutu yang telah ditetapkan
KEBIJAKAN Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL), bekerjasama dengan Panitia
Pengendalian dan Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit (PPIRS)
menyusun pedoman pengelolaan kebersihan lingkungan
rumah sakit, termasuk didalamnya pengelolaan sampah
meliputi pembuangan sampah dan kontrol air, binatang
pengganngu dan limbah
PROSEDUR 1. Semua air limbah yang berasal kegiatan rumah sakit
terkumpul pada bak main septik (penampung sampah)
2. Selanjutnya air limbah mengalir pada bak ekualisasi yang
dilengkapi dengan bak V notch yang berfungsi sebagai
pengatur debit air limbah sehingga masa tinggal air
limbah di IPAL lebih lama.
3. Dari bak ekualisasi air limbah mengalir ke bak pengendap
awal, yang berfungsi mengendapkan partikel lumpur,
pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak
pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengurai
senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge
digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.
4. Selanjutnya air limbah mengalir ke bak biofilter anaerob
yang terisi media khusus yang berbahan plastik dengan
tipe sarang tawon. Yang berfungsi mengurai zat-zat
organik, gas metan dan dan karbon dioksida tanpa ada
pemberian udara atau oksigen.
5. Dari bak biofilter air limbah mengalir ke bak aerasi, yang
berfungsi untuk membantu sel mikroba dalam
pembentukkan flok yang akan mengendap di bak biofilter
aerob.
6. Selanjutnya air limbah mengalir ke bak biofilter aerob.
Didalam reaktor biofilter aerob diisi dengan media sambil
dihembus dengan udara atau oksigen. Setelah beberapa
hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah
yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat
terurai pada bak pengendap awal.
7. Dari bak biofilter aerob air limbah mengalir ke bak
pengendap akhir, yang berfungsi mengendapkan partikel
lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi yang
masih lolos dari bak-bak sebelumnya.
8. Selanjutnya air limbah mengalir ke Tanki Reaktor Bio
Sistem. Didalam tanki bio system akan terjadi proses
reduksi BOD, COD, NH3 dan polutan lain oleh bakteri.
Untuk kebutuhan oksigen bakteri disuplai oleh udara dari
sistem blower.
9. Dari tanki reaktor bio sistem air limbah mengalir ke tanki
filtrasi. Didalam tanki filtrasi terjadi proses pemisahan
endapan dan air jernih. Endapan yang terkumpul
dikembalikan ke bak ekualisasi. Sedangkan air jernih
mengalir ke kolam indikator dan dialirkan ke badan air.
UNIT TERKAIT Subbagian Pemeliharaan.
Sanitasi

LAMPIRAN
HASIL UJI
LABORATORIUM

LAMPIRAN
IZIN
PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR
(IPLC)

LAMPIRAN
LOGBOOK IPAL
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai