Alhamdulillahi Rabbil ‘Allamiin, Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha
Kuasa atas selesainya Panduan Triage Rumah Sakit Belleza kedaton edisi pertama ini. Panduan
ini dibuat dan disusun bersama untuk kepentingan pelayanan di Rumah Sakit Belleza kedaton.
Maksud dan tujuan disusunnya panduan ini adalah agar seluruh karyawan khususnya staf yang
terlibat dalam Pelayanan dan Pengobatan Rumah Sakit Belleza kedaton di Rumah Sakit Belleza
kedaton dapat melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing sesuai perannya dalam triage
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan melaksanakan pelayanan yang aman bagi
pasien (Patient Safety).
Rumah Sakit Belleza kedaton memandang perawatan yang diberikan adalah sebagai bagian
dari suatu sistem terpadu yang mencakup : layanan, pekerja dan professional kesehatan serta
berbagai level perawatan. Semua itu merupakan suatu proses perawatan berkelanjutan
(continum of care). Tujuannya adalah mencocokkan kebutuhan pasien dengan layanan yang
tersedia, mengkoordinasikan layanan di rumah sakit secara terpadu kepada pasien untuk proses
perawatan selanjutnya. Hasilnya adalah perbaikan hasil perawatan dan pemanfaatan sumber
daya yang ada secara lebih efisien.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh staf
yang terlibat dalam penyusunan Panduan ini. Kami menyadari bahwa seiring berjalannya
waktu Panduan ini perlu dilakukan penyesuaian tentang triage untuk mendapatkan pelayanan
terbaik dan terpadu di Rumah Sakit Belleza kedaton. seiring dengan perkembangan rumah
sakit. Namun demikian kami memandangnya sebagai awal yang penting dalam upaya
memajukan
Hal. 1 dari 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 3
Hal. 2 dari 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi Triage
Triage berasal dari bahasa Perancis ‘trier’ , yang memiliki arti “menseleksi”, yaitu
teknik untuk menentukan prioritas penatalaksanaan pasien atau korban berdasarkan
derajat kegawatannya. Triage adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas pasien
berdasarkan berat ringannya kondisi klien/kegawatan nya yang memerlukan tindakan
segera. Dalam triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (rapid respon time)
untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu ≤ 30 menit.
B. Tujuan Triage
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa. Tujuan triage
selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan
pertolongan kedaruratan.
C. Prinsip Triage
Prinsip dasar nya adalah “melakukan yang terbaik untuk sebanyak-banyaknya korban”.
Perhatian dititikberatkan pada pasien atau korban dengan kondisi medis yang paling
gawat - darurat dan paling besar kemungkinannya untuk diselamatkan.
Hal. 3 dari 9
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Kategori Triage
Sistem triage adalah salah satu alat bantu skrining pasien di Instalasi Gawat Darurat yang
bertujuan mengenali pasien kegawataruratan dengan cepat dan memberikan
penatalaksanaan sesegera mungkin dengan tepat. Terdapat banyak acuan sistem triase yang
digunakan oleh masing-masing rumah sakit, RS Belleza kedaton menggunakan sistem
Triage yang dikutip dari Canadian Triage and Acuity Scale yang mempunyai 5 sistem
level untuk kategori triage (Canadian Triage and Acuity Scale national guidelines):
Hal. 5 dari 9
Tabel 2. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas (Labeling)
KLASIFIKAS
KETERANGAN
I
Prioritas I Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah
(merah) segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan
pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan
sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok
hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (lukabakar)
tingkat II dan III > 25%
Prioritas II Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani
(kuning) dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan
terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan
III < 25 %, trauma thorak / abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
Prioritas III Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan
(hijau) dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superfisial, luka-luka ringan
Prioritas 0 Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu
(hitam) terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis
Hal. 6 dari 9
BAB III
TATA LAKSANA
A. Proses Triage
Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu IGD. Dokter jaga IGD dan perawat
harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian, misalnya melihat sekilas ke arah pasien yang berada di brankar
sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat. Pengumpulan data subjektif dan
objektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit. Perawat bertanggung
jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat; misalnya bagian
trauma dengan peralatan khusus, bagian jantung dengan monitor jantung dan tekanan
darah, dll. Tanpa memikirkan dimana pasien pertama kali ditempatkan setelah triage,
setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat utama sedikitnya sekali setiap 60
menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat,
pengkajian dilakukan setiap 5 - 15 menit / lebih bila perlu. Setiap pengkajian ulang
harus didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru dapat mengubah
kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan. Misalnya kebutuhan untuk
memindahkan pasien yang awalnya berada di area pengobatan minor ke tempat tidur
bermonitor ketika pasien tampak mual atau mengalami sesak nafas, sinkop, atau
diaforesis. (Iyer, 2004).
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda - tanda objektif bahwa ia
mengalami gangguan pada airway, breathing, dan circulation, maka pasien ditangani
terlebih dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data objektif dan data subjektif
sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian
kemudian dilengkapi dengan data subjektif yang berasal langsung dari pasien (data
primer).
Hal. 7 dari 9
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat
hidup bila ditolong segera. Misalnya: Tension pneumothorax, distress
pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal, dsb.
b. Tunda - Delayed (kuning)
Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas
dengan perdarahan terkontrol, luka bakar < 25% luas permukaan tubuh, dsb.
c. Minimal (hijau).
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar, lecet dan luka bakar
superfisial.
d. Expextant (hitam)
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat
pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan
organ vital, dsb.
6. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah,
kuning, hijau, hitam.
7. Penderita / korban kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan
diruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut,
penderita / korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit
lain.
8. Penderita dengan kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih
lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien
dengan kategori triage merah selesai ditangani.
9. Penderita dengan kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila
sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat
diperbolehkan untuk pulang.
10. Penderita kategori triage hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.
11. Pada tahap proses triage, mencakup dokumentasi :
a. Informasi dasar : nama, umur, jenis kelamin,keluhan utama, cedera,
penyebab cedera, pertolongan pertama yang telah diberikan
b. Tanda-tanda vital : tensi, nadi, respirasi, kesadaran
c. Diagnosis singkat tapi lengkap
d. Kategori triage
12. Dalam implementasi petugas IGD harus mampu mendokumentasikan seluruh
tindakan medis dan keperawatan termasuk waktu pelaksanaan dalam Formulir
Triage dan catatan keperawatan IGD
Hal. 8 dari 9
BAB IV
DOKUMENTASI
B. PEMANTAUAN KEPATUHAN
Pemantauan kepatuhan terhadap panduan ini akan diaudit melalui audit internal sesuai
jadwal.
C. DOKUMEN TERKAIT
Panduan Skrining Pasien
Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
Panduan Akses Ke Pelayanan Rumah Sakit
Hal. 9 dari 9