Anda di halaman 1dari 9

AKSES PELAYANAN KESEHATAN (APK)

TRIASE PASIEN IGD RSUD PROVINSI SUMATERA SELATAN

AUSTRALIAN TRIAGE SCALE (ATS)

ATS Kategori Kategori Kategori ATS 3 Kategori Kategori


ATS 1 ATS 2 ATS 4 ATS 5
Respon Segera Penlaian dan Penilaian dan Penilaian dan Penilaian dan
time membutuhkan perawatan perawatan dilakukan perawatan perawatan
penilaian dan dilakukan dalam 30 menit dilakukan dilakukan
perawatan dalam 10 dalam 60 dalam 120
menit menit menit
Deskripsi Kondisi yang Kondisi Kondisi yang Kondisi yang Kondisi yang
sangat yang dapat berpotensial berpotensial tidak
mengancam mengancam mengancam nyawa meningkatka meningkatkan
nyawa , atau nyawa atau atau meningkatkan n morbiditas morbiditas
morbiditas pasien dari pasien pasien
memiliki menimbulka
walaupun
risiko n penurunan waktu
penurunan tanda vital penangannya
tanda vital yang dapat ditunda
dan menyebabka selama 2 jam
membutuhka n kegagalan dari
n system kedatangan
penanganan organ tubuh
yang agresif yang
mengalami
nyeri yang
sangat
Keteranga  Cardiac  Resiko  Krisis  Perdaraha  Nyeri
n klinis arrest gangguan hipertensi n ringan minimal
 Respirator airway  Kehilanga  Aspirasi tanpa resiko
y arrest  Distress n darah benda asing tinggi
respiratory sedang tanpa distress  Tidak
 Airway
berat  Sesak nafas ada riwayat
problem  Kegagalan sedang  Trauma sebelumnya
 RR<10 sirkulasi  Muntah tanpa cidera atau
 TD<30 perfusi buruk, presisten rusuk asimptomati
 GCS<9 HR<50 atau  Dehidrasi  Luka k
 Kejang >150  Cidera kecil di  Gejala
Prolong (dewasa) kepala ringan kepala minor
 Overdosis  Hipotensi  Curiga  Nyeri  Luka
obat  Kehilangan sepsis, tanda ringan kecil seperti
dengan banyak darah vital stabil  Muntah abrasi, atau
hipoventil  Chest pain  Nyeri atau diare luka terbuka
 Terduga sedang tanpa yang tidak
asi
sepsis  Chest dehidrasi memerlukan
 Neutropeni pain non  Inflamasi jahitan
a cardiac mata karena  Waktu
 GCS<13  Cidera benda asing control
 Stroke akut ekstremitas  Luka ulang
 Demam ekstremitas jahitan
dengan letargi ringan  Imunisas
 Trauma  Nyeri i saja
asam basa perut tidak  Psikiatri
mata spesifik pasien
 Multiple  Gangguan dengan
trauma mental yg gangguan
 Fraktur tidak urgent kronis dan
mayor klinis baik
 Torsio
testis
 Psikiatri
(melukai diri
sendiri, gaduh
gelisah

POIN EDUKASI PENTING SEBELUM PASIEN MASUK RAWAT INAP

Pada saat pasien akan masuk rawat inap, pasien akan diberikan edukasi mengenai hak dan
kewajiban pasien dan edukasi tentang aspek asuhan medis dan tindakan, yang meliputi:

a. Kondisi Pasien
b. Diagnosis pasti dan dasar diagnosis pasien
c. Rencana asuhan dan tindakan yang akan diusulkan
d. Manfaat dan risiko tindakan
e. Nama orang yang akan mengerjakan tindakan
f. Kemungkinan alternative dan tindakan
g. Prognosis dan tindakan
h. Kemungkinan hasil yang tidak terduga
i. Kemungkinan hasil bila tidak dilakukan tindakan

PROSEDUR DELAYED TREATMENT

Prosedur Delayed Treatment (Sebab dari Dalam RS)


Suatu keadaan dimana pelayanan medis yang ditunda pelaksanaannya oleh pasien atau yang
sah mewakili pasien dalam memberikan persetujan dengan berbagai alasan atau ditunda
karena terkendala fasilitas Rumah Sakit
Pasien akan diinformasikan mengenai
1. Petugas menjelaskan rencana penundaan pelayanan
2. alasan penundaan pelayanan
3. waktu tunggu penundaan pelayanan .
4. alternatif lain untuk kelanjutan pemberian pelayanan
Berlaku untuk Instalasi Rawat, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah
Sentral, Instalasi Rawat Intensif, Instalasi Farmasi, Instalasi Hemodialis, Instalasi
Rehabilitasi Medik
Penundaan pelayanan ini didokumentasikan pada
1. Rekam medis pasien;
2. Laporan insiden keselamatan pasien rumah sakit;
3. Laporan indikator mutu setiap bagian/unit pelayanan yang terkait

Prosedur Delayed Treatment (Sebab dari Pasien) dan Prosedur pasien menolak
pengobatan
Suatu keadaan dimana pelayanan medis yang ditunda pelaksanaannya oleh pasien atau yang
sah mewakili pasien dalam memberikan persetujan dengan alasan pasien tidak mampu
memenuhi rencana perawatan sesuai kesepakatan karena berbagai kondisi
Bagi Pasien atau keluarga yang tidak datang pengobatan maka perlu :
1. Diketahui alasan ketidakhadiran
2. Petugas mejelaskan pelayanan yang akan diberikan serta alasan mengapa pelayanan
tersebut harus dilakukan.
3. Petugas menjelaskan kemungkinan yang bisa terjadi bila pelayan yang diberikan
terlambat.

Keputusan pasien atau yang sah mewakili pasien untuk menunda pelayanan
didokumentasikan dalam lembaran integrasi serta ditandatangani oleh pasien / yang sah
mewakili pasien dan petugas yang memberikam informasi beserta saksi dari kedua belah
pihak

TRANSFER PASIEN

Informasi yang diperlukan saat transfer pasien :

 Alasan dirawat
 Temuan penting
 Diagnosis
 Prosedur medis dan non medis yang telah dilaksanakan
 Obat-obatan
 Kondisi pasien saat di transfer

Prosedur Transfer Pasien Antar Ruang :


1. Pasien yang akan ditransfer dilakukan levelisasi.
2. Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer dilakukan oleh DPJP atau jika oleh
dokter jaga maka harus sepengetahuan dan persetujuan DPJP.
3. Transfer pasien dilakukan dalam kondisi pasien sudah stabil (jika pasien berada di
IGD dan Kamar Bedah)
4. Jika pasien berada di bangsal, segera ditransfer sesuai kriteria transfer pasien, kecuali
pasien mengalamai henti nafas dan atau jantung segera aktifkan code blue (lihat
panduan Code Blue).
5. Menyampaikan kepada pasien (jika kondisinya memungkinkan) dan keluarga pasien
bahwa akan dilakukan transfer ke ruang rawat inap atau rawat instensif atau kamar
bedah.
6. Jika pasien dan/atau keluarga pasien menyetujui dilakukan transfer makan
dokumentasikan dalam formulir serah terima pasien. Jika menolak maka akan
dokumentasikan dalam penolakan tindakan transfer.
7. Saat pasien siap ditransfer DPJP atau dokter jaga atau perawat harus menghubungi
bagian/unit/ruangan yang akan dituju dengan teknik SBAR.
8. Seluruh peralatan dan obat-obatan dicek ulang oleh petugas transfer.
9. Monitoring saat transfer.
10. Petugas transfer melakukan serah terima dengan petugas di bagian/unit/ruangan yang
dituju dengan teknik SBAR.
11. Proses transfer didokumentasikan di lembar serah terima pasien dalam rekam medis

FORMULIR TRANSFER ANTAR ANTAR RUANG


FORMULIR RUJUKAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
RESUME MEDIK

Resume medik di buat 1 x 24 jam sebelum pasien pulang


PROSES EDUKASI PASIEN YANG AKAN DIPULANGKAN BERISIKAN

Proses Edukasi Pasien yag akan dipulangkan berisikan


1. Cara aman dan efektif memberikan semua obat yang dibawa paaien (tidak hanya obat
yang dibawa ketika pulang)termasuk potensifek samping obat
2. Cara aman dan efektig penggunaan tekhnologi/alat medis
3. Interaksi obat yang diresepkan dan obat lainnya (termasuk obat persediaan pasien )
dengan makanan
4. Diet dan nutrisi, aktivitas, alat bantu, manajemen nyeri, dan rehabilitasi

Prosedur Pembuatan Resume Medik


1. Pastikan kelengkapan pengisisan resume medic mulai dari identitas pasien, tanggal
masuk rawat inap, tanggal keluar rumah sakit terisi lengkap
2. Pastikan ringkasan riwayat penyakit pasien, , alergi, anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, indikasi rawat dan diagnosis masuk terisi secara lengkap
3. Pastikan diagnosis utama dan diagnosis sekunder terisi secara lengkap sesuai dengan
koding ICD 10
4. Pastikan semua tindakan yang pernah diterima pasien sejak awal pasien masuk
(termasuk diagnosis dari departemen lain) beserta kodingnya sesuai degan koding ICD10
5. Pastikan reaksi obat (alergi obat), risiko jatuh, sudah terisi
6. Tuliskan hasil laboratorium yang belum selesai, apabila ada hasil laboratorium tang
pending
7. Pilih kondisi pasien apakah pulang, sembuh, pindah RS, Pulang atas permintaan sendiri,
meninggal, atau ada alasan lain
8. Pilih pada form resume medic kondisi pasien saat pulang, mandiri, cacat, tidak maniri
karna menggunakan alat bantu, (Infus, NGT, OGT, WSD, Spalk, dll
CHEK LIST KEPULANGAN PASIEN

PROSEDUR PEMBUATAN DISCHARGE PLANNING

1. Formulir discharge planning ditujukan untuk membantu semua profesi memastikan


bahwa pasien dan keluarga mendapatkan informasi yang memadai yang diperlukan
pasien untuk melanjutkan proses perawatan setelah pasien selesai menjalani perawatan
2. Pengisian formulir discharge planning lengkap dilakukan oleh perawat 1 x24 jam
sebelum pasien pulang
3. Tahap 1 harus selesai diisi paling lambat 2 x 24 jam pertama proses admisi pasien.
4. Tahap 2-4 diisi sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan catatan yang dibuat masing-
masing profesi (dokter, perawat, dietisian, farmasis) pada catatan perkembangan pasien
terintegrasi dan fomrulir informasi dan edukasi terintegrasi
5. Table serah terima memastikan dan menjamin perawat, pasien dan keluarga telah
menyelenggarakan proses serah terima yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai