Manusia sebagai makhluk social tentu ingin hidup bermasyarakat.
Oleh karena itu banyak
orang yang mendifinisikan masyarakat(society)adalah wadah segenap antar hubungan social yang terdiri atas banyak kolektiva dan terdiri pula atas kelompok yang lebih kecil. Masyarakat sebagai kelompok yang lebih besar di kenal sebagai suku dan kemudian ras. Terbentukny aras, suku(etnikdan subetnik) tidak lepas dari persamaan warna kulit,bahasa dan kebudayaan ,serta wilayah.Misalnya, suku jawa berbahasa jawa dan tinggal di pulau jawa, dan seterusnya. Seperti halnya individu maupun keluarga, masyarakat juga mempunyai kepentingan.Kepentingannya tiada lain adalah kelangsungan hidup yang berupa tetap eksis dan sejahtera. Untuk menjamin kelangsungan hidupnya, ada empat permasalahan yang perlu dan harus di perhatikan yaitu; (1)adaptasi(penyesuaian dengan lingkungan), (2) integrasi, (3)pencapaian tujuan(goal attainment), (4) mempertahankan pola. Agar masyarakat tetap langgeng perlu dibuat pola-pola tertentu agar tetap terjaga tradisi. Masyarakat pada dasarnya adalah kumpulan orang, namun tidak semua kumpulan orang dengan sendirinya merupakan masyarakat. Terdapat empat kriteria yang harus dipenuhi agar suatu kumpulan orang dapat disebut masyarakat, yaitu’ (1)memiliki kemampuan bertahan melebihi masa hidup(seorang) individu, (2)rekrutmen seluruh anggotanya melalui reproduksi, (3)kesetiaan pada suatu system tindakan bersama, (4)adanya system tindakan utama yang bersifat swasembada(MarionLevy). Berdasarkan kriteria tersebut, kumpulan orang yang ada di dalam angkutan umum tidak dapat disebut sebagai masyarakat karena kumpulan itu bersifat sementara yang bubar ketika angkutan umum tiba di halte atau terminal. kumpulan itu tidak melakukan reproduksi untuk menambah jumlah anggotanya, tidak ada suatu kesetiaan pada sistem tindakan utama bersama dan tidak melakukan tindakan untuk menghasilkan kebutuhan sendiri seperti sandang dan pangan. Kumpulan penumpang angkutan umum itu lebih tepat disebut kerumunan atau crowd(Park 1972). Untuk lebih memperjelas perbedaan masyarakat dengan kerumunan, patut diperhatikan ciri-ciri yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi masyarakat. (1)Adanya pola tingkah laku yang khas mengenai semua factor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. Pola tingkah laku itu harus bersifat mantap dan kontinyu, atau dengan kata lain sudah menjadi adat-istiadat yang khas. (2)Adanya rasa identitas di antara warga atau anggotanya bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dengan kesatuan manusia lainnya (Koentjaraningrat 1980). Dari finisi tersebut diketahui bahwa masyarakat meliputi cakupan yang luas dan abstrak. Sebagai contoh adalah masyarakat Banten yang meliputi seluruh kesatuan hidup manusia di Banten (baik di desa maupun dikota) yang bersifat mantap dan yang terikat oleh satuan adat- istiadat dan rasa identitas bersama. Jadi,wong Banten disebut masyarakat Banten meskipun tidak tinggal diwilayah Banten, jika ia berasal dari Banten dan masih terikat dengan adat istiadat budaya Banten. Jika masyarakat memiliki makna luas, makna yang erbatas ada pada istilah komunitas. Komunitas meliputi seluruh kesatuan manusia yang menempati suatu wilayah tertentu yang nyata, dan yang berinteraksi menurut suatu system adat-istiadat serta terikat oleh identitas komunitas (Koentjaraningrat1980, dan Jha2003). Menurut MacIver (dalamJha2003),terdapat dua dasar untuk menetapkan komunitas,yaitu (a)lokalitas(geografi,bahasa,pakaian,kebiasaan makanan,dsb.), (b)sentimen-sentimenkomunitas (caraberpikir,alampikiran,ideologi,aktivitasbersama, dsb.). Jadi, bila masyarakat mengacu pada pengertian yang luas mengenai kesatuan hidup manusia, abstrak, dan umum. Maka komunitas menunjuk pada arti khusus dari kesatuan tersebut. Dalam Islam, masyarakat tidak di bentuk berdasarkan wilayah dan ras tertentu. Islam mengakui keragaman suku, adat-istiadat, kebudayaan, dan bertempat tinggal di banyak wilayah. Masyarakat Islam di bentuk atas dasar iman dan pengabdian kepada AllahTa’ala. Alat perekatnya adalah Al-Kitab dan konstitusi diwilayah masing-masing. Masyarakat Islam adalah kumpulan warga yang sepakat menjadikan Al-Qur’an sebagai pedomandalam kehidupan bersama, apa pun ras dan suku bangsanya. Dalam masyarakat Islam,Al-kitab menjadi konstitusi yang berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur dan mengendalikan kepentingan antar inidividu atau kelompok yangtidakjarangmenimbulkankonflik.Konflikdiselesaikan melalui musyawarah dan penegakan hokum berdasarkan Al-Kitab,disertai semangat persaudaraan Islam (ukhuwwah Islamiyah).