Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Metode Simulasi pada Materi Pembelajaran Press ISSN 1412-565 X

Conference Guna Meningkatkan.... (Tri Handayani) e-ISSN 2541-4135

PENERAPAN METODE SIMULASI PADA MATERI PEMBELAJARAN


PRESS CONFERENCE GUNA MENINGKATKAN SOFT SKILL DAN MUTU
PEMBELAJARAN DI SMKN 3 BANDUNG TINGKAT 11 (AP4)

IMPLEMENTATION OF SIMULATION METHOD ON LEARNING MATERIAL PRESS


CONFERENCE TO IMPROVE SOFT SKILL AND LEARNING QUALITY AT SMKN 3
BANDUNG LEVEL 11 (AP 4)

Tri Handayani
SMK Negeri 3 Bandung
E-mail: trihandayani13368@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah hasil dari metode simulasi yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Adapun judul dari PTK ini adalah Penerapan Metode Simulasi pada Materi Pembelajaran
Press Conference Guna Meningkatkan Soft Skill dan Mutu Pembelajaran di SMKN 3 Bandung Program Studi
Administrasi Perkantoran Tingkat 11 (AP 4). Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari
empat yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, dari refleksi pada siklus 1, selanjutnya disusun
siklus 2 yang merupakan perbaikan dari kekurangan-kekurangan pada siklus 1 dengan kompetensi dasar yang
sama namun diberikan peningkatan pemahaman materi dari guru. Pada siklus 1 nilai tertinggi 84 nilai terendah 73
nilai rata-rata siswa sebesar 81,33, Pada siklus 2 nilai tertinggi 85 nilai terendah 80 rata-rata siswa sebesar 83,33,
jadi 85–73 : 73 x 100 % = 16,44% terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 16,44% . Dengan demikian
metode simulasi pada materi press conference ini bisa dijadikan alternatif pembelajaran dalam meningkatkan
keterampilan siswa dalam melaksanakan simulasi, Dari proses simulasi tersebut terjadi peningkatan hasil belajar
sebesar 16,44%
Kata Kunci: metode simulasi, materi press conference, peningkatan soft skill dan mutu pembelajaran

ABSTRACT
This research was conducted to find out how the results of the simulation method used in the learning process. The
title of this PTK is Implementation of Simulation Method on Learning Material at SMKN 3 Bandung Administration
Program of Office Level 11 (AP 4). The implementation of PTK starts with the first cycle consisting of planning,
implementation, observation and reflection. Reflection cycle 1 is then cycled 2 which is an improvement of the
deficiencies in cycle 1 with the same basic competencies but given the increased understanding of the material from
the teacher. The observation result in cycle 2 shows the change of student to a better direction where the students
look more confident, carry out the simulation with the press conference material in a structured and smoothly.
Confidence in this student increases because has been directed by the teacher. The equipment is well prepared as
well as the memorization of group members’ dialogue. Through simulation of teaching and learning process more
attract student attention so will grow creativity and soft skill and can improve the ability to communicate verbal,
express appearance, correct deficiency. On cycle 1st the highest value is 84, the lowest value is 73, the average
value is 81.33. In cycle 2, the highest score is 85, the lowest score 80 and the average value is 83.33. So 85-
73x100% = 16.44% of the increase in student learning is 16.44%. This the simulation method on press conference
material is an alternative learning in improving the students’ skills in carrying out the simulation so that from the
simulation process there is a learning increase of 16.44%.
Keywords: simulation method, learning material, soft skill and learning quality improvement

PENDAHULUAN pendidikan nilai (transformation of value),


Pendidikan sebagai usaha sadar manusia dan lebih menitikberatkan pada aspek
untuk memanusiakan manusia ke arah yang pengetahuan (transformation of knowledge),
lebih baik kurang berhasil atau dengan kata atau dengan kata lain pendidikan kita lebih
lain gagal. Salah satu penyebabnya adalah menekankan aspek teknis atau keterampilan
akibat dari pergeseran makna pendidikan keras (hard skills), kurang menekankan
ke arah pengajaran. Sekarang ini proses keterampilan lunak (soft skills).
pembelajaran “kering” dengan transaksi Pada tahun 2011 HDI bangsa Indonesia

Jurnal Penelitian Pendidikan 99


Penerapan Metode Simulasi pada Materi Pembelajaran Press ISSN 1412-565 X
Conference Guna Meningkatkan.... (Tri Handayani) e-ISSN 2541-4135

berada pada ranking 114 dari 117 negara yang pembelajaran oleh guru di kelas, belum secara
diteliti, turun dari 113 pada tiga tahun terakhir. terprogram dan terstruktur memasukkan
Untuk itu perlu pengelolaan yang baik untuk aspek soft skills dalam kegiatan belajar-
meningkatkan kualitas sumber daya manusia mengajar. Sadar atau tidak, sesungguhnya
yang ada sekarang ini. Salah satu bidang sedikit saja metode pembelajaran diperbaiki,
yang perlu ditingkatkan adalah penanganan bisa saja menghasilkan hasil pembelajaran
sumber daya manusia melalui pendidikan. yang dahsyat (Elfindri et al., 2010:9).
Dalam dunia kerja, 15% keberhasilan Pengembangan soft skills dapat
seseorang ditentukan oleh pengetahuan dan dilakukan melalui proses pembelajaran
keterampilan teknis (hard skill) dan sisanya (intrakurikuler) dan kegiatan kemahasiswaan
85% ditentukan oleh keterampilan lunak (ekstrakurikuler). Pengembangan soft skills
(soft skill) dalam mengelola dirinya sendiri melalui kegiatan belajar atau tatap muka di
dan orang lain (Haryati, 2015). dalam kelas memerlukan kreativitas pendidik
Sejalan dengan hal ini, Baedowi, Direktur dengan tetap mengacu pada pencapaian
Jenderal PMPTK Depdiknas, sebagaimana kompetensi mata pelajaran dan tujuan
dikutip Triatmanto (2010), menyatakan pembelajaran (Sudiana, 2012).
bahwa saat ini ada kecenderungan masyarakat Perkembangan dunia pendidikan
maupun sekolah sekadar memacu siswa sekarang ini sangatlah pesat, salah satu
untuk memiliki kemampuan akademik tinggi faktor yang menjadi pendukungnya adalah
tanpa diimbangi pembentukan karakter yang perkembangan media teknologi dan
kuat dan cerdas. Upaya sekolah maupun komunikasi. Permasalahan pendidikan selalu
orang tua agar murid atau anaknya mencapai muncul bersamaan dengan berkembang
nilai akademis tinggi sangat kuat, tapi dan meningkatnya kemampuan siswa,
mengabaikan hal-hal yang non akademis situasi dan kondisi lingkungan yang ada,
(Sudiana, 2012). pengaruh informasi dan kebudayaan, serta
Ketika berbicara masalah pendidikan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
di Indonesia, secara pasti dihadapkan pada teknologi. Kondisi di lapangan saat ini
berbagai masalah pendidikan tersebut. menunjukkan bahwa masih diberlakukannya
Masalah pendidikan di Indonesia berasal dari pendekatan konvensional yang tidak efektif
berbagai segmen, mulai dari para pengambil dan menimbulkan pada kejenuhan siswa di
kebijakan di tataran puncak, sampai pada dalam kelas, serta pendekatan ketrampilan
permasalahan diakar rumput yaitu peserta proses dengan pembelajaran teoritis (Ismail
didik sebagai peserta didik. Namun bila dilihat SM, 2008:1).
secara mikro permasalahan pendidikan yang Penggunaan metode yang tidak sesuai
terjadi saat ini berakar dari permasalahan dengan tujuan pengajaran akan menjadi
dalam tingkat satuan pendidikan yang paling kendala dalam mencapai tujuan yang telah
kecil yaitu sekolah. Sekolah belum bisa dirumuskan dalam kompetensi dasar. Cukup
secara optimal melaksanakan tugasnya. banyak bahan pelajaran yang terbuang
Kualitas pendidikan saat ini menggunakan percuma hanya karena penggunaan metode
prestasi belajar peserta didik sebagai ukuran menurut kehendak guru dan mengabaikan
untuk menentukan tingkat keberhasilannya. kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi kelas
Hal tersebut menunjukkan berhasil tidaknya (Djamarah & Zein, 2010:87).
proses pendidikan dapat diamati berdasarkan Salah satu metode dalam pembelajaran
tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Selain adalah metode simulasi. Metode ini
itu kurangya program yang bertujuan untuk dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan
peningkatan soft skills peserta didik, dimana sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan
kegiatan pendidikan di sekolah dan kegiatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses
100 Jurnal Penelitian Pendidikan
Penerapan Metode Simulasi pada Materi Pembelajaran Press ISSN 1412-565 X
Conference Guna Meningkatkan.... (Tri Handayani) e-ISSN 2541-4135

tingkah laku imitasi, atau bermain peran publik, khususnya media atau pers.
mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan Berkaitan dengan hal tersebut setiap
seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya peserta didik perlu dibekali dengan
(Sudjana, 2009: 89). Metode simulasi ini kompetensi yang baik dan merupakan
bertujuan untuk membentuk ketrampilan hal yang perlu dipersiapkan agar menjadi
anak didik dalam bertindak di kehidupan sumber daya manusia yang bermutu sesuai
sehari-harinya dan untuk menyiapkan dengan tuntutan pekerjaan. Maka dari itu
anak didik ketika mereka telah terjun di dengan menggunakan simulasi dengan
masyarakat. Kegiatan belajar mengajar materi press conference akan menekankan
merupakan kegiatan utama dalam proses pada keterlibatan peserta didik dalam proses
pendidikan di sekolah. pembelajaran yang aktif. Tujuan utama dari
Dalam metode pembelajaran simulasi pelaksanan press conference tersebut adalah
ranah yang diutamakan adalah ranah menyampaikan informasi positif kepada
keterampilan dalam mempraktekan teori publik dan menjalin hubungan yang baik
yang dipelajari, sehingga sesuai dengan antara organisasi dengan eksternal publik,
tujuan pembelajaran, bukan hanya sebatas khususnya media atau pers.
kemampuan dalam memahami konsep Rumusan Masalah: (1) Apakah dengan
sehingga dalam proses pembelajaran siswa menggunakan metode Simulasi pada materi
SMK harus dibiasakan untuk menghadapi press conference respon siswa terhadap
kondisi yang akan dihadapi di dunia nyata. pembelajaran dapat meningkat; dan (2)
Metode yang mampu menciptakan kondisi Apakah dengan menggunakan metode
nyata ke dalam kondisi yang bukan sebenarnya simulasi press conference kemampuan soft
adalah metode simulasi. Dengan menerapkan skill siswa dapat meningkat. Berdasarkan
metode simulasi, diharapkan perserta rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
didik akan memperoleh manfaat seperti, penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
menyampaikan informasi, meyakinkan Mengimplementasikan metode simulasi pada
pendengar, menghibur pendengar, membuat materi press conference guna meningkatkan
suatu ide atau gagasan, menyentuh emosi respon siswa terhadap pembelajaran; dan (2)
pendengar ataupun dapat memperkenalkan Dengan menggunakan metode simulasi pada
diri dengan cara yang menarik. materipress conference kemampuan soft skill
Metode pembelajaran simulasi ini akan siswa lebih meningkat.
diterapkan dalam materi pembelajaran
press conference, karena komunikasi METODE PENELITIAN
merupakan bagian yang paling mendasar Dalam penelitian tindakan kelas ini yang
dalam kehidupan manusia. Berkomunikasi menjadi objek penelitian adalah siswa SMK
secara verbal baik lisan maupun tulisan akan Negeri 3 Bandung kelas XI AP 4 Administrasi
memberikan manfaat berupa kemampuan Perkantoran dengan jumlah siswa 34 orang.
bersosialisasi yang baik. Press conference Prosedur Penelitian: Penelitian tindakan
merupakan cara yang ampuh untuk sebuah kelas ini terdiri dari 2 siklus (siklus 1 dan
organisasi dalam menyampaikan informasi siklus 2) yang tepatnya dilakukan pada bulan
kepada eksternal publik karena berita atau Oktober 2015.
informasi tersebut dapat segera disampaikan
oleh pers kepada masyarakat luas. Tujuan Siklus 1
utama dari pelaksanan press conference Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus
tersebut adalah menyampaikan informasi pertama yang terdiri dari empat yaitu
positif kepada publik dan menjalin hubungan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
yang baik antara organisasi dengan eksternal dan refleksi. Apabila sudah diketahui
Jurnal Penelitian Pendidikan 101
Penerapan Metode Simulasi pada Materi Pembelajaran Press ISSN 1412-565 X
Conference Guna Meningkatkan.... (Tri Handayani) e-ISSN 2541-4135

keberhasilan tindakan pada siklus pertama selanjutnya.


dan sesuai dengan yang diharapkan, maka
siklus kedua sebaiknya tetap dilaksanakan Siklus 2
untuk mengukuhkan atau menguatkan hasil Perencanaan. Dari refleksi pada siklus 1,
yang sudah diperoleh pada siklus pertama. selanjutnya disusun siklus 2 yang tahapan
Berikut merupakan penjelasan kegiatan prosesnya sama dengan siklus 1 namun
siklus 1 pada siklus 2 ini merupakan perbaikan
Perencanaan. Rencana merupakan dari kekurangan-kekurangan pada siklus 1
kegiatan pokok pada tahap awal. Pada tahap dengan kompetensi dasar yang sama namun
perencanaan ini peneliti menyusun perangkat diberikan peningkatan pemahaman materi
pembelajaran yang terdiri dari silabus, baik dari guru maupun kelompok lain sebagai
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), acuan.
menyusun tes hasil belajar Ulangan Harian Pelaksanaan. Dari perencanaan siklus
(UH), Pekerjaan Rumah (PR), dan membuat 2 yang telah disiapkan, selanjunya
lembar pengamatan aktivitas guru dan diimplementasikan di kelas dalam bentuk
siswa. Dengan perencanaan yang baik guru pembelajaran yang regular artinya tidak
pelaksana PTK akan lebih mudah mengatasi mengambil waktu khusus, dengan tahapan
kesulitan dengan lebih efektif. yang sama dan memberi masukan kepada
Pelaksanaan. Jika semua perencanaan peneliti tentang langkah-langkah yang
tindakan telah disiapkan, maka langkah mungkin diambil dalam pelaksanaan siklus
selanjutnya adalah melaksanakan skenario 2.
tindakan yang telah direncanakan dalam Pengamatan. Pada siklus 2 pengamatan
situasi aktual. Kegiatan pembelajaran terhadap aktivitas tetap dilakukan,
ini dilakukan secara berkelompok yang Pengamatan dilakukan bersamaan dengan
memerlukan kreatifitas tinggi yang pelaksanaan tindakan. Pengamatan bertujuan
menjadikan pembeda dari kelompok lain, untuk mengamati apakah ada hal-hal yang
dari segi materi pembahasan yang terbaru harus atau segera diperbaiki agar tindakan
dan cara penyampaian atau aplikasi simulasi yang dilakukan mencapai tujuan yang
press conference. Kegiatan pelaksanaan diinginkan. Setelah proses pengayaan baik
tindakan dilaksanakan sesuai jadwal yang dari guru dan simulasi kelompok lain,
ditetapkan pada saat yang bersamaan kelompok yang melakukan perbaikan bisa
kegiatan pelaksanaan ini juga diikuti dengan meningkatkan penampilan simulasinya.
kegiatan observasi. Refleksi. Kegiatan refleksi pada siklus
Pengamatan. Pengamatan dilakukan 2 yaitu tetap mengkaji, melihat, dan
terhadap aktivitas, interaksi dan kemajuan mempertimbangkan atas hasil atau dampak
belajar siswa selama pembelajaran dari tindakan, kelemahan, dan kekurangan
berlangsung. Pengamatan dilakukan dari proses pembelajaran yang dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. apakah perlu diperbaiki dengan rencana
Pengamatan bertujuan untuk mengamati selanjutnya. Instruksi pengajaran yang
apakah ada hal-hal yang harus segera digunakan pada siklus 2 berbeda dengan
diperbaiki agar tindakan yang dilakukan instruksi pengajaran pada siklus 1 namun
mencapai tujuan yang diinginkan.  tetap dalam kompetensi dasar yang sama.
Refleksi. Kegiatan refleksi yaitu mengkaji,
melihat, dan mempertimbangkan atas hasil HASIL PENELITIAN DAN
atau dampak dari tindakan, kelemahan, PEMBAHASAN
dan kekurangan dari proses pembelajaran Berdasarkan proses perencanaan seluruh
yang dilakukan diperbaiki dengan rencana rangkaian proses telah dilaksanakan, dari
102 Jurnal Penelitian Pendidikan
Penerapan Metode Simulasi pada Materi Pembelajaran Press ISSN 1412-565 X
Conference Guna Meningkatkan.... (Tri Handayani) e-ISSN 2541-4135

mulai penyusunan RPP sampai dengan Penampil kelompok pertama masih banyak
mempersiapkan peralatan dan perlengkapan kekurangan dalam kepercayaan diri, dan 4)
yang diperlukan dan dilanjutkan dengan Beberapa dari anggota kelompok pertama
implementasi press conference. Saat masih terlihat tidak hafal dialog.
pelaksanaan proses belajar mengajar Hal-hal yang menjadi masalah tersebut
telah dilaksanakan dengan baik karena selanjutnya dijadikan masukan dan diperbaiki
sebelumnya, konsep dan kompetensi pada siklus 2. Pada siklus ke 2 terlihat
dasar telah disampaikan sehingga, rencana perubahan siswa ke arah yang lebih baik,
pembelajaran berlangsung dengan baik. dimana para siswa terlihat lebih percaya diri,
Selama peneliti melakukan implementasi melaksanakan simulasi dengan materi press
penelitian ini, pengamatan terhadap conference dengan terstruktur dan lancar.
berlangsungnya penelitian tetap dilaksanakan Kepercayaan diri pada siswa ini meningkat
(observasi). Hasil pengamatan ditemukan karena telah diberikan pengarahan kembali
permasalahan pada siklus 1 yaitu, 1) Penampil oleh guru. Peralatan sudah dipersiapkan
kelompok pertama masih banyak kekurangan dengan baik begitu juga dengan hafalan
dalam persiapan materi; 2) Penampil dialog anggota kelompok. Sehingga setelah
kelompok pertama tidak mempersiapkan dilakukan refleksi maka diperoleh hasil nilai
peralatan yang dibutuhkan dengan baik; 3) siswa yang meningkat.
Siklus Nilai Tertinggi Nilai Terendah

Siklus 1 84 73

Siklus 2 85 80

Peningkatan Hasil Belajar 16,44%

Dari data pada siklus 1 terlihat: Terdapat 1 sehingga menumbuhkan kreatifitas dan soft
kelompok yang tidak mencapai standar nilai skill; 2) Bahan atau materi pembelajaran
75, sehingga tidak lulus kompetensi, Nilai lebih mudah dicerna oleh siswa; 3)
tertinggi 84, Nilai terendah 73, Rata – rata Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
nilai kelas XI AP 4 pada siklus 1 sebesar secara verbal dan meningkatkan rasa
81,33. Dari data siklus 2 setelah dilakukan percaya diri; 4) Melalui simulasi siswa dapat
perbaikan terhadap kekurangan – kekurangan mengekspresikan penampilan, mengkoreksi,
pada siklus 1 diperoleh hasil refleksi sebagai dan membandingkan, dengan kelompok lain,
berikut: Tidak terdapat siswa yang tidak lulus dan 5) Dari proses simulasi tersebut terjadi
standar nilai simulasi materi press conference peningkatan hasil belajar sebesar 16,44%.
(seluruh siswa memperoleh nilai ≥ 75), Nilai
tertinggi 85, Nilai terendah 80, Rata – rata SIMPULAN
nilai kelas XI AP 4 pada siklus 2 adalah 83,4 Berdasarkan rumusan masalah, tujuan,
Dari data tersebut menunjukan bahwa, pembahasan dan hasil penelitian dapat
simulasi materi press conference ini bisa penulis simpulkan sebagai berikut: 1) Melalui
dijadikan alternative pembelajaran dalam pelaksanaan simulasi materi press conference
meningkatkan keterampilan siswa dalam pada siklus ke 2 terlihat perubahan. Siswa
melaksanakan simulasi, hal ini dapat terlihat lebih percaya diri, melaksanakan
terlihat dari perubahan tingkah laku siswa simulasi dengan materi press conference; 2)
setelah melaksanakan simulasi yakni: 1) Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah
Melalui simulasi tersebut proses belajar dalam proses pembelajaran serta memberikan
mengajar lebih menarik perhatian siswa nilai tambah (value added) yang positif

Jurnal Penelitian Pendidikan 103


Penerapan Metode Simulasi pada Materi Pembelajaran Press ISSN 1412-565 X
Conference Guna Meningkatkan.... (Tri Handayani) e-ISSN 2541-4135

bagi siswa; 3) Membantu pengembangan kreatif lagi dalam penyiapan sarana prasarana
kompetensi guru dalam menyelesaikan pendukung untuk memfasilitasi siswa dalam
masalah pembelajaran mencakup kualitas mendalami materi yang diberikan, sehingga
isi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran, nantinya pemberian materi tersebut dapat
proses, dan hasil belajar siswa, dan 4) menimbulkan soft skills yang positif bagi
Memperoleh perbaikan mutu pendidikan peserta didik.
atau pembelajaran secara berkelanjutan. Selain itu dibutuhkan penelitian yang
lebih mendalam mengenai manfaat lain dari
Rekomendasi metode pembelajaran simulasi bukan hanya
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dalam materi pembelajaran press conference,
dikemukakan rekomendasi berupa penerapan tetapi dalam materi pembelajaran lain
metode simulasi dalam materi pembelajaran maupun dalam bidang yang berbeda.
press conference, dimana pendidik dapat lebih

DAFTAR RUJUKAN
Djamarah, S. B., & Zein, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Elfindri, Rumengan, J., Wello, M. B., Tobing, P., Yanti, F., Zein, … Indra, R. (2010). Soft Skills Untuk Pendidik.
T.K: Baduose Media.
Haryati, S. (2015). Upaya Meningkatkan Soft Skill Mahasiswa Di Perguruan Tinggi. Seminar Ilmiah Semesteran
Korpri Sub Unit Kopertis Wilayah Vi Jawa Tengah , 1(2), 66–75.
Ismail SM. (2008). trategi Pembelajaran Agama Isam Berbasis PAIKEM. Semarang: RaSAIL Media Group.
Sudiana, I. K. (2012). Upaya Pengembangan Soft Skills Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif
Untuk Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Kimia Dasar. Jurnal
Pendidikan Indonesia, 1(2), 91–101.
Sudjana, N. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

104 Jurnal Penelitian Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai