Anda di halaman 1dari 4

TRIAGE PASIEN

No.Dokumen No.Revisi Halaman


1/3

RSUD Ramela Muara Tami


Jl. Protokol Koya Barat, Distrik Muara
Tami, Kota Jayapura
Email:
rumahsakitramelamuaratami@gmail.com

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit Direktur
RSUD Ramela Muara Tami ,

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Nikodemus Barends, M.Kes


PENGERTIAN 1. Triage adalah : proses penilaian pasien berdasarkan
tingkat kegawatan dan jenis penyakitnya untuk ditentukan
apakah pasien perlu ditangani dengan segera dan
ditentukan tempat penanganannya/ diskrinning.
2. Emergency atau gawat adalah suatu keadaan mengancam
jiwa atau mengancam fungsi vital, apabila tidak atau
ditangani dalam waktu singkat.
3. Urgency atau darurat adalah suatu keadaan yang
berpotensi mengancam jiwa atau fungsi vital, apabila
tidak ditangani dalam waktu singkat.
4. Tingkat kegawatan pasien dibagi dalam 5 (lima) level :
 Level I (kritis) : pasien berada dalam keadaan kritis
dan mengancam nyawa atau anggota badannya
menjadi cacat bila tidak segera mendapat
pertolongan atau tindakan darurat. Contoh : Cardiac
Arrest / Henti Jantung,Anafilaksis, Trauma multiple
yang membutuhkan resusitasi,Trauma komplek yang
membutuhkan resusitasi, Pasien tidak sadar ( over
dosis, kejang, cidera kepala ), Obstruksi jalan nafas
berat, Cedera berat yang memerlukan resusitasi
 Level II (tidak stabil) : Pasien berada dalam keadaan
gawat, akan menjadi kritis dan mengancam nyawa
bila tidak segera mendapat pertolongan atau tindakan
darurat. Contoh : Nyeri dada Akut, Gangguan
pernafasan berat ( PO2 > 85 %), Nyeri hebat,
Sengatan / Gigitan binatang berbisa, Overdosis
( sadar ), Aritmia jantung hebat, Gangguan psikiatri
berat, Perdarahan, Fraktur luas, Pasien dengan suhu
> 39o C.
 Level III (cenderung tidak stabil) : Pasien berada
dalam keadaan tidak stabil, memerlukan tindakan
darurat, tapi tidak mengancam nyawa. Contoh :
Nyeri abdomen sedang, Fraktur tertutup, Penyakit-
penyakit akut, Trauma dengan nyeri sedang
 Level IV (stabil) : Pasien datang dengan keadaan
stabil, tidak mengancam nyawa, dan tidak
memerlukan tindakan segera (pasien poliklinik
umum). Contoh : Cedera ringan, Nyeri ringan, Nyeri
kepala ringan, Sakit ringan.
 Level V (rutin). Contoh : Ganti Verban, Permintaan
rujukan, Kontrol ulang, Medical check up

1. Pasien yang datang ke UGD (Unit Gawat Darurat) dapat


tertangani dengan cepat dan tepat sesuai dengan jenis

TUJUAN kasus dan tingkat kegawatannya


2. Tercapainya kinerja yang efektif dan efisien

Semua pasien yang datang ke instalasi gawat darurat harus


diterima oleh tim medis (dokter dan perawat) dan dilakukan
identifikasi untuk menentukan level kegawatan pasien
KEBIJAKAN
berdasarkan perioritas kegawatan (yang disesuaikan dengan
5 level kegawatan)

PROSEDUR 1. Semua pasien yang masuk ke Unit gawat darurat


langsung diterima.
2. Dokter jaga IGD segera menilai keadaan umumnya untuk
penilaian tingkat kegawatannya dan penanganan
selanjutnya (skrinning pasien).
3. Lakukan identifikasi pasien berdasarkan kasus (apakah
terkait kasus kebidanan atau umum), apabila berhubungan
dengan kasus kebidanan maka pasien dikirimkan ke
kamar bersalin kecuali dalam kondisi kegawatan.
4. Pasien yang ada dilakukan pemeriksaan fisik untuk dapat
menentukan tingkat kegawatan sesuai dengan level
kegawatannya dengan kategori sebagai berikut:
 Level I : Kritis
 Level II : Tidak Stabil
 Level III : Cenderung tidak stabil
 Level IV : Stabil
 Level V : Rutin
5.Tim UGD (perawat dan dokter) menangani pasien dengan
memperioritaskan pasien yang perlu ditangani segera
berdasarkan level kegawatan yang ditemukan
6. Apabila perawat dan dokter UGD sedang menangani
pasien, kemudian datang pasien dengan level kegawatan
lebih tinggi maka segera tangani pasien tersebut terlebih
dulu dengan memberikan penjelasan mengenai keadaan
tersebut kepada pasien yang sedang ditangani.
7.Apabila pasien datang dengan jumlah besar, melebihi
kapasitas tempat tidur yang ada , namun dari identifikasi
pasien tersebut butuh penaganan segera maka pelayanan
dapat dilakukan dengan menggunakan ruang yang
memungkinkan pemeriksaan dilakukan
8.Untuk kasus tertentu yang memerlukan penaganan lebih
lanjut setelah diatasi kegawatannya, maka pasien dapat
dikonsultasikan kepada dokter spesialis
9. Kenali segera pasien yang berada dalam keaaadaan
gawat darurat yang mengancam jiwa. Kelompokan pasien
sesuai dengan tingkat kegawatannya dengan memberikan
label berarna sebagai berikut:
1) Label Merah: Pasien gawat darurat yang merupakan
prioritas pertama pada penanganan. Pertolongan
diberikan segera pada saat ditemukan atau saat
pertama pasien diterima.
2) Label Kuning Pasien darurat tidak gawat yang
merupakan perioritas kedua. Pertolongan diberikan
setelah pasien dengan kategori label merah selesai
ditangani.
3) Label Hijau Penanganan seperti pelayanan biasa,
tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir.
4) Label Hitam Pasien sudah meninggal dan dapat
langsung dipindahkan ke kamar� jenazah. b.
Tentukan tujuan dimana pelayanan selanjutnya
diberikan.
10. Dokumentasikan penanganan / tindakan yang dilakukan
dalam berkas rekam medis
UNIT 1. Bagian Medis
TERKAIT
2. Bagian Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai