Anda di halaman 1dari 58

EMERGENCY NURSING

Emergency nursing

Keperawatan emergensi adalah perawatan individu pada


semua usia dengan gangguan kesehatan fisik atau
emosional yang dipersepsikan atau aktual yang belum
terdiagnosa dan memerlukan intervensi lebih lanjut
(Emergency Nursing Association, 2010).

Keperawatan emergensi merupakan praktek unik yang


menangani pasien-pasien tidak stabil, tidak terdiagnosa,
pasien dengan penyakit atau injuri minor sampai dengan
mayor dan sering muncul mendadak. Tindakan diberikan
pada semua usia, diberbagai tempat (diluar atau didalam
rumah sakit), serta dipengaruhi oleh ketersediaan sumber
(College of Emergency Nursing Australasia, 2007)
Istilah dalam Pelayanan
Kegawatdaruratan

1 Pasien Gawat Darurat


Pasien Tidak Gawat dan Tidak 4
Darurat Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat dan
Pasien yang tidak mengalami
terancam nyawanya dan atau anggota
kegawatan dan kedaruratan, tidak
badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
memerlukan tindakan segera. Misalnya,
mendapatkan pertolongan secepatnya.
pasien TBC kulit, batuk, pilek
Misalnya IMA, masalah ABC, trauma

Pasien Gawat Tidak Darurat


2 kepala, syok, kejang, trauma dada,
perdarahan tidak terkontrol
Pasien berada dalam keadaan gawat 5
tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat. Misalnya, pasien dengan
kanker stadium akhir.
Pasien Meninggal
Pasien Darurat Tidak Gawat 3 Label hitam (pasien sudah meninggal,
merupakan prioritas terakhir).
Pasien akibat musibah yang datang
tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa
dan anggota badannya. Misalnya,
pasien luka bakar, GCS >8, muntah
terus menerus, panas tinggi
Prinsip dasar keperawatan
gawat darurat

Mempertahankan jalan nafas, ventilasi yang adekuat, dan


pelaksanaan respirasi bila perlu
Kontrol perdarahan dan resikonya
Evaluasi dan mempertahankan curah jantung
Cegah dan melakukan perawatan pada syok
Lakukan pengkajian fisik
Evaluasi ukuran dan reaktifitas pupil dan respon motorik
Lakukan EKG jika diperlukan
Cek adanya fraktur, termasuk fraktur servikal
Lakukan perawatan luka
Lakukan pengukuran tanda vital
Karakteristik Unik Keperawatan
Gawat Darurat

1) Pengkajian, diagnosa, intervensi baik


dibutuhkan secara cepat maupun tidak
terhadap individual dari berbagai usia, dan
dengan data / informasi yang sangat terbatas
2) Triage & Prioritas
3) Persiapan bencana alam
4) Stabilisasi & Resusitasi
5) Krisis intervensi pada populasi pasien yang
unik seperti korban kekerasan sexual
6) Pemberian perawatan dengan kondisi
lingkungan yang tidak terkontrol atau tidak
dapat diprediksi
Ruang Lingkup Keperawatan
Gawat Darurat

Pelayanan Keperawalan Gawal Darural


Pelayanan Keperawatan Gawat Level II di Rumah Sakilt
Darurat Level I di Rumah Sakit merupakan pelayanan gawal darural 24
merupakan pelayanan gawal darurat jam yang memberikan perlolongan
24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat darurat,
pertama pada pasien gawal darural, menetapkan diagnosis dan upaya
menetapkan diagnosis dan upaya penyelamalan jiwa. mengurangi
penyelamalan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakilan pasien
kecacalan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk, menelapkan
sebelum dirujuk. diagnosis dan upaya penanggulangan
kasus-kasus kegawatdaruratan.
Lanjutan........

Pelayanan Keperawalan Gawat


Pelayanan Keperawatan Gawal Darurat Level IV di Rumah Sakit
Darurat Level III di Rumah Sakit: merupakan pelayanan gawal darurat
merupakan pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan
24 jam yang memberikan perlolongan perlama pada pasien gawal darurat,
perlama pada pasien gawal darural, menelapkan diagnosis dan upaya
menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa, mengurangi
penyelamalan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien
kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk, menelapkan diagnosis
sebelum dirujuk, menetapkan dan upaya penanggulangan kasus-
diagnosis dan upaya penanggulangan kasus kegawatdaruralan, serla
kasus-kasus kegawatdaruratan, serta pelayanan keperawalan gawat darural
pelayanan keperawatan gawat spesialistik (4 besar spesialis seperli
darurat spesialistik (4 besar spesialis Anak, Kebidanan, Bedah dan Penyakit
seperti Anak, Kebidanan, Bedah dan Dalam), dilambah dengan pelayanan
Penyakit Dalam). keperawatan gawal darurat sub
spesialistik
Tugas-tugas keperawatan
gawat darurat

Urgent care center nursing, perawat memberikan perawatan


pada “free-standing facilities” yang melayani perawatan darurat
untuk kesakitan dan injuri minor.

Prehospital Nursing, perawat memberikan perawatan di luar


rumah sakit.

Transport Nursing, perawat yang menyertai selama transportasi


pasien.

Military nurses, perawat yang memberikan perawatan sebagai


bagian pelayanan militer

Industrial nursing & Occupational health nursing, perawatan


yang memberikan pelayanan keperawatan di perusahan-
perusahaan.

Correctional nursing, perawat yg memberikan perawatan di


penjara
Konsep Pelayanan Keperawatan
Gawat Darurat Pre Hospital

Pelayanan pre hospital adalah pemberian pelayanan yang


diberikan selama korban pertama kali ditemukan, selama
proses transportasi hingga pasien tiba di rumah sakit.

Tujuan dari pelayanan keperawatan gawat darurat pre


hospital
mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada
penderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi
kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya dan
memperoleh penanganan yang memadai.
Pertolongan Dasar Manajemen Pelayanan
Keperawatan Pre Hospital

Initial Assesment

Triase : Simple Triage


and Rapid Treatment
(START)
Respirasi (R); Perfusi atau
sirkulasi (dengan
mengecek nadi radialis)
(P); Status Mental (M).
Konsep Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
In Hospital

Tujuan dari pelayanan gawat darurat ini


adalah untuk memberikan pertolongan
pertama bagi pasien yang datang dan
menghindari berbagai resiko, seperti:
kematian, menanggulangi korban
kecelakaan, atau bencana lainnya yang
langsung membutuhkan tindakan
2.Penanganan Advanced Pre Hospital

Pemantauan pada triage lanjutan dapat menggunakan Revised Trauma


Score (RVT) dengan parameter: kesadaran (Glasgow Coma Scale/ GCS), tekanan
darah sistolik (dapat menggunakan per palpasi untuk mempercepat pantauan),
dan frekuensi pernapasan, tabel adalah sebagai berikut:
Glasgow Coma Scale Sistolic Pressure Respiratory Rate
GCS Point SBP Point RR Point
15-13 4 > 89 4 10-30 4
12-9 3 76-89 3 > 30 3
8-6 2 50-75 2 6-9 2
5-4 1 1-49 1 1-5 1
3 0 0 0 0 0

Kesimpulan hasil penilaian RVT adalah dengan penilaian jumlah score, apabila
score 12 adalah delayed; Score 11 adalah urgent/ dapat ditunda; Score 4-10
artinya immediate, memerlukan penatalaksanaan sesegera mungkin; Score 0-3
yaitu morgue, cedera serius yang tidak lagi memerlukan tindakan darurat.
Kasus

1. Pasien datang ke igd dengan diagnosa trauma servikal.


diketahui dari pemeriksaan fisik GCS mata pasien
tidak membuka, motorik tidak ada pergerakan, dan
tidak ada suara yang terdengar pada pasien. TTV: RR
9 x/mnt, TD 60/40 mmHg, Suhu 36,0 0C. berdasarkan
pemeriksaan fisik diatas triase pasien dengan RVT?
2. pasien datang ke igd dengan masalah trauma thoraks,
hasil pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata
membuka secara spontan, ekstremitas atas nyeri fleksi
saat digerakan, dan jika ditanya pasien hanya bisa
mengerang. TTV; RR 30x/mnt, TD 90/65 mmHg, suhu
36,1 0C . berdasarkan pemeriksaan fisik diatas triase
pasien dengan RVT?
Jawaban:

1. Total skor 4 : immediate


2. Total skor 11 : dapat ditunda
Etik Legal Keperawatan

Etik terkait dengan pengukuran prilaku yang


diharapkan dari seseorang atau profesi
seperti profesi keperawatan
Hukum terkaity dengan aturan yang
disahkan pemerintah yang bertujuan
melindungi masyarakat
Prinsip Etik

• Autonomy (hak untuk menentukan sendiri)


• Benefificence (pemanfaatan)
• Non maleficence (tidak merugikan orang
lain)
• Veracity (jujur)
• Justice (adil)
• Fidelity (komitmen)
Landasan Hukum

Menolong:
KUHP Pidana Ps. 304: membiarkan
seseorang dalam keadaan sengsara
KUHP Pidana Ps.531: Tidak memberikan
pertolongan pada orang yang sedang
menghadap maut
UU Kesehatan no.23/92 Ps.5: wajib
memelihara dan meningkatkan kesehatan
Landasan hukum
Kepmenkes No. 148/Menkes/SK/XI/2011
tentang registrasi dan praktek perawat:
Pasal 15 menyatakan “dalam keadaan
darurat yang mengancam jiwa
seseorang/pasien perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangan sebagai dimaksud pasal 15
PROSES KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
dokumentasi

Pengkajian
evaluasi

proses
keperawatan diagnosa
keperawatan
implementasi

intervensi
Triase

Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia,
peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau
menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan
menetapkan prioritas penanganannya (Kathleen dkk, 2008).
Triage suatu proses penggolongan pasien berdasarkan tipe dan tingkat
kegawatan kondisinya (Zimmermann dan Herr, 2006). Triage juga diartikan
sebagai suatu tindakan pengelompokkan penderita berdasarkan pada
beratnya cedera yang diprioritaskan ada tidaknya gangguan pada airway (A),
breating (B), dan circulation (C) dengan mempertimbangkan sarana, sumber
daya manusia, dan probabilitas hidup penderita.

ENA merekomendasikan pelaksanaan triase tidak lebih dari 5 menit


bahkan cukup 2 menit
Kategori
Triase

Merah : darurat, mengancam nyawa

Kuning : gawat, tidak mengancam

Hijau : tidak gawat, cedera ringan

Hitam : mati atau tidak ada harapan


hidup
Respon time

0-10 menit

120 menit

30 menit
60 menit
Alur pelayanan di IGD
Berdasarkan Emergency Nurses Association (ENA) sistem
triage terbagi menjadi tiga tipe, yaitu sebagai berikut

Sistem triage tipe 3


Triage tipe 1 Tipe 2 merupakan proses triage yang
dilaksanakan oleh Pada sistem triage disarakan oleh ENA dalam
tenaga non-perawat, tipe 2, triage praktik keperawatan darurat.
dilakukan oleh Perawat berlisensi yang
tipe ini merupakan bertugas di unit gawat darurat
sistem yang paling perawat memilah pasien dan
dasar. berpengalaman menentukan prioritas
(Registered Nurse/ perawatan. Perawat yang
RN) atau dokter bertugas di ruang triage ialah
perawat yang telah
yang bertugas di berpengalaman dan
ruang triage. dinyatakan lulus uji kompetensi
proses orientasi triage.
Level Triase

sick
Level 2 not sick

Emergent
Level 3 Urgent
Nonurgent

Life-threatening
Level 4 Emergent
Urgent
Nonurgent

Canadian Triage and Acuity Scale (CTAS),


Level 5 Emergency Severity Index (ESI),
Australasian Triage Scale (ATS), dan Manchester
Primary survey and Resuscitation
Interventions

Tujuan untuk cepat identifikasi kondisi yang berpotensi


mengancam jiwa dan membutuhkan intervensi segera,
meliputi ABCDE:
C = Circulation dengan kontrol
A = Airway dengan kontrol servikal.
perdarahan. Tekanan darah (nadi
kemampuan bicara, ada benda
radialis, denyut dan irama jantung),
asing atau tidak, suara nafas
perdarahan, perfusi (orientasi pasien,
tambahan, kemungkinan fraktur
kondisi kulit, Capillary refill, denyut
servikal.
nadi, tekanan darah)
B = Breathing dan ventilasi
frekuensi nafas, suara nafas, SaO2, D = Disability (penilaian neurologis
cara pengkajian singkat)
Cara pengkajian : Look (melihat
AVPU (Allert-Verbal-Pain,
pergerakan dada, irama, kedalaman,
simetris atau tidak, dyspneu), Listen Unresponsive), GCS, reaksi pupil,
(dengarkan dengan stetoskop), Feel ( kemampuan motorik (ada tidak parese
rasakan dengan perkusi dan palpasi) dan kekuatan otot)

E = Exposure/environment kontrol. E = EKG pada kasus


ada luka atau tidak, purpura atau pteki non trauma
ada atau tdk, termoregulasi
Resusitasi
Airway/perlindungan tulang servikal

OPA

NPA
Basic airway management
Combitube airway

Advanced airway management


Cervical spine protection
Breathing

Orthopneic position

Positioning

Tracheal collar

Pemberian oksigenasi

Positive-pressure ventilation
Circulation

• Interventions for
inadequate or absent
pulse
Control significant bleeding
a) Lakukan penekanan langsung pendarahan eksternal
b) Tinggikan ekstremitas perdarahan jika mungkin
c) Perdarahan pembuluh dapat dijepit atau diikat oleh
dokter
d) Mengembang tourniquet lebih tinggi dari tekanan
darah sistolik untuk perdarahan eksternal yang tidak
terkendali di ekstremitas jika langkah-langkah lain
gagal untuk mengontrol perdarahan
e) bidai dan pembebatan
f) Intervensi untuk mengontrol epistaksis berlebihan
Intervensi untuk meningkatkan perfusi
a) Memberikan tambahan O2
b) Mendapatkan akses vaskular: minimal dua kateter
intravena ukuran besar besar; jika akses vena sulit pada
pasien sakit kritis akses intraosseous mungkin dicapai
pada anak-anak dan orang dewasa. Akses vaskular
digunakan untuk :
Kumpulkan sampel darah
 jenis dan crossmatch
 Hemoglobin dan hematokrit
 Spesimen lain sesuai situasi klinis
Berikan penggantian cairan
 kristaloid
 Hypoallergenic ekspander koloid / plasma
 Produk darah
Berikan terapi farmakologis
Posisi pasien untuk mengoptimalkan
perfusi ke otak

Legs elevated
Head of bed flat
Intervensi thd berubah
neurologis status

1) Pastikan oksigenasi dan perfusi yg adekuat


2) Atur posisi kepala pasien
3) Terapi farmakologis
 Overdosis narkotika atau benzodiazepine: Nalokson
(Narcan), Flumazenil (Romazicon)
 Hipoglikemia: Glukosa, Pertimbangkan pemberian
bersamaan tiamin pada pasien gizi buruk, terutama
mereka dengan riwayat penyalahgunaan alkohol kronis
 Trauma kepala :Mannitol (Osmitrol), neuromuskular
blocker, obat penenang, obat tambahan lainnya
Expose/Environmental Controls

Mengekspos: semua pakaian pasien untuk memungkinkan pemeriksaan yang memadai


1. Melepaskan semua pakaian pasien
2. Hati-hati untuk kemungkinan benda tajam (misalnya, jarum) atau senjata di saku

Kontrol Lingkungan: mencegah hilangnya panas


a. Keringkan pasien
b. Tutup pasien untuk privasi dan kehangatan; menggunakan
selimut hangat seperti yang ditunjukkan
c. Memberikan cairan intravena hangat dan produk darah
d. Gunakan lampu pemanas
Tambahan Primary Survey

• F : Folley cateter, sebagai tambahan


primary survey. Dilakukan bila tanpa
kontraindikasi
• G : Gastric Tube (NGT/OGT)
• H: Heart Monitor, pulse oximeter,
pemeriksaan radiologi

REEVALUASI: ABCDE
Secondary Survey and Resucitation Interventions
(Head to toe assesment)

Penilaian sekunder singkat dan dilakukan setelah penilaian primer


dan resusitasi. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk menemukan
semua kelainan lain atau cedera yang tidak mengancam jiwa.

 Anamnesa : AMPLE (Alergi, Medication, Past


illness, Last meal, Event) atau KOMPAK (Keluhan,
Obat, Makan terakhir, Penyakit Penyerta, Alergi,
Kejadian)
 Log Roll Melakukan pemeriksaan head to toe
 TTV
Diagnosa Keperawatan

Dibuat sesuai dengan urutan masalah,


penyebab, dan data (problem, etiology, symptom
/ PES), baik bersifat aktual maupun resiko tinggi

Prioritas masalah ditentukan berdasarkan pada


besarnya masalah ancaman terhadap kehidupan
klien atau berdasarkan penyebab timbulnya
gangguan kebutuhan klien
Contoh Masalah Keperawatan
pasien Gawat Darurat

 Ketidakefektidan bersihan jalan nafas


 Ketidakefektifan pola nafas
 Gangguan pertukaran gas
 Penurunan curah jantung
 Gangguan perfusi jaringan serebral
 Gangguan perfusi jaringan perfusi jaringan perifer
 Nyeri
 Kelebihan volume cairan
 Kekurangan volume cairan
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 Gangguan termoregulasi (hiper atau hipo)
 Kecemasan
 Resiko cedera
 Kerusakan mobilitas fisik
Rencana Tindakan Keperawatan
(Intervensi)

Rencana tindakan observasi

Monitoring

Tindakan mandiri perawat

Kolaborasi
Contoh Intervensi Keperawatan

Mandiri
Airway : head tild chin lift, jaw trust, heimlich
manuver, suction, pasang OPA, NPA
Breathing : posisi semifowler, observasi RR,
irama, latihan nafas dalam, latihan batuk, bagging,
dll
Circulation : BHD, monitoring intake output,
monitoring tetesan infus, balut tekan,dll
Lanjutan..........

Kolaborasi
Airway : pemasangan intubasi, krikotomi
Breathing : terapi oksigen, nebulizer,dll
Circulation : pemberian terapi cairan,
pemasangan cateter, dll
Evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan bisa 1 menit, 3 menit, 15 menit,


30 menit atau 1 jam tergantung tingkat kegawatdaruratan
pasien dan sesuai kondisi atau kebutuhan

Ingat !!!! konsep kegawatan hanya 2-6 jam


Dokumentasi

Tujuan :
Perangkat asuhan pasien
Komunikasi
Dokumen legal
Penelitian
Pendidikan
Audit
Model Dokumentasi Keperawatan
di IGD

Prinsipnya adalah kemudahan dan


kecepatan terkait pencatatan dilakukann
secara cepat dan tepat
Bentuk Dokumentasi
Asuhan Keperawatan

• Grafik/ flow sheet untuk catatan yang


berulang (TD, BB, suhu, HR, RR)
• Rencana, catatan keperawatan: sebaiknya
ceklist/komputerisasi
• catatan pengobatan
• Laporan pemeriksaan diagnostik
• Laporan kegiatan spesifik
• Rencana pulang (follow up care, rujukan)
Kondisi emergency

Pasien Keluarga

Reaksi Emosi

Kecemasan
Kehilangan
Tanda gejala kecemasan

 Menanyakan suatu hal secara berulang-ulang


 melakukn gerakan yg berulang-ulang
 Mimik muka tidak tenang
 Tidak kooperatif
 Tekanan darah, nadi dan pernapasan
meningkat
Tindakan keperawatan
kecemasan klien

• Kaji tanda-tanda vital klien


• Kaji fokus pembicaraan
• Kaji alasan dan tingkat kecemasan
• Orientasi orang, ruang, dan waktu
• Jelaskan ketentuan yang berlaku di IGD
• Jelaskan program pengobatan dan alasan
• Biarkan orang terdekat untuk menemani dan
mengawasi klien
• Bersikap tenang, tidak panik, dan tegas
Kehilangan
Dapat terjadi dikarenakan kehilangan kesehatan,
kemandirian, dan kehilangan orang yang dicintai

Menolak/tidak
percaya

Menerima Marah
Proses
kehilangan

Tawar-
Depresi
menawar
Prinsip tindakan keperawatan klien
kehilangan

• Memahami perasaan klien


• mendukung ke arah penerimaan, katakan
kenyataan yang ada
• tidak memaksa pasien untuk percaya
• mendengarkan pembicaraan
• mengarahkan pemecahan masalah secara
optimal
• memberikan waktu mengeluarkan kesedihan
• menyediakan ruang yang nyaman atau tenang
Prinsip tindakan keperawatan pada
keluarga pasien yang meninggal

• mengetahui agama agar dapat memberikan


asuhan sesuai dengan agama pasien
• empati dengan keluarga, menunjukkan ekspresi
muka tenang
• mendengarkan keluhan pasien atau keluarga
• berdiri disamping keluarga dengan tenang
• memberikan lingkungan yang tenang
• memberikan dukungan sesuai agama
• merujuk ke tim bina rohani

Anda mungkin juga menyukai