Anda di halaman 1dari 11

triage

Pasien
Member
Nabila putri Najla nur
Ariel setyava
A. salsabila
(01)
(11) (17)

Jasmine Nabilla
Nofitasari
malikha R. maharani P.
(24)
(03) (13)
Yang akan kami bahas

1 Definisi 4 Kategori

5 Proses
2 Tujuan
6 Sistem start

3 Prinsip
7 Cara penanganan ABC
Definisi
Triage adalah suatu proses penggolongan pasien
berdasarkan tipe dan tingkat kegawatan kondisinya. Triage
juga diartikan sebagai suatu tindakan pengelompokan
penderita berdasarkan pada beratnya cedera yang di
prioritaskan ada tidaknya gangguan pada airway (A),
breathing (B), dan circulation (C) Dengan
mempertimbangkan sarana, sumber daya manusia, dan
probabilitas hidup penderita
Tujuan
Mengidentifikasi kondisi yang mengancam
nyawa

Memprioritaskan pasien menurut kondisi


keakutannya

Menempatkan pasien sesuai dengan keakutannya


berdasarkan pada pengkajian yang tepat dan
akurat

Menggali data yang lengkap tentang keadaan


pasien
Prinsip
1. Triage harus dilakukan dengan segera dan singkat.
2. Kemampuan untuk menilai dan merespons dengan cepat
3. Pengkajian harus dilakukan secara adekuat dan akurat.
4. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian.
5. Intervensi yang dilakukan berdasarkan kondisi keakutan
pasien

Prinsip
6. Keselamatan dan kefektifan perawatan pasien dapat
direncanakan jika terdapat data dan informasi yang akurat dan
adekuat.
7. keakuratan dalam mengkaji pasien dan memberikan
perawatan sesuai dengan prioritas pasien.
8. Tercapainya kepuasan pasien.
9. Penempatan pasien yang benar pada tempat yang benar.
Kategori
PRIORITAS WARNA KODE KATEGORI KONDISI PENYAKIT/LUKA

Memerlukan pengobatan dengan segera karena dalam kondisi yang sangat


Prioritas utama
1 I kritis yaitu tersumbatnya jalan napas, dipsneu, perdarahan, syok, hilang
pengobatan
kesadaran

Tanda tanda vital stabil dan pengobatan dapat di tunda beberapa waktu
2 II Pengobatan dan observasi
dan tidak mengancam nyawa

Mayoritas korban luka yang dapat berjalan sendiri mereka dapat


3 III Ringan
melakukan rawat jalan

Meninggal atau tidak


4 0 Pasien yang sudah meninggal atau tanda tanda harapan hidupnya tipis
dapat diselamatkan
Proses
1. Undertriage
Undertriage merupakan proses meremehkan (underestimating) tingkat
keparahan penyakit atau cedera. Pasien yang diprioritaskan berdasarkan
tingkatan. Misalnya, pasien yang harus segera ditangani dan diobati masuk
prioritas pertama. Sementara itu, pasien proritas kedua dikategorikan sebagai
pasien yang masih mampu bertahan, sehingga perawat boleh menunda dan
mengutamakan yang paling parah.

2. Uptriage
Uptriage merupakan proses overestimating tingkat individu yang mengalami
sakit dan cedera. Uptriage dilakukan perawat yang mengalami keraguan
ketika melakukan triage. Misalnya, perawat merasa ragu menentukan pasien
masuk di prioritas 3 atau 2. Selain itu,uptriage juga dilakukan perawat yang
ragu menentukan pasien masuk ke prioritas 1 atau 2.
Sistem START
1. Langkah Pertama
Korban yg dapat ditunda
Kelompokkan korban yg mampu berjalan. Kemudian
arahkan ke tempat yg sudah ditentukan dan beri tanda
HIJAU.
2. Langkah Kedua
Pemeriksaan pernapasan
Bila korban tidak bernapas, buka jalan napas,bila
tetap tdk bernapas beri tanda HITAM.
Bila bernapas, hitung frekuensinya, >30x/mnt beri
tanda MERAH.
Bila frekuensi napas ?30 x/menit, lanjutkan langkah
ketiga
3. Langkah Ketiga
4. Penilaian sirkulasi.
5. Periksa pengisian kapiler, tekan di atas ujung kuku
jari sehingga menjadi pucat. Bila tekanan dilepas
ujung jari mjd merah lagi.
Bila ?2 detik berikan warna MERAH
Bila < 2 detik lanjutkan langkah Keempat
6. Langkah Keempat
Penilaian mental
Minta korban mengikuti perintah sederhana ("buka
mata", "gerakkan jari").
Bila tidak mampu beri label MERAH
Penanganan ABC
A. Airway Control
Airway Control atau penanganan melalui jalan napas. Pertolongan pertama
dapat dilakukan dengan memposisikan pasien telentang dan mengangkat
dagu pasien. Perawat bisa membuka jalan napas dengan ekstensi kepala
dalam posisi dagu terangkat. Jika psien muntah, perawat bisa
membersihkannya dengan cara manual.
B. Breathing Support
Breathing support atau memberi bantuan napas. Mengetahui pasien masih
bernapas atau tidak dapat dilakukan dengan melihat, merasakan, dan
mendengar bunyi napas. Jika dalam kondisi pingsan, pasien diposisikan
secara stabil lateral untuk membebaskan jalan napas. Kemudian, perawat bisa
memberi napas buatan dengan cara meniup melalui mulut sebanyak dua kali
sembari menutup hidung pasien (posisi kepala ekstensi). Jika muncul reaksi
denyut nadi, perawat bisa melanjutkan pemberian napas buatan 10 sampai 12
kali per menit tanpa kompresi dada.
C. Circulation Support
Bantuan sirkulasi ini dapat dilakukan apabila denyut nadi besar teraba.
Perawat bisa memberikan napas buatan 10 sampai 12 kali per menit.
Bagaimana jika nadi tidak teraba? Tindakan yang harus dilakukan adala
kompresi jantung luar. Jika bantuan sirkulasi diperuntukkan untuk bayi dan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai