NAMA PENYAKIT PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) EKSASERBASI (J.44.1)
No. Dokumen : VII.1.22/15/2016 Halaman :1 dari 2 halaman
1. Definisi Kondisi PPOK yang mengalami perburukan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya
2. Anamnesis Pasien PPOK yang mengalami perburukan dengan gejala:
o Sesak bertambah o Produksi sputum meningkat dan atau o Perubahan warna sputum menjadi purulent
3. Pemeriksaan Frekuensi napas meningkat
Fisik Mengi atau ekspirasi memanjang Pursed lip breathing Mungkin didapat ronki dan demam
4. Kriteria Kriteria eksaserbasi menurut Anthonisen:
Diagnosis Tipe I: Eksaserbasi berat, memiliki 3 gejala di atas Tipe II: Eksaserbasi sedang, memiliki 2 gejala Tipe III (eksaserbasi ringan), memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi saluran napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk, peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan > 20% nilai dasar, atau frekuensi nadi > 20% nilai dasar
5. Diagnosis Asma akut
Banding Pneumonia Bronkiektasis terinfeksi Gagal jantung 6. Pemeriksaan Umum : Penunjang Foto toraks PA Darah lengkap Biakan sputum Analisis gas darah Khusus : Spirometri 7. Terapi A. Medikamentosa Bronkodilator inhalasi Bronkodilator intravena Kortikosteroid sistemik Antibiotik Ekspektoran Mukolitik B. Nonmedikamentosa Oksigen Ventilasi mekanis noninvasif Ventilasi mekanis invasif Nutrisi Rehabilitasi paru
8. Edukasi Berhenti merokok
Pemakaian obat inhaler Mengenali gejala eksaserbasi 9. Prognosis Quo ad vitam: dubia Quo ad functionam:dubia Quo ad sanasionam:dubia 10. Kepustakaan Penyakit Paru Obstruksi Kronik, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2014
Jakarta, ......................... 2016
Ketua Komite Medik SMF Paru
Dr. Sri Sulastri Katarnida SpA(K) Dr. Adria Rusli, SpP