kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim, immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan rongga mulut.
Cairan bening Mempunyai pH sedikit basa (dari kelenjar) kental Dihasilkan oleh beberapa kelenjar:
Utama (parotid, SM/SL) dan kelenjar minor Komponen saliva juga dihasilkan oleh
Cairan Gingival crevicular
Serum proteins
Sel epitel mulut dan proteinnya Bakteri mulut dan proteinnya Sisa makanan dan komponen makanan yang larut
Sensasi Rasa Perlindungan Mukosa dan Lubrikasi partikel makanan Buffering Integritas enamel Gigi Membantu kesehatan mulut Membantu pencernaan Membantu proses perbaikan jaringan Membantu proses Bicara Menjaga Keseimbangan Cairan
Proses netralisasi asam yang dihasilkan bakteri oleh senyawa karbonat anhidrat yang dihasilkan mulut
Senyawa kompleksproteomik
Histatins
Statherins Lysozyme
Kemampuan imunitas Saliva disebabkan oleh enzim peroxidase, (kofaktor gluthation akan mengubah ion
klorida dan tiosianat menjadi ion hipoklorida dan hipothiosianat yang akan dilepas terakumulasi pada bakteri dan askan membunuhnya.
lactoferrin akan mengencode chromosom 3 untuk
menghasilkan 2 buah ion Fe2+ yang diselubungi oleh 4 buah polipeptida. Sifat ion ini kekurangan elektron seperti ion hipoklorida dan hipothiosianat sehingga dapat membunuh bakteri gram negativ dan Jamur mulut.
lysozyme, adalah enzim glikosida hidrolase yang
menyebabkan ikatan glikan dan peptidoglikan pada permukaan bakteri gram positiv menjadi lisis
peptida kecil histatins dan protein kaya proline proteins salivary agglutinin saliva dan mucin MG2.
Mucus acinar - complex glycoproteins Different proteins emphasized in different glands Duct cells also secrete proteins - differs among glands B cell product (S-IgA) translocated into ducts Neutrophils - indirect leakage into gingival crevice
Leakage from gingival fluid contributes serum proteins (WS only) Oral epithelial cells release surface proteins (whole saliva only)
Statherin, acidic proline-rich proteins, amylase, histatins, cystatins, MUC7 mucin, lysozyme, albumin, carbonic anhydrase
Saliva supersaturated with calcium and phosphate Precipitation must be prevented Statherin, aPRP, histatins, cystatins
Swallowing - MUC5B
aPRP
statherin
histatins
statherin
histatins
Bagaimana saliva protein disekresikan Sintesis glycans melekat pada dolicholdifosfat (oranye diamond) dalam sitosol. Step (1) Senyawa glycan (oligopolysaccharide) yang terbentuk ditransfer ke residu asparagin dari peptida yang tumbuh pada lumen dasar retikulum Endoplasma (ER). Step (2) Sintesis dari urutan asam amino polipeptida glycan terpasang selesai. Step (3) Dolichol difosfat ditranslokasikan kembali ke sitosol dan fosfatase akan menghilangkan fosfat sidu luarnya Step (4) Dalam sitosol, sebuah molekul UDP-GlcNAc memberikan kembali difosfat dolichol GlcNAc (tidak terlihat) dimana rangkaian ini identik dengan langkah penambahan monosakarida seperti yang ditunjukkan dalam 1. Pelepasan polipeptida glycan ke vesikel (halus retikulum endoplasma, ER) yaitu dengan menghapus sebagian besar mannose dan menambahkan fucose, sialic acid, galaktosa, dan residu glycan lainnya. Polipeptida musin ini memiliki urutan yang mengaktifkan penambahan glycans dimulai dengan N-asetil galactosamine (GalNAc) menjadi serin dan treonin pada kelompok-OH dalam badan Golgi. Dari trans-Golgi, bahan ini pindah ke vesikel lysosomal atau disekresikan.
Tissue fluid levels of natural substances, as well as molecules introduced for therapeutic, dependency or recreational purposes Emotional status Hormonal status Immunological status Neurological status Nutritional and metabolic influences
Diseases of the salivary glands Systemic diseases where salivary glands are involved Clinical situations in which salivary flow and chemistry are helpful in diagnosis or monitoring patient progress
Diseases of the salivary glands Systemic diseases where salivary glands are involved Clinical situations in which salivary flow and chemistry are helpful in diagnosis or monitoring patient progress
Obstructive- neoplastic, mucus plugs, stones Inflammatory- acute viral or bacterial, chronic recurrent bacterial, allergic Irradiation Functional hyper- or hypoactivity
Sjgrens syndrome- lymphoepithelial lesions Cystic fibrosis Hormonal dysfunction- diabetes, pancreatitis, adrenal-cortex disease, thyroid disease, acromegaly, menopause Hypertension Obesity and hyperlipidemia Alcoholic cirrhosis Malnutrition Neurologic diseases- Parkinsons disease, Bells and cerebral Psychogenic diseases
Metode Draining Saliva dibiarkan mengalir dari bibir bawah kedalam tabung uji yang telah ditimbang sebelumnya. Subjek diinstruksikan untuk meludah kedalam tabung uji
SalivMetode Splinting Saliva dibiarkan terakumulasi di dasar mulut dan subjek meludahkan kedalam tabung uji yang telah ditimbang sebelumnya.
Metode Suction Saliva diaspirasi secara terus menerus dari dasar mulut kedalam tabung uji yang telah ditimbang sebelumnya dengan menggunakan saliva ejektor atau aspirator.
sebelumnya, cotton wool swab diletakkan pada orifisi kelenjar saliva mayor dan dikeluarkan untuk penimbangan kembali pada akhir periode pengumpulan.
Metode absorben yang tersedia secara komersial untuk pengumpulan saliva menyeluruh adalah metode Salivette.
Dengan menggunakan metode ini, pengumpulan saliva dilakukan dengan pengunyahan cotton wool swab. Sampel saliva didapatkan dengan mengembalikan swab pada Salivette dan mensentrifugasikan alat tersebut. Sampel cairan yang diperoleh digunakan untuk menganalisa kadar obat-obatan, hormon ataupun kadar steroid pada saliva.
Digitalis toxicity (calcium and potassium) Affective disorders (prostaglandin) Immunodeficiency (sIgA) Stomatitis in chemotherapy (albumin) Cigarette usage (cotinine) Gastric cancer (nitrates and nitrites) Forensic medicine (blood group substance) Coeliac disease (anti-IgA gliadin) Liver function (caffeine clearance)
Salivary Defensin-1 levels elevated in oral SCC (made by PMNs). C-erbB-2 (erb) Tumor marker associated with breast carcinoma. CA 125 (ovarian cancer marker) associated with elevated salivary levels
inactivation in certain cancers leads to accumulation. Oral squamous cell carcinoma leads to anti-p53 antibodies in saliva
humanitarian- less discomfort clinical- patient acceptance of repeated testing children and patients with limiting coping abilities economic (do it yourself tests)
Antibody Screening
rubella hepatitis A and B Shigella