Anda di halaman 1dari 87

HISTOLOGI GIGI

Dr. Retno Pudji Rahayu,drg.,M.Kes


Lab. Patologi Mulut dan Maksilofasial
FKG Unair
ODONTOGENESIS

TAHAP ODONTOGENESIS

1. BUD STAGE
2. CAP STAGE
3. BELL STAGE
TEETH HISTOLOGY dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
3
PERKEMBANGAN GIGI DIAWALI DENGAN :

1. Pembentukan DENTAL LAMINA :


invaginasi jaringan epitel rongga mulut
menuju jaringan penyangga di bawahnya
(mesenkim)
2. Dental Lamina mengadakan multiplikasi
membentuk ENAMEL ORGAN / DENTAL
ORGAN. Proses ini disebut fase TUNAS
(BUD STAGE) yang merupakan
pembentukan awal gigi sulung.
3. Enamel Organ berkembang ke arah jaringan
penyangga dan membentuk CAP = TUDUNG
disebut CAP STAGE
4. Jaringan penyangga di dalam Cap berubah
bentuk menjadi DENTAL PAPILLA. Jaringan
penyangga di bawah Dental Papilla menjadi
fibrous mengelilingi Papilla dan Enamel
Organ membentuk DENTAL SAC (folikel)
BELL STAGE
Sel pada tooth germ terus berproliferasi
Muncul lapisan sel stratum intermedium
diantara stellate reticulum dan inner enamel
epithelium 4 lapis enamel organ
Terjadi histodiferensiasi

Stratum intermedium menginduksi inner


enamel epithelium ameloblasts enamel
Ameloblasts memicu sel pd dental pappila
odontoblasts dentin
Proses pembentukan jaringan gigi
Pada anterior bawah : 5 6 minggu, berlanjut
dg. Anterior atas kmd posterior hingga terakhir
gigi 8 permanen usia 5 th
Perkembangan gigi berasal dari lapisan
ektoderm (jaringan mesenkim) rongga mulut
sehingga disebut ektomesenkim
8
TEETH HISTOLOGY dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
9
PERIODONTAL LIGAMENT
Lapisan kolagen padat yang membungkus akar
gigi periodontal ligament / membrane
Sabut kolagen berjalan melintang antara
cementum dan tulang alveolus
Sharpeys fibers (sabut kolagen) tertanam
dalam sementum dan alveolus
Berfungsi melekatkan gigi pada soketnya dan
meredam tekanan gigi pada alveolus
Bila diringkas perkembangan gigi (TOOTH GERM)
disusun oleh :

1. ENAMEL ORGAN
2. DENTAL PAPILLA
3. DENTAL SAC
TOOTH GERM
OE = ORAL EPITHELIUM DS = DENTAL SAC
DL = DENTAL LAMINA DP = DENTAL PAPILLA
I = INNER ENAMEL EPITHEL SI = STRATUM
INTERMEDIUM
S = STELLATE RETICULUM O = OUTER
ENAMEL EPITEL
ST =

TOOTH GERM
SUCCEDANEOU
S TOOTH EO =
ENAMEL ORGAN
OE = ORAL
EPITHELIUM
DS =
DENTAL SAC
DP = DENTAL
PAPILLA
ADVANCED TOOTH GERM
FUNGSI DENTAL LAMINA

Membentuk benih semua gigi sulung selama bulan


kedua intra uterine
Membentuk benih pengganti gigi sulung yang terjadi
pada bulan ke 5 intra uterine (incisive I) sampai bulan
ke 10 intra uterine (P2)
Mengadakan perluasan ke arah distal dan
dental organ gigi molar 2 sulung yang dimulai
pada saat panjang janin 140 mm. Molar
permanen akan tumbuh langsung dari dental
lamina
Kondisi yang tampak pada Bell Shape :
1. OUTER ENAMEL EPITHELIUM (OEE), terdiri dari
sel epitel berbentuk KUBIK. Pada saat persiapan
dan selama pembentukan enamel, permukaan yang
tadinya halus berubah menjadi bergelombang /
berlekuk. Diantara lekukan yang dekat dengan
mesenkim dari Dental Sac, terbentuk Papilla yang
berisi kapiler untuk memberi sari makanan pada
Enamel Organ.
2. STELLATE RETICULUM
lapisan sebelah dalam dari OEE yang terdiri dari sel
epitel berbentuk BINTANG. Diantara sel terdapat
banyak cairan antar sel. Sebelum pembentukan
Enamel dimulai maka sel selnya akan mengkerut
karena kehilangan cairan antar sel. Perubahan terjadi
mulai dari puncak ke arah servikal.
3. STRATUM INTERMEDIUM, terdiri dari sel
epitel selapis pipih terletak diantara IEE dan
Stellate Reticulum
4. INNER ENAMEL EPITHELIUM = IEE, meliputi
bagian dalam Enamel Organ dan terdiri dari sel
epitel selapis kubik. Basement Membrane
memisahkan IEE dengan Dental Papilla.
Sel epitel pada IEE berubah bentuk dari sel epitel
berbentuk kubik menjadi sel epitel berbentuk silindris
yang disebut AMELOBLAST.
Pembentukan Ameloblast diikuti dengan perubahan
sel tepi dental papilla dari sel berbentuk kubik
berubah menjadi sel berbentuk silindris dan disebut
ODONTOBLASST
AMELOBLAST dan ODONTOBLAST dipisahkan oleh
Basement Membrane yang disebut Menbrana
Praeformatica

Basement Membran akhirnya akan menjadi DEJ =


Dentino Enamel Junction
TEETH HISTOLOGY dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
23
GAMBAR BUD STAGE
O=

BELL STAGE
ODONTOBLAST
PANAH =
MEMBRANA
PRAEFORMATIC
A
ODONTOBLAST :
membentuk dentin yang diawali dari bagian
incisal atau cusp gigi menuju ke arah akar.
Matriks dentin yang telah terbentuk akan
segera mengalami mineralisasi. Matriks
dentin yang dekat dengan pulpa merupakan
matriks yang baru terbentuk dan tidak akan
mengalami mineralisasi sampai mineralisasi
matriks sebelumnya sempurna. Matriks
dentin yang baru terbentuk dan belum
mengalami mineralisasi disebut PRE DENTIN
(DENTINOID)
E = ENAMEL D = DENTIN
A = AMELOBLAST P = PRE DENTIN
O = ODONTOBLAST S = STR. INTERMED.
DENTAL SAC
Adalah cikal bakal jaringan penyangga gigi
Sebelum mulai pembentukan jaringan gigi,
dental sac akan menyusun sabut-sabutnya
secara sirkuler hingga membentuk suatu kapsul.
Dengan adanya pertumbuhan sabut sabut di
dental sac, sabut sabut periodontal akan
tertanam dalam cementum dan tulang alveol.
AMELOGENESIS
= Pembentukan enamel
Pembentukan Enamel segera terjadi setelah
dentinogenesis, dimulai dari daerah incisal (cusp)
searah dengan dentinogenesis.
Ameloblast akan menghasilkan Enamel Matriks
yang membentuk Enamel Rod dan Inter rod
substance.
Kristal dan bahan inorganik mengisi Enamel Rod dan
Inter rod substance.
Kristal yang mengisi enamel rod dan inter rod
substance tersusun saling tegak lurus. Enamel
menjadi bagian tubuh yang paling keras (96%
mineral)
Setelah Enamel matriks terbentuk sempurna,
Ameloblast membentuk lapisan mineral yang
menyelimuti permukaan gigi dan disebut Primary
Enamel Cuticle
Apabila matriks enamel rod telah seluruhnya
sempurna terbentuk, maka Ameloblast akan menipis
dan akhirnya menyatu dengan enamel organ (yang
terdiri dari stellate reticulum, stratum
intermedium dan outer enamel epithelium)
menjadi selapis tipis sel yang menyelimuti permukaan
gigi. Lapisan ini disebut Reduced Enamel
Epithelium.
Reduced Enamel Epithelium menghasilkan Enamel
Cuticle yang Non mineral dan menyelimuti
permukaan gigi disebut dengan Secondary Enamel
Cuticle atau Dental Cuticle
Dental Cuticle akan melindungi permukaan enamel
hingga gigi tersebut erupsi
ERUPSI GIGI
Karena akar memanjang mahkota mendekati
epitel permukaan dan akan mengalami erupsi
Selain itu ada peran myofibroblasts pada dental
sac yang mendorong gigi keposisinya
GIGI SULUNG DENGAN GIGI PERMANEN
DI BAGIAN INFERIOR
INCISIVE PERMANEN AKAN ERUPSI
STRUKTUR GIGI MANUSIA

Terdiri dari
1. Jaringan Keras ; enamel, dentin, cementum
2. Jaringan Lunak (Jaringan Pulpa) ;
berisi bahan dasar,
bahan perekat,
serabut saraf,
pembuluh darah (vena +arteri) dan
pembuluh limfa
3. Rongga Pulpa ; terdiri dari
Tanduk pulpa (pulp horn)
Ruang pulpa (pulp chamber)
Saluran pulpa (pulp canal)
Foramen apicalis
1. Enamel
2. Dentin
3. Pulpa + jaringan pulpa
4. Gingiva
5. Tulang Alveol
6. Periodontal ligament
7. Dentin (bagian akar)
8. Cementum
ENAMEL

Berasal dari jaringan ektoderm


Jaringan paling keras pada tubuh manusia
Enamel bukan sel sehingga no regeneration
Terdiri dari batang kristal (enamel rod)
Bila erupsi terjadi perubahan komposisi
sehingga lebih kuat
Terdiri dari :
97% anorganik ; apatit =
Ca10(PO4)6(OH)2
1% organik
2% air
STRUKTUR MAKROSKOPIS ENAMEL
1. PERYKIMATA
Garis horizontal pada permukaan enamel
Jelas tampak pada labial Insisivus atas
Jelas pada usia muda (pada gigi baru erupsi), dewasa
lama kelamaan hilang
2. AMELON
3 tonjolan kecil (bentuk scallops) pada gigi insisivus yang
baru erupsi
Akan hilang akibat pemakaian (fisiologis)
3. ENAMEL CUTICLE (CUTICULA DENTIS)
Lapisan yang menyelimuti permukaan enamel (lapisan
terluar enamel)
Merupakan hasil akhir ameloblast yang membentuk
enamel kemudian mengalami mineralisasi
Akan hilang karena pemakaian
MIKROSKOPIS ENAMEL

ENAMEL RODS YANG


ENAMEL RODS POROUS (potongan
(potongan memanjang) melintang)
Enamel Rods + Rod sheath
+ Interrod Substance =
MATRIX ENAMEL
STRUKTUR MIKROSKOPIS ENAMEL
1. ENAMEL PRISMATA (ENAMEL RODS)
Prisma pembentuk enamel
Diameter 4
Berawal dari Dentino Enamel Junction (DEJ) menuju ke
permukaan dengan susunan tegak lurus DEJ
Dibungkus oleh rod sheath
Diantaranya terdapat inter rods substance
Enamel rods + rods sheath + inter rods substance =
matriks organik enamel
2. HUNTER SCHREGER BANDS
Daerah gelap terang pada enamel karena bentuk enamel
yang bergelung berawal dari DEJ ke permukaan
3. RETZIUS LINE
Garis kontur enamel
Arah diagonal DEJ menuju keincisal atau oklusal
Terjadi akibat pembentukan matriks enamel yang
selapis demi selapis
4. ENAMEL LAMELLAE
Keretakan pada enamel pada saat pembentukan matriks
enamel
TEETH HISTOLOGY
GAMBAR EMAIL

dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes


Batang email potongan melintang
Batang email (enamel rod)
( gambaran seperti sisik ikan)
46
TEETH HISTOLOGY
GAMBAR AMELOBLAS
Bentuk kolumner
>> mitokondria; RER

dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes


App. Golgi well develop

Pada apical Tomes process


(secretory granule)

47
TEETH HISTOLOGY
MINERALIZED COMPONENTS
Enamel
Dentin

dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes


Cementum

48
5. ENAMEL TUFTS
Berbentuk seperti sikat kecil
Melekat pada DEJ
Terjadi akibat kurangnya atau tidak adanya mineralisasi
enamel rods, rod sheath, inter rod substance
6. ENAMEL SPINDLE
Berasal dari odontoblast yang mengalami proses
berkelanjutan sehingga menembus DEJ lalu masuk ke
dalam enamel
7. DENTINO ENAMEL JUNCTION
Batas enamel dengan dentin dengan bentuk berlekuk
seperti kerang (scallops)
L = Enamel Lamellae
T = Enamel Tuft
S = Enamel Spindle
ENAMEL SPINDLE
1. DENTIN
2. ENAMEL

3. ENAMEL LAMELLA
1. Enamel
2. Dentino Enamel Junction

3. Dentin

5. Tubuli Dentin
DENTIN
Berasal dari jaringan mesoderm
Terdapat pada begian mahkota dan akar
Warna agak kekuningan
Merupakan bagian terbanyak dari gigi
Dentin tidak sama dengan tulang. Dentin lebih
keras karena tidak memiliki sistem Havers
Komposisi : 30% organik + air
70% anorganik (mineral)
STRUKTUR DENTIN
1. TUBULI DENTIN (Canaliculi Dentinalis)
Merupakan saluran / kanal di dalam dentin
Pada bagian mahkota, berawal dari pulpa menuju DEJ
Pada bagian akar, berawal dari pulpa menuju DCJ
(Dentino Cemento Junction)
Berbentuk
Ujungnya dapat bercabang 2 (dikotomi = tubiculi)
Diameter 3
2. SHEATH OF NEWMAN = Peritubular Dentin
Lapisan yang menyelimuti tubuli dentin
3. TOME,S FIBRES = SERAT TOME
Serat yang mengisi tubuli dentin
Berfungsi menghantarkan rangsang / stimulus

4. INTERGLOBULAR SPACE = interglobular dentin


Ruangan dalam dentin di bagian mahkota gigi yang tidak
atau kurang kalsifikasi
5. TOME,S GRANULAR LAYER
Lapisan dalam dentin di bagian akar yang tidak atau
kurang kalsifikasi (unmineralized)
Berbentuk bintik (granular)
PULPA
Berasal dari jaringan mesenkim dental papil
Komponen pulpa
Sel Fibroblast
Berfungsi sebagai pembentuk bahan dasar pulpa
Berbentuk seperti bintang
HISTIOSIT
Berfungsi sebagai mekanisme pertahanan pulpa terhadap adanya
rangsangan misalnya radang
ODONTOBLAST
Sel jaringan ikat yang berada di dekat dentin
Merupakan sel pembentuk dentin
TEETH HISTOLOGY dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
58
STRUKTUR HISTOLOGIS PULPA
Komponen Pulpa
Pembuluh Darah
Cabang pembuluh darah alveolar masuk ke dalam pulpa melalui
foramen apicalis kemudian membelah diri membentuk kapiler
yang terdiri dari arteri (darah dari menuju jantung ke jaringan)
dan vena (darah dari jaringan kembali ke jantung)
Pembuluh Limfa
Saraf
Masuk ke dalam pulpa melalui foramen apicalis
Merupakan cabang saraf Trigeminus

Serabut saraf berakhir pada odontoblast (sensitif mechanism)


Bagian Pulpa
Ruang Pulpa
Rongga pulpa yang terdapat pada bgian tengah mahkota gigi
dan selalu tunggal
Tanduk Pulpa
Ujung superior dari ruang pulpa
Saluran Pulpa / Saluran Akar
Rongga pulpa yang terdapat pada akar gigi
Foramen Apikalis
Ujung saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar yang
berupa lubang kecil
Supplementary Canal = Multiple Foramina
Cabang saluran akar di dekat ujung akar
Orifice = entrance into the pulp canal
Lubang yang menghubungkan ruang pulpa dan saluran akar
Fungsi Pulpa
Fungsi Formative
Odontoblas membentuk matriks organik dentin (pada gigi
muda yang sehat)
Sel Fibroblast membentuk kolagen

Fungsi Sensoris
Saraf bertanggung jawab sebagai penghantar rangsang pada gigi
berupa rasa sakit
Fungsi Nutritive
Pembuluh darah dan aliran darah memberi nutrisi pada gigi
melalui proses odontoblastik masuk ke dalam tubuli dentin
menuju DEJ dan DCJ
Fungsi Pertahanan
Berupa reaksi radang
Keempat fungsi berhubungan satu sama lain, bila salah
satu fungsi berubah fungsi lainnya akan ikut terganggu
CEMENTUM
Merupakan struktur gigi sekaligus jaringan
penyangga gigi.
Sebagai jaringan penyangga berfungsi sebagai
penghubung gigi dengan jaringan penyangga
lainnya.
Fungsi Cementum
Sebagai penghubung jaringan penyangga gigi
Sebagai pelindung dentin di bagian akar
Pemberi makanan terutama fosfor (pada usia lanjut)
Komposisi Cementum
50% bahan anorganik (mineral)
50% bahan organik + air

Struktur Cementum
Aselular Cementum
Yaitu cementum yang tidak mempunyai sementosit
Selular Cementum
Cementum yang mempunyai sementosit
Matriks organik dari kedua tipe cementum di atas dibentuk
oleh cementoblast
1. SEMENTOSIT
2. TOMES GRANULAR LAYER
3. DENTIN
4. CEMENTUM
Perbedaan Cementum dengan Dentin
Dalam susunan kimia
Dentin lebih keras daripada cementum karena dentin banyak
mengandung bahan-bahan kimia anorganik
Dalam histologi
Dentin mengandung tubuli dentin sedangkan cementum tidak
Dalam embriologi
Cementum merupakan sel secara utuh, sedangkan dentin
merupakan proses dari sel-sel pulpa (odontoblast berada di
dalam pulpa)
Persamaan : sama-sama mampu regenerasi
CEMENTO-ENAMEL JUNCTION
PERIODONTAL LIGAMENT
PERI = mengelilingi, ODONTOS = gigi
Tersusun atas :
Sel
Bahan interseluler yang fibrous
Cairan jaringan
Lebarnya : 0,12 mm 0,33 mm tetapi bervariasi
tergantung jenis dan luasnya daerah pada gigi tersebut
Penurunan fungsi gigi mengakibatkan pemendekan
periodontal ligament

69
Ujung / simpul periodontal ligament melekat pada akar
gigi (cementum) pada satu sisi dan pada sisi yang lain
melekat pada tulang. Simpul-simpul ini disebut sabut-
sabut dari Sharpeys (Sharpeys Fibers)

70
PRINCIPAL FIBERS OF THE PERIODONTAL
LIGAMENT = PERIODONTAL LIGAMENT
YANG BERADA PADA GIGI DENGAN FUNGSI
YANG NORMAL

1. FREE GINGIVAL FIBERS


Lokasi : mengelilingi bagian serviks
Fungsi : mencengkram gingiva pada
permukaan gigi
Ujung/simpulnya berada pada Cementum
menuju gingiva yang mengelilingi leher
gigi
2. TRANSEPTAL FIBERS
Lokasi : apikal gingival fibers
Hanya ada pada sisi mesial dan distal
Fungsi : menjaga gigi agar tetap pada posisi
yang baik satu dengan lainnya
Ujung/simpul berada pada cementum gigi
yang bersangkutan, simpul lainnya pada
cementum gigi sebelahnya
3. ALVEOLAR CREST FIBERS
Lokasi : pada alveolar crest (puncak tulang alveol),
mengelilingi gigi
72
Fungsi : menahan gigi terhadap daya horisontal
Simpul : berada pada cementum dan pada
alveolar crest
4. HORIZONTAL FIBERS

Lokasi : apikal alveolar crest fibers


Arah : horisontal
Fungsi : menahan daya horisontal pada mahkota
gigi
Simpul : berada pada cementum di bagian akar dan
pada tulang dari soket gigi, mengelilingi gigi

73
5. OBLIQUE FIBERS
Lokasi : apikal horisontal fibers
Simpul : berada pada cementum dan tulang dari
soket gigi arah oblique. Simpul pada tulang terletak
lebih ke arah mahkota daripada simpul pada
cementum
Fungsi : menahan daya vertikal pada gigi dan
melindungi apeks gigi menyentuh dasar soket
Tekanan vertikal : menarik cementum dan tulang
alveol ke incisal oleh karena tekanan pada tulang
resorbsi tulang
74
6. APICAL FIBERS
Lokasi : pada apeks gigi
Simpul : berada pada cementum dan pada dasar
tulang alveol / dasar soket
Fungsi : melindungi gigi agar tidak terlepas dari
soket dan bersama periodontal ligament yang lain
menstabilisasi terhadap tekanan yang akan
membuat gigi miring
7. INTERRADICULAR FIBERS
Lokasi : pada furkasi
Simpul : berada pada sekat antar tulang dan pada
tulang alveol
Fungsi : stabilisasi gigi

75
FUNGSI PERIODONTAL LIGAMENT
1. FUNGSI SUPPORTIVE
Dengan adanya susunan yang sempurna
dari principal fibers gigi tetap stabil dan
terlindungi terhadap tekanan dari segala
arah. Tekanan pada mahkota gigi ditransfer
ke tulang oleh periodontal ligament agar gigi
tidak sampai kontak dengan tulang.
Principal fibers sangat kuat. Jarak
cementum ke dinding soket
0,25 mm
76
principal fibers mampu menahan beban :
laki-laki : gigi anterior : 19,6 kgf
gigi posterior : 20,3 kgf
perempuan : gigi anterior : 13,5 kgf
gigi posterior : 21,3 kgf

2. FUNGSI FORMATIVE
Cementoblast : menghasilkan cementum
Fibroblast : menghasilkan kolagen dan
bahan dasar

77
3. FUNGSI RESORBSI
cementoclast : meresorbsi cementum
fibroclast : menghancurkan serat kolagen
osteoclast :meresorbsi tulang
PRINSIP :
tarikan (tension) stimulasi pembentukan
cementum dan tulang
tekanan stimulasi resorbsi tulang
78
4. FUNGSI SENSORIS
Kemampuan individu memperkirakan beban
kunyah dan kemampuan merasakan
ketukan ringan
5. FUNGSI NUTRITIVE
adanya pembuluh darah dalam periodontal
ligament

79
GINGIVA
- Adalah bagian oral mukosa yang mengitari servikal
gigi, melekat pada tulang alveol dan servikal gigi
- Terdiri dari serat kolagen yang membentuk
kekenyalan gingiva untuk menahan tekanan
kunyah
- Warna normal : merah muda bervariasi tergantung
ras, pigmentasi, warna kulit, ketebalan &
keratinisasi, peredaran darah.

80
BAGIAN GINGIVA
Free Gingiva = Unattached Gingiva
Bagian tepi gingiva yang tidak melekat pada permukaan
gigi
Attached Gingiva
Bagian yang melekat pada permukaan gigi
Gingival Margin
Tepi / puncak gingiva, terletak pada free gingiva

81
Gingival Sulcus
daerah / ruangan di bawah gingival margin
Junctional Epithelium = Epithelial Attachment
Squamous epithelium yang melekat pada permukaan gigi
mengelilingi servikal gigi berbentuk seperti pita
Interdental Papil
Bagian gingiva yang terletak diantara gigi berbentuk
segitiga

82
A. Mahkota Gigi
B. Akar Gigi

C. Tulang Alveol

D. Mukosa

E. Attached Gingiva

F. Gingival Margin

G. Sulcus Gingiva

H. Free Gingival Fibers

I. Alveolar Crest Fibers

J. Horisontal Fibers

K. Oblique Fibers
TULANG DAN TULANG ALVEOL
Tulang merupakan organ dan jaringan
Sebagai jaringan merupakan jaringan penyangga
terdiri dari osteosit + bahan organik
Sebagai organ terdiri jaringan tulang + sumsum
tulang di tengahnya, misal tulang mandibula
Tulang di sebelah luarnya dibungkus oleh lapisan
yang disebut : periosteum (peri = sekeliling, osteum
= tulang)

84
Di sebelah dalam dibungkus oleh endosteum
50% bahan organik + air
Kekerasan sama dengan cementum
Tulang dibentuk oleh osteosit
Ruangan antar osteosit = lakuna
Lakuna dihubungkan satu dan lainnya oleh
kanalikuli
Osteosit + lakuna + kanalikuli + pembuluh
darah + saraf + jaringan penyangga = sistem
Havers (Haversian System)

85
Tulang Alveol adalah bagian dari mandibula
dan maxilla yang mengelilingi dan
menyangga gigi
Tepi tulang alveol yang berada dekat
servikal gigi disebut : Alveolar Crest
Tulang Alveol terdiri dari :
LAMINA DURA : tulang yang membentuk
dinding soket gigi
TULANG PENYANGGA

86

Anda mungkin juga menyukai