Anda di halaman 1dari 41

DENTINOGENESIS

Dentin  lapisan keras kekuningan, membentuk sebagian besar


struktur gigi dari mahkota sampai akar, melindungi pulpa dan
lapisan sebelum enamel. Terdiri dari 70% kristal hidroksiapatit
anorganik, 30% matriks organic : kolagen dan mukopolisakarida.

■Dentinogenesis merupakan proses pembentukan dentin

■Sel odontoblast  sel ektomesenkim (dental papilla) yang


berasal dari sel neural crest
■ Mulai terbentuk pada fase bell stage

 histodiferensiasi dan morfodiferensiasi

 early bell stage  induksi inner enamel epithelium merangsang


diferensiasi sel ektomesenkim menjadi “preodontoblast”.

• Preodontoblast membentuk kolumnar pada basement membran


Dentinogenesis
■sel odontoblast mensekresi matriks dentin (kolagen tipe III) dibawah inner
enamel epithelium membentuk bundel  predentin. Bundel yang disebut
“Serat Von Korff”  melekat pada membran basal menebal (membrana
preformativa)

■Peningkatan ketebalan dentin matriks dengan sekresi “kolagen tipe I” yang


sejajar dengan dentinoenamel-juction  mantel dentin.

Pengendapan matriks dentin membentuk jaringan setelah mantel dentin 


circumpulpal dentin
■ Sel odontoblast bergerak ke arah pulpa meninggalkan proses memanjang

 odontoblastic (serat tom) membentuk Tubulus dentin

■ Pematangan predentin mulai puncak mahkota menuju servikal

■ Vesikel kaya kalsium dan fosfat yang dihasilkan oleh odontoblast 


membentuk KRISTAL HIDROKSI APATIT dengan bantuan Enzim
Alkali Fosfatase

■ Mineralisasi dentin mengikuti dua pola : linier dan globular


(tergantung laju pembentukan dentin)
Klasifikasi dentin
■ Dentin primer

Dentin yang terbentuk sebelum pembentukan akar sempurna.

■ Dentin sekunder

Berkembang setelah pembentukan akar telah selesai  deposisi dentin oleh


odontoblast berlanjut tetapi jauh.

Deposisi dentin sekunder yang lebih besar pada atap dan akar menyebabkan
pengurangan ukuran dan bentuk yang asimetris. Perubahan dalam ruang pulpa ini,
secara klinis disebut sebagai resesi pulpa
 Dentin tersier

reparatif, respons, atau dentin reaktif.

Pembentukan dentin yang terlokalisasi pada batas pulpa-dentin

Terbentuk sebagai reaksi terhadap trauma seperti karies atau


prosedur restoratif
Bagian penampang dentin
■ Tubulus dentin
■ Peritubular dentin
■ Intertubular dentin
Membrana preformativa diapit oleh:
Sel ameloblas
Sel odontoblas
Bentuk sel odontoblas:
■ Silindris ( kolumnar), tersusun
dalam satu lapis sepanjang
membrana basalis.
■ Kolumnar memanjang  corona
■ Kolumnar yang memendek 
tengah
■ Sel pipih pada apeks
■ Letak inti lebih ke arah basal.
Sel odontoblas terus aktif.
PEMBENTUKAN PULPA
■ Pada minggu ke-8, pada incisivus terdapat tanda proliferasi dan
kondensasi dari elemen ektomesenkim pada dental papilla.

■ Bentuk pulpa terlihat pada “Bell Stage”.

■ Sabut pulpa embrional disebut SABUT ARGYROPHIL

■ Tak ada sabut kolagen yang matur kecuali sabut yang mengikuti
pembuluh darah.
■ Saat pertumbuhan gigi, pembuluh darah dalam pulpa bertambah dan sel
tumbuh berbentuk bintang diantara jaringan ikat.

■ Pada perifer pulpa, sel bertambah banyak.

■ Diantara epithelium dan pulpa terdapat daerah tanpa sel  DAERAH


BEBAS SEL DARI WEIL., daerah ini mengandung banyak sabut.
Pembentukan Sementum
■ Dibentuk setelah dentin akar terbentuk.
■ Dentin akar Epithelial root sheat dari Hertwig

Proses pembentukan sementum:


Sel-sel dari dental sac akan membentuk:
1. Sementoblast  Sementosit  Sementum
2. Osteoblast  Osteosit  Tulang alveolar
3. Fibroblast  sabut kolagen jaringan ikat periodontal & Periodontal membran
Pembentukan Periodontal Membran
■ Periodontal membran berasal dari dental sac yang meliputi benih
gigi.

■ Disekitar benih gigi tampak 3 zona :

1. Outer zone: Berisi sabut yang berhub dengan tulang.

2. Inner Zone: Berisi sabut yang berdekatan dengan gigi.

3. Intermediate: Berisi sabut diantara kedua sabut diatas.


■ Selama pembentukan sementum, sabut inner zone akan lekat pada
permukaan akar.

■ Bila gigi bergerak kedalam rongga mulut terjadi penyesuaian fungsional


dari sabut ini.

■ Bila gigi sudah mencapai dataran oklusi dan akar sudah terbentuk
sempurna maka penyesuaian fungsional telah lengkap.

■ Perubahan susunan dari periodontal membran berlangsung selama hidup.


PEMBENTUKAN ENAMEL

( AMELOGENESIS )
Siklus sel ameloblast
■ Morfogenik
■ Diferensiasi
■ Sekretori
■ Tansisional
■ Maturasi
■ Protektif dan desmolitik
Fase Morfologi
■ Terlihat pada fase “ early bell stage”
■ Inner enamel epithelium
■ Sel kuboidal, pada basemant membran

Fase Diferensiasi
■ Pada fase “Late Bell Stage”
■ Sel ameloblast, tidak dapat bermitosis
■ Sel bentuk kuboidal elongasi
Fase sekretori
■Pada fase “ late bell satge dan developing tooth stage”
■Sel ameloblast sintesis protein enamel
■Pada lapisan enamel pertama yang terbentuk, ameloblast bermigrasi
menjauh dari permukaan dentin  Pembentukan tomes proses
Fase transisional
■Reduksi ameloblast
Fase maturase
■Terjadi setelah sebagian besar ketebalan matriks enamel terbentuk pada
oklusal/insisal (mineralisasi)
■Pada bagian servikla pembentukan matriks enamel masih berlangsung
Fase Protektif dan desmolitik

■Ameloblas membentuk lapisan epitel bertingkat pada enamel  Reduced


Enamel Epithelium (REE)

■REE melindungi email matur dengan memisahkan dengan jaringan ikat


sampai gigi erupsi

■REE menginduksi jalur atrofi jaringan ikat pada saat gigi erupsi dengan
mensekresi enzim proteolitik sehingga dapat menghancurkan jaringan ikat
dengan desmolisis

■Degenerasi premature dari REE dapat mencegah erupsi gigi


Amelogenesis  Diferensiasi Inner Enamel Epithelium (IEE) menjadi amelobla

Inisiasi pada incisal edge/ puncak cusp menuju kebawah sampai IEE
terdeferensiasi seluruhnya

Mulai terbentuk pada fase “ Bell Stage”

Amelogenesis akan terhenti saat erupsi gigi, tidak mengalami enamel sekunder/
regenerative enamel

Sel ameloblast akan mengalami apoptosis pada akhir proses

amelogenesis
Terjadi 2 tahap :

1. Pembentukan matrik enamel

2. Mineralisasi/ pengapuran dan maturasi.


1. Pembentukan Matrik Enamel
■ Setelah selapis dentin terbentuk, ameloblas mengeluarkan
cairan sepanjang dentin sehingga terbentuk enamel matrix

yang pertama  Dentino Enamel Membran


■ Berdifusi dengan bahan interprismatik, sehingga enamel tak
berhubungan langsung dengan dentin.
■ Ameloblas mengeluarkan tonjolan sitoplasma, disebut tonjolan
dari Tomes (TOME’S PROCESSUS) yang mengandung
banyak granula.

■ Tonjolan ini berubah bentuk menjadi matrik enamel dari perifer


ke arah dalam. Pembentukan TOME’S PROCESSUS ini
terjadi secara bertahap, sampai tebal enamel tercapai.

■ Tiap enamel rod berasal dari satu ameloblas.


■ Sekresi matrik enamel  Matrik organik

– Enamel protein : amelogenin(90%), enamelin,


tuftelin, amelin
– Enzim : serin protease, metalloprotease,
phosphatase
– Protein non-kolagen : glycosylated, sulphate,
phosphorylate
Setelah enamel selesai terbentuk:

Ameloblast Primary enamel cuticle


Sisa enamel organ yang tersisa

Stratum intermedium

Reduced enamel epithelium

Secondary enamel cuticle

Membrana dari Nasmyth


■ .
2. Mineralisasi dan Maturasi

■ Terjadi segera setelah terbentuk segmen pertama + bahan antar


prismata. Konsentrasi 30% dari konsentrasi pengapuran
total.Hasil pengapuran: KRISTAL APATIT
■ Pengapuran enamel dimulai dari puncak mahkota ke arah
cervical, pengapuran dari DEJ ke arah perifer.
■ Terjadi integrasi dari 2 proses diatas.
ENAMEL

■ Komponen pembentuk enamel 96% mineral anorganik dalam bentuk

hidroksiapatit dan 4% air dan bahan organik.


■ Hidroksiapatit adalah kalsium fosfat kristal yang juga ditemukan di
tulang, dentin, dan cementum.

■ Komponen enamel organik adalah protein enamelin, yang mirip


dengan keratin protein yang ditemukan di kulit.
■ Distribusi enamelin antara dan pada kristal membantu permeabilitas
enamel.

■ Enamel adalah putih keabu-abuan tapi muncul sedikit kuning


karena tembus dengan dentin yang mendasari adalah kekuningan.
Rentang enamel dalam ketebalan dari tepi margin sekitar 2,5 mm
ketebalan maksimum di atas permukaan incisal oclusal.
STRUKTUR ENAMEL
Enamel Rods/prisms

– Struktur memanjang yang disebut batang/ prisma

– Berbentuk silindris, berisi kristal hidroksiapatit sepanjang sumbu longitudinal


batang

– Bisa berupa striae of retzius atau line of perykymata

Enamel spindle

 Struktur pada DEJ yang terbentuk saat proses odontogenesis terjadi. Bahan
organic yang dihasilkan odontoblast melewati DEJ saat substansi keras belum
terbentuk
Enamel tufts

 Struktur yang tumbuh dari DEJ, perpanjangan searah dengan sumbu


Panjang mahkota

Enamel lamellae

 Struktur tipis,retakan memanjang dari pemukaan enamel ke DEJ


karena proses dekalsifikasi. Memanjang dalam arah longitudinal dan
radial

Dentino-enamel junction

 Struktur pertemuan/persimpangan antara dentin dan enamel, terbentuk


saat aktifitas ameloblas
Enamel Tufts
Hipoplasia & Hipokalsifikasi
■ Hipoplasia: suatu keadaan enamel yang pada
waktu pembentukan enamel matrix mengalami
gangguan.

■ Hipokalsifikasi: Keadaan yang terjadi oleh


karena kekurangan pengapuran pada saat
maturasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai