Anda di halaman 1dari 23

ODONTOGENESIS

Dr. Haris Budi Widodo


Gigi berasal dari 2 jenis jaringan embrio:
Ectoderma: membentuk organum
enameleum dan enamelum
Mesoderma: membentuk bagian lain gigi
dan struktur penunjang gigi, termasuk
pulpa dentis dan dentinum
Mesoderma yang mengitari papilla dentis
(yang akan menjadi pulpae) membentuk
cementum.

Dikenal 3 tahap atau status:
a. Tahap kuntum atau status gemmalis
(bud stage)
Pada waktu embrio berukuran panjang
11mm (usia minggu VI in utero), epitel
rongga mulut tersusun oleh:
Lamina superficialis dengan sel-sel
pipih
Lamina basalis; dengan sel-sel lebih
tinggi
Membrana basalis.
Sel-sel lamina basalis membiak
lebih cepat, sehingga epitel
meninggi, manebal di tepi bebas
rahang menjadi lamina dentalis
(asal dari ectoderm).
Pada lamina ini terjadi penonjolan
10 buah, sesuai dengan jumlah
dentes decidui, menjadi kuntum
gigi: gemma dentalia.
b. Tahap topi atau status cappalis
Perkembangan kuntum gigi tidak merata,
sehingga berbentuk seperti topi dengan
lekukan. Terjadi histodiferensiasi:
Sel-sel perifer bersifat 2 macam:
Epitel luar, di bagian konveks: sel-sel
selapis, pendek, dinamakan epithelium
enamelum externum
Epitel dalam, di bagian concaf: sel-sel
selapis tinggi membentuk epithelium
enamelum internum

Cap Stage
Di antara kedua jenis epitel tersebut, sel-
sel menghasilkan cairan, memisahkan diri
dari epitel dan membentuk struktur
serupa jala, dinamakan reticulum
stellatum atau pulpa enamelea. Celah di
antara sel-sel terisi bahan mukoid, kaya
akan albumin.
Di puncak papilla dentalis (mesodermal)
terjadilah organum enamelum di puncak
lekukan kuntum gigi tampak ada
penebalan, yang akan lenyap.
Sel mesenchyma membiak dan
selanjutnya akan membentuk dentinum
dan pulpa dentalis.
Sel-sel permukaan papilla dentalis
membesar: odontoblastus atau
dentinoblastus.
Bagian luar organum enameleum dan
papilla dentalis dikitari oleh jaringan
mesenchyma lebih padat sebagai
sacculum dentalis.
Primordium gigi, papilla dentalis dan
sacculus dentalis merupakan jaringan
pembentuk seluruh gigi beserta
ligamentum dento-alveolare, sehingga
dinamakan bibit gigi: germen dentis.

c. Tahap lonceng (gereja) atau status
campanalis. Invaginasi yang terjadi pada
tahap topi mendalam dan topinya tumbuh,
sehingga kuntum gigi yang berbentuk topi
sekarang berbentuk lonceng gereja.
Histologic slide of tooth in early bell stage.
Note cell organization.
Stratum intermedium yang terletak antara
epithelium enamelum internum dan reticulum
stellatum terdiri atas epitel berlapis pipih.
Lapisan ini mutlak penting untuk
pembentukan enamelum, dan hanya ada
pada gigi yang membentuk enamelum.
Reticulum stellatum atau pulpa enamelea
makin meluas dengan penambahan cairan di
antara sel-sel berbentuk bintang dengan
Ianjutannya saling berhubungun.
Reticulum ini mengeriput sebelum enamelum
terbentuk, karena kehilangan cairan, mulai di
lekuk kuntum gigi.

Epithelium enamelum externum: Sel-sel
yang pipih menjadi kuboid.
Pada akhir tahap lonceng ini, sejak dan
selama enamelum terbentuk, parmukaan
epitel melipat-lipat.
Di antara lipatan ini jaringan mesenchyma
saccus dentalis tumbuh masuk sebagai
papilla, membawa kapiler darah untuk
memberi makanan kepada enamelum.
Kelak enamelum kehilangan kapiler.

Histologic slide of tooth in late bell stage.
Note disintegration of dental lamina at top.
Histodiferensiasi:
Epithelium enamelum internum: bersifat
selapis mengalami enamelogenesis: Sel
menjadi kolumner dinamakan
enameloblastus, yang pada potongan
melintang berbentuk heksagonal seperti
prisma enamelis kelak. Lapisan
dentinoblastus ada di bawah epitel ini.


Nasib papilla dentis
Sebelum epithelium enamelum internum
membentuk enamelum, sel-sel mesenchyma
dekat epitel ini menjadi dentinoblastus dan
membentuk dentinum.
Sel mesenchyma pada papilla dentis di
bagian lain membentuk pulpa primaria.
Sebelum dentinum terbentuk, membrana
basalis yang tardapat antara epithelium
enameleum dan papilla dentis menjadi
lamina basalis enameli (membrana
preformativa).
Kelak antara lamina ini dan deretan
odontoblastus tardapat daerah yang tampak
jernih.

Pembentukan radix dentis
Secara singkat, setelah dentinum
terbentuk, papilla dentis menjadi pulpa
dentis.
Radix dentis berkembang setelah
enamelum dan dentinum terbentuk dan
enamelum telah mencapai batas
cementum.
Pada basis kuntum gigi, epithelium
enamelum internum dan externum saling
bertemu pada ujung masing-masing.

Gabungan ini menjadi epitel panyelubung
radix: yaitu vagina radicalis epithelialis
(dalam klinik: selubung Hartwig), yang
hanya terdiri atas kedua-dua jenis epitel
tersebut.
Sel epitel sebelah dalam tetap pendek,
tidak membentuk enamelum.
Satelah sel epitel ini membentuk lapisan
dentinum yang pertama, lapisan epitel
malepaskan diri dari bagian permukaan
lain gigi dan meninggalkan sisa-sisanya
saja: residuum epitheliale (Sisa epitel
Malassez).
Dentinoblastus terus membentuk
dentinum, diiringi oleh dan mengikuti
pertumbuhan memanjang vagina radicalis
ephithelialis.
Vagina ini dari luar diselubungi
mesenchyma sebagai saccus dentalis.
Jaringan ini manembus lapisan rangkap
epitel di situ, sehingga ada benang-
benang epitel yang terdesak dari
permukaan dentinum.

Jaringan ikat longgar yang menempel
pada permukaan luar dentinum
mengalami perubahan; sel-sel menjadi
cementoblastus yang akan membentuk
substansi padat ke-3 gigi: cementum.

Anda mungkin juga menyukai