Anda di halaman 1dari 10

1.

Naskah drama tema horor

yang sudah sadar, tiba-tiba pergi ke jendela dan liat di luar sekre ini ada apa sebenarnya.

Dan ternyata…

Abang Cuanki: Jadi beli, A?

Betapa kagetnya Bono dalam contoh naskah drama 6 orang karena melihat pedagang cuanki
itu melayang tidak menapaki tanah. Tangannya melambai-lambai seolah mengajak Bono ke
suatu tempat. Dalam hitungan detik, Bono pingsan seketika.

Arman dan Cepi yang panik akhirnya mencoba menghubungi teman-temannya, Dodi dan
Asep yang rumahnya terdekat dari kampus. Tidak berapa lama kemudian Dodi dan Asep
datang sambil membawa sebotol air.

Cepi: Apa itu, Sep? Air rukiyah?

Asep: Bukan, ini tadi beli di warung deket kampus, aku aus.

Cepi: Oh, kirain air buat nyembur si Bono…

Dodi bergegas menghampiri Bono dan bertanya pada Arman

Dodi: Kenapa bisa pingsan, Man?

Arman: Tadi aku liat ada tukang cuanki jualan, Dod. Tapi dipikir lagi gak mungkin tukang
cuanki jualan di depan lantai dua. Pas si Bono mastiin, eh, dia langsung pingsan.

Dodi: Haduh, bahaya ini mah, abis liat ririwa si Bono.

Tiba-tiba, dalam contoh naskah drama 6 orang ini Asep mencipratkan air di tangannya
kepada Bono sambil sesekali menepuk pipi Bono.

Asep: Bon, Bon, bangun, Bon. Ieu urang mawa lotek!

Bono bangun seketika dan menyambar lotek di tangan Asep dengan cepat.

Cepi: Eh, ai maneh, bohongan pingsan, teh?

Bono: Nyaan, CVep. Ngan lapar!

Cepi: Eh, ai maneh, bohongan pingsan, tehSingkat cerita, mereka menyantap makanan yang
dibawa Asep dan Dodi bersama-sama. Bono meminta jendela yang menghadap keluar
ditutup, mereka menurutinya dan tidak pergi kemana-mana sampai su
2. Naskah Drama Tema Percintaan

Kali ini penceritaannya agak unik karena mengambil dua latar berbeda. Kru panggung harus
bersiap menata panggung dengan seapik mungkin. Satu babak tentang Boy di masa kecil
yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA dan sering memandangi anak kelas 1 SD.

Adik Kecil: Di sini senang, di sana senang. Di mana-mana hatiku senang...

Dan selalu lagu itu yang aku dengar ketika bis sekolahmu meninggalkan asap di depan
rumahmu.

Mamah Boy: Boy…

Boy: Iya, mam. Ini aku berangkat. Assalammualaikum…

Kali ini gantian knalpot motorku yang meninggalkan asap. Di depan rumahku yang tepat
berhadapan dengan rumahmu.

Itulah rasa cinta di pagi hari yang selalu aku rasakan. Dan selalu terulang di pagi-pagi
berikutnya

***

Keunikan contoh naskah drama 6 orang semakin tampak di sini. Kali ini latar tempat tetap
sama, namun suasananya sudah berbeda. Tepat di depan teras rumahnya, Boy
memperhatikan rumah di depannya.

Perbedaannya sekarang Boy sudah tua, sudah memiliki istri dan dua orang anak. Jika dulu
Boy memperhatikan anak SD di depannya, sekarang Boy memiliki anak-anak yang sudah
berkuliah dan beranjak SMA.

Keenan (Anak kedua Boy): Yah, aku berangkat, ya. Assalammualaikum.

Kinanti (Anak pertama Boy): Aku juga ya, Yah. Assalammualaikum.

Keduanya berangkat setelah menyalami Boy. Keenan berangkat dengan motornya,


sementara Kinanti sudah memesan ojek online menuju kampusnya.

Dari dalam rumah, datang sebuah suara yang akan menjadi plot twist dalam contoh naskah
drama 6 orang ini. Siapakah dia? Apakah Boy menikahi anak SD sekian tahun lalu?

Istri Boy: Kak… mau tambah tehnya?


Boy: Gak usah, Dek. Di sini saja duduk bersama Kakak. Kita saksikan pagi bersama-sama.

Istri Boy: Apa yang Kakak lihat dari pagi?, pagi selalu sama…

Boy: Justru itu. Karena pagi selalu sama, maka kita akan dapat melihat betapa pagi sangat
patuh pada siapa seharusnya ia patuh.

Istri Boy: Lalu, apa yang menarik? Dari dulu hingga sekarang Kakak selalu enggan
melewatkan pagi.

Boy: Karena pagi menyimpan kenangan. Dan pagi adalah waktu yang mencatat kita hingga
kita sampai pada pagi hari ini.

Istri Boy: Ouh… aku rasa aku sudah terlalu tua untuk berpikir apa yang Kakak ucapkan.
Baiklah, lebih baik aku memasak air untuk mengisi termos. Jika Kakak ingin sesuatu, aku ada
di dapur.

Istriku selalu begitu. Menyudahi pembicaraan tentang pagi dengan entah. Tetapi jangan
pernah berpikir bahwa dia tidak paham apa yang aku maksudkan. Bahkan dia lebih paham
dariku. Karena dia yang membawakan pagi untukku.

Kebanyakan dalam contoh naskah drama 6 orang ini memang merupakan narasi dari sosok
Boy. Jadi, mesti ada narator juga di balik panggung untuk mendukung keberlangsungan
setiap adegan.

***

Latar tempat masih di tempat semula, namun kali ini dalam contoh naskah drama 6 orang
kembali mengambil waktu lampau.

Mamah: Boy!

Boy: Iya, mam…

Mamah: Boy, dia masih kelas 1 SD…

Yang pertama kali aku lakukan adalah menatap mamah dengan mata terbelalak

sepenuhnya dan menggembungkan kedua sisi pipiku untuk menahan sesuatu. Cerita dalam
contoh naskah drama 6 orang ini Mamah Boy khawatir Boy menjadi pedofil.

Boy: Hahaha…
Tawa. Sontak aku tertawa lepas saat mamah berkata demikian.

Boy: Siapa yang bilang dia udah SMA, mah? Berangkat ya. Assalamualaikum…

Dan dari spion motorku aku dapat melihat mamah menggeleng beberapa kali dengan wajah
cemas. Ya, katakanlah demikian. Sementara aku selalu ingin tertawa lepas mengingat wajah
mamah.

Dalam contoh naskah drama 6 orang ini hampir memasuki penyelesaian dan menjawab teka-
teki yang dikhawatirkan Mamah Boy.

Boy: Hello adik manis…

Awalnya kamu mengambil langkah mundur. Berhati-hati pada orang baru yang mengajakmu
berbicara. Ah, bagaimana bisa selama bertahun-tahun kita bertetangga baru kali ini aku
mengenalkan diri.

Boy: Eh, jangan takut… kakak tinggal di depan sana…

Adik kecil: Kakak…

Belum selesai aku mengajakmu berbicara, kamu sudah memanggil kakakmu. Seolah benar
saja aku ini berbahaya.

Dan aku dapat melihat kakakmu bergegas keluar dari rumah karena teriakanmu itu.

Mira (Istri Boy): Kenapa dek? Kamu jatoh?

Dan kamu berlari ke arahnya. Bersembunyi di balik tubuh kakakmu.

Mira (Istri Boy): Maaf, ada apa ya, Mas?

Boy: Eh ini, saya tetangga depan rumah kalian, cuma mau kenalan kok… tapi kayaknya adik
mba ini takut…

Mira: Oh… hahaha

Kala itu aku ingin menghentikan waktu, berhenti saat aku mampu menikmati tawamu.

Boy: Saya Boy…

Mira: Oh, saya Mira, mas. Maafkan adik saya, dia pemalu…

Sore itu kita menukar tawa.

***
Dalam contoh naskah drama 6 orang ini, kembali lagi ke latar situasi ketika Boy sudah tua
dan sedang duduk di beranda rumahnya. Kali ini pasti kamu sudah bisa menjawab siapa istri
Boy, ya, kakak dari anak SD yang selalu Boy perhatikan.

Boy: Dek Mira…

Mira (Istri Boy): Iya, kak…

Akhir dari contoh naskah drama 6 orang adalah Boy menikahi Mira karena sejak awal
sebenarnya memang Mira yang Boy perhatikan. Mira selalu keluar rumah mengantarkan
adiknya pergi ke sekolah. Saat Boy kelas 2 SMA, Mira duduk di bangku kelas 2 SMP.

3. Naskah Drama Tema Tanggung Jawab

Lanjut lagi ke contoh naskah drama 6 orang berikutnya, kali ini temanya tentang keluarga.
Tapi, serunya dalam naskah ini diceritakan tokoh dalam bentuk manusia sebanyak tiga orang,
ayah, ibu, dan adik serta sehelai handuk tiga buah, handuk ayah, handuk ibu, dan handuk
adik.

Tantangan dalam pementasan drama ini adalah pemeran dan kru panggung harus bisa
menginterpretasikan pesan dengan baik. Awal cerita, ketiga handuk itu tergantung secara
rapi di depan kamar mandi.

Senin pagi

Ibu: Yah… ayo mandi dulu, keburu adik bangun, nanti berebutan loh.

Ayah: Iya, Bu. Suaranya menyahut dari jauh karena ayah baru keluar kamar selepas shalat
Subuh

Terdapat beberapa adegan dalam contoh naskah drama 6 orang bagian ini. Ayah mengambil
handuk di depan kamar mandi dan segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara ibu memasak menyiapkan sarapan sebelum adik bangun. Tidak lama kemudian,
adik bangun dan segera bergegas menghampiri ibu.

Adik: Ibuuuu…

Ibu: Iyaaaa?

Adik: Ibu…

Ibu: Eh, sudah bangun? Ambil wudhu dulu, shalat subuh lalu mandi, ya…

Adik mengangguk dan kembali ke kamar untuk melaksanakan shalat subuh.


Beberapa menit kemudian ayah sudah selesai mandi sementara adik segera memasuki kamar
mandi untuk bersiap pergi ke sekolah. Adik selalu lupa membawa handuknya. Dalam contoh
naskah drama 6 orang ini, kamu akan menyaksikan percakapan para handuk.

Handuk ayah: Wah, segar sekali rasanya habis mandi!

Handuk adik: Huft, kenapa adik selalu lupa membawaku bersamanya?

Handuk ayah dan handuk ibu: Hahaha sabar ya…

Handuk ibu: Ibu juga selalu mandi lebih akhir, saat ayah dan adik sudah berangkat, aku baru
mandi juga, deh. Jadi aku selalu paling bau diantara kalian.

Handuk ayah dan handuk adik: Hahaha sabar ya…

Sudah menjadi kebiasaan adik, ketika mandinya sudah selesai, dia akan tersadar belum
membawa handuk bersamanya. Akhirnya, adik selalu berteriak meminta tolong kepada ibu.
Sikap adik akan menjadi pemicu klimaks di dalam contoh naskah drama 6 orang ini.

Adik: Ibuuuu…

Ibu: Iyaaaa?

Adik: Adik lupa bawa handuk!

Ibu: Adik, kebiasaan, deh…

Ibu dengan cepat mengambil handuk adik dan menyerahkannya kepada adik. Adik segera
membalut dirinya dengan handuk dan bergegas ke kamar untuk berganti pakaian.

Namun, seperti sudah menjadi kebiasaan adik juga ia selalu lupa menyimpan handuk ke
tempatnya.

Handuk adik tersimpan begitu saja di atas kasur sampai bumenyadarinya saat
membersihkan kamar nanti.

Singkat cerita, ayah dan adik berangkat masing-masing, tinggal ibu yang tinggal di rumah dan
berniat beres-beres rumah.

Latar tempat dalam contoh naskah drama 6 orang bergeser ke kamar adik. Ketika memasuki
kamar adik, ibu melihat berantakannya kamar adik dan sehelai handuk tergeletak begitu saja
di kasur.

Ibu: Astaga, Adik… kebiasaan, deh, gak pernah simpan handuk di tempat semula. Jadi lembab
gini, kan. bau…
Handuk adik: Huhuhu… Ibu… aku akan flu kalau setiap hari adik begini…

Ya, tentu saja dialog Handuk adik dalam contoh naskah drama 6 orang tidak akan bisa
terdengar oleh ibu. Namun, sebagai pemain perlu penghayatan untuk memerankannya
dengan baik.

Singkat cerita, ibu membawa handuk adik ke tempatnya semula. Selesai beres-beres rumah,
ibu akhirnya mandi dan tentunya selesai mandi, ibu tidak seperti adik yang lupa menyimpan
kembali handuknya.

Handuk ibu: Ah, segarnya selesai mandi.

Handuk adik: Hatchi!

Handuk ayah dan Handuk ibu: Alhamdulillah. Waduh, kamu flu?

Handuk adik: Huhu, iya sepertinya. Adik selalu lupa menyimpan aku kembali ke tempat
semua. Bulu-bulu handukku selalu basah…

Handuk ibu: Wah… kalau begitu kamu harus dijemur di bawah sinar matahari.

Handuk adik: Iya…

Sore hari tiba, adik sudah pulang dari sekolah dan menuju kamar mandi untuk
membersihkan diri. Kali ini diceritakan dalam contoh naskah drama 6 orang, adik tidak lupa
untuk membawa handuknya. Akan tetapi, setelah menyentuh handuk, adik justru berteriak
kepada ibu…

Adik: Ibu…

Ibu: Iya, kenapa, Dik?

Adik: Bu, handuk adik basah sekali… badan adik gak bisa kering kalau handuknya basah.

Ibu: Hm, ibu sengaja simpan handuk adik di sini. Adik selalu lupa simpan handuk ke
tempatnya, jadi selalu lembab dan bau. Kalau begini terus, adik bisa-bisa mandi tanpa
handuk.

Adik: Huh, ibu. Masa, adik mandi gak pakai handuk, mana bisa kering?

Ibu: Nah, makanya. Kalau adik mau handuk adik selalu kering, jangan lupa simpan kembali ke
tempatnya.

Adik: Iya, deh, Bu. Maafin adik, ya, Bu.


Ibu: Oke, gak apa. Tapi kalau diulangi lagi, adik sendiri yang cuci handuknya ya?

Adik mengangguk, handuk adik akhirnya masuk mesin cuci untuk dibersihkan dan dijemur di
bawah sinar matahari. Adik menggunakan handuk lain, di hari-hari berikutnya, adik tidak lagi
lupa membawa dan menyimpan kembali handuknya.

4. Naskah Drama Tema Pemimpin

Kali ini contoh naskah drama 6 orang tentang pemilihan seorang pemimpin dari ras minoritas
di Indonesia. Ketegangan menjelang hari pemilihan akan terbaca jelas, meskipun hanya
disampaikan melalui dialog.

Mira selalu mendengarkan berita yang hampir setiap hari berulang di televisi. Ketika bangun
untuk mengambil air wudu saat subuh, Ibunya sudah menyalakan televisi dengan
pemberitaan yang itu-itu lagi.

Mira: Kenapa sih, Bu, orang-orang ga suka kalau pemimpin kita bukan Islam?

Ibu: Mungkin karena mayoritas masyarakat kita Muslim, Nak. Khawatir kalau yang mimpin
bukan Islam, gak sesuai sama harapan rakyat.

Aldo (Kakak pertama Mira): Halah, yang Islam aja belum tentu sesuai, Bu. Agama buat
identitas aja kok ribet.

Ayah: Hush!

Melly (Kakak kedua Mira): Tapi yang dibilang Aldo bener, loh, Bu. Liat aja, pas beliau jadi
wakil gubernur, ikut kerja, kok, keliatan. Malah programnya bagus-bagus.

Ayah: Hush!

Mira: Ayah ini apa sih, hush hush terus dari tadi?

Ayah: Itu, loh, adik ngalangin. Dik, geser, dik!

Valdo, adik bungkus dari Mira, Melly, dan Aldo yang sejak tadi berdiri di depan tv akhirnya
bergerak ke pinggir, duduk bersama ketiga kakak dan kedua orang tuanya. Ternyata dalam
contoh naskah drama 6 orang ini, ayah bermaksud menyuruh Valdo minggir.

Valdo: Bu, ganti, Bu. Adik mau nonton kartun aja. Ini ga seru!

Ibu meraih remot dan mengganti siaran televisi menjadi tayangan kartun.
Mira: Yah, tapi menurut ayah, gimana tentang berita tadi? Masa kita gak boleh milih
pemimpin beda agama, Yah? Katanya toleransi.

Ayah menarik nafas sejenak dan membenarkan posisi duduk.

Ayah: Ayah pribadi tidak masalah siapa yang memimpin kita, asalkan paham tanggung jawab
sebagai pemimpin itu seperti apa. Tapi, orang-orang juga punya alasan kenapa memilih hal
berseberangan dengan kita, dengan kamu, Mir, misalnya.

Melly: Jadi, Ayah sependapat sama kami bertiga, dong tentang pemilihan pemimpin bukan
Islam tadi?

Ayah: Ayah sepakat sama hati nurani. Ayah menghargai pendapat dan pilihan kalian. Orang
kalian sudah besar, kok, mana bisa Ayah paksa-paksa.

Aldo: Wah, ada bahan kita sekeluarga milih satu pemimpin yang sama, nih hahaha

Ibu: Hush, pilihan itu menurut hati. Ayah dan Ibu gak akan pernah paksa kalian. Ayah dan Ibu
juga gak akan bertanya, kalian pilih siapa. Pilihlah tanpa keterpaksaan.

Ayah: Benar, biarlah itu menjadi urusan kepercayaan kita pribadi. Sisanya ya kita jalankan
kehidupan seperti biasa saja. Mendengar percakapan orang tua dan kakak-kakaknya, dalam
contoh naskah drama 6 orang ini Valdo merasa bingung…

Valdo: Pilih apa, Yah?

Ayah: Pilih ibu atau ayah, hayoh… lebih sayang siapa?

Semua orang tertawa, termasuk Valdo. Hari itu, suasana rumah selalu hangat seperti
biasanya karena seorang pemimpin, seorang ayah yang berbijaksana menghargai

keputusan setiap anggota keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai