Asep baru saja siap makan soto di tempat pak Bambang. Setelah
berbincang-bincang dengan Pak Bambang, Asep memutuskan
untuk segera pulang. Perjalanan dari warung Pak Bambang ke
rumah Asep cukup dekat dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Akhirnya Asep memutuskan untuk pulang berjalan kaki saja menuju
ke rumah.
“Berapa harga kotak pensil ini pak?”, tanya Marimar. Penjual kotak
pensil langsung menjawab “Harganya 15.000 saja”. Mendengar
jawaban dari penjual kotak pensil itu, tiba-tiba wajah Marimar
merengut. Ia merasa harga kotak pensil ini sangat mahal karena ia
merasa teman-temannya yang lain telah membeli dengan harga
yang lebih murah.
“Saya ingin langsing dok, seperti ini”, jelas wanita tersebut sambil
menunjukkan boneka barbie yang ia bawa. Mendengar hal tersebut,
sang dokter mengerutkan dahi sambil melihat tubuh sang pasien
secara detail. Menyaksikan ekspresi yang tidak mengenakkan dari si
dokter, sang wanita tersebut pun mengancam, “Pokoknya saya
harus langsing dok, saya tidak peduli bagaimanapun caranya”.
Dokter tersebut hanya tersenyum, “Wow sekali nona, apa yang nona
lakukan selama 3 minggu ini hingga tubuh nona menjadi langsing
begini?”. Sang wanita merasa heran, ia menceritakan jika dirinya
hanya menangis terus menerus karena memikirkan ia akan mati.
Bahkan ia juga tidak selera makan karena ia takut mati, sehingga ia
akhirnya menjadi kurus. “Nah nona, selamat menikmati tubuh
barbie nona, itulah cara diet paling ampuh”, jelas sang dokter.
“Saya tidak bisa naik ke mobil mewah bapak, saya punya lima anak
yang juga sedang makan rumput di rumah”, jelas ibu itu.
Mendengar hal tersebut, Pak Bahagio langsung menjawab, “Ya
bawa saja kelima anak ibu tersebut”. Tentu saja ibu tersebut merasa
girang, iya memanggil semua anak-anaknya untuk naik mobil
mewah Pak Bahagio.
Memiliki peternakan yang besar bukanlah hal yang mudah bagi Pak
Memed. Ia harus siap di survei oleh petugas dari dinas peternakan
setempat. Terkadang pertanyaan survei ini membuat Pak Memed
merasa frustasi Siang ini, salah satu petugas survei juga akan
dijadwalkan datang ke perternakannya. Jika Pak Memed tidak
berhasil menjawab survei dengan benar, maka Pak Memed harus
membayar denda.
Tentu saja hal ini membuat Pak Memed merasa sedih. Ia harus
membayar denda sebesar 1 juta rupiah. Hari berikutnya dijadwalkan
aka nada petugas survei kedua yang akan datang ke peternakan Pak
Memed. Kali ini Pak Memed sudah menyiapkan jawaban yang bagus
apabila ditanya dengan pertanyaan yang serupa.
Sudah dua kali Pak Memed harus membayar denda. Bahkan denda
yang kedua sangat besar. Semalaman Pak Memed berpikir keras,
jawaban apa yang paling tepat untuk petugas ketiga. Setelah
merenung lama, Pak Memed akhirnya mendapatkan jawaban yang
pas untuk jawaban petugas ketiga esok harinya.
“Jadi Pak Memed, sapi-sapi bapak ini, bapak kasih makan apa?”,
tanya petugas ketiga. Pak Memed tidak langsung menjawab, ia
mengeluarkan dompet dan mengeluarkan uang sebesar seratus
ribu rupiah. Petugas tersebut merasa tersinggung, “Wah bapak mau
menyuap saya ya?”. Pak Memed malah tertawa dengan sangkaan
petugas ketiga ini.
Lili dan Lulu adalah teman dekat, mereka sedang mengobrol sambil
menunggu tukang bakso lewat. Untuk menghilangkan rasa jenuh,
mereka memutuskan untuk bermain tebak-tebakkan. Orang
pertama yang mendapat giliran adalah Lili. Lili bertanya pada Lulu,
“Lu, kursi apa yang bisa membuat orang lupa ingatan?”. Lulu tidak
langsung menjawab ia berpikir sejenak.
Setelah berpikir sejenak, Lulu langsung menjawab, “Kursi mobil,
karena kalau kita duduk di mobil, terus mobilnya kecelakaan, maka
kita bisa amnesia.” Meskipun jawabannya bagus, namun Lili
menggeleng. Tandanya jawaban dari Lulu salah. “Jawaban yang
benar adalah kursi DPR”, jawab Lili singkat.
Lulu tidak terima, menurutnya jawaban Lili tidak masuk akal. Untuk
meyakinkan temannya, Lili menjelaskan, “Anggota DPR sebelum
duduk di kursi DPR banyak membuat janji kampanye, namun ketika
sudah duduk di kursi DPR, mereka amnesia seketika”. Mendengar
jawaban itu Lulupun tertawa.
“Biar aku tebak, pasti kekasihmu ini, seorang petinju atau ahli
kungfu, makanya kamu jadi babak belur”, Ferguso menyela karena
tidak sabar. Tapi Domo menggelengkan kepalanya, itu tandanya
jawaban Ferguso salah. “Kekasihku adalah seorang designer Fer, dia
pandai merancang baju”, Domo akhirnya memberitahu.