Anda di halaman 1dari 5

Akhir Cerita

(HARI SELASA)

Pada suatu sore sepulang sekolah aku memutuskan untuk menyusuri sudut kota dengan harapan dapat
menghilangkan rasa suntuk yang menghantui ku seharian. Mataku lelah hanya melihat papan tulis dan
buku yang penuh coretan, jadi kupikir menikmati suasana sore sepulang sekolah bukanlah ide yang
buruk. aku menggunakan motor ku berjalan di depan sekolah itu, kemudian aku melihat seorang siswi
yang sedang di bully oleh beberapa orang. Aku pun bingung kenapa pembullyan dapat terjadi di sekolah
yang cukup terkenal ini.

Sesampai aku di rumah, aku langsung pergi ke kamar ku dan mencari tau beberapa informasi mengenai
sekolah itu melalui beberapa artikel, aku tidak suka dengan sekolah itu yang hanya diam dan seolah
tidak peduli akan pembullyan.

(HARI KAMIS)

ini adalah hari pertama aku pindah kesekolah baru ku, di pagi hari aku bersiap mengemaskan buku, dan
ibuku sedang masak di dapur menyiapkan makanan untuk ku. lalu ibu memanggilku;

BU ZEVA: “Kazen… ayo sarapan! ibuk udah buat sarapan untuk kamu nanti telat lo.” (teriak ibuku dari
dapur)

KAZEN: “Iya buk.. bentar lagi ini siap..! tinggal beresin buku buk.” (sahut ku)

lalu aku berlari menyusuri tangga karena waktu sudah menunjukkan bahwa sebentar lagi aku akan
terlambat, kemudian aku langsung mengambil bekal yang sudah ibuku siapkan untuk ku, lalu aku
menyalamiya dan langsung berangkat dengan motor merah kesayangan ku.

(SAMPAI DI SEKOLAH)

Aku langsung pergi bertemu guru (bu wulan) menanyakan dimana kelas untuk ku, ibu guru itu tidak
banyak berbicara padaku, dia hanya memberi tau ku dimana letak kelas ku. Lalu aku menyusuri koridor
ada beberapa siswa yang tersenyum pada ku (nia mila), ada juga yang hanya sibuk bermain HP nya
(markus, viora).

Aku langsung masuk ke kelas ku, aku terkejut karena disana ada seorang siswa yang sedang di ejek-ejek
dan di tertawakan seolah-olah sedang di bully oleh sekumpulan orang itu,

SEKAR: “He lo udah siap PR itu kan, bagi sini gue mau lihat.”

KHANZA: “Plis.. jangan ambil buku ku, kalian harus mengerjakan nya sendiri.”

RATAPA: “Banyak omong lo,nih Gey foto buku nya trus buang buku di tong sampah.”

GEYSA: “Siap bro.”


aku ingin menghampiri nya namun tiba-tiba suara bel berbunyi dan ada seorang siswi yang menarik ku
untuk duduk di sebelah nya (joycceline). Aku mengurungkan niat ku untuk pergi ke arah pembullyan itu,
kemudian bu wulan datang, kelas ku di siap kan kemudian aku di panggil oleh nya;

BU WULAN: “Kazen, kamu maju kedepan dan perkenalkan nama mu.”

KAZEN: “Perkenalkan nama ku Kazen aisyah R.”

setelah perkenalan singkat itu, kami semua memulai pembelajaran. Hingga suara bel berbunyi Joy
mengajak ku untuk pergi kantin. Aku dan dia membeli beberapa makanan lalu kami duduk di taman dan
sedikit bercerita, sambil melihat kekiri dan kekanan.

Kemudian aku melihat ada semacam pembullyan di taman juga namun sedikit ke pojok, aku
memperhatikan nya dari jauh,:

GRACE: “Lo kalo muka jelek ga usah belagu, tampang pas-pasan bnayak gaya.”

GAVIN: “ Gantengan juga gue.”

KENDIL: “Maaf jika aku berbuat salah.”

BECCA: “Ini kalian lagi pacaran nih? HAHAHA.”

BARA: “HAHAH, Cocok aja si muka bentukan sama kayak gitu lempeng besi.”

lalu aku bertanya kepada joy tentang pembullyan yang terjadi di sekolah ini;

KAZEN: “Joy, disini memang banyak yang di bully? di kelas tadi juga ada dan disini pun ada.”

JOY: “Ya disini cukup banyak, namun tidak ada yang berani membantu mereka.”

KAZEN: “Kenapa begitu? apakah guru tidak tau masalah ini?”

JOY: “ Mereka seperti nya tau, namun tidak mau berbuat apa-apa. Oh ya.. disini juga ada DUTA ANTI
BULLY, tapi aku tak tau apa yang mereka lakukan karena tetap banyak pembullyan di sekolah ini.
Mungkin DUTA itu di bentuk hanya untuk formalitas karena pembullyan di sekolah ini sudah cukup viral
di luaran.

KAZEN: “Oh begitu ya, terima kasih info nya.”

Kemudian bel dan aku telah selesai makan aku melewati toilet dan kembali melihat ada pembullyan
disana;

RIRIN: “Kak tolong bukain pintunya..” (sambil menggedor-gedor pintu)

DESY: “HAHAHA.. syukurin lo, siapa suruh banyak tingkah.”

NAMIERA: “Udah yuk Des, tinggalin aja tu bocah biarin aja di dalem.” (lalu pergi bersama desy )
Aku ingin membantu anak itu, namun Joy menarik ku agar aku tidak ikut campur dengan masalah orang-
orang itu;

KAZEN: “Kenapa kamu menarik ku?”

JOY: “Sudah la tidak usah ikut campur masalah mereka, jika iya kita malahan akan masuk ke dalam
masalah.”

KAZEN: “Pantesan..Sikap inilah yang membuat sekolah ini tidak akan bebas dari pembullyan.”

JOY: “Lalu apa yang mau kamu lakukan untuk ini semua?”

KAZEN: “Beritahu aku dimana aku bisa bertemu DUTA ANTI BULLY di sekolah ini.”

Setelah bel istirahat berbunyi aku langsung pergi ke ruangan DUTA sendirian, aku masuk lalu aku melihat
beberapa orang sedang tertawa-tawa;

KAZEN: “Permisi.”

NALA: “Ya? ada apa?”

KAZEN: “Saya mau membahas mengenai kasus pembullyan di sekolah ini.”

NALA: “Oh itu..”

BIANCA: “Masalah itu boleh bicara langsung sama Ketua kami, tunggu sebentar dia seperti nya lagi ambil
air.”

Kemudian Prili pun datang

MAHER: “Pril, ini ada siswi yang bicara sama ko.”

PRILI: “Oh ya, ada masalah apa?”

KAZEN: “Prili Ktua DUTA ANTI BULLY kan?”

PRILI: “ Iya, ada kasus yang mau dibicarakan?”

KAZEN: “ Banyak, banyak kasus pembullyan di sekolah ini, gak mungkin kamu ga tahu.”

PRILI: “ Hm? maksud nya?”

KAZEN: “ Prili, ko memang gatau atau sengaja tutup mata dan telinga?”

KAZEN: “ Aku baru sehari sekolah disini dan udah banyak banget pembullyan di depan mataku, tolong
semuanya di proses.”

PRILI: “ Iya-iya aman lah itu, gampang.”


Setelah mendengar perkataan itu, aku pun langsung pergi berharap semua ini akan cepat selesai.

(HARI JUMAT)

Hari ini aku menjalani keseharian ku seperti biasa, sampai bel istirahat berbunyi semua teman-teman ku
sudah keluar kelas, hanya tersisa aku dan Joy. Kami berjalan menysuri koridor untuk pergi kantin, namun
aku melihat keramean di tengah lapangan, lalu aku langsung berlari menuju ruang DUTA ANTI BULLY;

PRILI: “Eh ada apa ini?” (lalu di tarik oleh Kazen manuju tengah lapangan dan teman-teman DUTA yang
lain langsung ikut menyusul Prili)

Sampai di lapangan, kami langsung berdebat. Aku memulai pembicaraan memalui sebuah lagu.

“JAGOAN” LIRIK:

semakin ricuh di lapangan, tiba-tiba pak Martinus datang untuk meleraikan kami. Dan pak Dirga datang
lalu menyuruh kami untuk berkumpul di ruangan;

PAK DIRGA: “ Jelaskan semuanya ke saya,SEKARANG!”

semua hanya terdiam, lalu aku mencoba menjelaskannya.”

KAZEN: “ Pak, ini mengenai kasus pembul-“

PRILI: “ Tadi ada yang berantem terus kami DUTA siswa mencoba melerai pak.”

PAK DIRGA: “Lalu ini geng yang di belakang kalian yang membully?”

SEKAR: “Tidak pak, kami tadi sebenarnya cuma sedang bermain-main saja pak.”

KAZEN: “BOHONG! Mereka membully orang yang tidak bersalah pak, mereka seharus nya tidak pantas
berada di sekolah ini.”

SEKAR: “Ti-tidak pak, kami tidak melakukan itu.” (dengan perasaan takut)

PAK DIRGA: “ Lalu apa tugas DUTA BULLY di sekolah ini? apa kalian tidak bekerja dan hanya bersantai-
santai?!!”

PRILI: “Maaf pak, kami sudah bilang ke mereka pak, namun mereka sangat keras kepala, tidak mau
mendengar yang kami katakan pak.”

BIANCA: “Iya pak, kami sudah mengingatkan mereka berkali-kali.”

KAZEN: “DUTA di sekolah ini TIDAK BERGUNA SAMA SEKALI, malah saya yang harus turun tangan untuk
menyelesaikan masalah ini.”
PAK DIRGA: “ Ya sudah, semua yang disini akan saya hukum kecuali kamu(KAZEN) dan temen- temen
kamu korban bully silahkan kembali ke kelas.”

akhirnya mereka pergi ke lapangan pak Dirga menghukum untuk pembully dengan squad jump dan jalan
jongkok, sedangkan DUTA di hukum hormat bendera selama 1 jam.”

aku dengan teman-teman ku merasa puas akan kejadian itu dan berharap pembullyan ini tidak akan
terulang kembali, kemudian aku bernyanyi dengan rasa ingin mengejek pembully itu namun aku hanya
bernyanyi biasa sebagai ungkapan hati ku puas bahwa aku telah menyelesaikan kasus ini.

Anda mungkin juga menyukai