Anda di halaman 1dari 4

Prologe.

"Tolong aku".

Hah…

Ini mimpikan ???


Saat aku hendak keluar dengan motorku.Aku mendengar suara gadis SMA di sudut gang
kecil

'Ahhh yah sudah lah biarkan saja'


Itu sempat aku pikirkan beberapa saat lalu.

Tapi entah angin apa yang membuatku berjalan ke arahnya.

"Tolong bisa tidak lepaskan dia"

Dua orang yang mengganggu gadis itu berbalik

"Ada urusan apa kau dengan gadis ini ?"

Orang di sebelah kiri adalah pria kurus berwajah culas dan orang di sebelah kanan adalah
orang yang memiliki bentuk fisik yang bagus tapi dengan kulit yang tidak terawat.

Tapi seketika aku melihat seragamnya itu adalah seragam dari SMA tempatku mengajar.

"Maaf dia muridku tolong kalian bisa pergi sekarang?"

Tanpa banyak bicara mereka langsung menurut .

"Maaf anda bilang tadi mengatakan bahwa saya itu murid anda"

Gadis itu menatapku dengan curiga.

"Hmmm menurutmu aku bukan seperti guru bagimu?"

Sepertinya kecurigaannya semakin meningkat.

"Ok kalau begitu anda tau guru dari SMA saya yang tinggal di daerah sini?"

Aku coba mengingat-ngingat bahwa tidak ada guru lain yang tinggal di daerah dekat
rumahku

"Kurasa tidak ada, dan kalau boleh tau siapa nama gurumu itu?"

Dia mengambil dompet yang sama persis dengan dompetku

Tunggu apa itu dompetku?


Lalu dia mengambil KTP di dalam dompet itu wajahnya sedikit kaku setelah dia melihat KTP
yang dia pegang ?

"Nama guru itu adalah Pak Aldy Eka Sakti"

Dengan tangan gemetar dan wajah yang gugup ternyata itu adalah dompetku yang jatuh
entah dari mana.

"Terima kasih, ternyata kamu yang nemu dompet saya, dan kamu memunya dimana?"

"Sama-sama pak"

Aku mengecek barang apa yang hilang, ternyata semua utuh.

"Kamu mau saya traktir apa?"

Ternyata dia sudah ancang-ancang lari.

"Hah…"

"Kamu pikir saya marah?"

"Ehhh tapi pak?"

"Sudah anggap saja kalau saya mau balas budi kepada kamu"

Akhirnya dia menurut.

"Kamu mau makan apa?"

Aku mengantarnya ke pujasera dengan sepeda motorku.

Dia membungkam mulutnya sendiri. Hingga sampai tujuan.

Saat kita duduk ada pelayan yang datang dan menanyakan pesanan

"Saya es teh manis sama rawon satu mbk"

"Disamain aja mbk"

Gadis itu menjawab dengan sedikit takut saat melihatku.

'Aku pikir pertama kalinya dia itu siapa ?'

"Maaf nama kamu siapa ya dan kamu dari kelas berapa?"

Aku bertanya dengan nada santai


"Saya nabila sa'adah dari 11 IPS 2 pak"

Aku pun menghela nafas karena dia dia bukan dari kelas yang aku ajar.

Beberapa saat hening dan diantara kita tidak ada yang bisa memulai topik.

"Maaf kamu menemukan dompet saya dimana?"

Aku bertanya demikian agar suasana hening pecah.

"Di Dalam laci meja bapak di ruang guru "

Eh….. seketika aku memiliki firasat aneh.

Ahh… mungkin waktu rapotan kemarin aku menaruh disana dan lupa mengambilnya….
Ah… bodo amat lah sama sesuatu yang kayak gitu.

Tapi aku melihat ekspresi gelisah di wajahnya.Aku mengumpulkan keberanian dan bertanya

"Kamu kenapa?"

"Pak tolong jadilah pacarku ?"

Tunggu apa ini jebakan ?

Tak lama pesanan kami pun datang.

Aku mendengar suara perut dari seseorang.

"Silahkan di makan dulu, kasian perutnya udah demo duluan"

Setelah makanan dan minuman dia habiskan dia menjelaskan semua.

Bahwa dia akan dijodohkan oleh guru di sekolahnya. Yang membuat dia kesal adalah dia
akan bertunangan dengan orang dipilihkan oleh kedua orang tuanya. Tapi itu bisa dihindari
asalkan dia punya pacar dan memiliki prospek masa depan yang bagus

"Jadi intinya kamu perlu pacar untuk membatalkan perjodohan?"

"Tolong pak bantu saya"

Kalau dipikir-dipikir lagi memang memangnya orang luar akan diizinkan untuk mencampuri
urusan keluarga tapi bagaimana kalau dia ditunangkan dengan salah satu guru yang
melakukan pelecehan seksual, ya walau sekedar rumor aku masih khawatir.

"Ok tapi syaratnya kamu gak boleh mempublish hubungan kita di sekolah"
"Hanya itu saja pak, terimakasih bapak"

dia memeluk tubuhku.

Aku sambil menahan sensasi empuk yang ada di tubuhku

Setelah selesai makan aku mengantarnya pulang, ketika aku sampai disana aku terkejut
dengan adanya mamaku di rumah nabila.

"Lho, nak kenapa kamu bisa bareng sama nabila ?"

Ahh kurasa itu pertanyaan logis. Tapi disaat itu juga ada seorang ibu-ibu dengan ekspresi
yang cukup mengerikan.

"Nabila kemana aja kamu hari ini, biasanya kamu pulangnya gk kemaleman?"

"Maaf bu aku tadi diajak jalan sama pak aldy"

Dengan nada yang sedikit menyesal lalu dia masuk kedalam rumahnya.

"Kak apa hubunganmu sama nabila"

"Ohh itu kita cuma guru dan murid kok ma?"

"Kalau begitu mama kasih tau. dia adalah tunangan kamu"

Suasana tiba-tiba berubah menjadi hening dan aku merasa seperti tersambar petir di siang
bolong

"Mama bercanda kan?"

"enggak mama serius, mama itu sudah capek liat kamu berjuang dan mengalah terus,
sudah waktunya kamu punya kebahagian sendiri"

"Mama mau pulang sekarang?"


Aku menanyakan pertanyaan tersebut dengan dingin.

"mama pulang nya agak malam, kalau kamu pulang sekarang silahkan"

Tanpa sepatah kata pun aku pergi dengan sepeda motorku menuju rumah untuk istirahat
dan bersiap untuk besok pagi.

Anda mungkin juga menyukai