Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

ACARA VII KECEPATAN RESPIRASI

Nama : Rinaldi Azhari Komendangi


No. Mahasiswa : 20200210061
Gol / Kel : B1
Asisten : Husama Allaudin Bariq

FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2020
A. IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Rinaldi Azhari Komendangi
No. Mahasiswa : 20200210061
Gol / Kel : B1
Asisten : Husama Allaudin Bariq

B. TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh suhu sterhadap kecepatan respirasi aerob kecambah kacang
hijau.
C. PERLENGKAPAN
Alat Bahan

 Erlenmeyer  Kecambah kacang hijau


 Pipet tetes  Larutan BaCl2
 Plastik  Larutan NaOH 0,2 N
 Karet  Larutan HCL 0,1 N
 Benang  Indikator PP
 Statif dan klem  Kain kassa

D. CARA KERJA

1. Siapkan 6 botol atau erlenmeyer volume ± 250 ml, kemudian isi masing-masing
erlenmeyer dengan larutan NaOH 0,2N sebanyak 50 ml dan segera tutup rapat dengan
karet atau gabus.
2. Timbang 3 kelompok kecambah kacang hijau seberat ± 5 gr.
3. Bungkus kecambah dengan kain kassa, ikat dengan tali dan gantungkan bungkusan
kecambah kacang hijau tersebut ke dalam 3 buah erlenmeyer, atur agar bungkusan
tidak menyentuh larutan NaOH, dan ditutup kembali botol.
4. Tiga botol yang lain tidak diberi kecambah, dipakai untuk kontrol.
5. Letakkan pasangan botol (berisi kecambah dan tidak) di tempat dengan suhu berbeda,
di tempat gelap, terang dan lemari pendingin dan simpan selama 24 jam
6. Kemudian Tentukan jumlah CO2 yang dibebaskan dari respirasi dengan cara titrasi.
Pipet 10 ml dari setiap erlenmeyer dan masukkan ke dalam erlenmeyer lain kemudian
ditambahkan BaCl2 dan 3 tetes indikator pp, larutan akan berwarna merah jambu.
Titrasi dengan HCl 0,1N sampai warnanya hilang. Titrasi diulangi 3 kali untuk tiap
botol.
7. Lakukan titrasi dengan cara sama untuk semua perlakuan termasuk kontrol.
8. Catat dan amati perubahan yang terjadi setelah dilakukan titrasi

A. HASIL PENGAMATAN
1. Di luar (Suhu: 41°C)
Volume HCL yang dibutuhkan (ml)

Botol Perlakuan Botol Kontrol


UL
(y) (x)
1 16 17,2
2 16 17
3 16,2 19,8
Rerata 16.0667 18

2. Di dalam ruangan (Suhu: 28°C)


Volume HCL yang dibutuhkan (ml)

Botol Perlakuan Botol Kontrol


UL
(y) (x)
1 16,1 16,4
2 16,4 16,5
3 16,6 20,2
Rerata 16,3667 17,7

3. Di Dalam Lemari Es (Suhu : 12 °C)


Volume HCL yang dibutuhkan (ml)

Botol Perlakuan Botol Kontrol


UL
(y) (x)
1 16,9 16,7
2 16,9 16,6
3 18,2 17,7
Rerata 17,3334 17
RUMUS PERHITUNGAN KECEPATAN RESPIRASI = 10 (x-y) mg
1. Respirasi di luar ruangan dengan suhu 41ºC    
= 10 ( 18-16,0667) mg
= 10 (1,9333) mg
= 19,333 mg

2. Respirasi di dalam ruangan dengan suhu 28ºC 


= 10 (17,7-16,3667) mg
= 10 (1,3333) mg 
= 13,333 mg

3. Respirasi di lemari es dengan suhu 12ºC         


= 10 (17-17,3334) mg
= 10 (-0,3334) mg
= -3,334 mg

B. TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi adalah proses metabolisme yang menghasilkan produk sisa berupa CO2 dan
H2O dan pelepasan energi kimia, molekul-molekul organik dalam sel mitokondria. Pada
proses fotosintesis terjadi pembentukan gula dari molekul CO2 dan H2O dengan bantuan
cahaya matahari. Pelepasan energi kimia dalam respirasi ini terjadi melalui dua proses
penting, yaitu berlangsung antara lain: Proses oksidasi, disini terjadi pelepasan hidrogen atau
hidrogenase dimana pada proses aerobik penerima elektron terakhir adalah O2, disini O2
sebagai adaptor, proses perombakan molekul dimana akibat dari oksidatif ikatan karbon dari
molekul dirombak sehingga akhirnya hanya tinggal satu karbondioksida (ANFA, 2015)
Respirasi sangat penting dibutuhkan makhluk hidup karena reaksi kimia yang terjadi
di dalam sel hewan maupun tumbuhan sangat tergantung pada adanya oksigen (O2), sehingga
diperlukan adanya suplai oksigen (O2) secara terus menerus. Hal ini berarti bahwa oksigen
(O2) merupakan substansi yang sangat penting. Salah satu substansi yang dihasilkan atau
diproduksi oleh reaksi kimia yang terjadi di dalam sel adalah gas karbondioksida (CO2).
Adanya karbondioksida (CO2) yang terlalu banyak di dalam tubuh harus dihindari, sehingga
karbondioksida (CO2) harus segera dikeluarkan dari tubuh secara terus menerus. Bagian
tumbuhan yang aktif melakukan respirasi yaitu bagian yang sedang tumbuh seperti pada biji
yang berkecambah (Rina Riana Rakatika, 2012)
Respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan kebutuhan oksigennya,
yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Ada beberapa tahapan dalam proses respirasi
aerob yaitu glikolisis, siklus krebs, dan transport elektron. Laju respirasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu ketersediaan substrat, ketersediaan oksigen, suhu, tipe
tumbuhan, dan umur tumbuhan. Tumbuhan yang muda mempunyai laju respirasi yang tinggi
dibandingkan dengan tumbuhan yang tua. Oleh karena itu, komponen oksigen dan
karbondioksida ini sangat penting peranannya dalam proses respirasi, sehingga perlu
diadakan pengamatan terhadap kandungan volume oksigen dan karbondioksida yang
dihasilkan dari proses respirasi, agar dapat diketahui jumlah volume oksigen yang diperlukan
tumbuhan atau tanaman serta jumlah volume karbondioksida yang dikeluarkan oleh
tumbuhan atau tanaman (Nur Aminanti & Gandi Siregar, 2017)

C. PEMBAHASAN
Pada praktikum acara respirasi, praktikan melakukan uji respirasi yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi aerob kecambah kacang hijau.
Adapun langkah pengerjaannya yaitu pertama dengan menyiapkan 6 erlenmeyer kemudian
mengisi erlenmeyer dengan NaoH sebanyak 50 ml ke-6 erlenmeyernya, selajutnya isi ke-3
erlenmeyer dengan 5 gram kecambah yang sudah dibungkus dengan kassa dan tutup dengan
plastik dan 3 erlenmeyer lain tidak ditambahkan kecambah kacang hijau. Setelah itu ke-6
erlenmeyer yang akan dibagi menjadi 3 perlakuan yaitu disimpan pada tempat gelap, terang,
dan di kulkas lalu disimpan selama 24 jam. Setelah disimpan, kemudian melakukan titrasi
sebanyak 3 kali untuk setiap perlakuannya selanjutnya amati dan hitung selisihnya.
Berdasarkan dari data hasil yang diperoleh, laju respirasi sebesar 19,333 mg pada
tempat terang, sedangkan di tempat gelap menghasilkan 13,333 mg, dan penyimpanan di
kulkas menghasilkan -3,334 mg. Hal ini mengindikasikan bahwa respirasi dapat terjadi secara
optimal pada suhu yang terang, kondisi yang optimal untuk enzim dalam melakukan
perannya  pada proses respirasi. Enzim dapat mempercepat jalanya proses respirasi yaitu
pada perubahan glukosa menjadi CO2.
Hal ini membuktikan bahwa kecepatan respirasi pada tempat terang lebih besar
dibandingkan pada tempat gelap ataupun di lemari es. Karena pada tempat gelap dan di
lemari es, tidak terjadi proses respirasi yang optimal untuk enzim untuk dapat bekerja yang
menyebabkan kinerja enzim tidak berjalan atau tidak aktif.
Menurut Darmawan & Baharsjah (2010), respirasi atau pernafasan tanaman memiliki
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor –faktor yang mempengaruhi proses respirasi
yaitu kadar oksigen di udara, intensitas cahaya matahari, penambahan atau pengurangan
kebutuhan air, suhu, pengaruh mekanis dan zat-zat senyawa kimia, dan faktor umur tanaman.
Faktor yang paling berperan pada saat proses respirasi yaitu faktor suhu. Peningkatan suhu
sebesar 10ºC akan meningkat laju reaksi 2-3 kali lipat.

D. KESIMPULAN
Respirasi adalah proses metabolisme yang menghasilkan produk sisa berupa CO2 dan
H2O dan pelepasan energi kimia, molekul-molekul organik dalam sel mitokondria. Pada
acara uji kecepatan respirasi yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu sterhadap
kecepatan respirasi aerob kecambah kacang hijau yang dilakukan dengan memberikan larutan
NaOH pada setiap sampel, ditambahkan kecambah kacang hijau kemudian dilakukan 3
perlakuan yaitu disimpan pada tempat terang, tempat gelap dan kulkas serta disimpan selama
24 jam. Kemudian dilakukan titrasi sebanyak 3 kali pada setiap sampel. Berdasarkan data
dari hasil pengujian yang dilakukan, tempat terang dapat mempercepat laju kecepatan
respirasi dibandingkan tempat gelap dan kulkas. Hal ini disebabkan peningkatan suhu sebesar
10ºC akan meningkat laju reaksi 2-3 kali lipat.

(Dwidjoseputro, n.d.)
DAFTAR PUSTAKA

ANFA, A. A. P. (2015). RESPIRASI PADA TUMBUHAN. 3(2), 54–67.


http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf

Darmawan, J., & Baharsjah., J. (2010). Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman. SITC.

Dwidjoseputro. (n.d.). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia.

Nur Aminanti, F., & Gandi Siregar, M. (2017). Laporan praktikum respirasi.
https://bit.ly/2oP4j7p%0A

Rina Riana Rakatika, D. H. (2012). PERBEDAAN KONSUMSI OKSIGEN (O2) PADA


PROSES RESPIRASI KECAMBAH. 1–5.
Yogyakarta, 28 April 2021
Asisten Praktikan

( Husama Allaudin Bariq ) ( Rinaldi Azhari Komendangi )

Anda mungkin juga menyukai