Anda di halaman 1dari 3

Pancasila Dalam Pembukaan UUD 1945 Merupakan Sumber dari Segala Sumber

Hukum di Indonesia

Pendahuluan

Secara konstitusional pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan oleh PPKI
sebagai dasar Negara, sehingga sejak saat itu Pancasila memiliki kedudukan penting dalam
tatanan kehidupan bangsa Indonesia.Pentingnya kedudukan Pancasila memberikan kesadaran
kepada bangsa Indonesia untuk menjadikannya sebagai rujukan mutlak bagi tatanan
kehidupan dalam bersosial masyarakat,berpolitik, beragama ataupun berhukum. Dalam
tatanan berhukum, kedudukan Pancasila di pertegas sebagai sumbersegala sumber hukum
melalui ketetapan MPR Nomor XX/MPRS/1966 jo Ketetapan MPR Nomor V/MPR/1973 jo
Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/1978. https://media.neliti.com/media/publications/238255-
pancasila-sebagai-sumber-hukum-dalam-sis-a7283c4a.pdf

Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu 'panca' yang
berarti lima dan 'sila' yang berarti prinsip atau asas. Hal itu berarti ada lima pedoman penting
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelima sila tersebut ialah
Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara juga mendasari
pasal-pasal dalam UUD 1945 serta menjadi cita-cita hukum yang dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan negara Indonesia.

UUD 1945 berperan penting dalam memberikan hak-hak seluruh warga negara dari berbagai
lapisan masyarakat. Melalui pembukan UUD 1945, masyarakat Indonesia bisa menemukan falsafah,
pedoman, dasar-dasar kebangsaan dan kenegaraan, serta kepribadian bangsa. P embukaan UUD
memiliki peranan penting karena terdapat makna tersendiri yang telah lama dicita-citakan
oleh tokoh perumusan Pancasila (Founding Fathers). Di sisi lain, sebagai sumber dari segala
sumber hukum, Pancasila tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila memiliki
makna penting untuk mencapai tujuan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
Pembahasan

Adanya sumber hukum sebagai tempat untuk menggali dan menemukan hukum dalam
suatu masyarakat dan negara, mengakibatkan hukum memiliki tatanan tersendiri. Terkait hal
ini, khasanah hukum di era modern maupun kontemporer sangat dipengaruhi oleh teori
hukum Hans Kelsen mengenai grundnorm (norma dasar) dan stufenbautheorie (tata urutan
norma). Menurut Kelsen, norma dasar adalah norma yang validitasnya tidak dapat diperoleh
dari norma yang lebih tinggi. Semua norma yang validitasnya dapat ditelusuri ke satu norma
dasar yang sama akan membentuk suatu sitem norma atau tatanan norma. Norma dasar yang
menjadi sumber utama ini merupakan sebuah pengikat diantara semua norma yang berbeda-
beda yang akan membentuk suatu tatanan norma

Konsep norma dasar Kelsen, kemudian diafirmasi oleh Nawiasky dengan sebutan
lain yaitu Staatfundamentalnornm. Staatsfundamentalnorm (norma fundamental negara)
merupakan istilah yang digunakan Hans Nawiasky dengan teorinya tentang Jenjang Norma
Hukum (Die theorie von stufenordnung der rechtsnormen) sebagai pengembangan dari teori
Hans Kelsen tentang Jenjang Norma (stufentheorie) (Hamidi;2006;59).

Perihal norma hukum, Hans Nawiasky menggunakan teori hirarkisitas hukum dapat
terbagi menjadi 4 (empat) tingkatan, yaitu:

1. Staatsfundamentalnorm merupakan norma dasar bernegara atau sumber dari segala


sumber hukum;
2. Staatsgrundgezetze merupakan hukum dasar yang apabila dituangkan dalam dokumen
negara menjadi konstitusi;
3. Formelegezetze atau undang-undang formal merupakan peraturan yang dapat
ditetapkan sebagai suatu ketentuan yang bersifat imperative, dalam pengertian
pelaksanaan maupun sanksi hukum;
4. Verordnung en dan autonome satzungen merupakan aturan-aturan pelaksanaan dan
peraturan yang otonom, baik yang lahir dari delegasi maupun atribusi
(Dardji;1999;21)

Jika konsep staatsfundamentalnorm diterapkan dalam sistem hukum di Indonesia,


maka norma hukum yang berlaku akan terlihat sebagai suatu sistem yang berlapis-lapis dan
berjenjang-jenjang. Pemberlakuan suatu norma akan didasarkan pada norma yang lebih
tinggi, dan norma yang lebih tinggi akan didasarkan pada norma yang lebih tinggi lagi,
demikian seterusnya sampai pada suatau norma dasar Negara.

Sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Hans Nawiasky, maka Pancasila terletak
pada tingkatan Staatsfundamentalnorm atau sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Sementara itu UUD 1945 berada pada tingkatan Staatsgrundgezetze atau sebagai konstitusi
suatu Negara. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara
adalah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dengan penempatan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
serta sekaligus dasar filosofis Negara, maka setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

Kedudukan Pancasila berdasarkan teori Hans Nawiasky di atas UUD 1945 (sumber dari
segala sumber hukum), namun bukan merupakan dasar hukum tertinggi dalam hierarki
peraturan perundang-undangan. Karena dasar hukum tertinggi dalam hierarki ialah UUD
1945 sesuai Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011. Sehingga dapat dipahami bahwa Pancasila bukan
dasar hukum, melainkan sebagai sumber dari segala sumber hukum.

file:///C:/Users/Asus/Downloads/467-847-1-SM%20(1).pdf

https://media.neliti.com/media/publications/238255-pancasila-sebagai-sumber-hukum-dalam-
sis-a7283c4a.pdf

Anda mungkin juga menyukai