Anda di halaman 1dari 3

NIM: E28118017

1. Aspek strategis dalam mekanisasi pertanian antara lain


- Meningkatkan produktivitas lahan dan tenaga kerja, contohnya dengan menerapkan alat
pertanian seperti alat panen otomatis, maka tidak lagi membutuhkan tenaga kerja yang
banyak cukup satu atau dua orang yang akan mengontrol pergerakan alat. Penggunaan
alat dan mesin pertanian juga dapat meningkatkan produktivitas lahan karena tidak lagi
membutuhkan waktu lama untuk pengolahan lahan dan panen sehingga dengan waktu
yang lebih sedikit memungkinkan intensitas tanam yang lebih sering sehingga lahan
menjadi lebih produktiv
- Mempercepat dan efisiensi proses, contohnya penerapan alat dan mesin pertanian
tentunya akan mengurangi waktu pengerjaan karena menggunakan mesin yang bisa
bekerja secara cepat dan konsisten dibandingkan dengan manusia
- Menekan biaya produksi, contohnya biaya produksi akan berkurang karena jumlah tenaga
kerja yang digunakan akan berkurang serta resiko kerusakan terhadap hasil pertanian
secara fakta dengan penggunaan mesin lebih sedikit dibandingkan dengan pekerjaan
manusia
2. Berikut tantangan yang dihadapi baik secara teknis maupun non teknis
- Secara teknis tantangan yang dihadapi adalah ketersediaan alat dan mesin pertanian yang
masih terbatas di beberapa wilayah, seperti di daerah pedesaan yang sebagian besar
masih menggunakan alat dan mesin pertanian tradisional. Ketersediaan sparepart dan
bengkel mesin pertanian di suatu wilayah juga menjadi tantangan bagi petani, khususnya
di pedesaan yang notabene menjadi sentra pertanian sehingga ketika terjadi kerusakan
pada mesin pertanian para petani kesulitan untuk memperbaiki alat tersebut dan berakhir
dengan tidak dipergunakan lagi kemudian lambat laun akan rusak secara keseluruhan.
Selain itu secara teknis masih sangat sedikit sumber daya atau petani yang paham benar
dengan penggunaan alat dan mesin pertanian, dalam satu kelompok tani saja, sangat sulit
ditemukan satu diantara mereka yang paham dengan mesin yang akan digunakan
sehingga biasanya diberikan bantuan mesin namun kadang tidak terpakai atau kadang
ketika mengalami kerusakan mereka tidak menggunakannya lag karena tidak tahu cara
memperbaikinya.
- Secara non teknis tantangan yang sampai saat ini perihal ekonomi dan kelembagaan.
Harga mesin pertanian yang tergolong mahal bagi masyarakat petani membuat
kebanyakan petani enggan untuk membeli mesih pertanian yang modern karena tidak
memiliki modal yang cukup untuk itu, hal ini diperparah karena kurangnya kerjasama
dalam kelembagaan pertanian di desa, dimana seharusnya mesin pertanian tersebut bisa
dibeli secara gotong royong namun karena tidak adanya kesadaran dalam kelompok atau
kelembagaan pertanian sehingga hal tersebut tidak bisa terwujud.
3. Faktor yang menjadi pertimbangan utama investasi alat dan mesin pertanian
- Kesesuaian pembelian alat dan mesin pertanian, perlu dilakukan pembandingan nilai
ekonomi antara penggunaan alat dan mesin pertanian dengan tenaga kerja manusia,
hitung beban pekerjaan dan keuntungan non ekoniminya. Alat dan mesin pertanian yang
akan digunakan sebaiknya multifungsi sehingga satu mesin bisa digunakan untuk
berbagai pekerjaan.
- Umur ekonomis, bisa dijadikan perbandingan nilai ekonomi yang bisa dihasilkan, yaitu
nilai pekerjaan dalam satuan uang selama masa produktif mesin dengan harga mesin
- Biaya perawatan, biaya perawatan mesin yang murah dan mudah akan mengurangi biaya
produksi
- Ketersediaan bengkel perbaikan dan sparepart, membeli alat dan mesin pertanian dengan
suku cadang yang mudah diperoleh atau dapat diperbaiki sendiri akan lebih
menguntungkan petani sehingga dapat menghidari kejadian mesin jadi mangkrak
- Operator, harus ada yang paham cara penggunaan alat pertanian yang akan dibeli, karena
apabila tidak ada maka perlu ada biaya tambahan untuk menyewa operator untuk
menjalankan alat dan mesin pertanian yang akan berdampak pada peningkatan biaya
produksi
4. Perkembangan pertanian tradisional –maju-modern
a. Lahan basah, secara tradisional dalam pengolahan lahan pada lahan basah petani
umumnya memanfaatkan hewan seperti sapi atau kerbau untuk bekerja dengan
menggunakan mesin bajak yang ditarik hewan atau bahkan masih ada yang menggunakan
tenaga manusia, namun di era modern sudah ada alat yang bisa digunakan untuk
membajak sawah dengan lebih cepat yaitu dengan traktor. Sedangkan untuk penanaman,
dulu dilakukan secara manul namun sekarang bisa menggunakan alat tanaman modern
yaitu planter yang bisa diatur jarak tanamnya, atau mengguanakan drone untuk
menerapkan sistem tabela
b. Pertanian tegalan, pengolahan lahan secara tradisional pada pertanian tegalan umumnya
masih menggunakan cangkul yang memanfaatkan tenaga manusia, namun seiring dengan
perkembangan zaman kini telah ada hand traktor yang bisa digunakan untuk mengolahan
lahan yang pisau rotarinya disesuaikan dengan kondisi lahan, selain hand traktor terdapat
pula traktor roda empat yang lebih modern lagi karena petani hanya perlu mengendarai
traktornya seperti mobil. Penanaman pada lahan tegalan dahulu dilakukan secara manual
dengan menggunakan tangan sekarang telah muncul berbagai inovasi untuk
menggunakan mesin tanam otomatis baik itu dijalankan oleh manusia ataupun bergerak
secara otomatis mengikuti perintah yang sudah di input kedalam mesin
c. Perkebunan, pada lahan perkebunan perkembangan pengelolaan lahannya hampir sama
seperti pertanian tegalan, begitu pula dengan proses penanamannya. Namun yang sangat
signifikan perubahannya yaitu proses pemanenan yang dulunya dilakukan secara manual
dengan tangan manusia, hal ini sangat memakan waktu lama dan tenaga kerja yang
banyak, namun saat ini telah ada alat panen yang bisa bergerak secara otomatis ataupun
dikendarai manusia untuk melakukan panen secara cepat dan hanya membutuhkan sangat
sedikit tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai