TINJAUAN PUSTAKA
kecil berdasarkan atas asas saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling
menguntungkan.
keterampilan yang didasari saling percaya antara perusahaan mitra dan kelompok
2001:12). Kemitraan juga diartikan sebagai suatu strategi bisnis yang dilakukan
oleh kedua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
Tahun 1995 menyatakan, kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil dengan
8
9
usaha menengah atau dengan usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling
a. Pola kemitraan tradisional, pola kemitraan ini terjadi antara pemilik modal
inti rakyat.
c. Pola kemitraan pasar, pola ini berkembang dengan melibatkan petan sebagai
pemilik aset tenaga kerja dan peralatan produksi dengan pemilik modal besar
mitra mandiri.
Secara rinci (Hakim dalam Eka, 2014) mengatakan tujuan dari kemitraan
yaitu:
Dalam kondisi yang ideal, tujuan utama yang ingin dicapai dalam
kecil dapat tumbuh dan berkembang sebagai komponen ekonomi yang tangguh
kultural, tujuan kemitraan adalah agar mitra usaha dapat menerima dan
prakarsa dan kreativitas, berani mengambil resiko, etos kerja, kemampuan aspek-
Usaha kecil mempunyai skala usaha yang kecil baik dari sisi modal,
penggunaan tenaga kerja dan orientasi pasar. Selain itu, usaha juga bersifat pribadi
organisasi usaha.
primer, kelompok tani dan kelompok usaha penjamin pasar (Martodireso dan
Widada, 2001:20-23).
sebagai berikut.
pestisida)
3. Koperasi atau kelompok tani merupakan penyedia lahan pertanian dan tenaga
kerja
khususnya yang besar atas yang kecil, melainkan menjamin kemandirian pihak-
pihak yang bermitra. Kemitraan usaha yang kita inginkan bukanlah kemitraan
yang bebas nilai, melainkan kemitraan yang tetap dilandasi oleh tanggung jawab
moral dan etika bisnis yang sehat, yang sesuai dengan demokrasi ekonomi.
- Berbadan hukum.
b. Kelompok mitra yang akan menjadi mitra usaha diutamakan telah dibina oleh
pemerintah daerah.
perjanjian kemitraan.
mitra.
g. Pembinaan oleh instansi Pembina teknis baik di pusat maupun daerah bersama
perusahaan mitra untuk menyiapkan kelompok mitra agar siap dan mampu
melakukan kemitraan.
dengan kebutuhan para pihak, pemberi konsultasi bisnis dan temu usaha.
1997, pola kemitraan dibagi kedalam lima jenis kelompok yaitu, inti plasma,
inti yang bermitra usaha. Pola inti plasma adalah hubungan kemitraan antara
usaha kecil dengan menengah atau besar sebagai inti membina dan
Produktivitas usaha.
14
mitra usaha dengan perusahaan mitra usaha yang memberikan lisensi, merek
manajemen.
berbagai pihak, mulai dari petani, perusahaan mitra, lembaga keuangan, dan
atau petani, organisasi petani, pola kemitraan, calon perusahaan atau lembaga
masing perusahaan, (2) mempercepat sistem operasi, (3) resiko yang ditanggung
secara bersama, (4) transfer teknologi di antara perusahaan, (5) memasuki pasar
perusahaan lain tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya untuk bersaing, (6)
memperluas jangkauan pasar dengan saluran distribusi yang baru, dan (7)
terjadi apabila perusahaan yang bersangkutan tidak memiliki perjanjian yang tegas
dalam kerjasama ini, maka plasma akan mempergunakan apa yang akan dimiliki
pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan (John
strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisai.
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang tepat dan tangguh
dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja
dalam pada tahap pelaksanaan ini adalah aspek koordinasi dan monitoring.
5. Efektivitas kerja sama, adalah sejauh mana output yang dihasilkan dapat
dengan realisasi.
organisasi dari alam, tenaga kerja, dan modal yang ditunjukan kepada produksi di
diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial baik yang
dan ada yang mengorganisir, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin.
himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat disuatu tempat yang diperlukan
a. Tanah (land)
Tanah dipandang sebagai penyedia ruang untuk produksi seperti letak pabrik
dan letak proses produksi pertanian. Sebagai faktor produksi, tanah mendapat
bagian dari hasil produksi karena jasanya dalam produksi tersebut, yang
Tenaga kerja merupakan usaha fisik dan mental yang digunakan dalam
mengahsilkan barang dan jasa. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja manusia,
memerlukan tenaga kerja pada seluruh proses produksi mulai dari persiapan
a. Modal (capital)
Modal yaitu barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor produksi lain
pertanian, sarana produksi, tanaman, ternak, piutang di bank, dan uang tunai.
yang terdapat dalam keadaan terbatas meliputi ternak, tenaga kerja dan modal.
lebih tinggi. Kenaikan pendapatan merupakan tujuan jangka pendek dan ini
merupakan jalan atau cara untuk mencapai tujuan akhir. Manajemen usahatani
Sufrianata, 2012).
tanaman dan ternak pada sebidang tanah untuk menghasilkan bahan makanan.
Jadi manajemen usahatani dapat dipahami sebagai untaian kegiatan mulai dari
efektif, efisien, dan menjual produk pada waktu, dan di pasar untuk memperoleh
Dalam berusahatani tentu saja kita akan mengenal yang namanya biaya
produksi, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses
produksi, baik itu biaya tenaga kerja mauppun biaya sarana produksi serta
usahatani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap
(Soekartawi, 1995) :
1. Biaya tetap (fixed cost), adalah biaya yang penggunaanya tidak habis dalam
satu masa produksi. Besarnya biaya tetap tergantung pada jumlah output yang
Komponen biaya tetap antara lain : pajak tanah, pajak air,bangunan pertanian,
Rumus :
FC = Px . X
Keterangan :
FC : Biaya tetap (Fixed cost)
Px : Harga Input
20
X : Jumlah Input
2. Biaya tidak tetap atau biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang
variabel antara lain : biaya untuk pupuk, bibit, pestisida, tenaga kerja, biaya
Rumus :
VC = TC FC
Keterangan :
VC : Biaya variabel (variabel cost)
TC : Total biaya (total cost)
FC : Biaya tetap (fixed cost)
merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Besarnya
TR = Y . Py
Keterangan :
TR = Total penerimaan
Y = Jumlah output
Py = Harga output
Pd = TR TC
Keterangan :
Pd = pendapatan petani
TR = Total revenue (total penerimaan)
21
Analisis usahatani sering kali dipilih menjadi analisis parsial dan analisis
Dalam melakukan analisis usahatani, yang sering digunakan adalah analisis R/C.
Rumus :
a = R/C
R = Py . Y
C = FC + VC
Sehingga : a = {( Py . Y) / (FC +VC)}
Keterangan :
R = Penerimaan
C = Biaya
Py = Harga output
Y = Jumlah output
FC = Biaya tetap
VC = Biaya variabel
R/C = 1, artinya usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi serta kurang
efektif untuk dilaksankan. Apabila R/C > 1, maka usaha tersebut menguntungkan
dan efektif untuk dilaksankan, dan sebaliknya jika R/C < 1, maka usaha tersebut
pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan afrika barat tropis dan
(Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Selain Cina dan India beberapa
wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Thailand, Laos, dan Vietnam.
Oryza, spesies Oryza spp. Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O.
sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia
dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (padi
gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang
dengan cara menagiri daerah yang curah hujannya kurang. Padi dapat tumbuh
penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan
Pola pertumbuhan tanaman padi ada tiga fase yaitu fase vegetatif, fase
generatif, dan fase pematanga gabah. Fase vegetatif dimulai dari saat
berkecambah sampai denga inisiasi primordial malai, fase generative dimuai dari
inisiasi primodial malai sampai pembugaan, dan fase pematangan gabah dimulai
23
dari pembungaan sampai gabah matang. Lama fase vegetatif tidak sama untuk
sedangkan fase generatif dan pematangan gabah umumnya sama untuk setiap
pembentukan anakan yang aktif, bertambah tingginya tanaman dan daun tumbuh
secara teratur. Sedang lama fase reproduktif dan pematangan gabah dpengaruhi
oleh faktor genetik yaitu masing-masing 30 hari (De Data, 1981). Fase
pematangan biji. Pada fase generatif pertumbuhan dan perkembangan malai muda
dihadapkan kepada berbagai masalah, antara lain adalah konversi lahan subur
untuk keperluan nonpertanian dan terbatasnya sumberdaya lahan dan air untuk
perluasan areal sawah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan luas panen melalui indeks pertanaman. Ditinjau dari dari segi
pertanaman lebih rasional dan dapat memberikan dampak yang lebih cepat.
hanya ditentukan oleh luas lahan sawah yang akan dikembangkan tetapi juga
2.5 Subak
Subak yang selama ini dikenal di Bali pada dasarnya adalah suatu wadah
atau organisasi tempat berhimpunnya para petani dengan tekad dan semangat
dan palawija. Seperti yang kita ketahui, irigasi adalah usaha penyediaan air dan
secara historis tumbuh dan sebagai suatu dibidang tata guna air ditingkat usahatani
Menurut Sutha (1978:1) Subak adalah suatu kesatuan sosial yang teratur
dimana para anggotanya merasa terikat satu sama lain karena adanya kepentingan
mempunyai harta baik material maupun immaterial. Kaler (1985:3) subak adalah
suatu organisasi petani sawah secara tradisional di Bali, dengan satu kesatuan
areal sawah, serta umumnya satu sumber air selaku kelengkapan pokoknya
dalam sistem irigasi Subak. Kajian gatra religius tersebut ditunjukan dengan
adanya satu atau lebih pura bedugul (untuk memuja Dewi Sri sebagai
(bangunan suci) yang ditempatkan sekitar bangunan sadap (intake) pada setiap
blok atau komplek persawahaan milik petani anggota Subak. Gatra religius pada
sistem irigasi Subak merupakan cerminan konsep Tri Hita Karana yang ada
25
Subak terdiri dari pengurus Subak yaitu pemimpin Subak yang disebut pekaseh
atau kelian Subak dan pangliman yaitu pemimpin setiap munduk. Pekaseh dan
anggota Subak. Adapun artefak yang dimanfaatkan oleh sistem Subak di Bali
antara lain :
1. Bendungan (empelan)
sungai yang lokasinya paling dekat dengan hamparan sawah petani yang
bersangkutan. Pada setiap lokasi bangunan bendung di bangun sebuah pura yang
magpag toya.
3. Terowongan (aungan)
memilih lintasan terowongan pada lahan yang terdiri dari batu padas atau tanah
yang diyakini cukup keras dan kuat untuk menyangga tanah yang ada di atas
Bangunan bagi atau temuku pada sistem Subak pada dasarnya dibangun
dengan konsep proporsional, yaitu sejak pada bangunan bagiyang ada di hulu
hingga pada bangunan bagi irigasi menuju pada petak sawah petani (temuku
pangalapan). Unit ukuran yang digunakan adalah tektek. Tektek adalah satuan unit
air pada suatu Subak yang merupakan sistem bagi habis antara jumlah air yang
masuk ke Subak yang bersangkutan dengan jumlah luas areal sawah yang ada di
sistem Subak di Bali karena topografi pulau Bali yang umumnya bergelombang
(Windia, 2012).
2) Lembaga irigasi yang bersifat formal dan ritual keagamaan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari manajemen irigasi Subak dan Tiap anggota Subak
3) Subak mempunyai hak otonomi dalam mengurus rumah tangganya sendiri dan
Subak memiliki satu atau lebih sumber air bersama dan satu atau lebih pura
bedugul bersama.
27
kekeluargaan.
Ayam Pedaging (broiler) dengan UD. Ungas Sari Utama di Desa Demulih
mengkaji mekanisme pola kemitraan, hak dan kewajiban peternak dan UD.
Unggas Sari Utama, efisiensi peternak ayam dalam melakukan kemitraan dengan
UD. Unggas Sari Utama, dan kendala yang dihadapi kedua belah pihak.
mengkaji pola kemitraan yang dilakukan oleh peternak luwak dengan CV. Sari
Alam Pegunungan, hak dan kewajiban peternak dan CV. Sari Alam Pegunungan,
dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi kedua belah pihak dalam bermitra.
antara Petani Tebu dengan PT Pabrik Gula Candi Baru di Kecamatan Candi
kemitraan dalam usahatani tebu, mekanisme kemitraan yang dilakukan oleh petani
tebu dengan PT pabrik gula Candi Baru, manfaat apa yang diperoleh petani tebu
dan PT Pabrik Gula Candi Baru dalam melakukan kemitraan, dan kendala-kendala
28
apa yang diperoleh oleh petani tebu dan PT Pabrik Gula Candi Baru dalam
melaksanakan kemitraan.
PT Mitra Sinar Jaya dengan Peternak Ayam Pedaging (broiler) di Desa Siangan,
peternak ayam pedaging dalam melakukan pola kemitraan dengan PT Mitra Sinar
Jaya, dan kendala yang dihadapi peternak ayam pedaging dan PT Mitra Sinar
Jaya.
penelitian yang di lakukan saat ini adalah berbeda dengan penelitian tersebut, baik
Penelitian tentang Pola Kemitraan Padi Sawah antara P4S Sri Wijaya dengan
P4S Sri Wijaya, Manfaat yang diperoleh Petani Subak Batusangian dalam
melakukan kemitraan dengan P4S Sri Wijaya, dan kendala-kendala yang dihadapi
P4S Sri Wijaya dan petani Subak Batusangian dalam melakukan kemitraan.
29
masalah. Kabupaten Tabanan selama ini salah satu daerah penghasil padi terbesar
di Bali, salah satu Subak yang menjadi sentral petani padi sawah di Tabanan
petani padi sawah di Subak Batusangian dengan suatu lembaga yaitu P4S Sri
Wijaya.
Dalam pola kemitraan ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu
proses manajemen kemitraan, dimana proses manajemen ini adalah segala bentuk
dan tata cara kemitraan yang dilaksanakan oleh petani di Subak Batusangian
berguna yang diterima oleh petani Subak Batusangian dengan P4S Sri Wijaya
selama bermitra, dilihat dari aspek ekonomi dan teknis. Serta mengetahui kendala-
kemitraan.
memberikan suatu saran atau rekomendasi untuk P4S Sri Wijaya dan petani padi
sawah Subak Batusangian. Secara skematis, alur kerangka pemikiran dapat dilihat
Simpulan
Rekomendasi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pola kemitraan P4S Sri Wijaya dengan
Subak Batusangian, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan, Kabupaten
Tabanan