Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat, karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Mini Riset ini. Tak lupa kami juga berterima kasih kepada
Dosen Pengampu mata kuliah Statistik. Kami berharap, dengan adanya makalah Mini Riset ini
dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga
menyadari bahwa pada pembuatan tugas makalah ini terdapat berbagai kekurangan atau yang
masih jauh dari yang telah diharapkan. Maka dari itu, diperlukan kritik maupun saran yang
membangun, supaya dapat dijadikan sebagai perbaikan pada masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya, Dengan adanya
laporan yang telah disusun ini, harapannya dapat bermanfaat untuk para rekan kelompok sendiri
dan juga untuk para pembacanya. Pemakalah memohon maaf, bila saat membaca masih terdapat
berbagai kekurangan pada penulisan laporan hasil mini riset ini. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.

Medan, 8 Mei 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat ................................................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORITIS ..................................................................................................... 2
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
3.1 Hasil ...................................................................................................................................... 4
3.2 Pembahasan........................................................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Morfometri adalah suatu metode pengukuran terhadap variasi dan perubahan bentuk serta
ukuran tubuh dari suatu organisme. Morfometri mencakup ukuran panjang dan sudut, analisis
lapangan, dan analisis outline. Penerapan morfometri biasanya dilakukan pada pengukuran
tubuh makhluk hidup dan pengukuran geografis (Zelditch et al. 2004). Keuntungan dari
pengukuran metode morfometri adalah bahwa morfometri memberikan deskripsi elemen
kuantitatif. Morfometri dapat menghasilkan data-data pengukuran dalam bentuk angka yang
dapat digunakan untuk perbandingan antara bentuk-bentuk morfologi yang berbeda. Perbedaan
bentuk dapat dikonversikan ke dalam data berupa angka sehingga morfometri dapat digunakan
untuk perbandingan secara objektif. Analisis data morfometri dapat mengetahui pada bagian
mana perubahan yang penting terjadi sehingga dapat memberikan referensi terhadap penelitian
yang akan dilakukan (Zelditch et al., 2004). Meristik dalam studi meristik secara bahasa berarti
karakter morfologi yang dapat dihitung. Pendekatan meristik terkait dengan penghitungan
jumlah Panjang daun,lebar daun, . Hasil pengukuran karakter meristik dapat disajikan dalam
suatu rumus yang disebut formula meristik (Parker, 1990). Studi morfometrik dan meristik telah
banyak dilakukan terhadap ikan dan tumbuhan. Pengukuran morfometrik pada tanaman banyak
dilakukan untuk melihat struktur daun dan untuk membedakan jenis tanaman yang berasal dari
sub-populasi yang berbeda. Studi morfometrik dan meristik pada penelitian taksonomi dapat
digunakan untuk menguatkan status taksonomis suatu spesies yang membedakan spesies
tersebut dengan spesies lainnya yang memiliki kemiripan.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan metode tradisional morfometrik dalam
kajian biologi.
2. Mahasiswa mampu mengolah data dan menganalisis data morfometrik berbagai jenisikan
menggunakan program Microsoft excel dan software SPSS.
3. Menerapkan teknik morfometri sederhana dan truss morphometrics pada Tanaman Jambu
Bol, Jambu Biji dan Jambu Air.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik morfometri pada Jambu Air, Jambu Bol, Jambu Biji
2. Bagaimanakah hasil Morfometri pada Ketiga Tanaman tersebut.
1.4 Manfaat
1. Untuk menambah pemahaman mahasiswa terhadap cara menerapkan metode morfometrik.
2. Sebagai sarana untuk memenuhi salah satu tugas Statistika tentang materi morfometrik
3. Memberi data hasil pengamatan menggunakan SPSS.

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Myrtaceae merupakan salah satu famili dari ordo Myrtales yang tersebar di daerah tropis
dan subtropis, famili ini memiliki kurang lebih 2.050 spesies yang tergabung dalam 137 genus.
Genus utamanaya antara lain Eugenia (600 spesies), Eucalyptus (500 spesies), Myrcia (300
spesies), Syzygium (300 spesies), Psidium (100 spesies) , Melaleuca (100 spesies), dan
Callistemon (25 spesies). Contoh spesies yang termasuk dalam famili Myrtaceae ialah Eugenia
aromatica, E. caryophyllata, E .polycephala, Melaleuca leucadendron, Psidium guajava, Syzigium
aqueum, S. jambos, S. javanicum, S. polyanthum, Myrtus cumini dan Syzigium malaccense.
(Dharmono, 2018)
Jambu bol (Syzigium malaccense) termasuk keluarga Myrtaceae yang dapat dimanfaatkan
sebagai antioksidan alami. Daun merupakan bagian dari tanaman jambu bol yang memiliki
kandungan flavonoid tertinggi. Studi fitokimia terhadap tanaman ini mengungkapkan adanya
flavonoid, tanin, terpenoid, dan minyak atsiri (Nurhasnawati dkk., 2017). Jambu bol memiliki
tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya. jambu bol gondang
manis dan jambu bol jamaika berwarna coklat tua. Tangkai daun tanaman jambu bol relatif
memiliki tangkai yag kecil anatara 1-1,5 cm. Tangkai daun adalah bagian kecil dari sebuah
tanaman yang menempel di batang. bentuk tangkal dau yang menunjukkan obtusus sudut di bentuk
oleh kedua sisi helaian daun tumpul > 90°. Memiliki daun bertepi rata (integer), daging daun
(coriaceus). Permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus). Ujung daun meruncing
(acuminatus), ujung daun nampak sempit, panjang, dan runcing. Pangkal daun tumpul (obtusus),
karena membentuk sudut tumpul (lebih besar dari 90°). Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak
menebal pada bagian pangkalnya (Firdaus dkk., 2022).
Buah Jambu Air (Syzygium samarangense aqueum) termasuk dalam famili Myrtaceae yang
merupakan tanaman asli Indonesia dan sejak masa penjajahan Belanda dikenal sebagai buah segar
di musim kemarau. Buah Jambu Air banyak mengandung air sekitar 90% dari 100 gram bagian
buah yang dapat dimakan dan berfungsi sebagai penghilang rasa haus selain itu Jambu Air juga
mengandung protein, karbohidrat, kalsium, zat besi, magnesium, potassium, zinc, copper, asam
sitrat, fosfor, serat, vitamin C, vitamin A, niacin, riboflavin, thiamin (Anggraheni dkk, 2019).
Memiliki daun berbentuk elips atau panjang dengan ujung meruncing, rangkaian bunga tumbuh di
ujung ranting atau ketiak daun. Daunnya tunggal berhadapan dan bertangkai. Daun pada tumbuhan
jambu memiliki jenis daun tunggal dengan tangkai dan berhadap – hadapan. Panjang daun ini
kisaran 15 hingga 20 cm dengan lebarnya 4 hingga 6 cm. Pada rumpunan tulang daunnya memiliki
sirip dan berwarna hijau. Di ujung daun tumbuhan jambu air memiliki bentuk yang tumpul dengan
pangkal yang bulat. Sedangkan pada permukaannya memiliki bagian yang cukup mengkilap.
Psidium guajava L (Jambu Biji) atau sering juga disebut dengan jambu batu, jambu siki,
jambu perawas, dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke

2
Indonesia melalui Thailand. Jambu biji memiliki buah yang bewarna hijau dengan daging buah
bewarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Secara taksonomi, jambu biji masuk ke dalam
tanaman perdu yang tingginya bisa mencapai 10 m (Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB & Gagas
ulung, 2014). Tanaman jambu biji dapat tumbuh di semua jenis tanah, dari mulai tanah yang kurang
akan unsur hara sampai tanah yang subur (Maimunah, 2021). Memiliki daun berbentuk bulat
panjang, bulat langsing atau bulat oval dengan ujung tumpul atau lancip. Warna daunnya beragam
seperti hijau tua, hijau muda, merah tua, dan hijau berbelang kuning. Permukaan daun ada yang
halus mengilap dan halus biasa. Tata letak daun saling berhadapan dan tumbuh tunggal.
Penelitian ini dilakukan untuk mengelolah data daun dari ketiga spesies pada suku
Myrtaceae (Syzigium malaccense, Syzygium aqueum & Psidium guajava L) dengan menggunakan
SPSS yang bertujuan untuk mempelajari morfometrik daun dari ketiga spesies pada suku
Myrtaceae. Peneletian ini mengukur panjang daun (PD), lebar daun (LD), panjang tangkai daun
(PTD), panjang ujung daun (PUD), jumlah rusuk daun (RD).
Pengolahan data pada zaman sekarang dipermudah dengan adanya software. Sama halnya
dengan menganalisis data, baik itu data kualitatif maupun data kuantitatif. Salah satu software yang
bisa digunakan untuk mengolah data dan menganalisis data yaitu SPSS (Statistical Package for
the Social Sciences). SPSS yaitu software khusus untuk pengolahan data statistik yang paling
populer dan paling banyak digunakan di seluruh dunia. SPSS dipakai dalam berbagai riset pasar,
pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement), serta riset-riset sains. Kepopuleran SPSS
ini dijadikan sebagai alat untuk pengolahan data. Dilihat dari fungsinya, SPSS digunakan dalam
pengolahan dan analisis data kuantitatif, karena saling berhubungan dan juga termasuk dalam
ruang lingkup statistik.

3
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Berikut adalah hasil pengukuran morfometrik tumbuhan yang di praktikumkan.
1. Jambu Bol

Gambar 1 : Daun Jambu bol

Tabel 1. Hasil Pengukuran Morfometrik Daun Jambu bol

Karakter S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S 10
Panjang Daun 39 36 37 32,5 32,5 35 33 39 36 41
Lebar Daun 16 15 16 16 13 17 15 16 17 17
P. tangkai daun 1 1,5 2 2 2 0,5 2 1,5 1,5 2
Jumlah tulang 32 34 34 24 28 26 24 26 24 26
rusuk daun
Panjang ujung 3,5 3,5 5 1,5 2,5 3 2 4 2 4
daun

4
2. Jambu Air

Gambar 2 : Daun Jambu Air

Tabel 2. Hasil Morfometrik Daun Jambu Air

Karakter S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 10
Panjang daun 21 18 23 19,5 19 18,5 19 18 20 21
Lebar daun 7 6,5 9 6,5 6 6 6 6,5 7 6,5
p. tangkai daun 1 0,8 0,9 0,8 0,7 0,8 1 0,7 0,9 1,5
Jumlah tulang 32 28 26 34 28 32 36 24 48 34
rusuk Daun
Panjang ujung 2 2 2 1,5 2,5 1 1,2 2 2,3 1,5
daun

5
3. Jambu biji

Gambar 3 : Daun Jambu


Tabel 3. Hasil Morfometrik Daun Jambu Biji

Karakter S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
Panjang daun 7,9 7,7 8 10,5 8,9 9,2 8,9 7 10 9
Lebar daun 4,7 4,5 4,6 6 5,1 4 5,3 4,3 5,9 3,8
p. tangkai daun 0,4 0,5 0,5 0,6 0,5 0,5 0,3 0,5 0,6 0,5
Jumlah tulang 24 26 28 28 30 36 32 28 26 34
rusuk daun
Panjang ujung 0,2 0,2 0,2 0,3 0,2 0,3 0,3 0,2 0,5 0,4
daun

6
Berikut ini adalah hasil pengelolahan data menggunakan SPSS.

Group Statistics

Valid N (listwise)

Spesies Unweighted Weighted

Jambu Air PD 10 10,000

LD 10 10,000

PTD 10 10,000

JTR 10 10,000

PUD 10 10,000
Jambu Biji PD 10 10,000
LD 10 10,000
PTD 10 10,000
JTR 10 10,000
PUD 10 10,000
Jambu Bol PD 10 10,000
LD 10 10,000
PTD 10 10,000
JTR 10 10,000
PUD 10 10,000
Total PD 30 30,000

LD 30 30,000

PTD 30 30,000

JTR 30 30,000

PUD 30 30,000

Pooled Within-Groups Matrices

PD LD PTD JTR PUD

Correlation PD 1,000 ,617 -,040 ,125 ,611

LD ,617 1,000 -,232 -,253 ,213

PTD -,040 -,232 1,000 ,066 -,101

JTR ,125 -,253 ,066 1,000 ,407

PUD ,611 ,213 -,101 ,407 1,000

7
Summary of Canonical Discriminant Functions

Eigenvalues

Canonical
Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Correlation

1 37,609a 93,2 93,2 ,987


2 2,759a 6,8 100,0 ,857

a. First 2 canonical discriminant functions were used in the analysis.

Structure Matrix

Function

1 2

PD ,952* -,306
LD ,828* ,561
PUDb ,518* -,385
JTRb -,009 -,438*
PTDb -,119 -,239*

Classification Statistics

8
Function 1 2
Eigenvalues 37,609 93,2
Variance 93,2 6,8
Cononical Correlation ,987 ,857
PD ,952 -,306
LD ,828 ,561
PUD ,518 -,385
JTR -,009 -,438
PTD -,119 -,239

3.2 Pembahasan
Truss morphometrics merupakan salah satu upaya menggambarkan bentuk daun dengan
cara mengukur bagian-bagian dari daun atas dasar titik-titik patokan. Pengukuranm truss
morphometric dengan pola truss network memberikan gambaran yang lebih menyeluruh. Metode
ini menghasilkan karakterisasi geometri bentuk tubuh hewan secara lebih
sistematik dan menunjukan peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi perbedaan-
perbedaan bentuk tubuh, tetapi kelemahannya butuh ketelitian yang sangat teliti, kemudian
membutuhkan alat-alat yang banyak juga merupakan salah satu kelemahan dari
trussmorphometric.
Specimen yang digunakan pada praktikum morfometri adalah salah satu famili dari ordo
Myrtales yaitu Jambu air ( Syzygium samarangense aqueum ), Jambu Biji ( Psidium guajava L ),
Jambu Bol ( (Syzigium malaccense). Pengukuran truss morphometrics yang di lakukan pada
praktikum memiliki titik patokan patokan khusus yang berguna sebagai pembandingan dasar dan
penggambaran secara detail ukuran karakter morfologi suatu spesies. Titik truss yang digunakan
pada praktikum morfometri ini yakni Panjang daun, lebar daun, Panjang tangkai daun, jumlah
tulang rusuk daun, Panjang ujung daun.

9
BAB IV

PENUTUP

Pada sampel daun jambu bol memiliki panjang daun 32-41, lebar daun 13-17, panjang
tangkai daun 0,5-2, jumlah tulang rusuk daun 24-34, dan panjang daun 1,5-5. Sedangkan pada
sampel daun jambu air memiliki panjang daun 18-23, lebar daun 6-9, panjang tangkai daun 1,
jumlah tulang rusuk daun 24-48, dan panjang ujung daun 1-2,5. Dan pada sampel daun jambu biji
memiliki panjang daun 7-10, lebar daun 3,8-6,6, panjang tangkai daun 0,3-0,6, jumlah tulang rusuk
daun 24-36, dan panjang daun 0,2-0,5.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anggraheni, AGD., Adi, EBM., Wibowo, H dan Mulyaningsih, ES. (2019). Analisis Keragaman
Jambu Air (Syzygium sp.) Koleksi Kebun Plasma Nutfah Cibinong berdasarkan Morfologi
dan RAPD. BIOPROPAL INDUSTRI Vol.10 No.2, Hal 95-107.
Dharmono, N. L. (2018). KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN FAMILI
MYRTACEAE DI HUTAN PANTAI TABANIO, KECAMATAN TAKISUNG,
KABUPATEN TANAH LAUT. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah
Volume 3 Nomor 1 .
Firdaus, N., Chusnah, M., & Purbowo, P. (2022). Identifikasi Morfologi Vegetatif dan Generatif
Varietas Jambu Bol Gondang Manis dan Jambu Jamaika di Desa Gondang Manis
Kecamatan Bandar Kedungmulyo Jombang. AGROSAINTIFIKA, 4(2), 266-272.
Maimunah. (2021). Strategi Pengembangan Usaha Tani Jambu Biji Merah. Surabaya: Scopindo:
Media Pustaka.
Nurhasnawati, H., Sukarmi, S., & Handayani, F. (2017). Perbandingan metode ekstraksi maserasi
dan sokletasi terhadap aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun jambu bol (Syzygium
malaccense L.). Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(1), 91-95.
Parker, N.C., 1990, Fish-marking techniques: proceedings of the International Symposium and
Educational Workshop on Fish-Marking Techniques, American Fisheries Society.
Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB & Gagas Ulung. (2014). Sehat Alami dengan herbal: 250
Tanaman Berkhasiat Obat. Bogor: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Zelditch, M.; D. Swiderski; D.H. Sheets; and W. Fink, 2004, Geometric Morphometrics for
Biologists: A Primer, Academic Press, New York.

11

Anda mungkin juga menyukai