JURUSAN AGOEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………. i
DAFTAR TABEL………………………………………………………. ii
PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
Latar Belakang…………………………………………………. 1
Tujuan…………………………………………………………. 2
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………... 3
Hasil………………………………………………………….. 12
Pembahasan…………………………………………………. 14
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 18
Kesimpulan............................................................................ 18
Saran....................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Latar Belakang
ada helaian daun), daun semu (daun yang berkembang dari tangkai) (moekti,
2019).
Berdasarkan kejadiannya maka daun dibedakan atas daun tunggal dan daun
majemuk. Daun tunggal adalah setiap tangkai daun hanya terdiri dari satu helaian
daun, sedangkan daun majemuk terdiri lebih dari satu helaian daun. Daun
majemuk dapat berupa daun majemuk menyirip/pinnatus (genap, gasal,
berpasangan, berselang seling,beranak daun), daun majemuk menjari/palmatus
(beranak daun 1, 2, 3, 5, dan 7), daun majemuk bangun kaki (pedatus) dan dan
majemuk campuran (digitatopinnatus).(Rosanti, 2013)
Letak daun pada batang juga menunjukkan adanya perbedaan diantara
spesies tumbuhan, dimana dapat secara teratur dalam suatu urutan dan dapat pula
tidak. Dapat pula beberapa daun bertumbuh pada batang secara berdekatan yang
disebut roset atau duduk daun berkarang. Bentuk modifikasi daun seperti umbi
lapis pada bawang (termasuk modifikasi daun dan batang). Sedangkan bentuk
modifikasi jaringan-jaringan dermal juga terdapat pada daun) adalah ajrapila,
trikoma, rambut kelenjar dan rambut gatal.(Citrosupomo, 1989)
TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan karena merupakan
apparatus yang berperan dalam berbagai proses fisiologi dan biokimia bagi
kelangsungan hidup tumbuhan. Struktur daun dikelompokkan menjadi struktur
luar dan struktur dalam. Struktur luar (morfologi) daun dapat dikelompokkan
berdasarkan bentuk, helaian daun, bentuk ujung daun, tepi daun dan
susunantulang daun. Struktur anatomi daun tersusun atas tiga sistem jaringan,
yakni jaringan dermal (epidermis), jaringan dasar (parenkima) dan jaringan
pembuluh (vaskular) (moekti, 2009).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk
transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Diamati preparat irisan
melintang daun, maka akan dijumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi
daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan
epidermis, jaringan parenkim dan jaringan pengangkut (Sugiyono, 2009).
Menurut Citrosupomo (1989), daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian yaitu, Upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petioles)
dan helaian daun (lamina). Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun, yang
kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang demikian
dinamakan daun tidak lengkap (Citrosupomo, 1989).
Upih daun atau pelepah daun (Vagina). Menurut Citrosupomo (1989),
upih daun merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang, juga dapat
mempunyai fungsi lain, Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti
dapat dilihat pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Memberi kekuatan
pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun-daun semuanya membungkus
batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari
luar adalah upih-upihnya tadi.
Tangkai Daun (Petioles). Tangkai daun merupakan bagian daun yang
mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada
4
lanset jika daun yang memiliki perbandinga lebar dan panjang daun antara 3 : 1
sampai 5 : 1 (Rosanti, 2013).
Tidak Ada Bagian yang Terlebar. Bangun daun seperti ini biasanya dimiliki
oleh tumbuh-tumbuhan berdaun sempit, sehingga bangun daun dapat dibedakan
menjadi: daun berbangun garis (linearis), umumnya memiliki helaian daun yang
panjang, sempit dan tipis. (Rosanti, 2013).
Pangkal daun (Basis folli). Pangkal daun merupakan bagian helaian daun
yang berhubungan dengan tangkai daun. Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun, baik berlekatan atau tidak, dapat dibedakan menjadi enam macam:
Runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat
(rotundatus), ramping atau rata (truncatus) dan berlekuk (emarginatus) (Rosanti,
2013).
Ujung daun (Apex folii). Ujung daun merupakan pucuk daun, dimana
letaknya paling jauh dari pangkal daun. Dalam Morfologi Tumbuhan diketahui
sedikitnya 7 bentuk ujung daun yaitu: runcing (acutus), meruncing (acuminatus),
tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), ramping atau rata (truncatus), terbelah
(retusus), dan berduri (mucronatus) (Rosanti, 2013).
Tepi daun (Margo folii). Tepi daun hanya dibedakan dalam dua macam
yaitu tepi yang rata (integer) dan yang tidak rata. Tepi daun yang tidak rata
disebut juga tepi daun yang bertoreh (divisus) atau berlekuk (Rosanti, 2013).
Pertulangan daun (Nervatio). Tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun, sama dengan tulang manusia yang member kekuatan menunjang
berdirinya tubuh. Berdasarkan posisi tulang-tulang cabang terhadap ibu tulang
daunnya, sistem pertulangan daun dapat dibedakan menjadi: bertulang menyirip
(pennineryis), bertulang menjari (palminervis), bertulang melengkung
(cervinervis) dan bertulang lurus atau sejajar (rectinervis) (Rosanti, 2013).
Warna daun. Pada umumnya, daun berwarna hijau. Namun tidak jarang
dijumpai daun dengan warna yang berbeda, seperti merah pada andong. Ada juga
yang memiliki warna campuran seperti hijau bercampur merah, hijau keputihan,
dan hijau kekuningan.
6
Alat
Alat tulis. Alat tulis diguanakn untuk menulis apa-apa saja yang
disampaikan dalam praktikum dan untuk menggambar hasil pengamatan tentang
daun.
Pensil warna. Pensi warna digunakan untuk mewarnai gambar daun hasil
pengamatan yang telah digambar sebelumnya.
Lembar laporan sementara. Lembar laporan sementara digunakan untuk
menggambarkan tentang daun sebagai objek yang diamati.
Bahan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 30 oktober 2020, secara daring
melalui zoom dan WA Group.
Prosedur Kerja
Hasil
Hasil dari praktikum yang dilakukan adalah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi daun
Gambar Identifikasi
Daun Talas (Colocasia esculenta) Daun lengkap
1. Pelepah daun
2. Helaian daun
3. Tangkai daun
Daun tunggal
Pembahasan
tergolong suku rumput misalnya ; padi (Oryza sativa L) , jagung (Zea mays L)
dan tebu (Saccharum officinarum)
Daun hanya terdiri atas helaian. Daun yang demikian susunannya
dinamakan daun duduk, seperti dapat kita lihat pada biduri (Colotropis gigantean
R.Br) dan lidah buaya (Aloe vera)
Daun hanya terdiri atas tangkai. Dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya
lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan suatu
helaian daun semu atau palsu, dinamakan :filodia,seperti terdapat pada berbagai
jenis pohon acacia yang berasal dari Australia,misalnya: Acacia auricuculifor mis
A.
Daun majemuk adalah daun yang tangkainya bercabang-cabang dan baru
pada cabang tangkai ini terdapat helaian daun sehingga pada satu tangkai terdapat
lebih dari satu helaian daun sehingga disebut folium compositum yang disusum
oleh ibu tangkai daun (petiolus communis), tangkai anak daun (petiolus) dan anak
daun (folium). Sedangkan daun tunggal adalah daun yang tangkai daunnya hanya
terdapat satu helaian daun saja yang disebut dengan folium complex.
Daun majemuk ada bermacam-macam yaitu: daun mejemuk menyirip
(pinnatus), daun majemuk menjari (palmatus) dan daun majemuk campuran
(digito pinnatus). Pada daun majemuk menjari dibagi lagi menjadi daun majemuk
menjari beranak 1, daun majemuk menjari beranak 2, daun majemuk menjari
beranak 3, daun majemuk menjari beranak 4, daun majemuk menjari beranak 5
dan daun majemuk menjari beranak banyak.
Talas termasuk komoditas umbi-umbian sebagai sumber bahan makanan
sehat dan aman. anaman talas asli dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian
selatan, dimana jenis tersebut telah dibudidayakan sebelum padi. Saat ini talas
tumbuh di seluruh India Barat, Afrika Barat dan Utara. Di Asia, jenis tersebut
ditanam secara luas di China Selatan dan Tengah, sedangkan di India tumbuh
tidak begitu meluas. Masa panen talas membutuhkan waktu antara 4 bulan hingga
1 tahun, tergantung dari jenis talas yang ditanam. Cara panen talas sama dengan
umbi lainnya dengan menyingkirkan pohon dan menggali tanah tempat umbi. Jika
16
ingin umbi tidak rusak ada saat panen jangan gunakan cangkul, tapi gunakan
garpu sebagai pengungkit untuk mencabut umbi. Pada hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa daun talas (Colocasia esculenta) termasuk daun lengkap karena
memiliki pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Daun talas ini juga
termasuk daun tunggal karena hanya memiliki satu helaian daun pada tangkai
daunnya atau Folium complex.
Pohon mangga adalah tanaman berumur panjang, bahkan beberapa
spesiesnya dapat berbuah hingga umur 300 tahun. Mangga termasuk tanaman
evergreen sehingga daunnya tetap hijau sepanjang tahun. Pada umumnya, warna
kulit buah mangga adalah hijau, oranye, kuning, dan merah. Rasa buah mangga
pada umumnya manis, meski variasi rasa dan teksturnya berbeda-beda tergantung
dari spesies dan kultivarnya. Pada hasil pengamatan dapat diketahui bahwa daun
mangga (Mangifera indica) termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki
tangkai daun dan helaian daun atau disebut daun bertangkai. Daun mangga ini
juga termasuk daun majemuk karena pada satu tangkai daunnya terdapat lebih dari
satu helaian daun.
Tanaman tebu tergolong tanaman perdu dengan nama latin Saccharum
officinarum. Batang tanaman tebu berdiri lurus dan beruas-ruas yang dibatasi
dengan buku-buku. Pada setiap buku terdapat mata tunas. Batang tanaman tebu
berasal dari mata tunas yang berada dibawah tanah yang tumbuh keluar dan
berkembang membentuk rumpun. Diameter batang antara 3-5 cm dengan tinggi
batang antara 2-5 meter dan tidak bercabang. Di daerah Jawa Barat disebut Tiwu,
di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut Tebu atau Rosan. Tanaman tebu
tumbuh didaerah tropika dan sub tropika. Pada hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa daun tebu (Saccharum officinarum) termasuk daun tidak lengkap karena
hanya memiliki pelepah daun dan helaian daun atau disebut daun berupih. Daun
tebu ini juga termasuk daun tunggal karena pada hanya memiliki satu helaian
daun disetiap tangkainya.
Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya
berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk
17
bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan,
rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini mengandung banyak vitamin C. Pada
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa daun belimbing (Averhoa carambola)
termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian
daun atau disebut daun bertangkai. Daun belimbing ini juga termasuk daun
majemuk karena dalam satu tangkai daunnya terdapat lebih dari satu helaian daun.
Daun majemuk belimbing adalah daun majemuk menyirip berpasangan.
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi, besar dan berbatang
cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Tumbuh lurus dan
memiliki percabangan yang tinggi diatas. Batang tanaman ini mengandung getah
yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan
tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3–20 cm. Panjang tangkai anak
daun sekitar 3–10 cm. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung
meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah.
Pada hasil pengamatan dapat diketahui bahwa daun pohon karet (Havea
brasiliensis) termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun
dan helaian daun atau disebut daun bertangkai. Daun pohon karet ini juga
termasuk daun majemuk karena dalam satu tangkai daunnya terdapat lebih dari
satu helaian daun. Daun majemuk belimbing adalah daun majemuk menjari
beranak 3.
Ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ketela pohon
berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir
keseluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok.
Tanamanini masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon berkembang
dinegara- negara yang terkenal dengan wilayah pertaniannya. Pada hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa daun singkong (Manihot utilisima) termasuk
daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun atau
disebut daun bertangkai. Daun singkong ini juga termasuk daun majemuk karena
dalam satu tangkai daunnya terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun majemuk
belimbing adalah daun majemuk menjari beranak 5.
18
Jeruk purut adalah tumbuhan perdu yang terutama dimanfaatkan daun dan
buahnya sebagai bumbu penyedap masakan dalam dunia boga Asia Tenggara.
Daun jeruk purut menjadi campuran penting pada bumbu ulekan untuk pecel,
gado-gado, dan urap, untuk mengharumkan. Daun jeruk purut menjadi campuran
penting masakan berkuah, bersantan ataupun tidak.. Pada hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa daun jeruk purut (Citrus hystrix) termasuk daun tidak lengkap
karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun atau disebut daun
bertangkai. Daun jeruk purut ini juga termasuk daun majemuk karena dalam satu
tangkai daunnya terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun majemuk belimbing
adalah daun majemuk menjari beranak 1.
Lidah buaya (Aloe vera) adalah spesies tumbuhan dengan daun berdaging
tebal dari genus Aloe. Tumbuhan ini bersifat menahun, berasal dari Jazirah Arab,
dan tanaman liarnya telah menyebar ke kawasan beriklim tropis, semi-tropis, dan
kering di berbagai belahan dunia. Tanaman lidah buaya banyak dibudidayakan
untuk pertanian, pengobatan, dan tanaman hias, dan dapat juga ditanam di dalam
pot. Pada hasil pengamatan dapat diketahui bahwa daun lidah buaya (Aloe vera)
termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun atau disebut
daun duduk. Daun lidah buaya ini juga termasuk daun majemuk karena dalam
satu tangkai daunnya terdapat lebih dari satu helaian daun.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kurniwan, M., dkk. 2010. kandungan klorofil, dan vitamin c pada beberapa
spesies tumbuhan akuatik. Jurnal buletin anatomi dan fisiologi Vol
XVIII . Kampus Universitas Diponegoro. Malang