Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN

MORFOLOGI BUAH DAN BIJI

Oleh:
NAMA : IFTAH MAULANA ROZZAQ ROSYADA
NIM : 2210511210024
KELOMPOK : CLOVE
ASISTEN : M. NAUFAL MAJIDI, S.P.

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
BANJARBARU
2023
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................ i

DAFTAR TABEL........................................................................................ ii

I. PENDAHULUAN............................................................................ 1

Latar Belakang................................................................................. 1
Tujuan.............................................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3

III. METODOLOGI............................................................................... 6

Waktu dan Tempat........................................................................... 6


Bahan dan Alat................................................................................. 6
Bahan................................................................................. 6
Alat..................................................................................... 6
Pelaksanaan Praktikum.................................................................... 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 8

V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 17

Kesimpulan...................................................................................... 17
Saran................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 19
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

 Hasil pengamatan morfologi buah mangga.................................... 12

 Hasil pengamatan morfologi buah strowberi.................................. 14

 Hasil pengamatan morfologi buah nanas........................................ 15

 Hasil pengamatan morfologi polong kacang tanah.......................... 16

 Hasil pengamatan morfologi biji jagung.......................................... 17

 Hasil pengamatan morfologi biji nangka......................................... 18


I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah merupakan alat hasil dari perkembangbiakkan dari tanaman


berbunga yang terjadi ketika berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala
putik.
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkusdan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya denganfungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Pengertian buah dalamlingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih
luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak
terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari
perkembangan organ yang lain.Karena itu, untuk membedakannya, buah yang
sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati. Buah seringkali
memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena
di dalamnya disimpan berbagaimacam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari
karbohidrat, protein, lemak,vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan
terpenoid.
Buah berfungsi sebagai pelindung bagi biji dan juga sebagai tempat
cadangan makanan. Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua
golongan, yaitu buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal
buah beserta bagian-bagian lain bunga yang perlahan menjadi bagian utama buah.
Buah sungguh atau buah sejati, yang melulu terjadi dari bakal buah dan jika ada
bagian bunga lainnya yang masih tinggal, bagian ini tidak merupakan bagian buah
yang berarti.
Buah semu terbagi menjadi tiga macam, yaitu buah semu tunggal, semu
ganda, dan semu majemuk. Buah semu tunggal, yaitu buah yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah. Buah semu ganda merupakan buah yang pada satu
bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan
kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah. Di samping itu ada bagian
2

lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang
mencolok (dan seringkali yang berguna).
Sama halnya seperti buah semu, buah sejati juga dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yakni buah sejati tunggal, sejati ganda, dam sejati majemuk.
Namun buah sejati memiliki pembagian yang lebih rinci lagi.
Adapun bagian- bagian buah pada umumnya terdapat tangkai, kulit, dan
daging buah. Tangkai buah, berfungsi untuk mengabungkan buah dengan batang
Pada umumnya, struktur anatomi biji terdiri atas kulit biji, hipokotil,
radikula, epikotil, plumula, dan kotiledon

Tujuan

Tujuan dari peraktikum ini adalah:


1. Mengetahui, mengidentifikasi dan dapat menggambarkan buah beserta
bagian-bagiannya.
2. Mengetahui, mengidentifikasi dan dapat menggambarkan bagian-bagian
biji dan fungsinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Buah adalah hasil reproduksi antara putik dan serbuk sari pada tumbuhan.
Buah termasuk organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi
biji (Campbell et al., 2020).
Buah pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni buah
semu atau tertutup dan buah sungguh atau sejati. Buah semu atau tertutup yaitu
buah terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain bunga yang perlahan
menjadi bagian utama buah ini. Sedangkan buah sungguh atau sejati merupakan
buah yang terbentuk dari bakal buah dan jika ada bagian bunga lainnya yang
masih tinggal, bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti (Susanti et al.,
2020).
Buah semu terbagi menjadi tiga macam, yaitu buah semu tunggal, semu
ganda, dan semu majemuk. Buah semu tunggal, yaitu buah yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah. Buah semu ganda merupakan buah yang pada satu
bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan
kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah. Di samping itu ada bagian
lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang
mencolok (dan seringkali yang berguna) (Susianti et al., 2015).
Sama halnya seperti buah semu, buah sejati juga dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yakni buah sejati tunggal, sejati ganda, dam sejati majemuk.
Namun buah sejati memiliki pembagian yang lebih rinci lagi (Jihad, 2012).
Buah sejati tunggal, yaitu buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula
tersusun dari satu atau banyak buah dengan satu atau banyak ruangan. Buah sejati
tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan yaitu buah sejati tunggal kering
dan buah sejati tunggal berdaging. Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu
buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang
kering. Sedangkan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) merupakan buah
yang jika dinding buahnyamenjadi tebal berdaging (Jihad, 2012).
5

Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah
yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah.
Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat
dibedakan menjadi bauh kurung ganda, batu ganda, bumbung ganda dan buah
buni. Buah kurung ganda merupakan buah yang berasal dari dasar bunganya yang
berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah kurung. Buah batu ganda
merupakan buah yang banyak mengandung bakal buah, yang kemudian masing-
msing tumbuh menjadi buah batu. Buah bumbung ganda berasal dari bunga
dengan beberapa bakal buah yang masing-masing tumbuh menjadi bumbung.
Buah buni merupakan buah yang berdaging yang terbentuk dari bakal buah
(ovarium) tunggal (Campbell et al., 2020).
Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk,
yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah
menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah
saja. Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah sejati majemuk dapat
dibedakan atas buah buni majemuk, bauha batu majemuk, dan buah kurung
majemuk. Buah buni majemuk merupakan bauh yang bakal buah masing-masing
bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah buni. Buah batu majemuk
adalah ketika rangkaian bunga betinanya setelah mengalami penyerbukan,
berubah menjadi batu majemuk, yang masih kelihatan sebelah luarnya. Kelompok
buah tersebut merupakan kumpulan banyak buah. Buah kurung mejemuk adalah
bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subur di tengah. Dikarenakan tiap
bunga yang subur itu setelah penyerbukan pembuahan berubah menjadi sebuah
buah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu buah kurung
majemuk (Sugianto et al., 2020).
Dinding buah seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga lapisan
yaitu kulit luar, kulit tengah, dan kulit dalam. Kulit luar (exocarpium atau
epicarpium) merupakan lapisan tipis, tetapi kuat atau kaku seperti dengan
permukaan yang licin. Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau
berserabut, dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang
dinamakan daging buah (sarcocarpium). Kulit dalam (endocarpium), yang
6

berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya, cukup tebal dan keras
(Nilasari et al., 2013).
Adapun bagian- bagian buah pada umumnya terdapat tangkai, kulit, dan
daging buah. Tangkai buah, berfungsi untuk mengabungkan buah dengan batang.
Kulit buah, merupakan bagian terluar buah, fungsinya untuk melindungi daging
buah Daging buah berfungsi sebagai pelindung biji dan sebagai cadangan
makanan (Putri et al., 2013).
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah
terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji (bahasa
Latin: semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah
masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil
yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai
untuk pertumbuhan (Oktofani & Suwandi, 2019).
Pada umumnya, struktur anatomi biji terdiri atas kulit biji, hipokotil,
radikula, epikotil, plumula, dan kotiledon. Kulit biji merupakan bagian luar dan
melapisi seluruh bagian biji. Hipokotil merupakan bagian bawah aksis (pangkal)
yang melekat pada kotiledon. Radikula adalah bakal calon akar yang tumbuhn
selama masa perkecambahan. Fungsi radikula adalah sebagai bagian tanaman
yang akan berkembang menjadi akar tanaman yang selanjutnya akan menjadi
penyokong dan penyuplai bahan-bahan makanan untuk diproses pada bagian
tanaman yang lainnya. Epikotil Epikotil, bakal batang yang letaknya di atas
kotiledon. Plumula merupakan bagian ujung, yaitu pucuk dengan sepasang daun.
Dan kotiledon merupakan merupakan organ cadangan makanan pada biji
sekelompok tumbuhan, sekaligus organ pertama yang dimiliki oleh tumbuhan
yang baru saja berkecambah yang tak memiliki klorofil (Kasmiyati et al., 2015).
Kulit biji (spermadermis), terletak paling luar yang berasal dari
intergumen ovule yang mengalami modifikasi selama pembentukan biji
berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam pembentukan kulit
biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian besar dari jaringan intergumen itu
dihancurkan dan diserap oleh jaringan berkembang lain dari biji tersebut
(Ratnasari et al., 2021).
7

Umumnya kulit biji pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) terdiri


dari dua lapis yaitu kulit luar (testa) berfungsi sebagai pelindung utama dari
bagian dalam biji. Lapisan ini mempunyai bentuk yang bervariasi, ada yang tipis,
kaku seperti kulit, namun ada juga yang keras seperti kayu atau batu. Lapisan
kulit dalam (tagmen), dimana lapisan ini lebih tipis seperti selaput dan lebih
dikenal dengan kulit ari (Campbell et al., 2020).
Sementara pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) terdapat tiga
lapisan kulit biji yaitu kulit luar (sarcotesta), kulit tengah (sclerotesta) dan kulit
dalam (endotesta). Kulit luar (sarcotesta). Kulit yang tebal dan berdaging serta
mengalami perubahan warna dari muda hingga tua. Kulit tengah (sclerotesta).
Kulit yang kuat dan keras, berkayu dan menyerupai kulit dalam (endocarpium)
pada buah batu. Kulit dalam (endotesta). Lapisan kulit ini biasanya melekat pada
bagian biji dan berbentu seperti selaput tipis (Sunarti & Rugayah, 2013).
Inti biji (nucleus seminis) terdiri dari cadanagan makanan dan embrio.
Cadangan makanan, merupakan kandungan yang ada dalam biji, baik dalam
jumlah sedikit maupun banyak. Biji yang sedikit atau bahkan tidak ada cadangan
makanan disebut biji eskalbumin. Cadangan makanan mempunyai dua tipe
dinding sel, yaitu dinding sel tipis dan dinding sel tebal. Dinding sel tipis
cadangan makanannya disimpan di dalam selnya. Dinding sel tebal cadangan
makanannya disimpan di dinding selnya (Suleman et al., 2019).
Embrio adalah calon tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet
jantan dan betina pada proses tumbuhan. Embrio terdiri dari Radikula (akar
lembaga atau calon akar), kotiledon (daun lembaga), dan batang lembaga
(cauliculus). Radikula meupakan akar lembaga atau calon akar. Pada biji
monokoti radikula akan berkembang menjadi akar seerabut, sedangkan pada biji
dikotil akar berkembang menjadi akar tungang. Kotiledon atau daun lembaga
merupakan daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah. Batang
lembaga (cauliculus). Ruas batang di atas daun lembaga (internodium
epicotylum) dan ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum)
(Ginting & Taryono, 2021).
Tali pusar (funiculus), merupakan bagian yang menghubungkan biji
dengan plasenta. Tali pusar adalah bagian biji berbentuk menyerupai tangkai
8

yang menghubungkan biji dengan tembuni. Bila biji masak, biasanya biji akan
terlepas dari tali pusarnya ini, dan pada biji hanya tampak bekasnya saja atau yang
lebih dikenal dengan istilah pusar biji.
Menurut Nilasari et al., 2013 klasifikasi buah mangga :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica.
Menurut Susianti et al., 2015 Klasifikasi buah strowberi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria ananassa.
Menurut Hatam dkk. 2013 Klasifikasi buah nanas :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivis : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Bromeliales
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas comosus Merr.

Menurut Prayoga et al., 2018 Klasifikasi dari kacang tanah :


9

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.
Menurut Suleman et al., 2019 Klasifikasi biji jagung :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays.
Klasifikasi biji nangka (Artocarpus integra Merr.) (Safitri & Palupi, 2017):
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelididae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus integra Merr.
10
III. BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, 8 Mei 2023, bertempat di Student


Center, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan adalah:


Alat tulis. Alat tulis digunakan untuk menggambar bahan yang akan diamati
pada praktikum
Lembar laporan sementara. Lembar laporan sementara digunakan untuk
mencatat laporan selama praktikum berlangsung.
Pensil warna. Pensil warna digunakan untuk mewarnai gambar bahan yang
diamati.
Pisau. Digunakan untuk memotong bahan yang akan diamati.

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:


Biji jagung (Zea mays). Digunakan sebagai bahan yang akan diamati.
Biji nangka (Artocarpus integra Merr.). Digunakan sebagai bahan yang akan
diamati.
Buah mangga (Mangifera indica). Digunakan sebagai bahan yang akan
diamati.
Buah nanas (Ananas comosus Merr.). Digunakan sebagai bahan yang akan
diamati.
Buah strawberi (Fragaria ananassa). Digunakan sebagai bahan yang akan
diamati.
12

Polong kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Digunakan sebagai bahan yang
akan diamati.

Pelaksanaan Praktikum

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan diamati.


2. Pada pengamatan morfologi biji, masing-masing biji dibelah melintang
atau vertikal.
3. Mengamati bagian-bagian buah dan biji tanaman.
4. Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan yang jelas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum mengenai morfologi buah dan biji, faktor yang
diamati pada buah yaitu A. Golongan buah, B. Lapisan dinding buah, C. Bagian-
bagian buah yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi buah mangga
Gambar Identifikasi
A. Buah sejati tunggal
Tangkai B. Berdaging
1. Exocarpium
Daging 2. Mesocarpium
3. Endocarpium
C. Tangkai buah, kulit buah,
daging buah

Kulit

Sketsa

Berdasarkan Tabel 1 mengenai hasil pengamatan morfologi buah mangga


diketahui buah mangga merupakan buah sejati karena terbentuk dari bakal buah
yang terdapat daun-daun buah yang berkembang menjadi buah, tunggal karena
buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak
buah dengan satu atau banyak ruangan, berdaging karena dinding buahnya
menjadi tebal berdaging.
14

Buah mangga berdaging sehingga dapat didefinisikan lapisan dinding


buahnya yaitu exocarpium (kulit luar) adalah lapisan tipis tetapi kuat atau kaku
seperti dengan permukaan yang licin, mesocarpium (kulit tengah) biasanya tebal
berdaging atau berserabut, endocarpium (kulit dalam) adalah yang berbatasan
dengan ruang yang mengandung bijinya, cukup tebal dan keras. Bagian-bagian
buah terdiri dari tangkai buah yang berfungsi untuk menggabungkan buah dengan
batang, kulit buah merupakan bagian terluar buah yang berfungsi untuk
melindungi daging buah dan daging buah berfungsi sebagai pelindung biji serta
sebagai cadangan makanan.
15

Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi buah strawberi


Gambar Identifikasi
A. Buah semu ganda kering
B. Berdaging kering, tidak
terdefinisi
C. Tangkai buah, kulit buah,
daging buah
Tangkai

Kulit

Daging

Sketsa

Berdasarkan Tabel 2 mengenai hasil pengamatan morfologi buah strawberi


diketahui buah straw beri merupakan buah semu karena terbentuk dari bakal buah
beserta bagian-bagian lain bunga yang perlahan menjadi bagian buah ini, ganda
karena pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama
lain dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, berdaging kering
karena bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering.
Buah strawberi berdaging kering sehingga dinding buahnya tidak dapat
didefinisikan. Bagian-bagian buah terdiri dari tangkai buah yang berfungsi untuk
menggabungkan buah dengan batang, kulit buah merupakan bagian terluar buah
yang berfungsi untuk melindungi daging buah dan daging buah berfungsi sebagai
pelindung biji serta sebagai cadangan makanan.
16

Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi buah nanas


Gambar Identifikasi
A. Buah sejati majemuk
berdaging
B. Berdaging
Kulit 1. Exocarpium
2. Mesocarpium
3. Endocarpium
C. Tangkai buah, kulit buah,
daging buah

Tangkai Daging

Sketsa

Berdasarkan Tabel 3 mengenai hasil pengamatan morfologi buah nanas


diketahui buah nanas merupakan buah sejati karena terbentuk dari bakal buah
yang terdapat daun-daun buah yang berkembang menjadi buah, majemuk karena
buahnya terbentuk dari bunga majemuk, masing masing bunga memiliki satu
bakal buah dan berkembang menjadi satu buah, berdaging karena dinding
buahnya menjadi tebal berdaging.
Buah nanas berdaging sehingga dapat didefinisikan lapisan dinding buahnya
yaitu exocarpium (kulit luar) adalah lapisan tipis tetapi kuat atau kaku seperti
dengan permukaan yang licin, mesocarpium (kulit tengah) biasanya tebal
berdaging atau berserabut, endocarpium (kulit dalam) adalah yang berbatasan
dengan ruang yang mengandung bijinya, cukup tebal dan keras. Bagian-bagian
buah terdiri dari tangkai buah yang berfungsi untuk menggabungkan buah dengan
batang, kulit buah merupakan bagian terluar buah yang berfungsi untuk
17

melindungi daging buah dan daging buah berfungsi sebagai pelindung biji serta
sebagai cadangan makanan.

Tabel 4. Hasil pengamatan morfologi polong kacang tanah


Gambar Identifikasi
A. Buah sejati tunggal kering
B. Berdaging kering, tidak
Tangkai terdefinisi
C. Tangkai buah, kulit buah,
daging buah

Kulit
Daging

Sketsa

Berdasarkan Tabel 4 mengenai hasil pengamatan morfologi polong kacang


tanah diketahui polong kacang tanah merupakan buah sejati karena terbentuk dari
bakal buah yang terdapat daun-daun buah yang berkembang menjadi buah,
tunggal karena buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari
satu atau banyak buah dengan satu atau banyak ruangan, berdaging kering karena
bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering.
Polong kacang tanah berdaging kering sehingga dinding buahnya tidak
dapat didefinisikan. Bagian-bagian buah terdiri dari tangkai buah yang berfungsi
untuk menggabungkan buah dengan batang, kulit buah merupakan bagian terluar
buah yang berfungsi untuk melindungi daging buah dan daging buah berfungsi
sebagai pelindung biji serta sebagai cadangan makanan.
18

Faktor yang diamati pada biji yaitu A. Anatomi biji, B. Tipe kulit biji, dan
C. Bagian-bagian inti biji yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Hasil pengamatan morfologi biji jagung


Gambar Identifikasi
A. Anatomi biji
1. Kulit biji
2. Hipokotil
3. Radikula
4. Epikotil
5. Plumula
6. Kotiledon
B. Tertutup
Embrio C. Cadangan makanan dan
embrio

Sketsa

Menurut Tabel 5 mengenai hasil pengamatan morfologi biji jagung


memiliki anatomi berupa kulit biji yang terletak di bagian luar dan melapisi
seluruh bagian biji, hipokotil merupakan bagian bawah aksis (pangkal) yang
melekat pada kotiledon, radikula merupakan bagian ujung (terminal), epikotil
merupakan bagian atas (pangkal), plumula merupakan bagian ujung, yaitu pucuk
dengan sepasang daun dan kotiledon merupakan bagian cadangan makanan.
Berdasarkan tipe kulit bijinya, biji jagung termasuk biji tertutup yaitu biji
yang memiliki 2 lapisan yaitu testa merupakan lapisan kulit luar yang berfungsi
sebagai pelindung utama dari bagian dalam biji dan tagmen merupakan lapisan
19

kulit dalam dimana lapisan ini lebih tipis seperti selaput dan lebih dikenal dengan
kulit ari. Bagian-bagian inti yang dimiliki biji jagung yaitu cadangan makanan
yang merupakan kandungan yang ada dalam biji, baik dalam jumlah sedikit
maupun banyak dan embrio merupakan calon tanaman baru yang terjadi dari
bersatunya gamet jantan dan betina pada proses tumbuhan.

Tabel 6. Hasil pengamatan morfologi biji nangka


Gambar Identifikasi
A. Anatomi biji
1. Kulit biji
2. Hipokotil
3. Radikula
4. Epikotil
5. Plumula
Embrio 6. Kotiledon
B. Tertutup
C. Cadangan makanan
dan embrio

Sketsa

Menurut Tabel 6 mengenai hasil pengamatan morfologi biji nangka


memiliki anatomi berupa kulit biji yang terletak di bagian luar dan melapisi
seluruh bagian biji, hipokotil merupakan bagian bawah aksis (pangkal) yang
melekat pada kotiledon, radikula merupakan bagian ujung (terminal), epikotil
merupakan bagian atas (pangkal), plumula merupakan bagian ujung, yaitu pucuk
dengan sepasang daun dan kotiledon merupakan bagian cadangan makanan.
Berdasarkan tipe kulit bijinya, biji nangka termasuk biji tertutup yaitu biji
yang memiliki 2 lapisan yaitu testa merupakan lapisan kulit luar yang berfungsi
sebagai pelindung utama dari bagian dalam biji dan tagmen merupakan lapisan
20

kulit dalam dimana lapisan ini lebih tipis seperti selaput dan lebih dikenal dengan
kulit ari. Bagian-bagian inti yang dimiliki biji nangka yaitu cadangan makanan
yang merupakan kandungan yang ada dalam biji, baik dalam jumlah sedikit
maupun banyak dan embrio merupakan calon tanaman baru yang terjadi dari
bersatunya gamet jantan dan betina pada proses tumbuhan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Faktor yang diamati pada morfologi buah adalah sebagai berikut.


A. Buah pada tumbuhan dibedakan atas buah semu dan buah sejati.
Buah semu atau buah tertutup yaitu buah yang terbentuk dari bakal
buah dan bagian-bagian lain bunga. Buah semu dibedakan atas
buah semu tunggal, buah semu ganda dan buah semu majemuk.
Buah semu tunggal terdapat pada jambu mete. Buah semu ganda
contohnya pada buah strawberi. Buah semu majemuk contohnya
pada nangka. Buah sejati atau buah sungguh yaitu buah yang
terbentuk dari bakal buah saja. Buah sejati dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu buah sejati tunggal, buah sejati ganda dan buah
sejati majemuk. Buah sejati tunggal contohnya pada buah mangga.
Buah sejati ganda, dibedakan menjadi buah kurung ganda pada
buah mawar, buah batu ganda yang terdapat pada jenis-jenis rubus,
buah bumbung ganda pada buah cempaka dan buah buni ganda
pada srikaya. Buah sejati majemuk dibedakan menjadi buah buni
majemuk pada buah nanas, buah batu majemuk pada buah pandan
dan buah kurung majemuk pada buah matahari.
B. Buah sejati tunggal dapat dibedakan menjadi buah berdaging
kering dan buah berdaging. Buah berdaging kering (siccus), yaitu
buah yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang
kering. Terdapat pada buah strawberi dan kacang tanah. Buah
berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal
berdaging. Contohnya pada buah mangga dan nanas.
2. Faktor yang diamati pada morfologi bijih adalah sebagai berikut.
A. Pada umumnya, struktur anatomi biji antara lain: kulit biji,
hipokotil, radikula, epikotil, plumula dan kotiledon.
B. Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) hanya terdiri dari dua
lapis, yaitu lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam
22

(tagmen). Contohnya pada biji jagung dan biji nangka. Tumbuhan


berbiji terbuka (Gymnospermae) terdiri dari tiga lapisan kulit biji,
yaitu kulit luar (sarcotesta), kulit tengah (sclerotesta) dan kulit
dalam (endotesta). Contohnya pada biji melinjo.

Saran

Saran pada praktikum ini adalah:


a. Saya berharap para paraktikan lebih memperhatikan materi yang
disampaikan
2. Saya harap agar para praktikan dapat lebih antusias mengikuti praktikum
seperti membawa alat dan bahan yang diminta oleh pembimbing sewaktu
23

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N., Urry, L. A., Cain, M. L., Minorsky, P. V., Wasserman, S. A., &
Orr, R. B. 2020. Biologi 12th Edition. In Biology.

Ginting, S. R. N., & Taryono, T. 2021. Penggunaan Bantuan Penyerbukan dalam


Upaya Peningkatan Hasil Benih Beberapa Aksesi Mentimun (Cucumis
sativus L.). Vegetalika, 10(2), 140. https://doi.org/10.22146/veg.54781

Jihad, M. 2012. Identifikasi Morfologi Famili Arecaceae di Kabupaten Gowa. 1–


95.

Kasmiyati, S., S, S., Priyambada, I. D., Dewi, K., & Sandradewi, R. 2015.
Perkecambahan Biji Dan Pertumbuhan Kecambah Varietas Sorgum
(Sorghum bicolor L.) Pada Cekaman Krom Heksavalen. Bioma : Berkala
Ilmiah Biologi, 17(1), 41.

Nilasari, A., Heddy, S., & Wardiyati, T. 2013. Identifikasi keragaman morfologi
daun mangga (Mangifera indica L.) pada tanaman hasil persilangan antara
varietas arumanis 143 dengan podang urang umur 2 tahun. Jurnal Produksi
Tanaman, 1(1), 61–69.

Oktofani, L. A., & Suwandi, J. F. 2019. Potensi tanaman pepaya (Carica papaya
L.) sebagai Antihelmintik. Majority, 8(1), 246–250.

Prayoga, G. I., Mustikarini, E. D., & Wandra, N. 2018. Seleksi kacang tanah
(Arachis hypogaea L.) lokal Bangka toleran cekaman salinitas. Jurnal Agro,
5(2), 103–113.

Putri, W. S., Warditiani, N. K., & Larasanty, L. P. F. 2013. Skrining Fitokimia


Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Manggis ( Garcinia Mangostana L .). Journal
Pharmacon, 09(4), 56–59.

Ratnasari, T., Alviana, D., Sulistiyowati, H., & Setyati, D. 2021. Respon
Perkecambahan Biji Kluwek (Pangium edule Reinw.) terhadap Lama
Perendaman dan Konsentrasi Giberelin (GA3). Jurnal Ilmu Dasar, 22(2),
161–167.

Safitri, N. B., & Palupi, T. 2017. Identifikasi Keragaman Genetik Dengan


Karakter Morfologi Artocarpus heterophyllus Lamk Nangka Kalimantan
Barat, Indonesia. Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 10(1), 49–55.
24

Sri Febriani Hatam, Edi Suryanto, J. A. 2013. Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak
Kulit Nanas (Ananas comosus (L) Merr). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi,
2(01), 7–12.

Sugianto, S., Fitriani, A., Anggraeni, S., & Setiawan, W. 2020. Pengembangan
Mikroskop Digital Berbasis Blended Learning untuk Meningkatkan
Kecerdasan Jasmaniah Kinestetik Mahasiswa pada Praktikum Anatomi
Tumbuhan. Jurnal Inovasi Pendidikan Dan Sains, 1(2), 53–58.

Suleman, R., Kandownagko, N. Y., & Abdul, A. 2019. Karakterisasi morfologi


dan analisis proksimat jagung (Zea mays) Varietas Momala Gorontalo.
Jombura Edu Biosfer Journla, 1(2), 72–81.

Sunarti, S., & Rugayah. 2013. Keanekaragaman Jenis Gymnospermae di Pulau


Wawoni , Sulawesi Tenggara ( The Diversity of Gymnosperm from Wawoni
Island , S . E . Sulawesi .). Jurnal Biologi Indonesia, 9(1), 83–92.

Susanti, S., Bintoro, V. P., Hintono, A., Zuniati, N., & Arifan, F. 2020. Optimasi
Substitusi Saus Tomat dengan Ekstrak Buah Semu Jambu Monyet pada
Formulasi Bumbu Marinasi Steak. Jurnal Ilmiah Sains, 20(2), 134.

Susianti, A., Riza Aristya, G., Sutikno, S., & Sri Kasiamdari, R. 2015.
Karakterisasi Morfologi dan Anatomi Stroberi (Fragaria x ananassa D. cv.
Festival) Hasil Induksi Kolkisin. Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi, 3(2), 66–
75.

Anda mungkin juga menyukai