Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI TANAMAN MATOA

(POMETIA PINNATA)

OLEH

FRANSISKUS A.R SUGI

1904070037

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

KUPANG

2020

i
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………..…....iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Identifikasi pohon secara umum........................................................................................3


2.2 Identifikasi pohon matoa.....................................................................................................3
2.3 Determinasi pohon secara umum.......................................................................................6
2.4 Determinasi pohon matoa...................................................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11
3.2 Saran...................................................................................................................................11
Daftar Pustaka....................................................................................................................................12

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah ini
dengan baik. Judul makalah ini ialah “Identifikasi dan determinasi tanaman matoa”. Makalah ini
berisi tentang, Identifikasi pohon secara umum, Identifikasi pohon matoa, Determinasi pohon
secara umum, dan Determinasi pohon matoa. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Dendrologi.
Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada makalah
ini, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk melengkapi makalah ini baik dari
segi teori, metode, dan analisis sehingga dapat menjadi acuan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Kupang, April 2020

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam taksonomi terdapat dua istilah yang sering dianggap sinonim yaitu identifikasi dan
determinasi. Karena kedua istilah tersebut dianggap sinonim, maka penggunaannya sering
dipertukarkan. Jika kita memperhatikan definisi dari kedua istilah tersebut, sesungguhnya
terdapat perbedaan identifikasi asal katanya adalah to identify yang artinya mempersamakan,
mencocokkan, membandingkan dan sebagainya. Sedangkan to determine yang atinya menentuka
atau memastikan. Dengan demikian identifikasi sesungguhnya berarti langkah-langkah yang
dilakukan dengan mempersamakan, mencocokkan, atau membandingkan sifat dan ciri yang
dimiliki oleh dua tumbuhan.

Determinasi berarti menentukan atau memastikan nama dari tumbuhan atau spesimen tumbuhan
tersebut, sedangkan identifikasi merupakan proses yang dilaksanakna terlebih dahulu yaitu
dengan mengamati sifat-sifat tumbuhan atau spesimen atau yang lainnya setelah itu lalu
melakukan determinasi atau menentukan nama ilmiahnya yang benar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimana cara mengidentifikasi pohon?
2) Bagaimana cara mengidentifikasi pohon matoa?
3) Bagaimana cara mendeterminasi pohon?
4) Bagaimana cara mendeterminasi pohon matoa?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan makalah adalah sebagai berikut.
1
1) Menjelaskan cara mengidentifikasi pohon.
2) Menjelaskan cara mengidentifikasi pohon matoa.
3) Menjelaskan cara mendeterminasi pohon.
4) Menjelaskan cara mendeterminasi pohon matoa.

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Identifikasi pohon secara umum
Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas suatu
tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain dari pada menentukan namanya yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
Cara dalam mengidentifikasi tumbuhan yaitu :
1.      Jika tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
jadi belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan tumbuhan itu berturu-turut dimasukkan
kedalam kategori yang sama.
2.      Jika tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
sudah ditentukan nama dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.

Identifikasi terhadap tumbuhan yang belum dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan merupakan
pekerjaan yang sangat berat. Oleh karena itu, identifikasi terhadap tumbuhan yang belum dikenal
dalam dunia ilmu pengetahuan hanya dilakukan oleh para ahli taksonomi yang bekerja di
lembaga penelitian taksonomi tumbuhan. Sedangkan terhadap tumbuh-tumbuhan yang telah
dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan tetapi kita belum mengenalnya, identifikasinya dapat
dilakukan dengan banyak cara misalnya dengan bertanya kepada seseorang yang kenal
tumbuhan, dengan monografi tumbuhan, dengan spesimen awetan dalam herbarium, atau
menggunakan kunci determinasi tumbuhan.

2.2 Identifikasi pohon matoa


o Klasifikasi tanaman matoa
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom: Tracheobonta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Sub Divisi: Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Pometia
Spesies: Pometia pinnata J.R & G.Forst
o Morfologi tanaman matoa

3
1. Akar.

Akar tanaman matoa berakar tunggang dan berwarna cokelat, dimana akar matoa diketahui bisa
menembus permukaan tanah jika umur tanaman sudah mencapai puluhan tahun. Tanaman matoa
sangat direkomendasikan oleh berbagai pihak karena dapat tumbuh di segala medan dan
memiliki akar serta pangkal batang yang kuat, selain itu ternayata tanaman ini memiliki daya
tahan yang cukup baik terhadap segala jenis serangan serangga.

2. Batang

Tanaman matoa dapat berkemang menjadi pohon yang tinggi dan memiliki batang berkayu
keras. Tanaman ini diketahui bisa menjulang keatas sampai kurang lebih 50 meter, dengan
diameter ukuran batang sekitar 1.8 meter, dan akan papan tingginya bisa mencapai 5 meter.
Batang matoa berbentuk silender, berdiri tegak, dan percabangannya sympodial, arah cabang
miring hingga datar.

3. Daun

4
Daun pada tanaman matoa merupakan daun majemuk yang tersusun secara berseling 4 sampai
12 pasang anak daun. Daun muda berwarna merah cerah dan daun yang sudah tua atau dewasa
akan berubah menjadi daun berwarna hijau. Daun matoa berbentuk jorong dengan panjang 30
sampai 40 cm dan lebar 8 sampai 15 cm. Helaian daun dari tanaman matoa ini tebal dan kaku,
dimana ujung daun meruncing, kemudian pangkal daul tumpul, tepi daun merata, permukaan
daun bagian atas dan bawah halis, serta berlekuk di bagian pertulangan daun.

4. Bunga

Bunga tanaman matoa adalah bunga majemuk yang muncul di bagian ujung tangkal daun.
Mahkota bunga matoa sedikit berbulu dibagian luarnya dan kelopak bunga agak menyatu.
Tangkai bunga bulat, cukup pendek dan berwarna hijau. Tanaman matoa ini memiliki benang
sari yang pendek, jumlahnya banyak dan berwarna putih. Putik bertangkai dengan angkal
membulat yang juga berwarna putih dengan mahkota terdiri 3 sampai 4 helai berbentuk pita
berwarna kuning.

5. Buah

5
Buah matoa berbentuk bundar dan lonjong, ukurannya seperti telur puyuh dengan panjang 1.5
sampai 5 cm dan berdiameter 1 sampai 3 cm. Kulit buah matoa sendiri licin dan berwarna kuning
kehijauan saat muda, namun bisa berubah menjadi warna cokelat kemerahan jika sudanh matang.
Kulit ari buah matoa ini berwarna putih, agak transparan yang melekat di bijinya.

6. Biji

Buah matoa memiliki biji dengan bentuk bulat dan berwarna coklat muda sampai kehitam-
hitaman.

2.3 Determinasi pohon secara umum


Kunci Determinasi merupakan cara analitis buatan yang memungkinkan pengenalan tumbuh-
tumbuhan berdasarkan sifat-sifat yang penting dengan jalan memilih di antara sifat-sifat yang
dipertentangkan, mana yang sesuai (digunakan) dan mana yang tidak sesuai (tidak digunakan).
Penggunaan kunci determinasi merupakan jalan yang paling sering dipakai orang dalam
mendeterminasi tumbuhan terutama oleh mereka yang tidak mempunyai spesimen acuan yang
cukup. Pendeterminasian dengan bantuan kunci harus dilakukan secara bertahap, sebab setiap
kunci determinasi itu mempunyai batas kemampuan sendiri-sendiri.

Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat, maka dikenal dua macam kunci determinasi yaitu :

1.    Kunci Perbandingan
Dalam  kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri
utamanya dicantumkan.dan yang termasuk kunci perbandingan antara lain:

6
a.)   Table : Kunci perbandingan berbentuk tabel memuat lajur dan kolom yang berisi sifat dan
ciri yang dipunyai dalam lajur atu kolom lain, serta ada tidaknya sifat dan ciri yang dimiliki oleh
takson- takson tersebut.
b.)   Kartu Berlubang
c.)   Kunci Leenhouts : Memuat sifat dan ciri nomor takson, dan digunakan untuk mengatasi
permasalahan pada kunci tabel atau kunci berlubang

2.    Kunci Analisis

Bentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka. Kunci analisis sering disebut
kunci dikotomi.

Berdasarkan cara penempatan bait-bait kunci analisi dibedakan dalam dua bentuk:

a.)    Bentuk Kunci Bertakik

Pada kunci determinasi bertakik penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu
dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Kunci bertakik
ini efisien untuk bahan yang sedikit, tetapi apabila bahan (takson) yang digunakan sangat banyak
dapat dibayangakan bahwa terlalu banyak memakan tempat, oleh karena itu ada alternatif kunci
lain, yaitu kunci paralel.Contoh kunci bertakik :

1. a.Komposisi daun majemuk ………………………………….. 2

    2. a. Menyirip ganda 1 …………………………S. macrophylla

        b. Menyirip ganda 2 …………………………C. pulcherrima

1. b. Komposisi daun tunggal …………………………………… 3

    3. a. Tata daun opposite …………………………… G. arborea

b.Tata daun alternate atau alternate distichous……… 4

        4. a. Bag. bwh berwarna hijau ………….A.heterophyllus

b. Bag.bwh berwarna cokelat ………………..C. cainito

b.)     Bentuk Kunci Paralel

Berbeda dengan kunci bertakik, penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara
berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun
diberikan nomor bait yang harus diikuti dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh
7
nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat dibandingkan dengan
kunci bertakik. Kunci ini lebih efisien untuk bahan takson yang banyak, sehingga banyak
digunakan dalam buku-buku yang berjudul Flora.Contohnya :

1. a. Komposisi daun majemuk ………………………………. 2

    b. Komposisi daun tunggal ………………………………… 3

2. a. Menyirip ganda 1 ……………………….. S. macrophylla

    b. Menyirip ganda 2 ……………………….  C. pulcherrima

3. a. Tata daun opposite …………………….   G. arborea

    b. Tata daun alternate atau alternate distichous…….. 4

4. a. Bag. bawah berwarna hijau………….    A.heterophyllus

    b. Bag. Bawah berwarna cokelat ………   C. Cainito


Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut Vogel (1989) antara lain:
1.    Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting.
2.    Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya.
Contoh : leaves opposites dan leaves either in whorls, bukan leaves
opposites dan leaves not opposites.
3.    Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang
4.    Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci
5.    Mencantumkan nomor kuplet
6.    Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas
Manfaat kunci determinasi adalah digunakan untuk menentukan makhluk hidup kedalam
kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan ciri. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk
menentukan kelompoknya adalah dengan menyusun ciri yang berlawanan. Pada setiap langkah
terdapat dua pilihan, dua ciri yang saling berlawanan, yang harus dipilih untuk menentukan
urutan identifikasi berikutnya.

2.4 Determinasi pohon matoa


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

8
Sub kingdom: Tracheobonta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Sub Divisi: Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Pometia
Spesies: Pometia pinnata J.R & G.Forst

Kunci determinasi dari matoa :


1b : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari atau putik.
Tumbuh-tumbuhan berbunga…………………………………………………………………….2
2b : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang,
poros daun atau tangkai daun)……………………………………………………………………3
3b : Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas………………………….4
4b : Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan bunga berlainan…………6
6b : Dengan daun yang jelas……………………………………………………………………..7
7b : Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya………………………..9
9b : Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit………….....................................10
10b : Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi rozet……………………………………….11
11b : Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jarring urat daun dan dari anak cabang tulang
daun yang ke samping dan yang serong ke atas………………………………………………...12
12b : Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama sekali……………...13
13b : Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain………………………………………………………...14
14a : Daun tersebar, kadang-kadang sebagian berhadapan……………………………………..15
15b : Daun majemuk menjari atau majemuk menyirip atau juga tunggal, demikian tentu berbagi
menyirip rangkap sampai bercangap menyirip rangkap (golongan 9)………………………….197
197b : Daun menyirip dan terdiri atas paling sedikit 2 pasang anak daun …………………….208
9
208b : Daun majemuk menyirip tunggal……………………………………………………….219
219b : Tumbuh-tumbuhan lain…………………………………………………………………220
220b : Ibu tangkai tidak bersayap……………………………………………………………....224
224b : Tumbuh-tumbuhan tidak berduri………………………………………………………..225
225b : Tumbuh-tumbuhan lain………………………………………………………………….227
227b : Anak daun bertepi rata atau setidak-tidaknya tidak bergerigi kasar…………………….229
229b : Anak daun dalam cahaya tak berbintik……………………………………………….....230
230b : Daun menyirip genap, dengan kata lain ibu tangkai daun berakhir dengan 2 helai anak
daun atau dengan suatu ujung tulang daun……………………………………………………..231
231a : Ibu tangkai daun pada tangkainya di dukung oleh 2 helai daun penumpu yang tumbuh
disampingnya, kadang – kadang lepas rontok dan meningalkan bekas pada rantingnya. Daun penumpu
yang terdapat pada ranting tidak
ada……………………………………………………………….232
232a : Benang sari lepas……………………………………………………….......69 Sapindaceae
1b-2b-4a-5a-6b……………………………………………………………......16 Pometia pinnata

BAB III

PENUTUP

10
3.1 Kesimpulan
Identifikasi merupakan suatu penentuan atas persamaan dan perbedaan antara dua unsur
tumbuhan yaitu apakah tumbuhan itu sama atau tidak. Identifikasi tumbuhan dapat dilakukan
dengan salah satu cara diantara ingatan, bantuan ahli, spesimen acuan (herbarium), pustaka/buku
dan komputer. Identifikasi merupakan kegiatan dasar dalam menentukan taksonomi tumbuhan.

Kunci determinasi merupakan alat yang memudahkan dalam mengidentifikasi tumbuhan yang
belum dikenal. Kunci determinasi terbagi atas tiga yaitu kunci analisis, kunci sinopsis dan kunci
perbandingan. Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum dipakai dalam berbagai
pustaka disebut juga kunci dikhotom.

3.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah, Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya
sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta
sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas

Daftar Pustaka

https://fendygoo.blogspot.com/2014/07/makalah-identifikasi-dan-determinasi.html

11
Diunduh pada 26 April 2020
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-matoa/
Diunduh pada 25 April 2020

12

Anda mungkin juga menyukai