MORFOLOGI GANDUM
Disusun oleh :
Eka Restu S.
(1310401011)
Muhammad Iqbal F.
(1310401033)
Nurul Istiqomah
(1410401007)
(1410401029)
(1410401033)
David Robinson G.
(1410401061)
BAB I
PENDAHULUAN
Serealia adalah biji-bijian dari famili Graminae (rumput-rumputan) yang kaya
akan karbohidrat, sehingga merupakan makanan pokok manusia, pakan ternak, dan
industri yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Serealia dapat diproses
hingga berbentuk serpihan, strip (shredded), maupun ekstrudat (extruded).
Biji-bijian yang tergolong serealia antara lain, padi (Oryza sativa), jagung
(Zeamays), gandum (Triticum sp), oat (Avena sativa) dan lain lain. Jenis serealia yang
dapat tumbuh di Indonesia, yaitu gandum, padi dan jagung. Sedangkan serealia yang
tumbuh di luar Indonesia, yaitu rye, oat, sorghum, barley dan millet.
Di indonesia, gandum merupakan bahan makanan pokok yang penting setelah
beras, menyebabkan kebutuhannya tiap tahunnya terus meningkat. Meskipun begitu
gandum belum banyak dibudidayakan di Indonesia dan lebih memilih impor untuk
pemenuhannya. Hal ini menjadikan gandum seharusnya menjadi perhatian yang serius
oleh para ahli pemuliaan tanaman untuk mengembangkan teknologi budidaya gandum
agar gandum dapat tumbuh baik dan menjadi skala prioritas di kalangan petani.
Sehingga, Indonesia dapat memproduksi dan memenuhi kebutuhan gandum tanpa harus
impor ataupun lebih baik lagi jika dapat mengekspor gandum lokal. Untuk itu, kita
harus mengetahui berbagai hal mengenai tanaman gandum secara keseluruhan,
termasuk mengetahui morfologi tanaman gandum yang akan dibahas dalam makalah
teknik budidaya tanaman serealia ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Taksonomi Gandum
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
Genus
: Triticum
Spesies
: Triticum aestivum L.
1. Akar
Tanaman gandum memiliki dua jenis akar yang berbeda. Akar seminal
berkembang dari primordia akar yang terkandung dalam gandum dan merupakan
jenis akar pertama yang muncul (Perry dan Belford, 2000). Akar nodal muncul pada
saat yang sama bahwa perkembangan anakan dimulai (Kirby, 2002).
2. Batang
Gandum termasuk dalam kelompok tanaman calmus, yaitu memiliki batang
yang tidak keras, beruas-ruas dan berongga (Gembong, 2003). Tanaman gandum
dewasa memiliki batang utama yang menyokong daun-daun gandum yang tumbuh
pada sisi berlawanan (berselang-seling) (Gambar 2) dan berulang pada setiap ruas
yang disebut phytomers, yang berisi node, sebuah ruas berongga (internode) dan
kuncup yang berada di ketiak daun (Kirby, 2002).
3. Daun
Struktur daun gandum terdiri dari pelepah (upih) dan helai
daun
yang
terbentuk
dari
jaringan
meristem
yang
terpisah.
(bersambungan)
dengan
upih
daun
merupakan
struktur yang disebut dengan ligule dan auricle (Kirby, 2002). Daun
gandum dibentuk pada salah satu sisi batang gandum dan tersusun
secara berselang seling di setiap sisinya (Setter dan Carlton,2000).
Jaringan daun terdiri dari tiga jenis jaringan. Jenis sel yang
membentuk epidermis berbeda di kedua sisi daun dengan epidermis
pada bagian bawah daun memiliki jenis sel yang lebih sedikit. Kedua
lapisan epidermis ditutupi dengan lilin epicultivar. Mesofil tertutup
oleh lapisan epidermis dan penampang melintang oleh jaringan
pembuluh darah (Kirby, 2002).
4. Bunga
Bunga adalah organ yang terbentuk di awal fase generatif
tanaman
gandum.
berakhirnya
primordia
fase
Terbentuknya
vegetatif
bunga
tanaman
menandakan
gandum.
telah
Pembentukan
induksi
mendapatkan
panjang
penyinaran
cukup
(sesuai)
akan
memiliki
bunga
yang
berbentuk
malai.
Malai
ovariu
Benang
Loculi
5. Biji
Biji
gandum
berbentuk
oval
dengan
lipatan
di
bagian
jumlah kuncup (anakan) yang menghasilkan malai yang matang (produktif) (Tennant
et al., 2000).
Gambar 5. Morfologi biji gandum
BAB III
KESIMPULAN
Gandum memiliki morfologi diantaranya akar, batang, daun,
bunga, dan biji. Pada tanaman gandum memiliki sistem perakaran
serabut seperti padi. Tanaman gandum dewasa memiliki dua tipe akar
yang berbeda, yaitu akar seminal dan nodal. Gandum termasuk
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan. 2001. Teknologi Produksi Gandum. Jakarta :
Departemen Pertanian.
Duke, J. A. 1983. Handbook of Energy Crops. Unpublished. Center for New Crops &
Plants Product. Purdue University.
Eastham, K. And Sweet, J. 2002. Genetically modified organisms (GMOs): The
significancae of gene flow trough pollen transfer. Report No. Environmental issue
No. 28, european Environtment Agency (EEA), Copenhagen, Denmark,
http://reports.eea.eu.int/environmental_issue_report_2002_28/en.
Kirby, E. J. M. 2002. Botany of the Wheat Plant. In: BC Curtis, S Rajaram, H Gomez
Macpherson, eds. Bread wheat. Improvement and Production. Food and
Agriculture Organization, Rome.
Mangoendidjodjo, W. 2003. Dasar Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta. Penerbit
Kanisius.
Setter, T. L., Carlton, G. 2000. The structure and the development of the cereal plant.
Chapter 2. In: WK Anderson, JR Garlinge, eds. The Wheat Book, Principles and
Practice. Agriculture Western Australia, pp 23-36.
Tennant, D., Siddique, K. M. H., Perry M. W. 2000. Germination, Vefetative and
Reproductive Growth. Chapter 3. In: Anderson W. K., JR Garlinge, eds. The
Wheat Book Principles and Practice. Agriculture Western Australia, pp 37-54.
http://www.fao.org/docrep/006/y4011e/y4011e05.htm
http://www.flourinfo.co.nz/index.php/nzfma-knowledgebase/4-wheat/8-wheat-thestructure-a-physical-characteristics
http://www.ogtr.gov.au/internet/ogtr/publishing.nsf/content/wheat3/$FILE/biologywheat08.pdf
10