Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU GULMA "PENGGOLONGAN GULMA"

DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar ....................................................................................... 2
Pendahuluan ............................................................................................ 3
Penggolongan gulma ............................................................................... 7
Reproduksi dan penyebaran gulma .......................................................... 17
Perkecambahan dan penguasaan ruang ................................................... 23
Taksonomi dan identifikasi gulma .......................................................... 27
Dasar teori dan metode ............................................................................ 31
Gulma invasive ....................................................................................... 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang memberikan kesehatan dan
keselamatan kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas resum mata
kuliah ilmu gulma ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sebagai dosen pembimbing
dalam mata kuliah Ilmu Gulma ini.
Kepada seluruh rekan rekan yang banyak membantu tim penulis di dalam
menyelesaikan tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih semoga Allah
membalas semuanya dan di beri kemudahan untuk masa depan nanti.
Akhirnya, penulis sangat mengharapkan agar tugas ini bermanfaat bagi kita semua
baik masa kini maupun masa yang akan datang. Amin.

Pekanbaru, 30 Oktober 2013

Penulis
1. PENDAHULUAN

Di Indonesia gulma merupakan makhluk hidup berhijau daun yang dapat


menurunkan kualitas dari tanaman yang di budidayakan oleh semua petani.
Beberapa cara pengendalian gulma telah dilakukan agar gulma tidak menurunkan
produksi.
Latar Belakang masalah
Didalam komoditas suatu tanaman selalu ada persaingan dalam
penyerapan makanan yang terjadi. Terutama persaingan antara tanaman yang
dibudidayakan dan gulma yang memperebutkan unsure hara. Dalam kesempatan
kali ini akan dibahas mengenai gulma dan macam-macamnya serta cara
pengendaliannya.

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Memahami pengertian gulma
Memahami penggolongan gulma
Memahami reproduksi dan penyebaran gulma
Memahami perkecambahan dan penguasaan ruang
Mengetahui Taksonomi dan identifikasi gulma
Mengetahui dasar teori dan metode
Mengetahui gulma invasive

Pengertian Gulma

Gulma didefinisikan sebagai kelompok jenis tumbuhan yang hidupnya atau


tumbuhnya tidak dikehendaki oleh manusia karena dianggap mengganggu dan bisa
merugikan hasil tanaman yang dibudidayakan bersifat kuantitatif (kerugian dalam
bentuk jumlah atau dapat diwujudkan dengan angka) dan bersifat kualitatif
(kerugian dalam bentuk kualitas hasil pertanian yang tidak dapat diwujudkan
dengan angka). Gulma juga dapat diartikan sebagai Tumbuhan Pengganggu
Tanaman Budidaya.
Beberapa tanggapan mengenai definisi gulma ada beberapa pendapat yakni :

Tumbuhan yang salah tempat.


Tumbuhan yang tidak diinginkan.
Tumbuhan yang tidak dikehendaki.
Tumbuhan yang tidak diusahakan.
Tumbuhan yang merugikan.
Tumbuhan tidak sedap dipandang mata.
Tumbuhan yang mempunyai nilai negatif yang lebih besar
daripada nilai positifnya.
Tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya.

Secara definisi teknis dapat diartikan bahwa :


Gulma adalah suatu bentuk vegetasi khusus yang sangat berhasil dalam
lingkungan pertanian, dan secara lebih umum, gulma adalah tumbuhan yang amat
sangat berhasil dalam lingkungan yang diganggu oleh manusia.
Dalam pengertian ekologis, gulma adalah perintis suksesi sekunder, dalam
hal ini lahan budidaya bergulma merupakan kasus khusus. Suksesi merupakan
proses perubahan antar waktu dalam hal komposisi spesies dari suatu komunitas
tumbuhan.
WSSA (Weed Science Society of America): Gulma didefinisikan sebagai
tumbuhan yang bersifat kompetitif, bandel, dan merusak, dan oleh karena itu tidak
dikehendaki karena mengganggu kegiatan dan kepentingan manusia

Gulma: tumbuhan yang mampu beradaptasi (liar atau sengaja ditanam) dan
menyebabkan gangguan pada pertanaman secara langsung atau tidak langsung
terhadap tanaman dan aktivitas manusia dalam pengelolaan tanaman

Karakteristik Gulma meliputi :


pertumbuhannya cepat, mempunyai daya saing yang kuat dalam memperebutkan
faktor-faktor kebutuhan hidupnya, mempunyai toleransi yang besar terhadap
kondisi lingkungan yang ekstrem, mempunyai daya berkembang biak yang besar
secara vegetatif dan atau generatif, alat perkembangbiakannya mudah tersebar
melalui angin, air, maupun binatang, bijinya mempunyai sifat dormansi yang
memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam kondisi yang kurang
menguntungkan.

Penilaian Kerusakan
Kerusakan dan kerugian akiibat gulma tidak sepanjang waktu kelihatan dan mudah
dikenal. Jika dihitung, kerugian yang disebabkan oleh gulma diperlukan suatu
persamaan yang memerlukan: 1) nilai kerugian tanaman budidaya, 2) biaya
pengendalian, kerusakan lingkungan, 2) pengaruh terhadap kesehatan manusia, 3)
kerugian ternak, 4) pengaruh terhadap kualitas kehidupan dan lingkungan, dan 5)
faktor-faktor lain.

Kerugian Akibat Gulma


Menurunkan hasil tanaman (kuantitas dan kualitas produk) kompetisi: air,
hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh, Secara ruang dan waktu.
Menghambat/menekan pertumbuhan bahkan meracuni tanaman budidaya
dengan mengeluarkan zat alelopati.
Mempersulit pemeliharaan tanaman _ pemupukan, penggemburan tanah,
dan pengendalian OPT.
Menghambat aliran air dan merusak saluran pengairan.
Mengurangi kapasitas air di saluran pengairan dan tempat penampungan
(sungai, selokan, waduk, dam, kolam, dsb) akibat sedimentasi sisa-sisa bahan mati
gulma.
Mengganggu dan mempersulit aktivitas manusia dalam budidaya tanaman
sejak pratanam pascapanen.
Sebagai inang pengganti bagi serangga hama dan patogen penyakit.
Menimbulkan ganguan kesehatan pada manusia

Peran Postif Gulma


Melindungi tanah dari erosi:tanah (menjalar pada permukaan tanah: alang-
alang Paspalum conjugatum, dan Cynodon dactylon).
Menyuburkan tanah (Centrosema pubescens, Pueraria javanica,
Calopogonium mucunoide).
Sebagai inang pengganti/tempat berlindung musuh alami hama dan patogen
Sebagai tumbuhan perangkap (trap plant)
Sebagai penghambat serangan hama (mengeluarkan eksudat akar: Tagetes
sp. (Kenikir))

2. PENGGOLONGAN GULMA

A. Defenisi Gulma
Definisi gulma secara umum adalah semua vegetasi tumbuhan yang menyebabkan
gangguan pada lokasi tertentu, menimbulkan kerugian terhadap keinginan manusia
serta dapat menurunkan produksi secara kualitas dan kuantitas.
Sedangkan menurut pendapat masyarakat menganggap bahwa gulma itu
merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki manusia atau semua tumbuhan dari
tanaman budidaya dan masih banyak lagi pendapat- pendapat lain.

Morfologi

Biokimia Fisiologi

Persaingan Alelopati

Gambar. Hubungan gulma dengan ilmu lain.


1. Kaitannya gulma dengan morfologi
Seperti halnya dengan rerumputan termasuk famili graminae mempunyai ukuran
yang bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim/tahunan. Batangnya
disebut dengan culms terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara
ruas. Batang tumbuh bergantian pada 2 buku pada setiap ruas daun yaitu terdiri
dari pelepah daun dan helaian daun.

2. Kaitannya gulma dengan biokimia


Antara gulma dengan tanaman dapat menyebabkan gangguan perkecambahan biji,
kecambah menjadi abnormal, persaingan timbul akibat dikeluarkannya zat racun
dari tumbuhan disebut dengan allelopathy.

3. Kaitannya gulma dengan fisiologi


Ilmu yang membahas tentang proses metabolisme yang terjadi di
dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup.
Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan, kita akan dapat lebih memahami
bagaimana sinar matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasikan
karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air dan karbondioksida, mengapa
tumbuhan membutuhkan banyak air, bagaimana biji berkecambah dll.

Terdapat dua mekanisme gulma yaitu persaingan dan alelopati.


a. Persaingan yaitu dimana lebih dari satu individu memperebutkan satu
kebutuhan yang sama contohnya gulma yang berdaun lebar memperebutkan air,
unsur hara, udara, cahaya ruang tumbuh dimana kebutuhan itu sangat terbatas dan
akhirnya akan menurunkan produksi.
b. Alelopati adalah sebuah interaksi antara gulma dengan tanaman budidayanya
dengan melalui senyawa kimia ke lingkunganya. Dimana bentuk interaksinya ada
yang positif/perangsangan dan negatif/penghambatan. Alelopati ini termasuk ke
dalam metabolit sekunder dan dia mengeluarkan senyawa kimia setelah proses
pembungaan/metabolisme primernya sudah terpenuhi.

B. Ciri Khas Gulma


a. Pertumbuhanya cepat.
b. Mempunyai daya saing yang kuat dalam memperebutkan faktor- faktor
kebutuhan hidupnya.
c. Mempunyai toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim.
d. Mempunyai daya berkembang biak yang besar secara vegetatif dan generatif.
e. Alat perkembangbiakanya mudah tersebar melalui angin, air, maupun
binatang.
f. Bijinya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkanya untuk bertahan
hidup dll.

C. Mengapa Gulma Tidak DiKehendaki.

a. Daya kompetisi tinggi.


Daya kompetisi tinggi dengan jumlah gulma yang sangat melimpah, produksi biji
tinggi dan mudah tersebar dan mampu dormansi dalam waktu lama serta tumbuh
tidak serentak akan dapat menurunkan hasil panen tanaman budidaya.
b. Rumah/inang sementara penyakit tanaman.
c. Mengurangi mutu hasil panen
Dengan adanya gula dapat mengotori, merubah rasa serta dapat meracuni
tanaman budidaya.
d. Menghambat kelancaran aktifitas panen dan kegiatan pertanian lainnya.

D. Pengelompokan Gulma Berdasarkan Habitat


a. Gulma agrestal atau segetal
Gulma agrestal yaitu gulma yang beradaptasi pada lahan pertanian. Contohnya
gulma tanaman perkebunan (Ageratum conyzoides) dan gulma tanaman pangan
(Borreria alata).
b. Gulma ruderal
Gulma ruderal yaitu gulma yang tumbuh pada tempat yang ruderal. Contonya
gulma yang tumbuh di rel kereta api, pinggir jalan, pekarangan dll.
c. Gulma padang rumput
Semua tumbuhan yang tidak mempunyai nilai gizi, tidak dimakan oleh ternak.
d. Gulma air
Gulma air menyebabkan gangguan lalu lintas air, irigasi, pendangkalan dll.
Disebabkan oleh penyuburan air akibat limbah industri dan rumah tangga,
pengguanaan herbisida secara terus menerus membuat gulma resisten dan timbul
gulma tipe baru. Contohnya : Eichornia crassipes, Hydrilla verticillata.
e. Gulma hutan
Terdapat pada lahan persemaian pohon untuk peremajaan hutan atau hutan
industri. Contoh : Chomolaena odorata.
f. Gulma lingkungan.
Perubahan lingkungan membuat gulma menjadi agresif sehingga timbul alians
spesies, sehingga dapat mengalahkan organisme asli yang sudah ada terlebih
dahulu. Contoh : Eichornia crassipes, Mikania micranta, Mimosa pigra.

E. Pengelompokan Gulma Berdasarkan Sifat Morfologi


Berdasarkan sifat morfologi maka gulma dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan yaitu:
1. Golongan rumput-rumptan (grasses)
Yaitu semua tumbuhan gulma yang berasal dari keluarga Gramineae (Poaceae).
Gulma ini ukurannya bervariasi, tumbuh bisa tegak maupun menjalar , hidup
semusim atau tahunan. Ciri-ciri kelompok gulma yang tergolong kedalam keluarga
rumput ini adalah batangnya umumnya mempunyai ruas-ruas dan buku. Jarak
masing-masing ruas (internodus) bisa sama dan bisa pula berbeda dan bahkan ada
yang cukup panjang, yang tidak sebanding dengan buku (internodus), batangnya ini
ada yang menyebut dengan culm. Ciri lain dari kelompok ini adalah daunnya yang
tidak mempunyai tangkai daun (ptiolus) tapi hanya mempunya pelepah/ upih
(vagina) dan helaian daun (lamina).
Contoh dari gulma ini banyak sekali dan ditemukan pada berbagai tempat, baik di
areal tanaman budidaya maupun di daerah yang terbuka, misalnya; Eleusine indica,
Imperata cylindrical, Panicum repens, Paspalum conjugatum, Axonopus compressus,
Leersea hexandra.
2. Golongan Teki-tekian (sedges)
Yang termasuk kedalam kelompok gulma ini adalah dari keluarga Cyperaceae. Ciri
khas dari kelompok teki ini adalah batangnya yang berbentuk segitiga, dan pada
sebagian besar sistim perakarannya terdiri dari akar rimpang (rhizome) dan umbi
(tuber).
Contoh gulma ini adalah; Cyperus rotundus, Cyperus irinaria, dll.
3. Golongan gulma berdaun lebar (broad leaf weed)
Kelompok ini terdiri dari gulma yang berdaun lebar (luas) yang umumnya terdiri
dari klas Dicotyledoneae, pertulangan daun umunya menyirip, misalnya: Ageratum
conyzoides, Eupatorium odoratum, Melastoma malabathricum, Phylanthus niruri,
dll.
1. Penggolongan berdasarkan bentuk daun
Penggolongan berdasarkan bentuk daun ini berpatokan atas lebar atau
sempitnya daun. Gulma berdaun lebar yaitu apabila lebar dari helaian daunnya
lebih dari setengah ukuran panjangnya. Helaian daun tersebut dapat berbentuk
oval, bulat, segita, lonjong, membulat atau seperti bentuk ginjal. Pertulangan daun
(nervatio) dari golongan ini umumnya bentuk menyirip. Golongan gulma berdaun
lebar ini umumnya didominasi oleh kelompok tumbuhan dari klas Dicotyledoneae.
Sedangkan gulma berdaun sempit yaitu apabila helaian daun atau
laminanya berbentuk memanjang dan ukuran lebarnya helaian daun kecil atau
sempit. Helaian daun dari golongan ini umumnya terdiri dari kelampok daun yang
berbentuk pita, linearis, jarum dan yang berbentuk panjang-panjang. Pertulangan
daun dari golongan ini umumnya berbentuk lurus-lurus atau linearis yang umumnya
didominasi oleh kelompok tumbuhan dari klas Monocotyledoneae.
Dengan demikian berdasarkan bentuk daun ini maka gulma dapat dibagi
dua yaitu gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit.
Gulma berdaun lebar
Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun yang lebar dan luas dan umumnya:
- mempunyai lintasan C3
- nervatio (pertulangan daun) menyirip
- dari kelompok Dicotyledoneae
- bentuk helaian membulat, bulat, oval, lonjong, segitiga, bentuk ginjal, dll.
Contoh:
Amaranthus spinosus L, Ageratum conyzoides (bandotan), Portulaca oleracea,
Melastoma malabathricum, Eupatorium odoratum, Euphorbia hirta, Centella
asiatica.
b. Gulma berdaun sempit
Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun sempit dan memanjang;
- mempunyai lintasan C4
- nervatio (pertulangan daun) linearis atau garis-garis memanjang.
- dari kelompok monocotyledoneae
- bentuk daun memanjang seperti pita, jarum, garis dll
contoh:
Leersea hexandra, Sprobolus poiretii, Cyperus rotundus, Imperata cylindrica.

Variabel
Grasses
(famili Graminase)
Sedges
(famili Cyperaceae)
Batang
Bulat/pipih
Segitiga/pipih
Pelepah daun
Ada
Tidak ada
Kondisi pelepah daun
Robek
Bila ada utuh
Lidah daun
Ada
Tidak ada
Telinga daun
Ada
Tidak ada
Kedudukan daun
Berseling
Berjejal pada pangkal
Kedudukan bunga
Pada butir
Pada anak bulir

Variabel
Broadleaf weeds
Grasses dan sedges
Kenampakan titik tumbuh
Muncul/tampak
Tidak selalu
Macam titik tumbuh
Apikal dan lateral
Apikal,lateral dan interkalar
Tipe akar
Tunggang
Serabut
Percabangan batang
Bercabang/tidak
Umumnya tidak
Tipe daun
Tunggal/majemuk
Tunggal
Kedudukan daun
Bertangkai/tidak
Tidak bertangkai/duduk
Tumbuhan
Dikotil/ferm
Monokotil

F. Pengelompokan Gulma Berdasarkan Daur Hidup (Umur).


a. Annual weeds (gulma semusim)
Adalah tumbuhan gulma yang mempunyai daur hidup hanya satu musim atau satu
tahunan, mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang biak.
Ciri-ciri
Umur < 1 tahun.
Organ perbanyakanya biji.
Umumnya mati setelah biji masak.
Produksi biji melimpah
Contoh
Eleusina indica
Cyperus iria
Phyllanthus nirui

b. Biennial weeds (gulma dwimusim)


Tumbuhan gulma yang mempunyai daur hidup mulai dari tumbuh, anakan,
dewasa dan berkembang biak selama dua musim tetapi kurang dari dua tahun.
Ciri- ciri
Umur 1-2 tahun.
Tahun pertama membentuk organ vegetatif.
Tahun kedua menghasilkan biji.

Contoh
Typhonium trilobatum
Cyperus difformis

c. Perennial weeds (gulma tahunan)


Adalah tumbuhan gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau lama
berkelanjutan bila kondisi memungkinkan.
Ciri-ciri
Umur > 2 tahun
Perbanyakan vegetatif dan generatif
Organ vegetatif bersifat dominansi apikal ( cenderung tumbuh pada
ujung).
Organvegetatif terpotong-potong semua tunasnya mampu tumbuh.
Contoh
Imperata cyllindrica
Chromolaena odorata
Cyperus rotundus

G. Pengelompokan Gulma Berdasarkan Stuktur Batang.


Herba/tidak berkayu : Panicum repens
Vines/sedikit berkayu : Mikania mikrantha
Woody weeds/berkayu : Melastoma malabactricum.

H. Pengelompokan Gulma Berdasarkan Tipe Cara Tumbuh.


Erect/tumbuh tegak : Boerhavia erecta
Creeping/tumbuh menjalar : Paspalum conjugatum
Climbing/memanjat : Meremia hirta.

I. Penggolongan Gulma Berdasarkan Habitat


Berdasarkan habitat atau tempat hidup maka gulma dapat dikelompokkan
menjadi beberapa golongan yaitu:
1. Gulma darat (terristerial weed) yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup
dan tumbuhnya di darat, seperti: Imperata cylindrical, Melastoma malabathricum,
dsb.
Pada gulma darat ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
lahan atau arealnya seperti:
Gulma sawah tanaman palawija, contoh: Portulaca oleracea, Cyperus
rotundus, dll.
Gulma ladang, contoh: Leersea hexandra, Imperata cylindrical.
Gulma kebun, contoh: Ageratum conyzoides, Stachytarpita sp.
Gulma hutan, contoh: Melastoma malabathricum, Crotalaria sp.
Gulma Padang rumput, contoh: Sprobolus poiretii, Andropogon sp
2. Gulma air yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup, tumbuh dan
berkembang biaknya terjadi di dalam air, di daerah perairan atau ditempat yang
basah dan tergenang, Contoh dari gulma ini adalah: Eichornia crassipes, Hydrilla
verticilata, Pistia stratiotes, Nymphaea sp.
J. Berdasarkan Keganasan (Berpengaruh negatif terhadap tanaman)
Sangat Jahat
Sangat mengganggu tanaman. distribusi luas , frekuensi kemunculan tinggi.
Amaranthus hybridus, Chenopodium album, Convovulus arvensis, Cyperus
rotundus, Eichornia crassipes, Portulaca oleacea
Jahat
Avena fatua, Cynodon dactylon, Digitaria sanguinalis, Eleusine indica, Echinochloa
colona, Echinochloa crus-galli, Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum,
Raottboelia exaltata, Sorghum halepense
Setengah Jahat
jarang menimbulkan akibat sangat buruk pada tanaman. persaingan gulma
menimbulkan masalah pada lahan pertanian, ladang rerumputan, saluran air.
distribusi cukup luas.
Ageratum conyzoides, Bidens pilosa, Capsella bursa-pastoris, Dactyloctenium
aegyptium, Digitaria scalarum, Euphorbia hirta, Fimbristylis miliacea, Galium
aparine, Helip tropium, Ischaemum ragosum, Lantana camara.
K. Manfaat Dan Kegunaan Gulma

Manfaat dan Guna Gulma


Menjaga kestabilan ekologi.
Meningkatkan diversifikasi habitat.
Meningkatkan kesuburan tanah dan konservasi tanah dll
Sebagai makanan mausia, obat2an, kerajinan tangan.
Sebagai makanan ternal

3. REPRODUKSI DAN PENYEBARAN GULMA


Perbanyakan gulma melalui 2 cara yakni :
1. Generatif
Biji
Peranan biji, khusus gulma semusim, biji berperan penting dalam kaitan dengan
keberhasilan usaha pencegahan sampai pengendalian. Variasi ukuran dan bentuk
biji menentukan daya hidup dan seedling gulma.
Fungsi biji gulma
1. Perbanyakan generatif
2. Sebagai alat pemencaran
3. Sebagai alat perlindungan pada keadaan yang tidak menguntungkan untuk
berkecambah.
4. Sebagai sumber makanan sementara bagi lembaga
5. Sebagai sumber untuk pemendahan sifat keturunan kepada generasi
berikutnya.
Jumlah biji gulma memiliki potensi berbeda-beda hal ini ditentukan oleh, jenis
spesies dan lingkungan. Biji biasanya bebas hama dan penyakit.
Contoh : bayam liar (Amaranthus viridis)
Gulma yang hidup ditanah tandus biasanya bijinya puluhan. Sedangkan yang hidup
ditanah subur jumlah bijinya ribuan.
Simpanan biji dalam tanah (seed bank)
Pada kebanyakan lahan pertanian terdapat lahan pertanian terdapat biji-biji gulma
yang sewaktu-waktu dapat berkecambah bila keadaan lingkungan menguntungkan.
Seed bank berasal dari Gulma yang tumbuh sebelumnya dan Biji yang masuk dari
luar.
Seed bank dapat berkurang karena, biji yang mati atau berkecambah dan biji yang
terbawa keluar.
Spora
Contoh dari gulma ini yakni : dari golongan pakis (cyolosorus aridus).
2. Vegetatif
Rhizoma
Batang berbentuk tabung, mempunyai buku atau ruas, tumbuh menjalar di bawah
permukaan tanah.
Ex: Imperata cylindrica, Cynodon dactylon.
Stolon
Batang selindris mempunyai buku dan ruas, menjalar di permukaan tanah. Ex :
Gigita adcendens, Axonopus compressus.
Runner
Batang tumbuh diketiak daun pada dasar tajuk dan menjalar dipermukaan tanah.
Ex : Elephantopus scaber
Umbi batang
Pangkal batang yang membengkak dan mempunyai mata tunas. Ex : Caladium sp.
Umbi akar
Ujung dari rhizom yang membengkak dan merupakan cadangan makanan, serta
mempunyai tunas ujung.
Gulma menahun mempunyai satu atau lebih organ perbanyakan vegetatif
contohnya:
- Cynodon dactylon (stolon, rhizom)
- Cyperus rotundus (rhizom dan umbi)
Peranan reproduksi vegetatif
Mampu mempertahankan diri dari gangguan yang berulang-ulang yang
menghambat pembungaan, pembentukan biji dan pemencaran.penyebaran dan
perbanyakan gulma menahun tanpa adanya proses pembungaan.
Penyebaran gulma ada beberapa cara yakni :
Aktifitas / kekuatan sendiri (autochory)
a. Letusan / ledakan buah (buah masak dan terlempar keluar). Ex : Euphorbia
genicula, Impatien balsamina.

b. Polong tua pecah, ex : Calopogium mucunoides, Crotalaria incana, C.retusa


(leguminoceae).

Bantuan alam
a. Anemochory (angin)
Terjadi pada biji gulma yang memiliki organ khusus seperti sayap, perasut, bulu-
bulu halus dll. Biji berukuran kecil dan mudah terbawa angin. Ex : Imperata
ccylindrica, Chromonaela odorata, Erectites valenrianifolla dll.

b. Hydrochory
Organ vegetatifatau generatif dapat terbawa oleh air baik air hujan, irigasi, sungai
dll. Memiliki organ khusus sehingga mudah terapung. Biji tipis dan ringan, ex :
Limnocharis flava. Fragmentasi batang, ex: Salvinia molesta, Pista stratiotes.

Bantuan makhluk hidup


a. Myrmecochory
Contohnya yakni, ex : Dilwynia juniperium.

b. Ornithochory
Daging buah manis dan lekat, ex : Lorantus pentapetales, Ficus benghalensis.

c. zoochory
Endozoochory
Melalui bagian perut pencernaan namun biji tidak bisa dicerna. Ex: Paspalum
conjegatum, Hypericum perforatum, Cynodon dactylon.

Extozoochory / epizoochory
Menempel pada bagian luar (bulu, kaki, mulut) biji ada alat pengait. Ex :
Andropogon aciculatus, Triumfetta laputa dll.

Antropochory
Secara sengaja dimasukkan atau sengaja dibawa. Ex : Lantana camara, Eichhornia
crassipes, Salvinia molesta, Mimosa invisa. Tidak sengaja dibawa melalui hasil
tanaman, benih, makanan ternak, jerami.
4. PERKECAMBAHAN DAN PENGUASAAN RUANG

A. Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada
tumbuhan. Perkecambahan merupakan permulaan atau awal pertumbuhan embrio
di dalam biji. Biji yang berkecambah dapat membentuk plumula karena di dalamnya
mengandung embrio. Embrio mempunyai 3 bagian, yaitu radikula (akar lembaga),
kotiledon (daun lembaga), dan kaulikalus (batang lembaga).

B. Tipe Perkecambahan
Terdapat dua tipe pertumbuhan awal dari suatu kecambah tanaman yaitu :
1. Tipe Epigeal (epigous) dimana munculnya radikal diikuti dengan
memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan
flumula keatas permukaan tanah.contoh nya Ceri (Prunus Cerasus), Kacang merah
(Phaseous vulgaris), Jarak (Rhicinus comunnis), dll.
2. Hipogeal (hipogeous), dimana munculnya radikel diikuti dengan
pemanjangan plumula, hipokotil tidak memenjang keatas permukaan tanah
sedangkan kotiledon tetap berada didalam kulit biji dibawah permukaan tanah.
Contoh : Peach (Prunus presica), Ercis ( Pisums ativum), Palem ( Palmae sp) dan
semua famili graninae seprti jagung (Zea mays).

Perkecambahan ditandai oleh penyerapan air, peningkatan respirasi, mobilisasi


simpanan makanan, penggunaan simpanan makanan.
Dormansi
Suatu keadaan dimana propagul baik biji maupun organ vegetatif tidak mampu
berkecambah meskipun lingkungan mendukung. Kekayaan yang dimiliki oleh
hampir semua biji gulma yang memungkinkan dirinya dapat bertahan dari keadaan
lingkungan yang buruk untuk pertumbuhannya. Oleh karena biji gulma didalam
tanah berada dalam keadaan dorman dengan tingkatan berbeda-beda, sehingga
perkecambahan tidak terjadi serentak.
Macam-macam dormansi :
Dormansi primer / dormansi bawaan (innate dormancy) terjadi karena
pengaruh dormansi secara genetik. Dapat terjadi dan terus tertahan akibat adanya
beberapa faktor dan mekanisme :
1. Pertumbuhan embrio yang tidak sempurna
2. Kulit biji yang kedap air
3. Kulit biji yang tidak memungkinkan pertukaran gas
4. Kulit biji yang keras tidak dapat ditembus tunas
5. Adanya hormon tumbuh yang tidak seimbang di dalam embrio
Dormansi sekunder (induced dormancy) / dormansi rangsangan yaitu hasil
pengaruh lingkungan disekitar biji. Biji dari beberapa jenis gulma yang berada
dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan meskipun diberi kondisi
yang optimal. Biasanya rangsangan cahaya dapt membantu perkecambahannya.
Pemberian suhu yang tinggi dengan kadar oksigen yang cukup dapat mengatasi
dormansi ini.
Dormansi paksaan / (enforced dormancy) terjadi akibat adanya faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan untuk dimulainya pertumbuhan. Misalnya :
kekurangan air, suhu yang tidak menguntungkan dll.
Banyak biji gulma yang tidak dapat berkecambah dikarenakan kurangnya
kelembapan yang mempengaruhi penyerapan air oleh biji. Didaerah bermusim
dingin, suhu rendah menghambat perkecambahan dan dalam keadaan ini dormansi
terpaksa harus dipertahankan.
Dormansi akibat kulit biji
1. Kulit kedap air
a)Mekanisme yang paling efektif pada beberapa jenis gulma khususnya dari famili
leguminosae, solanoceae, melvaceae, b) Proses fisiologis belum diketahui secara
jelas, c)beberapa penelitian menunjukkan : berhubungan dengan proses
pematangan biji pada induk, d)adanya lilin dan kutikula pada seluruh permukaan
biji.
Pemecahan dormansi dapat dilakukan dengan perendaman pada suhu tinggi dan
pengikisan bagian kulit biji yang keras.
2. Hambatan pertukaran gas
Kulit biji yang melekat dengan embrio dapat menghambat difusi oksigen.
Air yang meresap / memenuhi kulit biji juga dapat menghambat difusi
oksigen
Kulit biji berlendir juga dapat menghambat difusi oksigen
Senyawa fenol dapat mengikat oksigen yang masuk melalui kutikula
sehingga mengurangu oksigen yang sampai kedalam embrio.
3. Hambatan mekanisme terhadap pertumbuhan embrio
Kulit biji/struktur pelindung lain berguna untuk perkecambahan,
perlindungan, dan pengendalian dormansi.
Diperlukan pemecahan atau pelubangan didekat bakal akar.

Pengaruh lingkungan terhadap perkecambahan gulma.


1. Cahaya
Kebanyakan spesies gulam memerlukan cahaya untuk perkecambahan. Ukuran biji
gulma sangat kecil dengan cadangan makanan yang sedikit. Kebutuhan akan
cahaya dan kecilnya cadangan makanan sehingga membuat kebanyakan gulma
hanya berkecambah pada permukaan tanah. Naungan secara nyata menginduksi
dominansi biji gulma.
2. Oksigen
Perkecambahan dapat terjadi pada keadaan tanpa oksigen, pada bebrapa jenis
gulma perkecambahan dapat dirangsang pada keadaan oksigen rendah. Beberapa
jenis gulma dapat berkecambah pada keadaan oksigen sangat rendah ex: cynodon
dactylon. Oksigen diperlukan untuk memecahkan dormansi pada beberapa jenis
hulma ex : xanthum sp.
Beberapa jenis gulma dapat berkembang baik pada kondisi aerob dan anaerob ex:
echinochola crusgalli.
3. Co2
Peran co2 dalam mengendalikan dormansi pada perkecambahan bij-biji gulma
belum diketahui secara jelas. Co2 dapat menginduksi dormansi bij gulma
4. Etilen
Berhubungan dengan pemasakan biji.
Dormansi sebagai strategi kehidupan
Akan tetap memberika respon terhadap faktor lingkungan. Bentuk pertahanan diri
dari keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Dapat betahan dalam tanah
dalam waktu yang relati lama. Tingkat dormansi yang berbeda karena faktor
lingkungan genetik. Biji-biji dorman sulit untuk dikendalikan.
Simpan biji dalam tanah (seed bank)
Pada kebanyakan lahan pertanian terdapat biji-biji gulma yang sewaktu-waktu
dapat berkecambah bila keadaan lingkungan menguntungkan. Seed bank berasal
dari gulma yang tumbuh sebelumnya atau biji yang masuk dari luar. Seed bank
berkurang karena biji yang mati atau berkecambah, biji yang terbawa keluar.
Perbanyakan biji gulma dalam tanah berfariasi antar habitat. Lahan yang digunakan
secara intensif umumnya memliki simpanan biji gulma dalam tanah yang jauh lebih
banyak dibandingkan lahan yang baru dibuka.
Umur kematian biji
Umur biji gulma dalam tanah sangat bervariasi. Banyak diantaranya yang mampu
mempertahankan viabilitas dalam waktu yang panjang hingga ratusan bahkan
ribuan tahun. Contohnya seperti yang ditemukan dilokasi benda di inggris
Cara menangani simpanan biji gulma
1. Olah tanah intensif
Reproduksi tinggi dibiarkan 2-3 minggu diolah lagi
Pengolahan kedua berguna menghaluskan tanah dan dapat mematikan kecambah.
2. Pembuangan lapisan atasbawah
Pembuatan beberapa cm mengurangi kesuburan tanah.

5. TAKSONOMI DAN IDENTIFIKASI GULMA


Taksonomi :
Taxis = Mengatur
Nomos = Dalil/Hukum
subdivisi dalam sistematika
studi tentang hubungan biologi dan evolusi antar organisme.
Kegiatan dalam taksonomi:
Deskripsi = menentukan ciri-ciri/feature dalam takson
Identifikasi = menentukan klasifikasi dan nama group
Klasifikasi = menentukan group organisme berdasarkan
kesamaan dan perbedaan

Nomenklatur (Nomenclature):
penamaan group organisme menurut tata nama baku
Taksonomi: proses pengidentifikasian, pengenalan, penelitian, atau menentukan
kembali sebuah takson organisme untuk publikasi secara ilmiah menurut ketentuan
tata nama yang berlaku dalam bidang biologi.

Takson: tingkatan group organisme (jamak=taksa)

Contoh struktur taksonomi yakni :

Simpson, 2006

Sistem penamaan organisme menurut Linnaeus (1753) Species Plantarum yakni


dengan penamaan menggunakan Binomial Nomenclature (sistem penamaan dua
kata). Penamaan harus dalam bahasa latin dalam suatu kode (Code)
ICZN= the international code of zoological nomenclature
ICBN= the international code of botanical nomenclature

Diawali di Paris, 1867 pertemuan The International Botanical Congress, secara


nyata baru diciptakan pada 1905 dalam suatu congress di Vienna, hingga saat ini
setiap 6 tahun sekali didiskusikan dan diratifikasi lagi dalam International Botanical
Congress

Identifikasi:
Mengenal karakter/ciri-ciri yang dapat untuk menentukan takson, Menentukan
jenis, sehingga dapat digunakan untuk proses kegiatan ilmiah selanjutnya.

Istilah-istilah:
Ciri-ciri/Feature= karakter/character
Dua atau lebih karakter disebut character state
Contoh:
character _ bentuk daun
character state _ elliptic, lanceolate, and ovate

Identifikasi menggunakan kunci identifikasi/determinasi yang berupa dikotomus


(dichotomous key) dan atau multiple key dari character dan character state suatu
organisme (misal: tumbuhan).
6. DASAR TEORI DAN METODE
Analisis vegetasi gulma
Tujuan
Mengetahui susunan dan dominasi suatu gulma
Mengetahui suksesi gulma
Mengetahui keragaman komunitas gulma di suatu lahan
Menentukan teknik pengendalian gulma
Kegiatan analisis vegetasi
Pengambilan sampel (cuplikan)
Metode analisis
Pengambilan sampel
Menghemat waktu, tenaga, dan finansial dalam penghitungan populasi gulma
Harus mewakili atau menggambarkan populasi yang beragam
Teknik Pengambilan Sampel / Teknik Sampling
1. Langsung
Sederhana
Subjektif
Terpengaruh keadaan
Melemparkan kerangka ukuran di lahan

2. Acak tidak langsung


Sederhana
Lebih memiliki validitas, memenuhi syarat statistik
Areal lahan dibagi dalam petak-petak berukuran sama, kemudian petak
petak tersebut dipilih secara acak untuk ditentukan petak pengambilan sampel

3. Acak Bertingkat
Dilakukan apabila gulma sangat beragam
Areal Lahan dibagi menjadi strata dengan fisionomi yang sama
Pengambilan sampel secara proporsional
Stratumnya luas sampel banyak
Stratumnya sempit sampel sedikit
Pengambilan sampel dapat secara langsung dan tidak langsung

4. Beraturan / Sistematis
Meletakkan petak contoh secara beraturan, jarak yang sama
Lebih memiliki kondisi lahan yang diamati

METODE ANALISIS
1. Estimasi Visual
Subjektif ditentukan kemampuan visual
Untuk penghitungan dominansi gulma dalam % penyebaran
Penyebaran spesies dapat dikategorikan:
Kelas 1 = penyebaran sangat jarang
Kelas 2 = penyebaran jarang
Kelas 3 = penyebaran setempat-setempat
Kelas 4 = penyebaran melimpah
Kelas 5 = penyebaran sangat melimpah
2. Kuadrat
ukuran luas (kuadrat, misalnya cm2, m2)
bentuk petak contoh: bujursangkar, persegi panjang, lingkaran
berdasarkan penggunaannya:
Kuadrat permanen untuk mempelajari suksesi
Kuadrat tidak permanen.
3. Garis
petak contohnya memanjang
tali panjang dengan sinpul-simpul yang berjarak sama
gulma yang terdapat di sekitar simpul dicatat kerapatan, dominansi, dan
frekuensinya
4. Titik
kerangka dengan skala yang teratur 5-10 cm
\ skala teratur tersebut berlubang dapat dimasuki jarum
gulma yang terkena jarum dicatat
Data
1. Kualitatif
Data kualitatif meliputi, Life span (daur hidup), Sosiobilitas , Stratifikasi, Periodisitas
, Vitalitas.
2. Kuantitatif
Data kuantitatif meliputi, Kerapatan Mutlak (KM), Dominasi Mutlak (DM), Frekuensi
Mutlak (FM), Summed Dominance Ratio (SDR), Koefisien Komunitas (C) atau Indeks
Kesamaan (IS), Indeks Shannon-Weaver (H).

5. GULMA INVASIVE
Perkembangan ilmu gulma saat ini tidak hanya terfokus pada gulma yang sudah
umum terjadi di lingkungan pertanian, namun juga pada gulma-gulma yang baru
dan memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga mendominasi suatu wilayah
tertentu. Gulma tersebut diberi istilah Invasive Alien Species. Menurut CBD
(Convention on Biological Diversity), gulma dikategorikan Invasieve Alien Species
(IAS) apabila memiliki criteria sebagai berikut:
1. Spesies yang diintroduksi secara sengaja maupun tidak disengaja di luar
habitatnya
2. Memiliki kemampuan membentuk diri, menyerang, berkompetisi dengan
spesies asli dan mengambil alih lingkungan barunya
3. Penyebarannya merupakan ancaman bagi upaya konservasi dan
pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati pada skala lokal, regional dan
global
Gulma yang tergolong invasive alien spesies yang dijumpai di Indonesia
antara lain sebagai berikut:
1. Acasia nilotica
Gulma Acasia nilotica merupakan spesies asli dari Africa yang pada tahun1850
diintroduksi ke Jawa. Pada tahun 1900 spesies ini sudah dijumpai di Bogor dan
Jakarta, pada tahun 1931 dijumpai di Pasuruan, dan pada tahun 1985 sudah
dijumpai di Pulau Timor. Pada tahun 1969, spesies ini diintroduksi di Taman Nasional
Baluran sebagai tanaman pagar untuk hutan jati dari api di savanna.
Pada tahun 1980 invasi kecil sudah dilaporkan dan dalam waktu singkat menjadi
ekspansive. Dampak ekologi yang terjadi antara lain spesies tersebut menginvasi
hampir seluruh areal savana yang merupakan sumber pakan utama bagi satwa
mamalia terestrial (banteng, rusa, dan kerbau liar) sehingga terjadi kompetisi antar
satwa yang mengakibatkan populasi banteng menurun. Pada tahun 1993 dilaporkan
12000 ha savanna terinvasi oleh spesies tersebut dan pada tahun 1996 telah
meluas sampai 5000 ha. Kondisi tersebut menimbulkan dampak ekonomi yaitu
adanya biaya tinggi untuk menanggulangi penyebaran Acacia niloticadan untuk
memulihkan kembali fungi ekologis yang telah berubah.

2. Austroepatorium inulifolium
Gulma A. inulifolium merupakan spesies asli Amerika tropik yang didatangkan ke
Kebun Raya Bogor. Saat ini gulma ini banyak dijumpai Jawa Barat, umumnya di
kebun teh, banyak juga dijumpai di Cibodas, Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango. Gulma A. inulifoliumdi Bengkulu dijumpai dan mengganggu tanaman
kehutanan, perkebunan, tanaman tahunan dan sisi kanan kiri jalan raya.

3. Chromolaena odorata
Gulma C. odorata merupakan spesies asli Amerika Selatan dan Tengah. Gulma
tersebut secara agresif menginfasi ladang penggembalaan dan tanaman
perkebunan, merupakan gulma utama pada berbagai lingkungan yang dapat
menekan vegetasi lain. Gulma C. odorata di Indonesia pertama kali dilaporkan di
Lubuk Pakam, Sumatra Utara pada tahun 1934. Gulma ini menyebar sangat cepat
dan saat ini menyebar ke seluruh pulau dari Aceh sampai Papua. Gulma C. odorata
menginvasi taman nasional Pananjang, Pangandaran, Ujung Kulon, dan padang
rumput Nusa Tenggara.

4. Clibadium surinamense
Gulma C. surinamense merupakan spesies asli Amerika tropik. Spesies tersebut
ternaturalisasi sejak lama di Jawa dan koleksi pertama kali dijumpai pada tahun
1888. Di Sumatera dilaporkan dijumpai tahun 1931. Saat ini spesies C.
surinamense umum dijumpai di Sumatera, juga dicatat dari Gimpu, Sulawesi
Tengah. Gulma C. surinamense dijumpai kelimpahannya di lahan pertanian, sisi
jalan, dan hutan sekunder muda.

5. Eichornia crassipes
Gulma eceng gondok (E. crassipes) diintroduksi dari pesisir Amazone sebagai
tanaman hias di danau Kebun Raya Bogor padatahun 1886. Dalam waktu cepat,
spesies tersebut menyebar ke seluruh Indonesia. Hampir semua perairan di
Indonesia terinvasi oleh eceng gondok. Di Jawa Tengah, gulma ini menginvasi
hampir seluruh permukaan rawa pening.
6. Eupatorium sordidum
Gulma E. sordidum merupakan spesies asli Meksiko yang diintroduksi ke Jawa
Barat sebagai tanaman hias. Spesies ini berkembang sangat cepat dan saat ini
menjadi masalah di Taman Nasional Gede Pangrango pada ketinggian 1400-17000
m dpl.

7. Hydrilla verticillata
Gulma spesies H. verticillata merupakan gulma perairan. Gulma ini dilaporkan
dijumpai pada daerah perairan terbuka ditiga pulau yaitu pulau Jawa, Sulawesi, dan
Sumatera.
8. Mikania micrantha
Spesies M. micrathapada tahun 1949 diimpor dari Paraguay dan ditanam di Kebun
Raya Bogor. Pada tahun 1956 spesies ini diintroduksi sebagai tanaman penutup
tanah non legum di perkebunan karet. Pada tahun 1976 spesies M. micranthatelah
menjadi gulma dan mengokupasi sebagaian besar kebun karet dan tersebar luas di
lahan pertanian di Jawa Timur dan Barat serta Sumatera Selatan.

9. Mimosa diplotrica
Spesies M. invisa merupakan spesies asli Brasil dan menyebar luas diIndonesia.
Saat ini spesies M. invisa banyak dijumpai pada daerah terbuka maupun lahan
ternaungi, di daerah irigasi, sisi jalan, padang rumput, lahan pertanian, perkebunan
tebu dan kelapa.

10. Mimosa pigra


Gulma M. pigra merupakan spesies asli Amerika Tropis. Spesies M. pigrasudah
ditemukan di Jawa pada tahun 1844. Spesies ini dilaporkan dijumpai di Jawa,
Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Spesies ini membentuk lapisan yang sulit
ditembus pada daerah lembab, kanal, sungai, reservoir.

11. Passiflora edulis


Gulma P. edulis merupakan spesies asli Amerika Selatan. Spesies ini ternaturalisasi
di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan berkembang cepat. Spesies ini menjadi problem
di Gunung Gede Pangrango dengan merambati tanaman hutan sehingga menekan
tanaman hutan.

12. Penisetum polystachion


Gulma P. polystachion merupakan spesies asli Afrika tropis. Gulma ini telah
dilaporkan di Jawa Barat pada tahun 1972 sebagai turfgrass dan menyebar cepat
pada sisi-sisi jalan, tempat terbuka, lahan padi gogo, lahan perkebunan. Gulma P.
Polystachion menjadi dominan pada lahan bukaan hutan, menyebar dengan cepat
setelah pembukaan hutan.

13. Piper aduncum


Gulma P. aduncum merupakan spesies asli Amerika Tengah dan Selatan. Spesies
ini diintroduksi ke Kebun Raya Bogor. Herbarium pertama dijumpai dari Bogor tahun
1900 dan menyebar luas di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimnantan,
Sulawesi, Maluku, dan Papua. P. aduncum menjadi gulma lingkungan yang
berbahaya karena penyebarannya cepat menginvasi lahan.

14. Salvinia molesta


Spesies S. molesta merupakan gulma perairan. Gulma ini dilaporkan telah dijumpai
di daerah perairan terbuka di Jawa, Kalimantan, dan papua.

15. Stachytarpeta indica


Spesies A. indica merupakan spesies asli Amerika tropis. Gulma ini umum dijumpai
di Jawa, Sulawesi dan Timor. Gulma ini menyebar secara luas dan menyebabkan
problem di Papua. Spesies ini menjadi salah satu masalah gulma di perkebunan di
Sumatera hingga Papua.

Anda mungkin juga menyukai