KIMIA ORGANIK II
( Ekstrak Daun Kersen)
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan
penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas laporan mengenai
“Ekstrak Daun Kersen” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar pada pembuatan makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dalam memperluas wawasan dan pemahaman mengenai, ekstrak daun semak
bunga putih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Ekstraksi……………...……………………………….… 29
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan…………………………………….....….… 44
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
beriklim tropis dan dapat tumbuh diatas tanah yang kering tidak
gembur dan tanpa perawatan khusus. Karena dapat tumbuh dimana
saja maka tidak heran bila pohon kersen ini sering terlihat tumbuh
seperti di atas genteng, di pot bunga, atau bahkan di sela-sela tembok
di sekitar rumah dan di pinggir jalan. Pohon kersen ini dapat tumbuh
di tempat-tempat tersebut karena buah kersen merupakan makanan
bagi beberapa jenis hewan seperti kelalawar pemakan buah (codot)
dan burung-burung pemakan buah lainnya. Biji buah kersen tidak
tercerna oleh burung ataupun codot, maka secara tidak langsung dua
kelompok hewan ini menjadi penyebar biji buah kersen tersebu
2
1.3.4 Deskripsi Bagian-Bagian Tanaman Kersen
Bagian-bagian tanaman kersen yaitu :
1. Batang
2. Daun
3
3. Bunga
Bunga dalam berkas berisi 1-3 (-5) kuntum, terletak di ketiak agak
di sebelah atas tumbuhnya daun, bertangkai panjang, berkelamin
dua dan berbilangan lima, kelopak berbagi dalam, taju meruncing
bentuk benang, berambut halus, mahkota bertepi rata, bundar
telurterbalik, putih tipis gundul lk 1 cm. Benang sari berjumlah
banyak, 10 sampai lebih dari 100 helai. Bunga yang mekar
menonjol keluar, ke atas helai-helai daun, namunsetelah menjadi
buah menggantung ke bawah, tersembunyi dibawah helai
daun.Umumnya hanya satu-dua bunga yang menjadi buah dalam
tiap berkasnya.
4. Buah
4
Buah kersen merupakan sejenis buah yang tergolong kedalam
jenis bery yang berukuran kecil, manis, memiliki aroma yang
khas dan berbuah diantara dedaunan pohon kersen. Buah ini
berwarna hijau saat masih muda dan berwarna merah terang saat
sudah matang dan memiliki banyak biji kecil seperti pasir.
5. Akar
5
1.3.5 Manfaat Tanama Kersen
Semak bunga putih walaupun dikenal sebagai rumput maupun
gulma, tanaman ini memiliki beberapa manfaat tertentu bagi
kesehatan bagi manusia beberapa diantaranya:
1. Asam Urat
Buah kersen (Muntingia calabura L.) mengandung antiviral,
antibakteri, juga ada zat yang disebut dapat menurunkan kadar
asam urat pada darah, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pada
sendi. 25 Buah kersen (Muntingia calabura L.) juga mengandung
flavonoid.
Quercetin adalah sejenis flavonoid yang terkandung dalam
buah kersen. Quercetin dapat menurunkan kadar asam urat darah.
Kerja quercetin dalam menurunkan kadar asam urat adalah dengan
cara menginhibisi aktivitas xantin oksidase yang merupakan enzim
yang mensintesis asam urat.
Di Indonesia secara tradisional buah kersen digunakan untuk
mengobati asam urat dengan cara mengkonsumsi buah kersen
sebayak 9 butir 3 kali sehari hal ini terbukti dapat mengurangi rasa
nyeri yang ditimbulkan dari penyakit asam urat.
6
4. Antitumor kandungan senyawa flavonoid yang dikandung daun
kersen ternyata memiliki kasiat dapat menghambat perkembangan
sel kanker (mouse hapatoma) secara laboratoris yang dilakukan
para ilmuwan dari peru.( Hariyono, 2010 )
7
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.3.2 Sampel
Yang menjadi sampel dalam praktikum ini adalah daun kersen
8
2.4 Variabel Praktikum
Variabel praktikum adalah segala sesuatu yang dijadikan objek
pengamatan dalam praktikum. Dalam praktikum ini ada 2 jenis variable
antara lain :
2.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variable yang menjadi sebab berubahnya
variable terikat. Variabel bebas pada praktikum ini adalah :
1. Ekstrak daun kersen
2. Etanol
9
2.5.1.3.2 Uji Kelarutan
Tabung reaksi, rak tabung reaksi, sendok besi, gelas kimia.
2.5.2 Bahan
2.5.2.1 Pembuatan Ekstrak
Etanol, serbuk daun kersen yang sudah dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari.
10
2.5.2.3 Analisis Sifat Fisikokimia
2.5.2.3.1 Penetapan Massa Jenis
Ekstrak daun kersen, etanol, spiritus
11
2. Daun yang telah kering dimol hingga menjadi serbuk yang
halus.
2.6.1.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kersen
1. Simplisia daun kersen ditimbang 350 gram, lalu dimasukan
dalam toples kaca, ditambahkan 2 Liter etanol.
2. Ditutup menggunakan aluminium foil, kemudian dibiarkan
selama 4 hari.
3. Disaring, dengan menggunakan kapas wajah. Kapas wajah
ditaruh pada saringan lalau disaring.
4. Hasil saringan disaring lagi menggunakan kertas saring. Hasil
penyaringan dibiarkan selama 3 minggu agar etanol hilang.
12
5. Hitung massa jenis ekstrak.
13
3. Ulangi prosedur 1-3 dengan mengganti reagen mayer dengan
reagen Wagner, apabila terbentuk endapan coklat, menunjukan
adanya alkaloid.
14
5. Tambahkan 5 tetes asam asetat anhidrida 96% dan 3 tetes
H2SO4(pk) 98% ke dalam plat tetes tersebut.
6. Amati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuknya warna
merah, orange, kuning menunjukan positif triterpenoid
sedangkan terbentuknya warna hijau menunjukan steroid.
15
2.7.2 Analisis Sifat Fisikokimia
2.7.2.1 Penetapan Massa Jenis
Hasil penetapan massa jenis ekstrak daun semak bunga kersen
dianalisis menggunakan rumus :
16
2.7.3.4 Uji Tanin
Data hasil uji tanin ekstrak daun kersen dianalisis dengan
membandingkan data teoritis uji tanin.
Filtrasi
Etanol Ekstraksi (maserasi 3x 24 jam) Ekstrak kasar Filtrasi
17
BAB III
Pembuatan simplisia
Daun kersen yang semula berwarna
a. Diambil daun kersen, lalu dipot
hijau, berubah menjadi kecoklatan,
ong menjadi bagian-bagian kecil,
setelah dikeringkan tetapi karena
1. dikeringkan tanpa terkena matahari
tidak dikeringkan pada cahaya
b. Daun yang telah kering dimol
matahari langsung, maka daun yang
hingga menjadi serbuk yang
kering tersebut tidak mudah rapuh
halus.
seperti daun kering pada umumnya.
18
d. Hasil saringan disaring lagi Selanjutnya ekstrak didiamkan
menggunakan kertas saring beberapa hari, sehingga ekstrak yang
dibiarkan selama beberapa hari awalnya berupa cairan mulai
agar Etanol hilang. mengental dan melembek serta
berwarna lebih kehitaman.
Siapkan pipet tetes. Ekstrak ditetesi Minyak goreng berwarna kuning dan
menggunakan 5 tetes minyak goreng agak kental.
dan 3 tetes H2SO4 (sebagai katalis), H2SO4 tidak bewarna (bening) dengan
apabila terbentuk senyawa ester (bau bau menyengat.
2.
harum) maka metanol masih ada, Setelah dicampur terbentuk lapisan
tetapi jika tidak ada bau harum maka berwarna coklat kehitaman dan tidak
sudah tidak terdapat Etanol dalam ada aroma wangi, yang menunjukan
ekstrak. tidak ada etanol lagi.
19
3.1.3 Analisis Sifat Fisikokimia
20
(3) Kloroform : Bening, berwarna
hitam
Setengah sudip ekstrak + 20 tetes
kloroform
Tercampur (ekstrak larut) namun
(4) n-heksan 96% : Ada endapan,
berwarna hitam
Setengah sudip ekstrak + 20 tetes n-
heksan. Tidak tercampur (ekstrak tidak
larut) terbentuknay endapan berwarna
hitam
(5) Metanol : Bening, berwarna
hitam
Setengah sudip ekstrak + 20 tetes
metanol. Tercampur (ekstrak larut).
21
Penentuan titik didih
a. Ekstrak daun kersen diambil Ekstak daun kersen berwarna lebih
menggunakan sudip, lalu kehitaman dan sudah mengental.
dimasukan dalam tabung reaksi
0
Termometer dibalut Suhu ruangan : 27 C
menggunakan tisu lalu dipasang
Suhu didih awal : 500C
pada stand kaki tiga, tabung
reaksi yang sudah berisi ekstrak Suhu saat semua ekstrak mulai
mendidih 800C
3. ditaruh di dalam penangas air
b. Termometier yang sudah
dipasang diturunkan hingga
berada pada permukaan cairan
ekstrak.
Lampu spiritus dibakar, lalu
ditaruh dibawah kaki tiga.
c. Suhu awal ekstrak dan suhu akhir
seluruh ekstrak mendidih diukur.
22
3.1.4 Analisis Komponen Fitokimia
23
Uji Flavanoid Ekstak daun kersen yang kental
a. Dimasukan 1 mL ekstrak daun dilarutkan dengan etanol, lalu diambil
kersen ke dalam tabung reaksi. 1 ml ekstrak untuk dipakai.
b. Ditambahkan 0,4 ml HCl 37%, 2
Tambahkan HCl 30% 0,4 mL + 2 cm
cm pita Mg dan 4 mL metanol 70
pita Mg + 4 mL metanol 70% dan
% kedalam tabung reaksi yang
kemudian di kocokl arutan berubah
berisi ekstrak.
berwarna merah. Hal ini menandakan
c. Dikocok, lalu diamati, apabila
terdapat flavanoid dalam ekstrak daun
terdapat warna merah, kuning, atau
2. kersen.
jingga pada lapisan menunjukan
adanya flavanoid
d. Amati perubahan yang terjadi.
24
jumlahnya sedikit.
Uji Tanin
Ekstak daun kersen yang kental
a. Dimasukan 1 ml ekstrak daun
dilarutkan dengan etanol, lalu diambil
kersen dimasukan kedalam tabung
1 ml ekstrak untuk dipakai.
reaksi.
4. b. Tambahkan Fecl3 1 mL
Ekstrak yang telah diencerkan
c. Apabila terdapat endapan
dimasukan ke dalam tabung reaksi + 1
kehijaun maka ekstrak positif
mL Fecl3. Hasilnya larutan menjadi
mengandung tanin
berwarna kehijauan yang kental
25
f. Amati perubahan yang terjadi.
Terbentuknya warna merah,
orange dan kuning menunjukan
positif triterpenoid sedangkan
terbentuknya warna hijau atau
biru menunjukan positif steroid
26
h. Buatlah lingkaran pada kertas KLT
yang ada nodanya dengan pensil
halus.
i. Hitunglah nilai Rf
3.2.1 Ekstraksi
Simplisia
Jumlah Metanol (mL)
Perlakuan daun kersen
(gr) Hari ke-1 Hari ke-2
1. 350 1000 250
Total 350 2250
27
kimia yang diinginkan. Hasil ekstraksi diperoleh filtrat berwarna hijau
kehitaman.
Perlakuan Pengamatan
Ekstrak daun kersen + Minyak Terbentuk lapisan berwarna coklat
goreng + H2SO4. kehitaman.
Tidak adanya aroma wangi.
28
Hasil penetapan massa jenis menunjukan ekstrak daun kersen memiliki
massa jenis sebesar 3,29 gram/mL.
e. Hasil uji kelarutan ekstrak daun kersen dengan menggunakan aquades, aseton
98%, n-heksan 96% , kloroform, dan metanol diperoleh data sebagai berikut :
Tercampur
3. Ekstrak 1⁄ sudip n-heksan 1 secara Larut
2
homogen
Tercampur
4. Ekstrak 1 Tidak
1⁄ sudip Kloroform secara
2 Larut
homogen
5 Tercampur
5. Ekstrak 1⁄ sudip Metanol 1 secara Larut
2
homogen
29
Hasil uji kelarutan menunjukan ekstrak daun kersen larut dalam
pelarut polar dan semi polar. Hal ini dikarenakan senyawa kimia dalam
ekstrak mampu membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa aseton,
aquades, kloroform dan metanol namun dengan tingkat kelarutan yang
berbeda.
Hasil uji titik didih ekstrak daun Kersen diperoleh data sebagai
berikut
30
Hasil
Reagen Ekstrak Pengamatan
Uji
Tabel 3.7 Hasil Uji Kelompok Senyawa Flavonoid Ekstrak Daun Kersen
Hasil
Reagen Ekstrak Pengamatan
Uji
Wilstater Sianidin
1 mL ekstrak daun Larutan menjadi
(HCl 30% 0,4 mL + +
Kersen berwarna merah
2 cm logam Mg )
31
Hasil uji flavonoid menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen tidak
mengandung kelompok senyawa flavonoid. Hal ini diketahui dari
perubahan warna larutan menjadi warna merah.
Tabel 3.8 Hasil Uji Kelompok Senyawa Saponin Ekstrak Daun Kersen
Hasil
Reagen Ekstrak Pengamatan
Uji
Aquades Terbentuk busa
1 mL ekstrak daun
dikocok + HCl dalam jumlah yang +
Kersen
2N sedikit
32
Tabel 3.9 Hasil Uji Kelompok Senyawa Tanin Ekstrak Daun kersen
Hasil
Reagen Ekstrak Pengamatan
Uji
Tercampur secara homogen
1 mL ekstrak daun
Terdapat endapan berwarna +
FeCl3 Kersen
kehijauan
Tabel 3.9 Hasil Uji Kelompok Senyawa Triterpenoid dan Steroid Ekstrak
Daun kersen
33
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Ekstraksi
34
4.3 Analisis Sifat Fisikokimia Ekstrak Daun Kersen
4.3.1 Penetapan Massa Jenis Ekstrak Daun Kersen
Penetapan massa jenis dilakukan dengan cara mengukur berat
ekstrak sebamyak 1 mL menggunakan neraca analitik. Penimbangan ini
dilakukan dengan menggunakan gelas kimia. Sebelumnya gelas kimia
dipanaskan terlebih dahulu di atas kaki tiga dan lampu spiritus, tujuan
dilakukan pemenasan ini adalah, agar senyawa-senyawa kimia maupun
mikroorganisme lain yang terdapat pada gelas kimia dapat hilang
sehingga dapat diketahui berat sebenarnya dari gelas kimia yang
digunakan dan juga berat ekstrak daun kersen.
35
dan aquadest) dan semi polar (aseton) dengan cara membentuk ikatan
hidrogen, dengan reaksi :
1. Kloroform
Uji kelarutan antara kloroform dan ekstrak daun
kersen menggunakan 1 ml ekstrak + 1 ml kloroform, setelah dikocok,
ekstrak dan kloroform tercampur. Ketika ditambahkan kloroform pada
ekstrak daun kersen, senyawa-senyawa kimia pada daun kersen akan
membentuk ikatan hidrogen dengan kloroform.
Salah satu senyawa kimia yang terkandung pada daun kersen
adalah alkaloid. Alkaloid memiliki atom N dimana pada atom N
terdapat 2 elektron bebas. Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen
koordinasi, dimana atom N dari alkaloid akan menyumbangkan salah
satu elekton bebasnya pada H dari kloroform, sehingga terbentuk
ikatan hidrogen, semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka
alkaloid akan semakin larut dalam kloroform.
Reaksi kelarutan kloroform dan alkaloid ekstrak daun kersen
dapat direaksikan sebagai berikut :
ikatan hidrogen
−𝐻 + Cl
H Cl Cl
Penjelasan :
Ketika ditambahkan kloroform, N dari alkaloid akan
menyumbangkan salah satu elektron bebasnya ke atom H pada
kloroform, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak
36
terbentuk ikatan hidrogen maka alkaloid akan semakin larut dalam
kloroform.
2. Metanol
Uji kelarutan antara metanol dan ekstrak daun kersen
menggunakan 1 ml ekstrak + 1 ml metanol, setelah dikocok, ekstrak
dan metanol tercampur. Ketika ditambahkan metanol pada ekstrak
daun kersen, senyawa-senyawa kimia pada daun kersen akan
membentuk ikatan hidrogen dengan metanol.
Salah satu senyawa kimia yang terkandung pada daun kersen
adalah alkaloid. Alkaloid memiliki atom N dimana pada atom N
terdapat 2 elektron bebas. Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen
koordinasi, dimana atom N dari alkaloid akan menyumbangkan salah
satu elekton bebasnya pada H dari metanol, sehingga terbentuk ikatan
hidrogen, semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka
alkaloid akan semakin larut dalam metanol.
Reaksi kelarutan metanol dan alkaloid ekstrak daun kersen
dapat direaksikan sebagai berikut :
ikatan hidrogen
− 𝐻 + 𝐶𝐻3 − 𝑂 − 𝐻
(Alkaloid) (Metanol)
Penjelasan :
Ketika ditambahkan metanol, N dari alkaloid akan
menyumbangkan salah satu elektron bebasnya ke atom H pada
metanol, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak
terbentuk ikatan hidrogen maka alkaloid akan semakin larut dalam
metanol.
37
3. Aseton
Uji kelarutan antara aseton dan ekstrak daun kersen
menggunakan 1 ml ekstrak + 1 ml aseton, setelah dikocok, ekstrak dan
aseton tercampur. Ketika ditambahkan aseton pada ekstrak daun
kersen, senyawa-senyawa kimia pada daun kersen akan membentuk
ikatan hidrogen dengan aseton.
Salah satu senyawa kimia yang terkandung pada daun kersen
adalah alkaloid. Alkaloid memiliki atom N dimana pada atom N
terdapat 2 elektron bebas. Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen
koordinasi, dimana atom N dari alkaloid akan menyumbangkan salah
satu elekton bebasnya pada H dari aseton, sehingga terbentuk ikatan
hidrogen, semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka
alkaloid akan semakin larut dalam aseton.
Selain itu aseton juga memiliki atom O yang mempunyai dua
pasang elektron bebas. Ikatan hidrogen terjadi antara atom O yang
mempunyai 4 elektron bebas dengan atom H dari alkaloid, di mana
salah satu elektron bebas atom O disumbangkan pada atom H untuk
membentuk ikatan hidrogen. Semakin banyak ikatan hidrogen yang
terbentuk maka senyawa iodoform akan semakin larut.
Reaksi kelarutan aseton dan alkaloid ekstrak daun kersen dapat
direaksikan sebagai berikut :
ikatan hidrogen
H O
−𝐻 + 𝐻 − 𝐶 − 𝐶 − 𝐶𝐻3
ikatan hidrogen H
(Alkaloid) (aseton)
Penjelasan :
Ketika ditambahkan aseton, N dari alkaloid akan menyumbangkan
salah satu elektron bebasnya ke atom H pada aseton, sehingga
38
terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak terbentuk ikatan hidrogen
maka alkaloid akan semakin larut dalam aseton.
4. Aquadest
ikatan hidrogen
𝑁̈ − 𝐻 + 𝐻 − 𝑂̈ − 𝐻
Penjelasan :
Ketika ditambahkan aquadest, N dari alkaloid akan
menyumbangkan salah satu elektron bebasnya ke atom H pada
aquadest, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak
terbentuk ikatan hidrogen maka alkaloid akan semakin larut dalam
aquadest.
39
4.3.3 Penentuan Titik Didih Ekstrak Daun Kersen
Hasil penentuan titik didih ekstrak daun kersen adalah 800C. Titik
didih ekstrak menunjukan adanya gaya tarik menarik antara ion molekul
dalam ekstrak daun kersen.
−𝐻
−𝐻
−𝐻 𝐻
−𝐻 𝐻−
Penjelasan :
Alkaloid memiliki atom N dimana pada atom N terdapat 2
elektron bebas. Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen koordinasi,
dimana atom N dari alkaloid akan menyumbangkan salah satu
elekton bebasnya pada H dari alkaloid lain, sehingga terbentuk
ikatan hidrogen.
40
Semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka titik
didih senyawa akan semakin tinggi, sehingga membutuhkan energi
(suhu) yang tinggi pula untuk memutuskan ikatan hidrogen tersebut.
𝑇𝑎ℎ𝑎𝑝 1
𝐾+ 𝐾+ 𝐼 𝐼
I I 𝐼 𝐼
41
Tahap 2 :
𝐼 𝐼 𝐼 𝐼
I I 𝐼 𝐼
Tahap 3 :
𝐼 𝐼
−𝐻 + 2𝐾 + 𝐻𝑔+2 + 2𝐾 + − 𝐶𝑙 −
Alkaloid 𝐼 𝐼
−𝐻 + 𝐻𝑔+2 + 2 𝐶𝑙 − + 4𝐾 + + 4𝐼 −
− 𝐻+ + 𝐶𝑙 − − 𝐻𝑔+2 − 𝐶𝑙 − + 4𝐾𝐼
Hg
+ + 2𝐻𝐶𝑙 + 4𝐾𝐼
merkuri-dialkaloida
Penjelasan :
42
akan putus ke atom Cl yang lebih elektronegatif, sehingga Hg
menjadi Hg+2 dan Cl menjadi Cl-. Selanjutnya 2 atom K+ akan
bereaksi dengan 2 atom Cl- membentuk kalium klorida
(2KCl), sedangkan 2 atom K+ lain bersama 4 atom I- akan
bereaksi dengan Hg+2. Awalnya 2 atom I- akan berikatan dengan
Hg dan 2 atom I- lainnya hanya berikatan sementara, namun
karena Hg sangat parsial positif maka elektron ikatan dengan 2 atom I
yang terikat akan cenderung ke Hg sehingga Hg menjadi
lebih negatif, dan atom 2 atom I yang berikatan mudah lepas
lalu digantikan oleh 2 atom K+ sehingga menjadi Kalium
tetraiodomerkurat (II), sedangkan 4 atom I- akan berikatan
sementara dengan Hg.
Pada tahap kedua, pada kalium tetraiodomerkurat (II), karena
Hg sangat parsial positif maka akan menarik eletron ikatan dari atom
K, sehingga 2 atom K lepas menjadi 2K+ dan Hg menjadi Hg-2 yang
berikatan sementara dengan 4 atom I- (ion tetrahidromerkurat (II)).
Pada tahap ini kalium tetraiodomerkurat (II), mengalami
reaksi kesetimbangan dan terurai menjadi ion kalium (K+) dan
ion tetrahidromerkurat (II) (HgI42-) dengan hasil lain kalium klorida
(2KCl).
Pada tahap ketiga, 2K+ dan HgI42- serta 2KCl direaksikan
dengan 2 sennyawa alkaloid. Pada HgI42-, 4 atom I yang berikatan
sementara dengan Hg akan lepas dengan membawa elektron, sehingga
Hg kembali menjadi Hg2+ dan atom I lepas menjadi 4 atom I-.
Sedangkan pada kalium klorida (2KCl), elektron ikatan antara atom K
dan Cl akan putus ke atom Cl yang lebih elektronegatif, sehingga ada 2
atom Cl- dan 2 atom K+. Ion Hg2+ akan berikatan dengan 2 Cl-
membentuk HgCl2, sedangkan 4K+ akan berikatan dengan 4I-,
membentuk 4KI. Pada senyawa alkaloid, elektron ikatan antara atom N
dan H akan putus ke atom N yang lebih elektronegatif sehingga N
menjadi N- dan H lepas sebagai H+, sedangkan pada HgCl2 elektron
43
ikatan antara 2 atom Cl dan Hg, akan putus ke atom Cl yang lebih
elektronegatif, sehingga Hg menjadi Hg+2 dan ada 2 atom Cl-. Atom
Hg+2 akan berikatan dengan N- dari 2 senyawa alkaloid membentuk
merkuri dialkaloida, sedangkan 2 atom Cl- akan berikatan dengan H+
dari 2 senyawa alkaloid membentuk 2HCl dengan hasil lain 4KI.
Kompleks merkuri-alkaloida membentuk endapan berwarna
putih dan berwujud padat, hal ini dikarena adanya atom Hg yang
berwarna perak keabu-abuan dan memiliki Ar yang besar sehingga
mudah mengendap. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen
mengandung kelompok senyawa alkaloid.
Tahap 1
𝐾 + − 𝐼− + 𝐼 − 𝐼 𝐾 + + 3𝐼
Tahap 2
− 𝐻+ + 𝐾+ + 3𝐼
Alkaloid 𝐼− + 𝐼+ − 𝐼−
44
− 𝐼 + 𝐾𝐼 + 𝐻𝐼
Kompleks iodium-alkaloida
Penjelasan :
45
mereduksi inti benzopiron yang terdapat pada struktur flavanoid sehingga
terbentuk perubahan warna menjadi merah atau jingga. Proses pengujian
adanya flavonoid dengan warna merah, kuning atau jingga pada larutan
dapat ditulis sebagai berikut
alkaloid metanol
𝑁̈ − 𝐶𝐻3 + 𝑀𝑔𝐶𝑙2 + 𝐻2 𝑂 + 𝐻2
Penjelasan :
dikocok
Ekstrak daun semak bunga putih + Air panas Terbentuk busa
46
Penjelasan :
Penjelasan :
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
48
DAFTAR PUSTAKA
2. https://www.academia.edu/23636182/LAPORAN_IDENTIFIKASI_MUNTING
IA CALABURA
3. https://apriyelsauala.wordpress.com/2013/03/22/morfologi-tumbuhan-Kersen
4. http://www.biodiversitywarriors.org/tumbuhan-dengan-penyembuhan-
diabetes,tumor,kanker luka cepat-dibandingkan-betadine-famili-asteraceae-
chromolaena-odorata.html
5. http://www.aktualita.co/sejarah-daun-kopasanda-dan-manfaatnya-untuk-luka-
hingga-diabetes/10835/
49