Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TOPIK KHUSUS

IDENTIFIKASI JENIS DAN PEMANFAATAN BAMBU


DI DESA TALANG LAKAT SPTN WILAYAH II BELILAS
TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH

Oleh :

FATWA KHAIRUNNISA
NIM. 1806111067

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

RENGAT BARAT

2021
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang
telah melimpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Topik khusus dengan judul “Identifikasi Jenis dan Pemanfaatan Bambu di
Desa Talang Lakat”. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah memberikan petunjuk, motivasi dan bimbingan hingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan yang tanpa
sengaja baik dari penulisan ataupun dari faktor lainnya. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna menjadikan laporan ini dan selanjutnya dapat
bermanfaat bagi penulis terkhusus untuk pembaca.

Rengat Barat, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.........................................................................................1
I.2 Tujuan Kegiatan......................................................................................2
I.3 Manfaat Kegiatan....................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Bambu...................................................................................3
2.2 Penyebaran Tanaman Bambu..................................................................3
2.3 Deskripsi Beberapa Jenis Bambu............................................................4
2.4 Manfaat Bambu dan Peranan Bambu Dalam Kehidupan Sehari-hari.....6
2.5 Ekologi Tempat Tumbuh Bambu............................................................7
III. METODOLOGI KEGIATAN
III.1Waktu dan Lokasi Kegiatan....................................................................8
III.2Alat dan Bahan Kegiatan.........................................................................8
III.3Prosedur Kegiatan....................................................................................8
III.3.1 Metode pengumpulan data...........................................................8
III.3.2 Analisis data.................................................................................8
III.3.3 Tabel data jenis-jenis bambu dan pemanfaatanya.......................8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1...............................Hasil Identifikasi Jenis Bambu di Desa Talang Lakat
9
4.1.1 Tabel 1. Jenis Tanaman Bambu di Desa Talang Lakat...............9
IV.2......................................Pemanfaatan Jenis Bambu di Desa Talang Lakat
14
V. PENUTUP
iii
5.1 Kesimpulan............................................................................................16
5.2 Saran......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
LAMPIRAN..........................................................................................................19

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Jenis Tanaman Bambu di Desa Talang Lakat..............................................9

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Bambu Mayan (Gigantochloa Robusta Kurz) .............................................10
2. Bambu Gading (Kuning) (Bambusa Vulgaris).............................................11
3. Bambu Ketangkal / Andong (Gigantochloa verticillata (Willd) Munro)....11
4. Bambu Betung/ Tebal (Dendrocalamus asper)...........................................12
5. Bambu Lemang / Talang (Schizostachyum brachycladum).........................13
6. Peta Lokasi...................................................................................................13
7. Rebung.........................................................................................................14

vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia. Manfaat-manfaat tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
manfaat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Manfaat nyata adalah
manfaat hutan yang berbentuk material atau dapat diraba yang berupa kayu, rotan,
getah, dan lain-lain. Sedangkan manfaat tidak nyata adalah manfaat yang
diperoleh dari hutan yang tidak dapat dinilai oleh sistem pasar secara langsung
atau berbentuk inmaterial/tidak dapat diraba, seperti keindahan alam, iklim mikro,
hidrologis, dan lain-lain (Karisma, 2010). Untuk itu hutan harus diurus dan
dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi
kesejahteraan masyarakat Indonesia, baik generasi sekarang maupun yang akan
datang (Kendek dkk, 2013).
Bambu merupakan hasil hutan nonkayu yang populasinya sangat banyak di
daerah tropis dan sub tropis di Asia. Bambu tumbuh subur di daerah yang
memiliki hujan lebat. Bambu di Indonesia dapat ditemukan mulai dari dataran
rendah hingga sampai ke dataran tinggi atau pegunungan. Umumnya bambu dapat
ditemukan di tempat-tempat terbuka namun terdapat juga yang ditemukan dalam
keadaan cukup tertutup. Bambu hidup tumbuh umumnya dalam kondisi
merumpun, mempunyai ruasruas dan buku-buku. Di pedesaan sering kali
dijumpai bambu tumbuh di pekarangan, tepi sungai, tepi jurang, atau pada batas-
batas pemilikan lahan-lahan masyarakat. Bambu menjadi tanaman yang sangat
berguna bagi masyarakat karena memiliki banyak manfaat mulai dari rebung
hingga batangnya (Yani, 2014).
Bambu termasuk jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu
tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk bulu berongga.
Tanaman bambu memiliki cabang-cabang (ranting) dan daun buluh yang
menonjol (Maharaja, 2013). Bambu dapat berkembang biak di daerah tropis dan
sub tropis dengan preferensi iklim yang disukai adalah wilayah yang memiliki
hujan lebat. Tanaman bambu di Indonesia ditemukan mulai dari dataran rendah
sampai pegunungan. Pada umumnya ditemukan di tempat-tempat terbuka dan
daerahnya bebas dari genangan air (Rahmawati, 2009).
1
Indonesia diperkirakan memiliki 157 jenis bambu dan dimana merupakan
lebih dari 10% jenis bambu di dunia. Untuk jenis bambu yang ada di dunia
diperkirakan mencapai 1250-1350 jenis bambu. Jenis bambu yang tumbuh di
Indonesia, 50% diantaranya adalah bambu endemik dan lebih 50% merupakan
jenis-jenis bambu yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat dan berpotensi untuk
dikembangkan. Bambu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat desa maupun kota
secara intensif, namun tumbuhan ini belum menjadi tumbuhan yang
meningkatkan nilai devisa negara (Widjaja dan Karsono, 2005).
Belum ada sebelumnya kegiatan identifikasi jenis-jenis dan pemanfaatan
bambu di Desa Talang Lakat
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui jenis-jenis bambu di Desa Talang Lakat.
2. Mengetahui pemanfaatan jenis bambu oleh masyarakat di Desa Talang
Lakat.
1.3 Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi berupa jenis-jenis
bambu, dengan berpedoman pada buku Kegunaan Bambu (SNI 8020:2014).

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Klasifikasi Bambu


Bambu merupakan tanaman yang termasuk famili Poaceae maupun
Graminae yang merupakan famili dari rumput. Bambu merupakan salah satu hasil
hutan nonkayu yang banyak tumbuh di kebun maupun perkarangan masyarakat
pedesaan. Bambu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik di pedesaan maupun
perkotaan. Tanaman bambu umumnya tumbuh dengan membentuk rumpun, akan
tetapi bambu dapat juga hidup secara soliter. Pada jenis-jenis tertentu, bambu
memiliki percabangan yang sangat banyak dan membentuk perdu. Ada juga
bambu yang memiliki kemampuan memanjat. Bambu yang tergolong besar dan
tegak berasal dari spesies Bambusa sp., Dendrocalamus spp. dan Gigantochloa
spp. Bambu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk dimanfaatkan
maupun menjadi kebutuhan sehari-hari seperti bahan bangunan, alat pertanian,
jembatan, sayuran dan kerajinan (Murtodo dan Setyati, 2015).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Super Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Keas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae, Graminae
Genus : Bambusa, Gigantochloa, Schizostachyum, Dendrocalamus
Spesies : Bambusa sp., Gigantochloa sp., Schizostachyum sp.,
Dendrocalamus sp.
II.2 Penyebaran Tanaman Bambu
Secara geografis, bambu ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia,
baik yang tumbuh liar pada hutan alam, maupun yang sengaja ditanam untuk
dibudidayakan oleh masyarakat. Di Jawa jenis bambu tersebar dari barat sampai
timur, terutama di Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Sukabumi, Sunda,
Banten, Semarang, Yogyakarta, Jember, Kebun Raya Purwodadi, Taman Nasional
Gunung Halimun, Taman Nasional Alas Purwo. Beberapa jenis merupakan
3
bambu yang diintroduksi dari pulau-pulau lain seperti Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Madura, Maluku, dan Papua. Sejauh ini diperkirakan di wilayah
Indonesia diperkirakan terdapat 157 jenis bambu. Jumlah jenis bambu tersebut
kira-kira 10% dari jenis bambu di dunia. Jenis bambu di dunia diperkirakan terdiri
dari 1.250-1.350 jenis. Bambu mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat. Jenis
tertentu dari bambu bahkan dapat tumbuh 5 cm per jam atau 120 cm per hari.
Berbeda dengan kayu yang baru siap di tebang dengan kualitas baik setelah umur
40 sampai 50 tahun, sedangkan bambu dengan kualitas baik dapat diperoleh
dalam umur 3 sampai 5 tahun. Beberapa aspek positif dari bambu adalah ringan,
kuat, ulet, rata, keras, mudah dikerjakan flexilibilitas yang baik, dan berbentuk
dinding tipis yang dibagi menjadi ruas-ruas yang memberikan kekuatan besar
sehingga baik untuk di jadikan bahan konstruksi (Hakiki, 2016).
II.3 Deskripsi Beberapa Jenis Bambu
1. Bambu Betung (Dendrocalamus asper)
Bambu betung memiliki permukaan berwarna hijau dengan buluh
di bagian pangkal sering mempunyai akar pendek yang bergerombol
(Sutardi et al., 2015). Bambu betung dicirikan buluhnya tingginya
mencapai 30 m dengan ujung melengkung, diameter 8-15 cm, ruas
panjangnya 30-40 cm, dinding tebalnya mencapai 1 cm. Buluh muda
bagian bawah tertutup bulu coklat lebat dan berbeludru. Pelepah buluh
muda luruh dengan kuping pelepah buluh bercuping, tinggi mencapai 15
mm. Jenis ini tumbuh baik di daerah tropika yang lembab dan basah, tetapi
bambu ini juga tumbuh di daerah yang kering di dataran rendah maupun
dataran tinggi (Widjaja, 2001).
2. Bambu Cina (Bambusa multiplex)
Bambu cina memiliki buluh yang kecil, padat dan berujung
melengkung ke bawah. Buluh tingginya mencapai 6 m, tegak dengan
ujung melengkung ke bawah, diameter mencapai 1,5 m, ruas panjangnya
20-35 cm, agak berlilin putih, gundul dan hijau mengkilap. Percababangan
tumbuh dari permukaan tanah, cabang hampir sama besar tetapi sering satu
cabang lebih besar daripada cabang lainnya. Tumbuh di daerah kering
maupun lembap, walaupun berasal dari daerah subtropis (Widjaja, 2001).

4
3. Bambu Tali (Gigantochloa apus)
Bambu tali termasuk jenis bambu dengan rumpun simpodial, rapat
dan tegak. Bambu tali memiliki batang hijau cerah dan dilapisi lilin
mengkilap, pelepah melekat dan tidak mudah lepas, bentuk batang teratur
dengan buku-buku. Batang mudah tertutup bulu warna coklat. Daun
tunggal berseling, berpelepah, dan memiliki akar serabut (Muhtar et al.,
2017).
4. Bambu Balku (Bambusa balcooa)
Bambu Balku memiliki ciri-ciri batang yang licin, beruas-ruas,
bercabang dan memiliki warna batang hijau kehitaman dan garis-garis
kuning. Bentuk daun bambu balku meruncing dan rebungnya berwarna
hijau kehitaman, serta bersilia (Muhtar et al., 2017).
5. Bambu Ampel (Bambusa vulgaris)
Bambu ampel memiliki ciri-ciri buluh yang tegak, hijau mengkilap
dengan percabangan horizontal di permukaan tanah. Buluh tingginya dapat
mencapai 30 m, diameter 5-10 cm, ruas panjangnya 20-40 cm. Pelepah
buluh hijau, mudah luruh, tinggi mencapai 2 cm, dengan bulu kejur
panjangnya 3-8 cm. Bambu ampel tumbuh di daerah tropis kering atau
lembap, dan di daerah subtropis (Widjaja, 2001).
6. Bambu Duri (Bambusa bluemana)
Bambu duri (Bambusa blumeana) memiliki duri pada batang dan
rantingnya. Batangnya berwarna hijau. Cabang tunggal muncul pada
bagian tengah batang ke atas, dan memiliki 1-3 cabang yang berkumpul.
Daun berbentuk runcing kecil, dan bersilia. Umumnya tumbuh di daerah
tropis, di sepanjang tepi sungai. Batangnya sering dimanfaatkan untuk
konstruksi, peralatan dapur dan kerajinan tangan (Muhtar et al., 2017).

7. Bambu Kuning (Bambusa vulgaris_vitata)


Bambu kuning (Bambusa vulgaris_vitata) memiliki ciri batang
yang beruas-ruas, tinggi, dan batangnya berwarna kuning dan memili garis
hijau mengkilap. Bambu jenis ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman

5
hias. Daunnya berwarna hijau dan panjang meruncing (Muhtar et al.,
2017).
II.4 Manfaat Bambu Dan Peranan Bambu Dalam Kehidupan Manusia
Bambu memiliki peranan yang penting bagi manusia. Sejak dulu hingga
sekarang manusia banyak memanfaatkan bambu dan sulit untuk dipisahkan.
Yuuwono (2016) menyatakan manfaat bambu dan peranannya pada manusia
antara lain:
1. Sebagai Sumber Makanan
Tunas muda dari Bambu bisa diambil sebagai bahan makanan,
daunnya dapat sebagai pembungkus makanan, batangnya dapat juga
dipakai sebagai wadah untuk menanak nasi, sebagai wadah nira/tuak.
Selain sebagai sumber makanan manusia, bambu juga menjadi sumber
makanan beberapa jenis hewan seperti Panda Cina, Lemur Madagaskar,
Gorila Afrika, Simpanse, Gajah, dll.
2. Sebagai Bahan Baku Alat-Alat Rumah Tangga
Bambu sejak dulu telah banyak dimanfaatkan untuk membuat
alat-alat rumah tangga, karena selain banyak tersedia melimpah juga
mudah untuk dibuat, praktis dan efisien. Contohnya seperti keranjang
besar maupun kecil, cikrak, kursi, almari, tangga, bakul tempat nasi,
keranjang buah, tali tambang, ornamen ataupun hiasan rumah dan
sebagainya yang semua barang tersebut dapat dibuat dari bahan baku
bambu.
3. Sebagai Bahan Bangunan Dalam Pembangunan Rumah
Rumah tradisional di Indonesia mayoritas tidak terlepas dari
unsur bambu dalam penggunaan material bangunannya, baik bambu
sebagai bahan pagar pekarangan, dinding rumah, atap, plafond, bahkan
sebagai rangka utama struktur bangunan. Dimana hal ini didasarkan pada
ketersediaan bahan yang melimpah, murah, praktis dan juga efisien, dan
hal ini selama berabad-abad yang lalu sudah teruji kemampuan serta
kualitasnya. Namun dewasa ini mulai ketinggalan persaingan dengan
material-material bangunan yang lain seperti kayu, baja dan baja ringan.

6
4. Fungsi-Fungsi Lain
Fungsi-fungsi lain bambu dalam kehidupan manusia antara lain
sebagai senjata untuk melawan penjajah, bambu runcing, dan juga sebagai
alat transportasi/rakit.
II.5 Ekologi Tempat Tumbuh Bambu
Pertumbuhan setiap tanaman sangat dipengaruhi kondisi lingkungan. Faktor
lingkungan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan bambu adalah iklim dan
jenis tanah.
1. Iklim
Di Indonesia, tanaman bambu tumbuh dengan baik dan penyebarannya
sangat luas. Tanaman bambu bisa dijumpai pada dataran rendah sampai
dengan dataran tinggi dengan ketinggian antara 0 - 2.000 m dpl. Tanaman
bambu menyukai tempat terbuka dan terkena sinar matahari langsung.
Tanaman bambu tumbuh di berbagai tipe iklim, mulai dari tipe curah hujan
A, B, C, D sampai E (Schmidt Fergusson) atau dari iklim basah sampai
kering. Semakin basah tipe iklimnya makin banyak jenis bambu yang dapat
tumbuh dengan baik, karena untuk pertumbuhannya bambu membutuhkan
banyak air. Curah hujan yang dibutuhkan untuk tanaman bambu minimum
1.020 mm per tahun. Kelembaban udara yang dikehendaki minimum 80%.
Lingkungan yang sesuai untuk tanaman bambu memiliki suhu berkisar antara
8,8 - 36°C.
2. Tanah
Bambu dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah, mulai dari tanah berat
sampai tanah ringan, tanah kering sampai tanah becek dan dari tanah subur
sampai tanah tandus. Beberapa jenis tanah yang terdapat di pusat bambu di
Indonesia adalah jenis tanah campuran antara latosol coklat dengan regosol
kelabu serta andosol coklat kekuningan. Perbedaan jenis tanah sangat
berpengaruh terhadap kemunculan rebung bambu. Tanaman bambu tumbuh
dengan baik pada tanah yang memiliki pH 5,0 - 6,5. Pada tanah yang subur
tanaman bambu akan tumbuh baik karena kebutuhan makanan bagi tanaman
tersebut terpenuhi.

7
III. METODOLOGI KEGIATAN

III.1 Waktu dan Lokasi Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 – 20 September 2021 di Desa
Talang Lakat.
III.2 Alat dan Bahan Kegiatan
Objek Kegiatan ini adalah rumpun bambu yang didapatkan dari sumber
masyarakat, Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah alat tulis untuk
mencatat data di lapangan, kamera untuk dokumentasi. Bahan yang digunakan
pada kegiatan ini meliputi tumbuhan bambu, jurnal penelitian bambu, buku
pedoman bambu (ebook), kuisioner, serta hasil penelitian terdahulu.
III.3 Prosedur Kegiatan
III.3.1 Metode Pengumpulan Data
Data Kegiatan ini diperoleh menggunakan metode observasi dan wawancara,
dalam pengumpulan data ini didapatkan dari penelitian-penelitian sebelumnya
sebagai referensi jenis-jenis bambu dan penelitian-penelitian sebelumnya yang
dijadikan acuan.
III.3.2 Analisis Data
Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi jenis tumbuhan bambu
yang dijumpai di lokasi kegiatan, dicatat dan diuraikan ciri morfologi serta
klasifikasi dengan berpedoman pada buku identifikasi jenis tumbuhan bambu.
Wawancara dilakukan dengan teknik wawancara terbuka terhadap masyarakat di
lokasi kegiatan. Informasi yang dihimpun meliputi; nama jenis (daerah/lokal),
bagian dari bambu yang dimanfaatkan, bentuk bambu, cara pemanfaatan dan
tujuan pemanfaatan.

8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Identifikasi Jenis Tanaman Bambu di Desa Talang Lakat.


IV.1.1 Tabel 1. Jenis Tanaman Bambu di Desa Talang Lakat.
No Nama Ilmiah Nama Lokal Ciri-Ciri Pemanfaatan
1. Gigantochloa Mayan Batangnya Rakit , tangga
Robusta Kurz lurus dan
tinggi
2. Bambusa Vulgaris Gading (Kuning) Batang Rebung
beruas-ruas,
tinggi, dan
batang
berwarna
kuning
3. Schizostachyum Lemang / Talang Rumpun Rakit
brachycladum bambu
tumbuh rapat,
tinggi
4. Dendrocalamus Betung/ Tebal Ukuran Pagar tanaman,
asper lingkar batang rebung
yang besar
dengan
rumpun yang
agak sedikit
rapat
5. (Gigantochloa Ketangkal / Rumpun Bahan bangunan
verticillata (Willd) Andong bambu tidak rumah
Munro) terlalu rapat

Dari tabel 1. diatas di dapatkan hasil identifikasi bambu di Desa Talang Lakat
terdapat 5 jenis bambu yaitu :

9
1. Bambu Mayan ( Gigantochloa Robusta Kurz ) termasuk salah satu dari
sekitar 145 jenis bambu asli Indonesia. Nama lain dari bambu mayan
adalah awi mayan (Sunda) atau pring serit (Jawa). Batang atau buluh
bambu mayan lurus dan tingginya bisa mencapai 20 meter, dengan
ukuran diameter mencapai 7-9 cm, serta tebal dinding sampai 1,8 cm.
Bambu mayan cocok tumbuh pada kondisi lembab dan kering. Sekitar
80% bambu di Indonesia, termasuk mayan dimanfaatkan untuk
konstruksi bangunan dan mebel. Penggunaannya bisa dalam bentuk
solid (bambu bulat atau utuh) atau berbentuk bambu komposit. Bambu
dapat tumbuh pada jenis tanah asosiasi latosol merah, latosol merah
kecoklatan, dan laterit. Gigantochloa robusta dapat ditemukan tumbuh di
tropis perhumid dari permukaan laut sampai 1500 mdpl. Suhu udara
yang cocok untuk pertumbuhan bambu berkisar 8,8oC–36 oC, curah
hujan minimal 1.020 mm/tahun, dan kelembaban relatif minimal 80%
(Natalia, 2009).

Gambar 1.Bambu Mayan

2. Bambu Gading ( Bambusa Vulgaris ) adalah salah satu jenis bambu


peliharaan / budidaya. Bambu jenis ini memiliki ciri batang yang beruas-
ruas, tinggi, dan batangnya berwarna kuning. Biasanya, bambu jenis ini
hidup di lingkungan tropis. Di kawasan Asia Tenggara, bambu jenis ini
banyak dibudidayakan.

10
Gambar 2. Bambu Gading

3. Bambu Ketangkal / Bambu Andong (Gigantochloa verticillata (Willd)


Munro) atau (Gigantochloa pseudo arundinacea (Steud) Widjaya),
dikenal dengan sebutan awi gombong, awi surat atau pring surat. Batang
bambu andong berwarna hijau kekuningan dengan garis kuning yang
sejajar dengan batangnya. Bambu ini membentuk rumpun tidak terlalu
rapat, diameter batangnya sekitar 5 - 13 cm, panjang ruas rata-rata 40 -
60 cm dan ketebalan dinding batangnya 20 mm. Tanaman ini tingginya
sekitar 7 - 30 m. Pelepah batang yang muda berwarna hijau pada bagian
atas, bagian dalamnya licin mengilap dan kaku seperti kertas. Pelepah
batang yang kering warnanya abu-abu dan mudah gugur. Pelepah ini
tertutup oleh bulu-bulu halus berwarna coklat tua. Batang bambu
andong digunakan untuk bahan bangunan, chopstick dan untuk membuat
berbagai kerajinan tangan.

Gambar 3. Bambu Ketangkal / Bambu Andong

4. Bambu Betung / Bambu Tebal ( Dendrocalamus asper ) adalah salah


satu jenis bambu yang memiliki ukuran lingkar batang yang besar dan
termasuk ke dalam suku rumput-rumputan. Jenis bambu ini mempunyai

11
rumpun yang agak sedikit rapat. Warna batang hijau kekuning-
kuningan. Ukurannya lebih besar dan lebih tinggi dari jenis bambu yang
lain. Tinggi batang mencapai 20 m dengan diameter batang sampai 20
cm. Ruas bambu betung cukup panjang dan tebal, panjangnya antara 40
- 60 cm dan ketebalan dindingnya 1 - 1,5 cm. Jenis bambu ini dapat
ditemui di dataran rendah sampai ketinggian 2.000 m dpl. Bambu ini
akan tumbuh baik bila tanahnya cukup subur, terutama di daerah yang
beriklim tidak terlalu kering. Bambu betung sifatnya keras dan baik
untuk bahan bangunan karena seratnya besar-besar serta ruasnya
panjang. Dapat dimanfaatkan untuk saluran air, penampung air aren
yang disadap, dinding rumah yang dianyam (gedek atau bilik) dan
berbagai jenis barang kerajinan. Rebung bambu betung terkenal paling
enak untuk disayur diantara jenis-jenis bambu lainnya.

Gambar 4. Bambu Betung / Bambu Tebal

5. Bambu Lemang / Talang ( Schizostachyum brachycladum ) sering juga


disebut awi buluh, pereng bulu, buluh nehe, ute wanat atau bulo talang.
Rumpun bambu talang tumbuh rapat. Tinggi batangnya mencapai 15 m
dan panjang ruasnya 32 - 50 cm dengan diameter 8 - 10 cm. Warna
batang hijau kekuningan, pelepah batang biasanya ditutupi bulu-bulu
halus berwarna coklat. Pelepah ini jarang terlepas dari batangnya meski
sudah kering. Pada bagian tengah batang dan buku-buku di atasnya
tumbuh cabang-cabang. Tanaman ini tumbuh baik di dataran rendah
sampai 1.000 m dpl dan menyebar di semua wilayah Indonesia. Batang

12
bambu talang banyak digunakan untuk bahan atap, dinding dan lantai
rumah adat Toraja, selain itu bambu talang juga digunakan untuk rakit,
tempat air dan bahan kerajinan tangan seperti ukiran dan anjaman.
Konon di Minahasa serat-seratnya dapat dijadikan bahan baku kerajinan
tenun bambu untuk membuat kain dan karung.

Gambar 5. Bambu Lemang/ Talang

Dari hasil lapangan bambu yang paling banyak ditemukan di Desa Talang
Lakat berada di salah satu rumah warga yaitu Pak Senang sekitar 5000 rumpun
dengan titik koordinat S 00° 45 828’, E 102° 32 434’.

Gambar 6. Peta Lokasi

13
4.2. Pemanfaatan Jenis Bambu di Desa Talang Lakat
Desa Talang Lakat, merupakan desa yang unik karna hampir disetiap pinggir
jalan desa ditemukan jenis bambu seperti bambu tebal, lemang, mayan. Di desa
tersebut bambu dimanfaatkan sebagai tanaman untuk penyangga bangunan rumah,
sebagai pagar, untuk pembuattan produk makanan lemang dan tangga untuk
memanen nira tidak hanya itu, bambu dulunya juga digunakan untu sebagai alat
transportasi sungai dalam bentuk rakit. Masyarakat Desa Talang Lakat masih
sebatas memanfaatkan bambu untuk kebutuhan rumah tangga dan belum memiliki
nilai ekonomi. Masyarakat mengolah rebung bambu untuk kebutuhan konsumsi
rumah tangga, rebung bambula yang mereka manfaatkan untuk menambah nafsu
makan, Jenis rebung bambu yang diolah adalah rebung bambu tebal dan rebung
bambu lemang.
Rebung bambu merupakan tunas bambu muda yang muncul dari dalam tanah
yang tumbuh dari rimpang/rhizoma bambu, umumnya rebung masih diselubungi
oleh pelepah daun yang ditutupi bulu-bulu halus berwarna kehitaman. Rebung ada
yang berbentuk ramping sampai agak membulat mencapai tinggi hingga 30 cm.
Rebung bambu dapat dimanfaatkan sebagai bahan sayuran segar yang dikemas
dan diawetkan sebagai sayuran kaleng.

Gambar 7. Rebung

14
Rata-rata masyarakat Desa Talang Lakat memiliki lahan bambu sendiri, dari
hasil 3 responden memiliki rumpun bambu mulai dari 5000 rumpun yang dimiliki
dilahan bapak senang, sedangkan pak mangku 4 rumpun dan pak sijus memiliki 6
rumpun, namun masyarakat belum memanfaatkan bambu tersebut untuk dijadikan
sumber penghasilan.

15
V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan identifikasi jenis dan pemanfaatan bambu di Desa
Talang Lakat dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jenis bambu yang ditemui di Desa Talang Lakat yaitu Bambu Mayan
( Gigantochloa Robusta Kurz ), Bambu Gading ( Bambusa Vulgaris ),
Bambu Ketangkal / Bambu Andong (Gigantochloa verticillata (Willd)
Munro), Bambu Betung / Bambu Tebal ( Dendrocalamus asper ), Bambu
Lemang / Talang ( Schizostachyum brachycladum ).
2. Pemanfaatan bambu di Desa Talang Lakat masih sebatas untuk kebutuhan
rumah tangga dan kebutuhan sehari-hari mereka seperti pemanfaatan
rebungnya. Dan ada bagian bambu yang digunakan untuk dibuat menjadi
bahan bangunan dll.
V.2 Saran
Sebaiknya pemanfaatan dari bambu ini perlu dilakukan pengembangan lebih
lanjut seperti pembuatan kerajinan, agar bambu dapat bernilai ekonomi di Desa
Talang Lakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2014. SNI 8020:2014 Kegunaan Bambu.


Badan Standar Nasional, Jakarta.
Hakiki BORD. 2016. Identifikasi dan Inventarisasi Bambu di Blok Pendidikan
dan Penelitian Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Skripsi. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Karisma B.M. 2010. Studi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Oleh Masyarakat
Desa Sekitar Hutan Dan Tata Kelolanya (Kasus Di Desa Malasari Kecamatan
Nanggung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Bogor :
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Kendek C.N., Tasirin J.S., Kainde R.P., Kalangi J.I. 2013. Pemanfaatan Hasil
Hutan Bukan Kayu Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Desa Minanga III
Kabupaten Minahasa Tenggara. COCOS Vol. 3 No. 5, 2013.
Maharaja H. 2013. Pemanfaatan Bambu Di Desa Tiga Panah Kabupaten Karo.
Skripsi. Medan : Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara.
Muhtar FD, Sinyo Y, Ahmad, H. 2017. Pemanfaatan Tumbuhan Bambu Oleh
Masyarakat Di Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. Jurnal
Saintifik, 1(1): 37-44.
Murtodo A, Setyati D. 2015. Inventarisasi Bambu di Kelurahan Antirogo
Kecamatan Subersari Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu Dasar, 15(2): 115-121.
Natalia, M.N. 2009. Deskripsi Budidaya dan Pemanfaatan Bambu di Kelurahan
Balumbang Jaya (Kecamatan Bogor Barat) dan Desa Rumpin (Kecamatan
Rumpin) Kabupaten Bogor Jawa Barat. [Skripsi] Departemen Silvikultur
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Rahmawati R. 2009. Peningkatan Nilai Estetika Anyaman Bambu Melalui
Finishing Teknik Batik. Skripsi. Bogor : Departemen Hasil Hutan Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Sutardi SR, Nadjib N, Muslich M, Jasni, Sulastiningsih IM, Komaryati S,
Suprapti S, Abdurahman, Basri E. 2015. Seri Paket Iptek Informasi Sifat
Dasar Dan Kemungkinan Penggunaan 10 Jenis Bambu. Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.
17
Widjaja EA, Karsono. 2005. Keanekaragaman Bambu Di Pulau Sumba. Jurnal
Biodiversitas, 6(2): 95-99.
Widjaja EA. 2001. Identikit Jenis-jenis Bambu di Kepulauan Sunda Kecil.
Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor.
Yani AP. 2014. Keanekaragaman Bambu dan Manfaatnya Di Desa Tabalagan
Bengkulu Tengah. Jurnal Gradien, 2(10): 987-991.
Yuuwono AB. 2016. Pengembangan Potensi Bambu Sebagai Bahan Bangunan
Ramah Lingkungan. Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur, 18(22).

18
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1. Desa Talang Lakat Gambar 2. Identifikasi dan Pemanfaatan


bambu

Gambar 3. Lokasi Bapak Sijus Gambar 4. Lokasi Bapak Senang

Gambar 5. Pemotretan Bambu Gambar 6. Pencarian Bambu

19
KUSIONER

Nama : Pak Senang


Jenis kelamin :Laki-laki
Umur :40 thn
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan umum : Berkebun
Pekerjaan sampingan: Berternak

1. Jenis Bambu apa saja yang terdapat di wilayah bpk/ibu?


Jawaban : Mayan, Gading (Kuning), Lemang / Talang, Betung/ Tebal,
Ketangkal / Andong
2. Dimana bpk/ibu mendapatkan Bambu ?
Jawaban : Disamping rumah
3. Bagaimana bpk/ibu mendapatkan Bambu ?
Jawaban : Dilahan sendiri
4. Apa saja alat yang digunakan dalam pengambilan bambu?
Jawaban : Parang
5. Bagaimana status kepemilikan lahan Bambu?
Jawaban : Milik sendiri
6. Berapa banyak rumpun bambu yang bapak/ibu miliki (jika ada)?
Jawaban : 5000 rumpunn
7. Sebutkan bagian bambu yang bapak/ibu ambil dan digunakan untuk apa?
Jawaban : Rebung, untuk dijadikan sayur, dan bambu di jadikan tangga untuk
memanen aren.
8. Bagaimana kondisi bambu yang dimanfaatkan untuk dijadikan kerajinan?
Jawaban : Tidak ada
9. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh bpk/ibu untuk menghasilkan
produk dari bambu?
Jawaban : Tidak ada
10. Kemanakah bapak/ ibu memasarkan produk yang dihasilkan dari olahan
bambu ?
Jawaban : Tidak ada
11. Berapa penghasilan dari pemasaran produk bamboo?
Jawab : Tidak ada
20
KUSIONER

Nama : Pak Mangku


Jenis kelamin :Laki-laki
Umur :40 thn
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan umum : Berkebun
Pekerjaan sampingan: Berternak

1. Jenis Bambu apa saja yang terdapat di wilayah bpk/ibu?


Jawaban : Gading (Kuning), Lemang / Talang, Betung/ Tebal
2. Dimana bpk/ibu mendapatkan Bambu ?
Jawaban : Dibelakang rumah
3. Bagaimana bpk/ibu mendapatkan Bambu ?
Jawaban : Dilahan sendir
4. Apa saja alat yang digunakan dalam pengambilan bambu?
Jawaban : Parang
5. Bagaimana status kepemilikan lahan Bambu?
Jawaban : Milik sendiri
6. Berapa banyak rumpun bambu yang bapak/ibu miliki (jika ada)?
Jawaban : 4 rumpun
7. Sebutkan bagian bambu yang bapak/ibu ambil dan digunakan untuk apa?
Jawaban : Rebung, untuk dijadikan sayur
8. Bagaimana kondisi bambu yang dimanfaatkan untuk dijadikan kerajinan?
Jawaban : Tidak ada
9. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh bpk/ibu untuk menghasilkan
produk dari bambu?
Jawaban : Tidak ada
10. Kemanakah bapak/ ibu memasarkan produk yang dihasilkan dari olahan
bambu ?
Jawaban : Tidak ada
11. Berapa penghasilan dari pemasaran produk bamboo?
Jawab : Tidak ada

21
KUSIONER

Nama : Pak Sijus


Jenis kelamin :Laki-laki
Umur :40 thn
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan umum : Berkebun
Pekerjaan sampingan: Berternak

1. Jenis Bambu apa saja yang terdapat di wilayah bpk/ibu?


Jawaban : Mayan, Gading (Kuning), Lemang / Talang, Betung/ Tebal,
Ketangkal / Andong
2. Dimana bpk/ibu mendapatkan Bambu ?
Jawaban : Disamping rumah/di lahan agroforestri
3. Bagaimana bpk/ibu mendapatkan Bambu ?
Jawaban : Dilahan sendiri
4. Apa saja alat yang digunakan dalam pengambilan bambu?
Jawaban : Parang
5. Bagaimana status kepemilikan lahan Bambu?
Jawaban : Milik sendiri
6. Berapa banyak rumpun bambu yang bapak/ibu miliki (jika ada)?
Jawaban : 6 rumpun
7. Sebutkan bagian bambu yang bapak/ibu ambil dan digunakan untuk apa?
Jawaban : Rebung, untuk dijadikan sayur
8. Bagaimana kondisi bambu yang dimanfaatkan untuk dijadikan kerajinan?
Jawaban : Tidak ada
9. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh bpk/ibu untuk menghasilkan
produk dari bambu?
Jawaban : Tidak ada
10. Kemanakah bapak/ ibu memasarkan produk yang dihasilkan dari olahan
bambu ?
Jawaban : Tidak ada
11. Berapa penghasilan dari pemasaran produk bamboo?
Jawab : Tidak ada

22

Anda mungkin juga menyukai