Oleh :
FATWA KHAIRUNNISA
NIM. 1806111067
JURUSAN KEHUTANAN
RENGAT BARAT
2021
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang
telah melimpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Topik khusus dengan judul “Identifikasi Jenis dan Pemanfaatan Bambu di
Desa Talang Lakat”. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah memberikan petunjuk, motivasi dan bimbingan hingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan yang tanpa
sengaja baik dari penulisan ataupun dari faktor lainnya. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna menjadikan laporan ini dan selanjutnya dapat
bermanfaat bagi penulis terkhusus untuk pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.........................................................................................1
I.2 Tujuan Kegiatan......................................................................................2
I.3 Manfaat Kegiatan....................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Bambu...................................................................................3
2.2 Penyebaran Tanaman Bambu..................................................................3
2.3 Deskripsi Beberapa Jenis Bambu............................................................4
2.4 Manfaat Bambu dan Peranan Bambu Dalam Kehidupan Sehari-hari.....6
2.5 Ekologi Tempat Tumbuh Bambu............................................................7
III. METODOLOGI KEGIATAN
III.1Waktu dan Lokasi Kegiatan....................................................................8
III.2Alat dan Bahan Kegiatan.........................................................................8
III.3Prosedur Kegiatan....................................................................................8
III.3.1 Metode pengumpulan data...........................................................8
III.3.2 Analisis data.................................................................................8
III.3.3 Tabel data jenis-jenis bambu dan pemanfaatanya.......................8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1...............................Hasil Identifikasi Jenis Bambu di Desa Talang Lakat
9
4.1.1 Tabel 1. Jenis Tanaman Bambu di Desa Talang Lakat...............9
IV.2......................................Pemanfaatan Jenis Bambu di Desa Talang Lakat
14
V. PENUTUP
iii
5.1 Kesimpulan............................................................................................16
5.2 Saran......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
LAMPIRAN..........................................................................................................19
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jenis Tanaman Bambu di Desa Talang Lakat..............................................9
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bambu Mayan (Gigantochloa Robusta Kurz) .............................................10
2. Bambu Gading (Kuning) (Bambusa Vulgaris).............................................11
3. Bambu Ketangkal / Andong (Gigantochloa verticillata (Willd) Munro)....11
4. Bambu Betung/ Tebal (Dendrocalamus asper)...........................................12
5. Bambu Lemang / Talang (Schizostachyum brachycladum).........................13
6. Peta Lokasi...................................................................................................13
7. Rebung.........................................................................................................14
vi
I. PENDAHULUAN
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
4
3. Bambu Tali (Gigantochloa apus)
Bambu tali termasuk jenis bambu dengan rumpun simpodial, rapat
dan tegak. Bambu tali memiliki batang hijau cerah dan dilapisi lilin
mengkilap, pelepah melekat dan tidak mudah lepas, bentuk batang teratur
dengan buku-buku. Batang mudah tertutup bulu warna coklat. Daun
tunggal berseling, berpelepah, dan memiliki akar serabut (Muhtar et al.,
2017).
4. Bambu Balku (Bambusa balcooa)
Bambu Balku memiliki ciri-ciri batang yang licin, beruas-ruas,
bercabang dan memiliki warna batang hijau kehitaman dan garis-garis
kuning. Bentuk daun bambu balku meruncing dan rebungnya berwarna
hijau kehitaman, serta bersilia (Muhtar et al., 2017).
5. Bambu Ampel (Bambusa vulgaris)
Bambu ampel memiliki ciri-ciri buluh yang tegak, hijau mengkilap
dengan percabangan horizontal di permukaan tanah. Buluh tingginya dapat
mencapai 30 m, diameter 5-10 cm, ruas panjangnya 20-40 cm. Pelepah
buluh hijau, mudah luruh, tinggi mencapai 2 cm, dengan bulu kejur
panjangnya 3-8 cm. Bambu ampel tumbuh di daerah tropis kering atau
lembap, dan di daerah subtropis (Widjaja, 2001).
6. Bambu Duri (Bambusa bluemana)
Bambu duri (Bambusa blumeana) memiliki duri pada batang dan
rantingnya. Batangnya berwarna hijau. Cabang tunggal muncul pada
bagian tengah batang ke atas, dan memiliki 1-3 cabang yang berkumpul.
Daun berbentuk runcing kecil, dan bersilia. Umumnya tumbuh di daerah
tropis, di sepanjang tepi sungai. Batangnya sering dimanfaatkan untuk
konstruksi, peralatan dapur dan kerajinan tangan (Muhtar et al., 2017).
5
hias. Daunnya berwarna hijau dan panjang meruncing (Muhtar et al.,
2017).
II.4 Manfaat Bambu Dan Peranan Bambu Dalam Kehidupan Manusia
Bambu memiliki peranan yang penting bagi manusia. Sejak dulu hingga
sekarang manusia banyak memanfaatkan bambu dan sulit untuk dipisahkan.
Yuuwono (2016) menyatakan manfaat bambu dan peranannya pada manusia
antara lain:
1. Sebagai Sumber Makanan
Tunas muda dari Bambu bisa diambil sebagai bahan makanan,
daunnya dapat sebagai pembungkus makanan, batangnya dapat juga
dipakai sebagai wadah untuk menanak nasi, sebagai wadah nira/tuak.
Selain sebagai sumber makanan manusia, bambu juga menjadi sumber
makanan beberapa jenis hewan seperti Panda Cina, Lemur Madagaskar,
Gorila Afrika, Simpanse, Gajah, dll.
2. Sebagai Bahan Baku Alat-Alat Rumah Tangga
Bambu sejak dulu telah banyak dimanfaatkan untuk membuat
alat-alat rumah tangga, karena selain banyak tersedia melimpah juga
mudah untuk dibuat, praktis dan efisien. Contohnya seperti keranjang
besar maupun kecil, cikrak, kursi, almari, tangga, bakul tempat nasi,
keranjang buah, tali tambang, ornamen ataupun hiasan rumah dan
sebagainya yang semua barang tersebut dapat dibuat dari bahan baku
bambu.
3. Sebagai Bahan Bangunan Dalam Pembangunan Rumah
Rumah tradisional di Indonesia mayoritas tidak terlepas dari
unsur bambu dalam penggunaan material bangunannya, baik bambu
sebagai bahan pagar pekarangan, dinding rumah, atap, plafond, bahkan
sebagai rangka utama struktur bangunan. Dimana hal ini didasarkan pada
ketersediaan bahan yang melimpah, murah, praktis dan juga efisien, dan
hal ini selama berabad-abad yang lalu sudah teruji kemampuan serta
kualitasnya. Namun dewasa ini mulai ketinggalan persaingan dengan
material-material bangunan yang lain seperti kayu, baja dan baja ringan.
6
4. Fungsi-Fungsi Lain
Fungsi-fungsi lain bambu dalam kehidupan manusia antara lain
sebagai senjata untuk melawan penjajah, bambu runcing, dan juga sebagai
alat transportasi/rakit.
II.5 Ekologi Tempat Tumbuh Bambu
Pertumbuhan setiap tanaman sangat dipengaruhi kondisi lingkungan. Faktor
lingkungan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan bambu adalah iklim dan
jenis tanah.
1. Iklim
Di Indonesia, tanaman bambu tumbuh dengan baik dan penyebarannya
sangat luas. Tanaman bambu bisa dijumpai pada dataran rendah sampai
dengan dataran tinggi dengan ketinggian antara 0 - 2.000 m dpl. Tanaman
bambu menyukai tempat terbuka dan terkena sinar matahari langsung.
Tanaman bambu tumbuh di berbagai tipe iklim, mulai dari tipe curah hujan
A, B, C, D sampai E (Schmidt Fergusson) atau dari iklim basah sampai
kering. Semakin basah tipe iklimnya makin banyak jenis bambu yang dapat
tumbuh dengan baik, karena untuk pertumbuhannya bambu membutuhkan
banyak air. Curah hujan yang dibutuhkan untuk tanaman bambu minimum
1.020 mm per tahun. Kelembaban udara yang dikehendaki minimum 80%.
Lingkungan yang sesuai untuk tanaman bambu memiliki suhu berkisar antara
8,8 - 36°C.
2. Tanah
Bambu dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah, mulai dari tanah berat
sampai tanah ringan, tanah kering sampai tanah becek dan dari tanah subur
sampai tanah tandus. Beberapa jenis tanah yang terdapat di pusat bambu di
Indonesia adalah jenis tanah campuran antara latosol coklat dengan regosol
kelabu serta andosol coklat kekuningan. Perbedaan jenis tanah sangat
berpengaruh terhadap kemunculan rebung bambu. Tanaman bambu tumbuh
dengan baik pada tanah yang memiliki pH 5,0 - 6,5. Pada tanah yang subur
tanaman bambu akan tumbuh baik karena kebutuhan makanan bagi tanaman
tersebut terpenuhi.
7
III. METODOLOGI KEGIATAN
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel 1. diatas di dapatkan hasil identifikasi bambu di Desa Talang Lakat
terdapat 5 jenis bambu yaitu :
9
1. Bambu Mayan ( Gigantochloa Robusta Kurz ) termasuk salah satu dari
sekitar 145 jenis bambu asli Indonesia. Nama lain dari bambu mayan
adalah awi mayan (Sunda) atau pring serit (Jawa). Batang atau buluh
bambu mayan lurus dan tingginya bisa mencapai 20 meter, dengan
ukuran diameter mencapai 7-9 cm, serta tebal dinding sampai 1,8 cm.
Bambu mayan cocok tumbuh pada kondisi lembab dan kering. Sekitar
80% bambu di Indonesia, termasuk mayan dimanfaatkan untuk
konstruksi bangunan dan mebel. Penggunaannya bisa dalam bentuk
solid (bambu bulat atau utuh) atau berbentuk bambu komposit. Bambu
dapat tumbuh pada jenis tanah asosiasi latosol merah, latosol merah
kecoklatan, dan laterit. Gigantochloa robusta dapat ditemukan tumbuh di
tropis perhumid dari permukaan laut sampai 1500 mdpl. Suhu udara
yang cocok untuk pertumbuhan bambu berkisar 8,8oC–36 oC, curah
hujan minimal 1.020 mm/tahun, dan kelembaban relatif minimal 80%
(Natalia, 2009).
10
Gambar 2. Bambu Gading
11
rumpun yang agak sedikit rapat. Warna batang hijau kekuning-
kuningan. Ukurannya lebih besar dan lebih tinggi dari jenis bambu yang
lain. Tinggi batang mencapai 20 m dengan diameter batang sampai 20
cm. Ruas bambu betung cukup panjang dan tebal, panjangnya antara 40
- 60 cm dan ketebalan dindingnya 1 - 1,5 cm. Jenis bambu ini dapat
ditemui di dataran rendah sampai ketinggian 2.000 m dpl. Bambu ini
akan tumbuh baik bila tanahnya cukup subur, terutama di daerah yang
beriklim tidak terlalu kering. Bambu betung sifatnya keras dan baik
untuk bahan bangunan karena seratnya besar-besar serta ruasnya
panjang. Dapat dimanfaatkan untuk saluran air, penampung air aren
yang disadap, dinding rumah yang dianyam (gedek atau bilik) dan
berbagai jenis barang kerajinan. Rebung bambu betung terkenal paling
enak untuk disayur diantara jenis-jenis bambu lainnya.
12
bambu talang banyak digunakan untuk bahan atap, dinding dan lantai
rumah adat Toraja, selain itu bambu talang juga digunakan untuk rakit,
tempat air dan bahan kerajinan tangan seperti ukiran dan anjaman.
Konon di Minahasa serat-seratnya dapat dijadikan bahan baku kerajinan
tenun bambu untuk membuat kain dan karung.
Dari hasil lapangan bambu yang paling banyak ditemukan di Desa Talang
Lakat berada di salah satu rumah warga yaitu Pak Senang sekitar 5000 rumpun
dengan titik koordinat S 00° 45 828’, E 102° 32 434’.
13
4.2. Pemanfaatan Jenis Bambu di Desa Talang Lakat
Desa Talang Lakat, merupakan desa yang unik karna hampir disetiap pinggir
jalan desa ditemukan jenis bambu seperti bambu tebal, lemang, mayan. Di desa
tersebut bambu dimanfaatkan sebagai tanaman untuk penyangga bangunan rumah,
sebagai pagar, untuk pembuattan produk makanan lemang dan tangga untuk
memanen nira tidak hanya itu, bambu dulunya juga digunakan untu sebagai alat
transportasi sungai dalam bentuk rakit. Masyarakat Desa Talang Lakat masih
sebatas memanfaatkan bambu untuk kebutuhan rumah tangga dan belum memiliki
nilai ekonomi. Masyarakat mengolah rebung bambu untuk kebutuhan konsumsi
rumah tangga, rebung bambula yang mereka manfaatkan untuk menambah nafsu
makan, Jenis rebung bambu yang diolah adalah rebung bambu tebal dan rebung
bambu lemang.
Rebung bambu merupakan tunas bambu muda yang muncul dari dalam tanah
yang tumbuh dari rimpang/rhizoma bambu, umumnya rebung masih diselubungi
oleh pelepah daun yang ditutupi bulu-bulu halus berwarna kehitaman. Rebung ada
yang berbentuk ramping sampai agak membulat mencapai tinggi hingga 30 cm.
Rebung bambu dapat dimanfaatkan sebagai bahan sayuran segar yang dikemas
dan diawetkan sebagai sayuran kaleng.
Gambar 7. Rebung
14
Rata-rata masyarakat Desa Talang Lakat memiliki lahan bambu sendiri, dari
hasil 3 responden memiliki rumpun bambu mulai dari 5000 rumpun yang dimiliki
dilahan bapak senang, sedangkan pak mangku 4 rumpun dan pak sijus memiliki 6
rumpun, namun masyarakat belum memanfaatkan bambu tersebut untuk dijadikan
sumber penghasilan.
15
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan identifikasi jenis dan pemanfaatan bambu di Desa
Talang Lakat dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jenis bambu yang ditemui di Desa Talang Lakat yaitu Bambu Mayan
( Gigantochloa Robusta Kurz ), Bambu Gading ( Bambusa Vulgaris ),
Bambu Ketangkal / Bambu Andong (Gigantochloa verticillata (Willd)
Munro), Bambu Betung / Bambu Tebal ( Dendrocalamus asper ), Bambu
Lemang / Talang ( Schizostachyum brachycladum ).
2. Pemanfaatan bambu di Desa Talang Lakat masih sebatas untuk kebutuhan
rumah tangga dan kebutuhan sehari-hari mereka seperti pemanfaatan
rebungnya. Dan ada bagian bambu yang digunakan untuk dibuat menjadi
bahan bangunan dll.
V.2 Saran
Sebaiknya pemanfaatan dari bambu ini perlu dilakukan pengembangan lebih
lanjut seperti pembuatan kerajinan, agar bambu dapat bernilai ekonomi di Desa
Talang Lakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN DOKUMENTASI
19
KUSIONER
21
KUSIONER
22