“TANIN”
DOSEN PEMBIMBING:
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " TANIN " dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Farmakognosi II. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang karakter yang baik bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen apt. Aried Eriadi, M. Farm
kepada semua pihak yang telah mensupport dan membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami buat jauh dari sempurna masih banyak
kekurangan.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1...............................................................................................................................
1.2...............................................................................................................................
Rumusan Masalah.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
2.1...............................................................................................................................
2.2...............................................................................................................................
2.3...............................................................................................................................
2.4...............................................................................................................................
2.5...............................................................................................................................
2.6...............................................................................................................................
iii
BAB III PENUTUP.......................................................................................................8
DAFTAR PUSAKA
iv
BAB I
Pendahuluan
Dalam metabolisme sekunder yang terjadi pada tumbuhan akan menghasilkan beberapa
senyawa yang tidak digunakan sebagai cadangan energi melainkan untuk menunjang
kelangsungan hidupnya seperti untuk pertahanan dari predator. Beberapa senyawa seperti
alkaloid, triterpen dan golongan phenol merupakan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari
metabolisme sekunder. Golongan fenol dicirikan oleh adanya cincin aromatik dengan satu atau
dua gugus hidroksil. Kelompok fenol terdiri dari ribuan senyawa, meliputi flavonoid,
fenilpropanoid, asam fenolat, antosianin, pigmen kuinon, melanin, lignin, dan tanin, yang
tersebar luas di berbagai jenis tumbuhan.
Pada makalah Farmakognosi in, kami akan membahas mengenai Tanin, yang merupakan
salah satu metabolit sekunder yang dapat dihasilkan ole tanaman. Tanin merupakan salah satu
jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol. Senyawa tanin in banyak di jumpai
pada tumbuhan. Tanin dahulu digunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang
dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin dapat mengikat alkaloid dan glatin.
Pembahasan
Tanin adalah kelas penting metabolit sekunder yang tersebar luas pada tanaman. Tanin
adalah polifenol yang larut dalam air dengan berat molekul kira-kira 1000-3000. (Waterman dan
Mole tahun 1994, Kraus dIl., 2003).
Tanin merupakan campuran senyawa polifenol, semakin banyak gugus fenolik maka ukuran
molekul tanin semakin besar. Di bawah mikroskop, tanin biasanya tampak sebagai butiran bahan
berwarna kuning, merah, atau coklat. Tanin terdapat pada daun, pucuk, biji, akar dan jaringan
batang. Sebagai contoh letak tanin pada jaringan batang, tanin sering ditemukan pada daerah
tumbuh pohon, seperti floem dan xilem sekunder serta lapisan antara korteks dan epidermis.
Tanin dapat membantu mengatur pertumbuhan jaringan ini.
Tanin berikatan kuat dengan protein dan dapat mendorong protein keluar dari larutan. Tanin
banyak ditemukan pada tumbuhan berpembuluh, terutama pada jaringan kayu angiospermae.
Berdasarkan keterbatasannya, tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer stabil
yang tidak larut dalam air. Dalam industri, tanin merupakan senyawa tumbuhan yang mampu
mengubah kulit hewan mentah menjadi kulit yang dapat digunakan karena kemampuannya
dalam mengikat silang protein.
2
2.2. Sifat Senyawa Tanin
1. Sifat fisik
polimer
2. Sifat kimia
(Najib. 2009).
C. Dapat larut dalam air. Jika dilarutkan dalam air panas maka
3
2.3. Klasifikasi Senyawa Tanin
1. Tanin terhidrolisis
terhidrolisis dalam pelarut air. Menurut Sulistiono,D.A. (2010) jenis tanin ini dapat dihidrolisis
menggunakan asam sulfat atau asam klorida. Contoh dari tanin terhidrolisis diantaranya yaitu,
galotanin dan caffetanin. Selain itu asam tanat juga merupakan contoh dari tanin terhidrolisis.
Menurut Hidjrawan, Y. (2018) asam tanat merupakan polimer asam galat dan glukosa. Menurut
Dewi, R.A (2011) daun belimbing wuluh memiliki kandungan asam tanat yang merupakan tanin
terhidrolisis.
2. Tanin terkondensasi
terkondensasi dalam suasana asam dan tidak dapat terhidrolisis kecuali dalam suasana asam.
Contoh yang merupakan tanin terhidrolisis adalah katekin dan proantocyanidin. Perajangan
ini dilakukan untuk memperoleh proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Perajangan
dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajangan khusus sehungga diperoleh irisan
tipis atau potongan yang dikehendaki.
1. Pegagan (Centella asiatica) atau antanan (Sunda), daun kaki kuda (Melayu), gagan-gagan,
rendeng (Jawa), taidah (Bali) sandanan (Papua) broken copper coin, buabok (Inggris),
paardevoet (Belanda), gotu kola (India), ji xue cao (Hanzi) juga diduga memiliki kandungan
senyawa tanin beserta asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside,
brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids,
hydrocotylin, vellarine, serta garam mineral seperti kalium
4
2. Sirih Merah
Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperaceae, tumbuh merambat
dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari
batangnya serta penampakan daun yang bewarna merah keperakaan dan mengkilat. Dalam daun
siirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkaloid, saponin, tannin dan flavonoid.
3. Jambu Biji
Buah, daun, dan kulit batang pohon jambu biji (Psidium guajava) mengandung tanin, sedang
pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain
kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam
oleanolat, asam guajaverin dan vitamin
5
2.5. Simplisia Senyawa Tanin
1. Herba Pegagan
Keluarga: Apiaceae
Zat berkhasiat: Campuran damar dan minyak atsiri yang disebut velarin, alkali sulfat, tanin,
glukosida asiatikosida
Keluarga: Sterculiaceae
3. Daun Teh
Tanaman asal: Camellia sinensi (L) O.K yang disebut jua Thea sinensis
Keluarga: Theaceae
6
2.6. Kandungan Senyawa Tanin
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa inggris disebut
Lambo guava. Tanaman ini herasal dari Brazilla Amerika Tengah. menyebar ke Thailand
kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga sat ini telah dibudidayakan dan
menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk, jambu siki,
atau jambu batu. Kandungan kimia yang terdapat pada jambu biji, vaitu buah. daun dan kulit
batang pohon jambu biji mengandung tanin. sedangkan pada bunganya tidak banyak
mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsri,
asam ursolat, asam psidiolat, asam Kratogolat, asai oleanolat, asam guajaverin dan vitamin
Buckle, 1985).
Komponen aktif dalam daun jambu biji yang diduga memberikan khasiat tersebut adalah zat
tanin yang cukup tinggi. Daun kering jambu biji yang digiling halus diketahui mempunyai
kandungan tannin sambai sekitar 17%. Senyawa yang rasanya pahit ini mampu menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu,juga meniadi penyerap racin menggumpalkan protein
(Anggraini, 2008).
7
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Tanin merupakan campuran senyawa polifenol, semakin banyak gugus fenolik maka
ukuran molekul tanin semakin besar. Di bawah mikroskop, tanin biasanya tampak sebagai
butiran bahan berwarna kuning, merah, atau coklat. Tanin terdapat pada daun, pucuk, biji, akar
dan jaringan batang. Yang mana berasal dari berbagai tanaman yang diambil dari daun, batang,
buah, bunga dll. Yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, R. 2011. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Tanin pada Kulit Batang dan Daun
Universitas Surabaya
Hidjrawan, Y., 2018, Identifikasi Senyawa Tanin pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
Mabruroh, Asasu, I., 2015, Uji Aktivitas Ekstrak Tanin Dari Daun Rumput Bambu
Waterman, P. G. and Mole, S. 1994. Analysis of Phenolic Plant Metabolites. In: Methods in Ecology.
Zucker, L. G. (1983). Organizations as institutions. Research in the Sociology of Organizations, 2(1), 1-47.