Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

S USIA 17 TAHUN DENGAN


SYOK KARDIOGENIK DI RUANG PICU RSUDZA

EVA ERISMA
NIM : 22175015

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
2022
DATA PRIBADI MAHASISWA PROFESI NERS

1. DATA MAHASISWA
Pas foto
Nama : latar merah
Nim Profesi : Uk 3x4 cm

Jenis Kelamin :
Tempat/ Tgl Lahir :
Agama :
Alamat :
Kec. Kab.
Contact Person :
Alamat Email :

2. DATA ORANGTUA
Nama Ayah :

Nama Ibu :
:

Kec. Kab.
No. Telp/ HP :

3. DATA KOAS
Tahun Masuk :
Tanggal Mulai Praktik :
Tanggal Selesai Praktik :
Nama Preseptor :
Nama Pembimbing Klinik :
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kelolaan ini sudah mendapatkan saran dan masukan dari masing-masing
pembimbing akademik dan CI Klinik dalam melakukan tindakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kasus Syok Kardiogenik

Banda Aceh, November 2022


Mengetahui,

CI Klinik, Pembimbing Akademik,

(……………………….) (……………………….)

Koordinator Stase,

Ns. Syrifah Masthura, M.Kes


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Syok Kardiogenik


1. Definisi
Syok kardiogenik adalah gangguan fungsi sirkulasi mendadak dan
kompleks yang mengakibatkan hipoksia jaringan akibat berkurangnya
curah jantung pada keadaan volume intravaskular yang cukup. Syok
kardiogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi hipoksia jaringan
sebagai akibat dari menurunnya curah jantung, meskipun volume
intravaskuler cukup. Sebagian besar kondisi syok ini disebabkan oleh
infark miokard akut (Asikin et all, 2016).

Pendapat lain mengatakan bahwa syok kardiogenik adalah kelainan


jantung primer yang menyebabkan kelainan fungsi jaringan yang tidak
cukup untuk mendistribusi bahan makanan dan mengambil sisa
metabolisme. Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan oleh
ketidakadekuatan perfusi jaringan akibat dari kerusakan fungsi ventrikel.
Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup
darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, akibat dari
gangguan fungsi pompa jantung (Aspiani, 2015).

2. Etiologi
Syok kardiogenik dapat disebabkan oleh berbagai penyakit dan kondisi
seperti yang akan dijelaskan di bawah ini, dibagi atas pada bayi baru lahir
dan pada bayi dan anak. Pada bayi baru lahir, syok kardiogenik dapat
disebabkan oleh:
a. Penyakit jantung bawaan (PJB) yang mengakibatkan berberkurangnya
curah jantung dan hipotensi sistemik: hypoplastic left heart syndrome,
stenosis aorta, interrupted aortic arch, koarktasio aorta berat, anomali
arteri koroner.
b. Kelainan otot jantung akibat hipoksia dan asidosis berat pada asfiksia
intrapartum.

Penyebab syok kardiogenik terjadi akibat beberapa jenis kerusakan,


gangguan atau cedera pada jantung yang menghambat kemampuan
jantungg untuk berkontraksi secara efektif dan memompa darah. Pada syok
kardiogenik, jantung mengalami kerusakan berat sehingga tidak bisa
secara efektif memperfusi dirinya sendiri atau organ vital lainnya. Ketika
keadaan tersebut terjadi, jantung tidak dapat memompa darah karena otot
jantung yang mengalami iskemia tidak dapat memompa secara efektif.
Pada kondisi iskemia berkelanjutan, denyut jantung tidak berarturan dan
curah jantung menurun secara drastic (Yudha, 2011).
Pada bayi dan anak:
a. Obstruksi ekstrinsik dan intrinsik pada jalan masuk dan jalan kelua
jantung: tension pneumothorax, hemoperikardium
pneumoperikardium, efusi perikardium.
b. Kelainan otot jantung: miokarditis (virus, autoimun), kardiomiopati
primer atau kardiomiopati sekunder (hipertiroid, kelainan metabolic
defisiensi karnitin), penyakit neuromuskular dan akibat penggunaan
obat kardiotoksik.
c. Kelainan metabolik: hipoglikemia berat, insufisiensi adrenal.
d. Kelainan irama jantung: takikardia supraventrikel, takikardia ventrikel,
fibrilasi ventrikel, blok AV komplit, long QT syndrome.
e. Pasca operasi jantung.
3. Pathway
4. Manifestasi Klinis
Menurut Aspiani 2015 timbulnya syok kardiogenik dengan infark
miokard akut dapat dikategorikan dalam beberapa tanda dan gejala
berikut:
a. Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setlah infark akibat
gangguan miokard miokard atau rupture dinding bebas ventrikel kiri
b. Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark
berulang
c. Timbulnya tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infark miokard disertai
timbulnya bising mitral sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektro
mekanik. Episode ini disertai atau tanpa nyeri dada, tetapi sering
disertai dengan sesak napas akut

Keluhan dada pada infark miokard akut biasanya didaerah


substernal, rasa seperti ditekan, diperas, diikat, rasa dicekik, dan disertai
rasa takut. Rasa nyeri menjalar ke leher, rahang, lengan dan punggung.
Nyeri biasanya hebat dann berlangsung lebih dari ½ jam, tidak menghilang
dengan obat-obatan nitrat. Syok kardiogeenik yang berasal dari penyakit
jantung lainnya, keluhan sesuai dengan penyakit dasarnya.

Tanda penting yang muncul pada syok kardiogenik adalah sebagai berikut
(Yudha,2011):
1. Takikardia : Jantung berdenyut lebih cepat karena stimulasi simpatis
yang berusaha untuk meningkatkan curah jantung. Namun, hal ini
akan menambah beban kerja jantung dan meningkatkan konsumsi
oksigen yang menyebabkan hipoksia miokardium
2. Kulit pucat dan dingin : vasokontriksi sekunder akibat stimulasi
simpatis membawa aliran darah yang lebih sedikit (warna dan
kehangatan) ke kulit
3. Berkeringat : stimulasi simpatis mengakibatkan kelenjar keringat
4. Sianosis pada bibir dan bantalan kuku: stagnasi darah di kapiler
setelah oksigen yang tersedia di keluarkan
5. Peningkatan CVP (tekanan vena sentral) dan PWCP (tekanan baji
kapiler pulmonal ) : pompa yang mengalami kegagalan tidak mampu
memompa darah, tetapi darah tetap masuk ke jantung, menambah
jumlah darah di dalam jantung, sehingga meningkatkan preload.

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mendukung
penegakan diagnosis syok kardiogenik adalah sebagai berikut (Asikin, 2016):
a. EKG : untuk mengetahui adanya infark miokard dan/atau iskemia
miokard
b. Rongent Dada : menyingkirkan penyebab syok atau nyeri dada lainnya.
Klien dengan syok kardiogenik sebagian besar menunjukkan adanya
gagal ventrikel kiri.
c. Kateterisasi Jantung : Menentukan penyebab dan jenis syok dengan
melihat tekanan kapiler paru dan indeks jantung
d. Enzim Jantung : mengetahui syok kardiogenik disebabkan oleh infark
miokard akut. Enzim jantung dapat berupa kreatinin kinase, troponin,
myoglobin dan LDH
e. Hitung Darah Lengkap : melihat adanya anemia, infeksi atau koagulopati
akibat sepsis yang mendasari terjadinya syok kardiogenik
f. Ekokardiografi : menentukan penyebab syok kardiogenik dengan melihat
fungsi sistolik dan diastolik jantung

Terdapat beberapa tambahan pemeriksaan penunjang pada syok kardiogenik


menurut pendapat Yudha 2011 :
a. Pemindaian Jantung : tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan
gerakan jantung
b. Elektrolit : mungkin berubah karena perrpindahan cairan atau penurunan
fungsi ginjal, terapi deuretik
c. Oksimetri nadi : saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal
jantung kongestif memperburuk penyakit paru obstruktif menahun (POM)
d. AGD : gagal ventrikel kiri diatandai alkalosis respiratorik ringan atau
hipoksiemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida.

6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan secara umum Tata laksana syok kardiogenik
secara umum meliputi:
a. Pemasangan infus untuk memberikan bolus cairan 10 mL/kg untuk
mengisi pembuluh darah yang kolaps.
b. Koreksi keseimbangan asam-basa dan elektrolit
c. Pemasangan kateter vena sentral untuk mengukur tekanan vena sentral

Penatalaksanaan secara spesifik


1. Pemberian obat-obatan
Sesuai dengan kinerja jantung yang terganggu, obat-obatan untuk
meningkatkan curah jantung dapat berupa obat-obatan inotropik, diuretik,
dan obat-obatan vasodilator.14
a. Inotropic
 Dopamin dan dobutamin diberikan secara parental
 Digoksin merupakan preparat digitalis yang cukup
sering digunakan untuk mengobati gagal jantung pada
anak. Pada kasus gagal jantung, digoksin diberikan
untuk meningkatkan kontraksi miokardium.
 Milrinion, termasuk dalam penghambat fosfodiestrase-3
(phosphodiestrase 3/ PDE-3) yang bekerja dengan cara
menghambat hidrolisis 3’5’ siklik adenosin monofosfat
(cyclic AMP) intraselular.
b. Diuretik
 Furosemid adalah golongan diuretik kuat yang bekerja
di ansa henle tubulus ginjal. Furosemid biasanya
dipakai pada anak dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari.
Dapat diberikan secara oral atau intravena dengan dosis
yang sama
 Antagonis aldosterone, Pemberian spironolakton, suatu
diuretik inhibitor aldosteron akan mengefektifkan kerja
furosemid dengan jalan mencegah reabsorpsi cairan di
tubulus distal.
c. Vasodilator
Obat ini meningkatkan isi sekuncup tanpa meningkatkan
kontraktilitas sehingga tidak menambah konsumsi oksigen pada
otot jantung. Obat ini terutama sangat bermanfaat untuk anak
dengan gagal jantung akibat kardiomiopati atau penderita
dengan insufisiensi mitral atau aorta yang berat atau pasca-
bedah jantung dan sering digunakan bersama dengan digitalis
dan diuretik. Penggunaan vasodilator pada penderita PJB
dengan pirau kiri ke kanan yang besar (defek septum atrium,
duktus arteriosus persisten) juga dilaporkan bahwa hasilnya
baik.

7. Komplikasi
Menurut buku yang di tulis oleh Aspiani 2015 komplikasi yang muncul
dari syok kardiogenik adalah:
a. Henti jantung paru
b. Disritmia
c. Gagal multisystem organ
d. Stroke
e. Tromboemboli

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kasus syok kardiogenik meliputi :
a. Identitas pasien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin (dapat terjadi baik
pada laki-laki maupun perempuan), agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, ruang rawat, nomor rekam medis, dan alamat.

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama biasanya nyeri dada yang dirasakan pasien meskipun
dalam keadaan istirahat. Biasanya nyerinya menjalar kelengan dan
punggung.
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan terdahulu terdiri dari penyakit yang pernahdialami,
alergi, imunisasi, kebiasaan/pola hidup, obat-obatanyangdigunakan.
Kaji apakah klien memiliki riwayat DM, hipertensi, dankebiasaan
merokok.
4) Riwayat Penyakit Keluarga Kaji mengenai penyakit yang pernah
keluarga alami (penyakit jantung, DM, hipertensi).
5) B1: Breath Sesak nafas, apnea, Depnea,
6) B2: Blood Denyut nadi lemah, nadi cepat, teratur/tidak teratur,
EKGAritmia, Suara jantung bisa tidak terdengar pada VF. Tekanan
darahsukar / tidak dapat diukur/ normal, Saturasi oksigen bisa
menurun< 32 90%.
7) B3: Brain Menurunnya/hilangnya kesadaran, gelisah, disorientasi
waktu, tempat dan orang.
8) B4: Bladder Produksi urine menurun, warna urine lebih pekat dari
biasanya, oliguria, anuria.
9) B5: bowel Konstipasi.
10) B6: Bone Perfusi dingin basah pucat, CRT > 2 detik, diaforesis,
kelemahan.

1. Keluhan utama
a) Kualitas Nyeri Dada : seperti terbakar, tercekik, rasa menyesakkan
nafas atau seperti tertindih barang berat.
b) Lokasi dan radiasi : retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke
lengan kiri bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan
punggung.
c) Faktor pencetus : mungkin terjadi saat istirahat atau selama kegiatan.
d) Lamanya dan faktor-faktor yang meringankan : berlangsung lama,
berakhir lebih dari 20 menit, tidak menurun dengan istirahat,
perubahan posisi ataupun minum Nitrogliserin.
e) Tanda dan gejala : Cemas, gelisah, lemah sehubungan dengan
keringatan, dispnea, pening, tanda-tanda respon vasomotor meliputi :
mual, muntah, pingsan, kulit dingin dan lembab, cekukan dan
stresgastrointestinal, suhu menurun.
f) Pemeriksaan fisik : mungkin tidak ada tanda kecuali dalam tanda tanda
gagalnya ventrikel atau kardiogenik shok terjadi. BP normal,
meningkat atau menurun, takipnea, mula-mula pain reda kemudian
kembali normal, suara jantung S3, S4 Galop menunjukan disfungsi
ventrikel, sistolik mur-mur, M. Papillari disfungsi, LVdisfungsi
terhadap suara jantung menurun dan perikordial friksinrub, pulmonary
crackles, urin output menurun, Vena jugular amplitudonya meningkat (
LV disfungsi ), RV disfungsi, ampiltudovena jugular menurun, edema
periver, hati lembek.
g) Parameter Hemodinamik: penurunan PAP, PCWP, SVR, CO/ CI.
4. Diagnosa Kepeawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan jelas, singkat dan pasti tentang
masalah pasien yang nyata serta penyebabnya dapat dipecahkan atau diubah
melalui tindakan keperawatan menurut Gordon (1982), dalam Dermawan
(2012).
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.149)
b. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
c. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
d. Defisit nutrisi (D.0019)
e. Risiko perfusi serebral tidak efektif (D.0017).
DAFTAR PUSTAKA

1. Cho CS, Rothrock SG. Circulatory emergencies: shock. Dalam: Baren JM,
Rothrock SG, Brennan JA, Brown L, penyunting. Pediatric emergency
medicine. Philadelphia: Elsevier; 2008.h.78-93.
2. Fisher JD, Nelson DG, Beyersdorf H, Satkowiak LJ. Clinical spectrum of
shock in the pediatric emergency department. Pediatr Emerg Care.
2010;26:622-5.
3. Zaki SA, Dolas A. Refractory cardiogenic shock in an infant with congenital
hypothyroidism. Indian J Crit Care Med. 2012;16:151-3
4. Bell LM. Shock. Dalam: Fleishe GR, Ludwig S, Henretig FM, penyunting.
Textbook of pediatric emergency medicine. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2006.h.51-62.
5. Alwi I, Nasution SA. Syok Kardiogenik. Dalam Sudoyo AW dkk. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, ed kelima jilid I. Interna Publishing. Jakarta ;
November 2009
6. Ren X, Lenneman A. Cardiogenic Shock. Medscape Reference. May 2013.
Available from www.emedicine.medscape.com
7. Hochman JS, Menon Venu. Clinical manifestations and diagnosis of
cardiogenic shock in acute myocardial infarction. UpToDate. Wolters
Kluwer Health. Juni 2013 Available from www.uptodate.com
FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK

I. PENGKAJIAN
a. Tanggal pengkajian : 14 November 2022
b. Tanggal masuk : 11 November 2022
c. Identitas Pasien
1) Nama : An. S
2) Alamat : Blang Asan Kota Sigli
3) Tanggal lahir /Usia : 21 febuari 2005 / 17 tahun 8 bulan 18 Hari
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Diagnosa Medis : Gagal nafas + syok septik + sesis + post op
kista ovarium POD 6
7) Penanggung Jawab : Ny. SW
8) Nama Orangtua
 Ayah :-
 Ibu : Ny. SW
9) Pekerjaan Orangtua : mengurus rumah tangga
d. Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
e. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ps dengan keluhan penurunan kesadaran , sesak 30 menit SMRS wajah
tampak kebiruan dan tampak kaku tangan dan kaki saat sedang tidur siang.
Lalu pada pagi hari pasien dilarikan ke RSUDZA. Pasien baru pulang
dirawat di RSUDZA dengan post operasi kista ovarium pada tgl 8
November 2022
f. Riwayat Masa Lalu
1) Kehamilan : Pasien anak ke 3 dari 4 bersaudara
2) Persalinan : Pasien lahir secara normal
3) Kelahiran
 BBL/PBL : 3500 gram
 Kondisi kesehatan : Cukup bulan, tidak ada riwayat NICU.
Ibu pasien rutin cek kandungan dan minum susu serta vitamin saat
hamil.
4) Alergi : Tidak ada alergi
5) Pertumbuhan dan Perkembangan
Pasien adalah anak yang aktif dan berprestasi di sekolahnya.
6) Imunisasi : Tidak lengkap

g. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
Hal yang dikaji Keterangan
Bentuk Simetris
Rambut Ada Rambut
Mata Konjungtiva papilera pucat
Telinga n Normal
Hidung Nafas cuping hidung ada
Mulut Bibir sianosis
Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah
bening

2) Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

3) Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
4) Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

5) Sistem integumen
Tanggal Warna Turgor Mukosa Capilarry Kelainan
kulit bibir refill
S Sawo Baik Kering >2 detik Tidak
matang ada

6) Reflek bayi
Refleks Keterangan
Sucking Baik
Rooting Baik
Graping Baik
Babinski Baik
Tonic neck Baik
Morro Baik

h. Eliminasi

i. Nutrisi dan cairan


Pasien mendapatkan ASI sampai 2 bulan dan MPASI sejak 4 bulan.

1) Antropometri
 BB : 42
 TB : 53
2) Z-score
 BB/U : 42/56 x 100% =75%
 TB/U :162/163 x 100% = 99%
 BB/TB : 42/53 x 100% = 79%
3) Diet : TSE 3x150
4) Cairan : 1940 cc/hr

j. Genogram
(contoh genogram (Buatlah genogram dengan rapi)

k. Hasil laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Analisa gas darah g/dl


 pH %
 pCO2 10

 pO2
 Bikarbonat
(HCO3)
 Total CO2
HEMATOLOGI
Darah Rutin :
10,6
 Hemoglobin
31
 Hematokrit
4,0
 Eritrosit
378
 Leukosit
20,34
 Trombosit
77
 MCV
27
 MCH 35
 MCHC 15,9
 RDW
Hitung Jenis :
 Eosinofil 2

 Basofil 0
1
 Netrofil batang
83
 Netrofil segmen
8
 Limfosit
6
 Monosit
l. Terapi
Nama obat Cara pemberian Dosis
Drip c. drip Cc
1. Aminosteri 10% c.drip Tritasi
2. Midazolam c.drip Tritasi
3. Nerepinefrin 6,5 mg c.drip Tritasi
4. Dobutamin 120 c.drip tritasi
mg+ Ds
Terapy oral
- Propanolo Po 10 mg

- Thyrozol po 10 mg
p
p
Obat tropikal
- cendo lyters Udd 19 tt

- Pirotop Ue 9 ppoli
I. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 Ds :-
Do :
Bersihan jalan tidak efektif
- Tidak mampu batuk
(D.0149)
- Sputum berlebihan
- Bibir sianosis
- Pola napas berubah
- Ttv:
 TD 85/60 mmg
 HR 155 x/menit
 RR 21 x/menit
 SPO2 97%
 T 36,7
2 Ds : -
Do : Gangguan pertukaran gas
- Sianosis (D.0003)
- Nafas cuping hidup
- Pola nafas abnormal
- Warna kulit abnormal
- Kesadaran menurun
- Ttv
 TD 85/60 mmg
 HR 155 x/menit
 RR 21 x/menit
 SPO2 97%
 T 36,7

3 Ds : -
Defisit nutrisi (D.0019)
Do :
- Otot pengunyahan lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- GCS somnolen
- Berat badan menurun
- Ttv
TD 85/60 mmg
HR 155 x/menit
RR 21 x/menit
SPO2 97%
T 36,7

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN (berdasarkan prioritas)


1. Bersihan jalan tidak efektif (D.0149)
2. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
3. Defisit nutrisi (D.0019)

Anda mungkin juga menyukai