Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FONIO (DIGATARIA EXILIS)

Mata Kuliah: Teknologi Produksi Tanaman Semusim

Dosen Pengampu: Grisly Pituati, SP., MP.

Nama : Desky Arinando


Nim : 193030401122

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
izin dan kekuatan kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Fonio (Digataria Exilis)”.

Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya,


tetapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
saya sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing saya, yang telah
membantu dan membimbing dalam mengerjakan makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang


juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada
masyarakat dari hasil makalah ini.

Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Palangka Raya, 25 Mei 2021

Desky Arinando

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 2


2.1. Botani Tanaman.................................................................................... 2
2.2. Syarat Tumbuh...................................................................................... 3
2.3. Manfaat Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Fonio
(Digitaria Exilis)................................................................................... 4
2.4. Mamfaat Tanaman Fonio (Digitaria Exilis)......................................... 7
2.5. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Fonio (Digitaria exilis)......................................................................... 8

BAB III PENUTUP..................................................................................... 10


3.1. Kesimpulsn........................................................................................... 10
3.2. Saran..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negera agraris yang memiliki potensi dalam
mengembangkan sektor pertanian dimana dengam memanfaatkan tanaman
sebagai kebutuhan pokok maupun sampingan. Seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk, kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat terutama beras.
Sementara itu, ketersedian beras semangkin berkurang jumlahnya karena
berkurangnya lahan pertanian sehingga berdampak terhadap ketahanan pangan
nasional beberapa tahun kedepan. Salah satu potensi Indonesia dalam
mengembangkan sumber bahan pangan selain bahan panan pokok ialah fonio
(Usmiati, et. all., 2005).

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui manfaat pupuk
urea terhadap pertumbuhan tanaman fonio (Digitaria exilis).

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman


Menurut Susiyanti (2003) tanaman fonio diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae, Ordo : Poales, Famili : Poaceae, Genus : Digitaria,
Spesies : Digitaria exilis
Batang tanaman fonio tegak, beruas-beruas, lampai, dan menyisip dari tunas
terbawah. Daun fonio termasuk daun yang tidak lengkap karena hanya terdiri dari
helaian daun saja. Helaian daun ini berbentuk pita/melancip dengan tulang daun
sejajar. Permukaan daun kasar karena memiliki bulu halus dan rapat. Daun
berseling dan sejajar, tersusun dalam dua baris berhadapan atau searah
(Hildayanti, 2012).
Fonio mempunyai sistem akar khas Graminae. Biji menghasilkan satu akar
seminal atau radikula yang berkembang menjadi akar primer. Akar sekunder atau
akar buku muncul pada buku pertama ketika tanaman fonio telah menghasilkan
dua atau tiga helai daun. Akar-akar buku menebal dan dianggap menyediakan
sebagian besar saluran untuk pengambilan air, ion, dan sebagai pendukung
pertumbuhan tanaman (Shadiq, 2010).
Biji fonio masuk dalam jenis padi-padian kecil termasuk biji kariopsis yang
memiliki ukuran yang sangat kecil sekitar 3 – 4 mm, yang biasanya memiliki
warna krem, merah kecoklatan, kuning dan hitam. Biji fonio terdiri dari perikarp,
dan embrio. Biji bulat telur, melekat pada sekam kelopak dan sekam mahkota
(Hildayanti, 2012).
Fonio memiliki bentuk malai seperti bulir yang tersusun relatif rapat dan biji-
bijinya yang masak bebas dari lemma dan palea. Tanamanini termasuk
hermaprodit dimana buliran berbentuk menjorong, bungabawah steril sedangkan
bunga atas hermaprodit. Biji bulat telur lebar,melekatpada sekam kelopak dan
sekam mahkota, berwarna kuning pucat hingga jingga, merah, coklat atau hitam
(Shadiq, 2010).

2
2.2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Fonio dapat ditanam di daerah semi kering dengan curah hujan kurang dari
125 mm selama masa pertumbuhan yang pada umumnyam 3-4 bulan. Tanaman
ini tidak tahan terhadap genangan dan rentan terhadap periode musim kering yang
lama. Di daerah tropis, tanaman ini dapat tumbuh pada daerah semi kering sampai
ketinggian 2000 m dpl (Nugroho et al., 2015)
Tanaman ini tidak memiliki musim dan bisa ditanam sepanjang tahun dengan
mempertimbangkan kondisi pertumbuhannya. Tanaman ini tidak membutuhkan
jenis tanah khusus sehingga dapat ditanam dimana saja dengan cara ditabur.
Kemudian dari segi ekonomi tidak membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan
dalam pemeliharaan sederhana karena tidak membutuhkan pestisida dan jenis
kimia lainnya (Trinitasari, 2011).
Tanaman fonio adalah serealia alternatif yang relatif lebih tahan kondisi
kekeringan, meskipun kemudian memberikan hasil yang relatif rendah. Di
kalangan warga Afrika Barat, tanaman ini memiliki nilai budaya yang tinggi.
Upacara-upacara tertentu melibatkan fonio sebagai komponennya (Wibowo,
2007).

b. Tanah
Tanaman ini menyukai lahan subur dan dapat tumbuh baik pada bebagai jenis
tanah, seperti tanah berpasir hingga tanah liat yang padat, dan bahkan tetap
tumbuh pada tanah miskin hara atau tanah pinggiran. Sedangkan pH yang cocok
untuk tanaman ini adalah 4–8 (Bhuja, 2009).
Tanaman ini sangat mudah untuk dibudidayakan karena di tanam pada lahan-
lahanladang penduduk dengan cara tanah yang digembur ditaburi dengan biji
Fonio. Kemudian tanaman ini tidak memiliki musim dan bisa ditanam sepanjang
tahun dengan mempertimbangkan kondisi pertumbuhannya. Kemudian tidak
membutuhkan jenis tanah khusus. Olehnya itu, bisa ditanam dimana saja dengan
cara ditabur (Nugroho et al., 2015).

3
2.3. Manfaat Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Fonio (Digitaria
Exilis)
a. Pupuk dan Pemupukan
Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada
tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi
setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air.Nutrisi yang
dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi tersebut
memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi
salah satu komponen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian
(Dwi, 2007).
Penyediaan nutrisi bagi tumbuhan dapat dilakukan dengan penambahan
pupuk. Secara umum, dikenal dua jenis pupuk yang biasa digunakan, yaitu pupuk
anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat di
pabrik secara kimia, seperti Urea, Phonska, Pelangi dan lain-lain. Manfaat dari
penggunaan pupuk anorganik menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman
yang cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka yang
relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat
mengeras, kurang mampu menyimpan air dan pH tanah menjadiasam yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas tanaman (Parman, 2007).
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan
organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sumber bahan
organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
tongkol jagung, dan sabut kelapa) dan limbah ternak. Pupuk organik bermanfaat
bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi
pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan
produktivitas lahan dan dapatmencegah degradasi lahan. Namun permasalahan

4
umum yang dihadapi pupuk organik adalahrendahnya kadar unsur hara, kelarutan
rendah, waktu relative lebih lama menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap
tanaman, dan respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak sebaik
pemberian pupuk anorganik. Sehingga pupuk organik tidak banyak digunakan,
karena dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman
(Mardiansyah,2010).
Pemberian pupuk (pemupukan) harus dilakukan dengan tepat, efektif dan
efisien agar tujuan pemupukan dapat tercapai. Ketepatan pemupukan
berkaitan dengan komposisi kandungan unsur yang terkandung dalam pupuk.
Semakin tepat unsur yang diberikan maka semakin baik produktivitas
tanaman.Ketepatan dosis dan waktu aplikasi pemupukan juga menentukan
keberhasilan produksi. Efektifitas pemupukan berhubungan
dengantingkat/persentase hara pupuk yang diserap tanaman.Pemupukan dikatakan
efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi
pemupukan berkaitan dengan peningkatan produksi untuk setiap satuan
penambahan pupuk (Hermanto, 2015).
Nutrisi yang biasanya dibutuhkan oleh tumbuhan tidak terlepas dari tiga
unsur hara, yaitu Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).Peranan ketiga unsur
hara (N, P, dan K) sangat penting dan mempunyai fungsi yang saling mendukung
satu sama lain dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur Nitrogen
(N) merupakan komponen utama dari protein yang cepat kelihatan pengaruhnya
pada tanaman dan bermanfaat memacu pertumbuhan secara umum, terutama pada
fase vegetatif. Unsur Fosfor (P) bertugas untuk mengedarkan energi keseluruh
bagian tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar serta
mempercepat pembuahan tanaman, sedangkan unsur Kalium (K) berperan sebagai
aktivator berbagai enzim dan membantu membentuk protein, karbohidrat,dan gula
serta memperkuat jaringan tanaman dan meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit.Mikronutrien lain seperti Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo juga dibutuhkan
sebagai kofaktor dalam proses fotosintesis, fiksasi nitrogen, respirasi dan reaksi-
reaksi biokimia dalam tanaman (Rahman, 2000).

5
b. Pupuk Urea
Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada
tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi
setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisiberupa mineral dan air. Nutrisi yang
dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi tersebut
memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi
salah satu komponen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian
(Dwi, 2007).
Nutrisi yang biasanya dibutuhkan oleh tumbuhan tidak terlepas dari tiga
unsur hara, yaitu Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Peranan ketiga unsur
hara (N, P, dan K) sangat penting dan mempunyai fungsi yang saling mendukung
satu sama lain dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur Nitrogen
(N) merupakan komponen utama dari protein yang cepat kelihatan pengaruhnya
pada tanaman dan bermanfaat memacu pertumbuhan secara umum, terutama pada
fase vegetatif. Unsur Fosfor (P) bertugas untuk mengedarkan energi keseluruh
bagian tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar serta
mempercepat pembuahan tanaman, sedangkan unsur Kalium (K) berperan sebagai
aktivator berbagai enzim dan membantu membentuk protein, karbohidrat,dan gula
serta memperkuat jaringan tanaman dan meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit. Mikronutrien lain seperti Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo juga dibutuhkan
sebagai kofaktor dalam proses fotosintesis, fiksasi nitrogen, respirasi dan reaksi-
reaksi biokimia dalam tanaman (Nurfitriana, 2013).
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.
Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia
CO(NH2)2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat
mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat
kering dan tertutup rapat. Pupuk Urea mengandung unsur hara N sebesar 46%
dengan pengertian setiap 100 kg Urea mengandung 46 kg Nitrogen
(Rahman, 2000)

6
Urea dibuat secara komersil dari amoniak dan karbon dioksida melalui
senyawa intermedier ammonium karbonat. Reaksi sebagai berikut:
2NH3+CO2 ↔NH2COONH4↔NH2CONH2+ H2O
Reaksi ini berlangsung pada suhu dan tekanan tinggi, serta menghasilkan banyak
panas. Reaksi berikut dari karbonat ke Urea hanya terjadi dalam suasana cairan
atau padat dan perubahan keseimbangan menurun karena adanya air. Larutan yang
keluar dari realities Urea sangat pekat (lebih tinggi dari 99.5% Urea) untuk
membuatnya jadi butiran, larutan tersebut disemprot dengan prilling tower seperti
halnya pembuatan nitrat secara prilling (Lubis, 2005).
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar
kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau
daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses
fotosintesa, Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang),
menambah kandungan protein tanaman, dan dapat dipakai untuk semua jenis
tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha
peternakan dan usaha perikanan (Wiliam, 2008).

2.4. Manfaat Tanaman Fonio (Digitaria exilis)


Fonio adalah sejenis sereal berbiji kecil yang pernah menjadi makanan pokok
masyarakat Asia Timur dan Tenggara sebelum mereka bercocok tanam tumbuhan
serealia lainnya. fonio termasuk tanaman ekonomi minor namun memiliki nilai
kandungan gizi yang mirip dengan tanaman pangan lainnya seperti padi, jagung,
gandum, dan tanaman biji-bijian yang lain karena tanaman fonio sendiri adalah
tergolong ke dalam jenis tanaman biji-bijian. Sebagaian besar masyarakat belum
mengenal fonio sebagai sumber pangan sehingga selama ini tanaman fonio hanya
dijadikan sebagai pakan burung. Padahal tanaman ini dapat diolah menjadi
sumber makanan oleh masyarakat guna mendukung ketahanan pangan dan
mengantisipasi masalah kelaparan (Novizan, 2002).
Ciri tanaman fonio  siap untuk dipanen adalah dengan ditandai biji sudah
bernas dan keras , daun atas mulai menguning bahkan mengering  dan umur telah

7
mencapai 3-4 bulan. Pemanenan dilakukan dengan memotong  pada pangkal
tangkai/ malai buah  fonio  dengan panjang sekitar 15– 25 cm. waktu pemanenan
yang baik  adalah siang hari dan hari cerah. Fonio mempunyai produktivitas 3,5
ton/ha apabila dikelola secara optimal (Wiryanta, 2004).
Tepung fonio diharapkan dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai
produk pangan olahan, misalnya mi dan berbagai jenis roti. Proses pembuatan
tepung fonio dengan cara, fonio dipisahkan dari kulit arinya, kemudian setelah
bersih fonio dikeringkan dengan cara diangin anginkan dengan tujuan
memisahkan fonio dari bagian kulitnya. Setelah itu dilakukan penepungan dengan
mesin penepung (Marsono, 2005).
Selanjutnya tepung diayak menggunakan ayakan 80 mesh. Hasil penelitian
menunjukkan sifat kimia tepung fonio kuning sebagai berikut kadar air 9,19%,
kadar abu 1,80%, kadar protein 11,29%, kadar lemak 2,58%, kadar karbohidrat
74,52%, serat kasar 2,01%, dan kadar pati 56,53%. Sedangkang untuk tepung
millet merah sebagai berikut kadar air10,98%, kadar abu 1,66%, kadar protein
10,74%, kadar lemak 2,54%, kadar karbohidrat 73,99%, serat kasar 1,91%, dan
kadar pati 57,62% . Sifat fisik tepung millet kuning sebagai berikut, memiliki
kelarutan 45,63%, daya serap air 1,84 ml/gr, bulk density 0,56 gr/ml , dan
rendemen 27%. Sedangkan Sifat fisik tepung millet merah sebagai berikut,
memiliki kelarutan 46,78%, daya serap air 1,33 ml/gr, bulk density 0,59 gr/ml ,
dan rendemen 34,55% (Baharsyah, 2007).

2.5. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman


Fonio (Digitaria exilis)
Pupuk N anorganik telah memberikan keuntungan yang nyata pada produksi
pangan dan ketahanan pangan dunia dalam jangka pendek, namun ada
keprihatinan yang meluas terhadap keberlanjutan penggunaan teknologi ini untuk
jangka panjang agar dapat terus memberi makan seluruh populasi dunia yang terus
meningkat. Penggunaan pupuk N anorganik secara terus menerus akan
menyebabkan perusakan tanah pertanian, antara lain sebagai akibat dari hilangnya

8
bahan organik, pemadatan tanah, peningkatan salinitas, dan pencucian nitrat
anorganik (Hatta, 2013).
Nitrogen berperan dalam pembentukan sel , jaringan , dan organ tanaman.
Ia berfungsi sebagai sebagai bahan sintetis klorofil , protein , dan asam amino.
Karena itu kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah besar , terutama saat
pertumbuhan vegetatif. Bersama fosfor (P) , nitrogen digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Terdapat 2 bentuk nitrogen
yakniamonium dan nitrat. Sejumlah penelitian membuktikan amonium sebaiknya
tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi nitrogen. Jika berlebihan , sosok
tanaman bongsor tetapi rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal
dari amonium akan memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat seh
ingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan sebagai modal
berbunga juga minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya
yang dominan adalah nitrogen bentuk nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak
dan kuat sehingga lebih tahan penyakit (Hendro, 2016).

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Fonio (Digitaria exilis) adalah sejenis serealia berbiji kecil dengan batang
tanaman  tegak, beruas-beruas, lampai, dan menyisip dari tunas terbawah.
2. Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada
tumbuhan.
3. Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi.
4. Fonio adalah sejenis sereal berbiji kecil yang pernah menjadi makanan pokok
masyarakat Asia Timur dan Tenggara sebelum mereka bercocok tanam
tumbuhan serealia lainnya.
5. Pupuk N anorganik telah memberikan keuntungan yang nyata pada produksi
pangan.
6. Unsur nitrogen berperan dalam pembentukan sel , jaringan , dan organ
tanaman. Ia berfungsi sebagai sebagai bahan sintetis klorofil , protein , dan
asam amino.

3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita dalam mengenal lebih jauh dan
mempelajari tentang apa itu Fonio (Digataria Exilis).

10
DAFTAR PUSTAKA

Baharsyah, R. 2007. Manfaat Dan Kandungan Gizi Fonio. Borneo Tribun


Univeristas Lampung. Lampung

Bhuja. 2009. Serealia Sebagai Pangan Alternatif Nasional. Universitas


Pembangunan Nasional Veteran. Yogyakarta.

Dwi, R. 2007. Macam-Macam Pupuk. Universitas Brawijaya: Malang

Hatta, M., 2013. Pupuk Hayati. Universitas Hasanuddin: Makassar

Hendro, P. 2016. Memahami Unsur Hara Makro dan Mikro pada Tanaman.
Universitas Brawijaya: Malang

Hildayanti. E. 2012. Karakteristik Beberapa Fonio dan Kajian Potensi Kadar


Inulinnya. Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Yogyakarta

Koswara. A. 2006. Budidaya Tanaman Fonio. Universitas Brwawijaya. Malang

Lubis, K. 2005. Pengaplikasian Pupuk Urea Pada Pertumbuhan Tanaman.


Universitas Sumatera Utara: Medan

Mardiansyah, D. P. 2010. Pupuk. Institut Pertanian Bogor: Bogor

Marsono. 2005. Budidaya Tanaman Serealia. Departemen Agronomi. Sanrem


Tech. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Novizan. F. 2002. Panen Dan Pasca Panen Tanaman Fonio. . Jurnal. Vol 3(1).
Universitas Semarang. Semarang.

Nugroho, H.M. Bargumono, dan R. Suyadi. 2015. Manfaat Tanaman Fonio. Edisi
Revisi. PT Agromesia Pustaka, Jakarta.

11
Nurfitriana, A. 2013. Karakterisasi Dan Uji Potensi Bionutrien PBAG Yang
Diaplikasikan Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.). Universitas Pendidikan
Indonesia: Bandung

Parman. 2007. Pengaruh Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Tanaman.


Universitas Sumatera Utara: Medan

12

Anda mungkin juga menyukai