Nama Nim
Desky Arinando 193030401122
Ahmad Pahroji 193030401104
Livia Cein Widuri 193030401137
Taufik Alidihas
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
izin dan kekuatan kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas ini
dengan judul “Teknik Dasar Mempelajari Mikroba”.
Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Desky Arinando
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Tujuan........................................................................................................ 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan mempelajari mikroba karena mikroorganisme ada yang dapat
menyebabkan penyakit dan ada juga yang berguna untuk pangan, seperti dalam
hal probiotik ataupun fermentasi, sehingga dengan mempelajari mikrobiologi, kita
dapat membuat makanan yang stabil dan efisien untuk proses pengolahan dan
pengawetan pangan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mikroskopis
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium
sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan
kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini
membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran
kecil. Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia
berjalan seiring kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tenteng sel
menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan
mutu alat tersebut selama tahun 1600-an (Campbell dkk, 2008).
Selain diperlukannya pengetahuan mengenai cara menggunakan mikroskop
dengan baik dan benar, diperlukan pula cara perawatan mikroskop dengan baik
dan benar agar mikroskop dapat awet, tahan lama dalam penggunaanya dan saat
melakukan pengamatan tidak ada gangguan yang terdapat di mikroskop seperti
adanya jamur, debu dan minyak pada lensa mikroskop dan gangguan lainnya pada
bagian mikroskop non optik apabila tidak dilakukan perawatan.
2.2. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses destruksi atau mematikan mikroorganisme. Proses
pemanasan yang digunakan dalam proses sterilisasi tidak menghasilkan produk
yang steril atau terbebas dari mikroorganisme karena tidak semua mikroba mati
pada proses sterilisasi. Akan tetapi, pengaturan pH atau kondisi penyimpanan
produk, seperti pengemasan vakum dan pendinginan dapat mencegah
pertumbuhan bakteri pembusuk dan penyebab keracunan makanan. Sterilisasi
merupakan proses pemanasan, yaitu produk pangan diberi suhu dan lama proses
pemanasan yang cukup untuk menghasilkan produk yang steril secara komersial.
Oleh karena itu, proses sterilisasi untuk produk pangan sering disebut sterilisasi
komersial.
2
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan
atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah
maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ketangan konsumen
dengan selamat, secara kuantitas maupun kualitas. Interaksi bahan pangan atau
makanan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi
bahan pangan tersebut, antara lain ; interaksi massa, yaitu kontaminasi mikrobia
(jamur, bakteri, dll), kontaminasi serangga, penambahan air atau menguapnya air,
benturan / gesekan. Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi
atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu ; bahan
pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu, metode atau tehnik
pengemasan bahan pangan harus tepat, pola distribusi dan penyimpanan produk
hasil pengemasan harus baik. Persyaratan bahan pengemas yaitu ; memiliki
permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis bahan
pangan yang akan dikemas, harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi
dengan bahan pangan), harus kedap air, tahan panas, mudah dikarjakan secara
masinal dan harganya relatif murah
2.3. Pewarnaan
Pewarnaan pada bakteri dibedakan menjadi empat, yaitu pewarnaan
sederhana, pewarnaan gram, pewarnaan negatif dan pewarnaan spora.
A. Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak
digunakan pada praktikum mikrobiologi. Disebut sederhana karena hanya
menggunakan satu jenis zatuntuk mewarnai mikroba yang akan diamati. Pada
umumnya bakteri mudah bereaksidengan pewarnaan sederhana, karena
sitoplasmanya bersifat basofilik atau suka dengan basa.Pewarnaan sederhana
biasanya menggunakan pewarna tunggal yaitu metal biru, basic fuchsin dan kristal
violet. Pewarnaan sederhana bertujuan untuk memberikan kontrasantara bakteri
dan latar belakang. Pewarnaan sederhana dilakukan ketika kita inginmengetahui
informasi tentang bentuk dan ukuran sel bakteri.
B. Pewarnaan Gram
3
Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif dan bakteri
gramnegatif berdasarkan sifat fisik kimia dinding sel bakteri. Pewarnaan
menggunakan pewarnautama kristal violet dan pewarna tandingan safranin.
Tujuan pewarnaan ini adalah untukmemudahkan melihat bakteri dengan
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar
dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, sertameningkatkan
kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.
C. Pewarnaan Negatif
Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna asam
sepertinegrosin, eosin, atau tinta cina sebagai pewarna utama. Pewarnaan negatif
dilakukan pada bakteri yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana.Pewarnaan
negatif bertujuan untuk memberi warna gelap pada latar belakang dantidak
member warna pada sel bakteri. Hal tersebut dapat terjadi karena pada
pewarnaannegatif, pewarna yang digunakan adalah pewarna asam dan memiliki
komponenkromoforik yang bermuatan negatif. Sehingga pewarna tidak dapat
menembus atau berpenetrasi ke dalam sel bakteri karena negative charge pada
permukaan sel bakteri. Pada pewarnaan negatif ini, sel bakteri terlihat transparan
(tembus pandang).
D. Pewarnaan Spora
Ada dua genus bakteri yang dapat membentuk endospora, yaitu genus Bacillus
Dan genus Clostridium. Struktur spora yang terbentuk di dalam tubuh vegetative
bakteri disebutsebagai endospora (endo:dalam, spora:spora) yaitu spora yang
terbentuk di dalam tubuh.Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa endospora
merupakan sel yang mengalamidehidrasi dengan dinding yang mengalami
penebalan serta memiliki beberapa lapisantambahan. (Aditya, 2010).
4
karbohidrat, asam amino, pH, air. Secara komersial media diformulasikan
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi suatu
mikroorganisma. Ada macam media, yaitu media padat, media setengah padat
atau semisolid dan media cair.
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mikrobiologi menjadi penting untuk dipelajari karena mikroorganisme ada
yang dapat menyebabkan penyakit dan ada juga yang berguna untuk pangan,
seperti dalam hal probiotik ataupun fermentasi, sehingga dengan mempelajari
mikrobiologi, kita dapat membuat makanan yang stabil dan efisien untuk proses
pengolahan dan pengawetan pangan.
3.2. Saran
Diharapkan agar mahasiswa lebih tekun dan memahami apa saja keuntungan
dalam mempelajari teknik dasar mikroba.
6
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, mega. 2007. Analisis Jumlah bakteri dan Keberadaan Escherichia coli
pada pengolahan Ikan Teri Nasi di PT Kelola Mina Laut Unit Sumenep. Jurusan
ilmu Kelautan. Fakultas Pertanian Unijoyo.