Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Persemaian merupakan tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih
atau bagian tanaman lain menjadi bibit siap ditanam ke lapangan. Benih yang baik
apabila diproses dengan teknik persemaian yang baik akan menghasilkan bibit
yang baik pula, tetapi benih yang baik akan menghasilkan bibit yang kurang baik
apabila diproses dengan teknik persemaian yang tidak sesuai. Bibit yang
berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu akan diperoleh apabila
teknik persemaian yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah baku.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan persemaian adalah
sebagai berikut: pemilihan lokasi persemaian meliputi luas persemaian, kebutuhan
air, tenaga kerja, bahan persemaian, benih bermutu, pelaksanaan persemaian
termasuk tata waktu penyelenggaraan persemaian dan pemeliharaan (Kurniaty dan
Danu, 2012).
Terdapat dua jenis persemaian, yakni persemaian sementara; biasanya
berukuran kecil dan dekat dengan daerah yang akan ditanami serta bersifat
sementara, dan persemaian tetap; berukuran besar sesuai kebutuhan bibit untuk
pembinaan hutan di areal pengelolaan hutan. Penyapihan semai bertujuan untuk
memberikan kemungkinan pertumbuhan akar cabang dan bulu akar dengan baik,
sehingga apabila semai ditanam di area penanaman akan diperoleh tanamanyang
tumbuh baik dengan persentase hidup yang tinggi. Pada umumnya, penyapihan
semai dilakukan ketika akar cabang mulai tumbuh dan batangnya mulai mengayu,
kondisi seperti itu biasanya terjadi pada umur semai satu minggu hingga satu
bulan setelah benih berkecambah. Pada umur tersebut untuk jenis pohon yang
pertumbuhannya lambat, umumnya semai telah mencapai tinggi 3-5 cm dan
panjang akar 8-15 cm, sedangkan untuk jenis pohon yang pertumbuhannya cepat
tinggi, semai akan lebihbesar dari keadaan tersebut (Indriyanto, 2010).
Perkecambahan biji dapat dilakukan pada beberapa media seperti media
tanah, pasir, sekam padi, serbuk gergaji. Namun semua media ini mempunyai
kelemahan untuk pertumbuhan kecambah benih. Media tanah cenderung memadat
jika dilakukan penyiraman. Media pasir sudah cukup baik untuk perakaran
25

kecambah namun pasir cenderung cepat menyerap air dan cepat menguap jika
suhu panas, sehingga kelembabannya terjaga. Penggunaan serbuk gergaji sudah
sulit diperoleh (Seftiani, 2013).
Penyemaian benih untuk tanaman tertentu harus dipilih media
perkecambahan yang cocok agar kemampuan berkecambah benih menunjukkan
kondisi benih sesungguhnya. Fungsi utama media perkecambahan adalah untuk
memenuhi kebutuhan benih akan air dan unsur hara yang diperlukan selama
proses perkecambahan dan pertumbuhan bibit. Media tanah dan pasir merupakan
media perkecambahan yang sering dipakai karena mudah didapat dan harga yang
lebih murah. Salah satu cara untuk mendapatkan bibit yang baik yaitu persemaian
yang dilakukan pada media yang cocok sehingga diperoleh bibit yang sehat
dengan pertumbuhan optimal (Anisa, 2011).
Mutu bibit dipersemaian diantaranya dipengaruhisecara langsung oleh
kondisi mediatempat tumbuhnya. Media tumbuh mempunyaiperanan penting
dalam memenuhi berbagaikebutuhan hidup tanaman yaitu memberidukungan
mekanik menjadi tempat berjangkarnyaakar, menyediakan ruang untuk
partumbuhandan perkembangan akar, serta menyediakanudara untuk respirasi, air
dan hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Suhaila dkk., 2013).
Sebelum memulai pembuatan persemaian perlu ditentukan dulu persemaian
apa yang akan dibuat apakah persemaian sementara atau permanen. Persemaian
sementara dibuat apabila kegiatan persemaian dilakukan paling lama 5 tahun
sedangkan persemaian permanen untuk memproduksi bibit dalam jangka waktu
yang lama dan biasanya melayani areal penanaman yang
luas (Kurniaty dan Danu, 2012).
Tujuan
Tujuandari PraktikumSilvika yang berjudul “Pengaruh Media Semai
Terhadap Pertumbuhan Tanaman” ini adalah untuk mengetahui media tanam
terbaik bagi pertumbuhan semai Paraserianthes falcatariadan Acacia mangium.
26

TINJAUAN PUSTAKA

Berbagai jenis media tanam dapat kita gunakan, tetapi pada prinsipnya kita
menggunakan media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan oksigen
bagi tanaman. Penggunaan media yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang
optimal bagi tanaman. Ada empat fungsi media tanam untuk mendukung
pertumbuhan tanaman yang baik, yaitu sebagai tempat unsur hara, mampu
memegang air yang tersedia bagi tanaman, dapat melakukan pertukaran udara
antara akar dan atmosfer di atas media dan harus dapat menyokong pertumbuhan
tanaman. Proses penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis
media tanam seperti pasir, serbuk gergaji, arang sekam, cocopeat, zeolit,
vermikulit dan perlit. Sifat media pasir yang cepat kering akan memudahkan
proses pengangkatan bibit tanaman yang sudah dianggap cukup umur untuk
dipindahkan ke media lain. Bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah
tegaknya batang. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan
sebagai media tanam benih, pertumbuhan bibit dan perakaran stek tanaman
(Fahmi, 2013).
Media tanam berfungsi sebagai tempat melekatnya akar, juga sebagai
penyedia hara bagi tanaman. Campuran beberapa bahan untuk media tanam harus
menghasilkan struktur yang sesuai karena setiap jenis media mempunyai pengaruh
yang berbeda bagi tanaman. Media tanam dapat diperbaiki dengan pemberian
bahan organik seperti kompos, pupuk kandang atau bahan organik lain.
Komposisi media tanam yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang dengan
jumlah seimbang dapat memberikan struktur media yang baik bagi pertumbuhan
akar tanaman. Jumlah serapan unsur hara untuk tanaman sangat ditentukan oleh
keseimbangan air dan udara di dalam media tanam, bila udara dan air seimbang di
dalam media tanam, maka akar tanaman akan menyerap unsur hara dalam jumlah
yang cukup sehingga pertumbuhan tanaman akan meningkat (Syahputra, 2014).
Mutu bibit dipersemaian diantaranya dipengaruhi secara langsung oleh
kondisi media tempat tumbuhnya. Media tumbuh mempunyai peranan penting
dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup tanaman yaitu memberi dukungan
27

mekanik menjadi tempat berjangkarnya akar, menyediakan ruang untuk


partumbuhan dan perkembangan akar, serta menyediakan udara untuk respirasi,
air dan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah sebagai media tumbuh tidak
selalu memenuhi syarat sebagai media tumbuh yang baik.Alternatif lain dengan
mencari bahan-bahan selain tanah dan tanpa membutuhkan lahan yang luas.
Ketersediaan limbah bahan organik,seperti serbuk gergaji, serbuk kelapa,
sekampadi dan kompos (sampah organik) disekitar lingkungan masih sangat
potensial digunakan sebagai campuran media tumbuh untuk
pembibitan.Penggunaan bahan organik seperti serbuk sabut kelapa, serbuk gergaji,
gambut atau arang sekam padi sebagai media tambahan atau media pengganti top
soildiketahui dapatmenambah ketersediaan unsur hara di dalamtanah,
memperbaiki struktur tanah, meningkatkankapasitas tukar kation, memperbesar
kemampuan tanah menahan air, membantu mengurangi toksinitas alumunium,
meningkatkandrainase dan aerasi tanah serta memperbaiki aktivitas
mikroorganisme tanah (Suhaila, 2013).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bibit selain faktor internal atau
genetik juga faktor eksternal atau lingkungan tumbuh. Lingkungan tumbuh dapat
berupa media tumbuh bibit. Media tumbuh yang baik adalah media yang mampu
menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan bibit. Hal
ini dapat ditemukan pada tanah dengan tata udara dan air yang baik, mempunyai
agregat mantap, kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran
yang cukup. Media tumbuh merupakan komponen utama untuk bercocok tanam.
Media tumbuh yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang
ingin ditanam. Menentukan media tumbuh yang tepat dan standar untuk jenis
tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini
dikarenakan setiap daerah memiliki kelembaban dan kecepatan angin yang
berbeda. Secara umum, media tumbuh harus dapat menjaga kelembaban daerah
sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menjamin ketersediaan unsur
hara. Media tumbuh yang baik ialah tidak terlalu padat sehingga dapat membantu
pembentukan dan perkembangan akar tanaman (Anisa, 2011).
Diameter dan tinggi pohon merupakan data inventarisasi yang penting
untuk menduga volume pohon. Meskipun demikian, pengukuran tinggi pohon
28

lebih sulit dan mahal untuk dilakukan sehingga seringkali hanya beberapa pohon
contoh saja yang diukur diameter dan juga tingginya. Oleh karena itu, kuantifikasi
hubungan antara diameter dan tinggi pohon sangat diperlukan untuk
memprediksitinggi pohon yang tidak memiliki informasi tinggi.Meskipun penting,
ketersediaan informasi mengenaihubungan antara diameter dan tinggi tanaman
relatif belum ada (Krisnawati, dkk, 2011).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bibit selain faktor internal atau
genetik juga faktor eksternal atau lingkungan tumbuh. Lingkungan tumbuh dapat
berupa media tumbuh bibit. Media tumbuh yang baik adalah media yang mampu
menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan bibit. Hal
ini dapat ditemukan pada tanah dengan tata udara dan air yang baik, mempunyai
agregat mantap, kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran
yang cukup (Sahromi, 2013 ).
Kualitas bibit tanam sangat berpengaruhterhadap keberhasilan program
pembangunanhutan tanaman industri, karena bibit yangberkualitas akan
menghasilkan tegakan dengantingkat produksi tinggi. Metode mini cuttingbisa
membantu dalam perbaikan mutu tanaman,karena bibit yang dihasilkan dari
cuttingmempunyai beberapa keunggulan diantaranyamempunyai sifat yang
identik dengan induknya,mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besardalam
waktu yang singkat, kesehatan dan mutubibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh
bibitlebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional (Suhaila dkk.,
2013)
Penyemaian benih sengon biasanya dilakukan dengancara ditabur
menyebar di bedeng semai. Sebelum penyemaian, tanah harus disterilkan terlebih
dahuluuntuk menghindari penyakit lodoh (rebah semai).Biji disemai dengan cara
ditekan dengan lembut kedalam tanah dan kemudian ditutup dengan lapisanpasir
halus sampai ketebalan 1,5 cm Tanah untuk bedeng semaiharus gembur dan halus.
Pemberian mulsa di ataslapisan permukaan tanah sangat dianjurkan dannaungan
yang berlebihan harus dihindari. Benih sengon umumnya mulai berkecambah
sekitar 5–10hari setelah penyemaian. Benih yang tidak diberiperlakuan umumnya
berkecambah tidak teratur;perkecambahan dapat mulai setelah 5-10 hari
tetapikadang-kadang tertunda sampai 4 minggu (Krisnawati, 2011).
29

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Praktikum Silvika yang berjudul “Pengaruh Media Semai terhadap
Pertumbuhan Tanaman” dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2020 pada pukul
10.00 s.d. 11.50 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya
Hutan Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan antara lain Polybag, Sprayer, Tally Sheet, dan Kertas
Label.
Bahan yang digunakan antara lain Semai Saga (Adenanthera pavonina),
Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia auriculiformis) pupuk NPK,
Sekam Padi, Topsoil. dan A ir.

Prosedur Praktikum
1. Disiapkan polybag dan dibuat lubang-lubang kecil secukupnya
2. Disiapkan media tanam yang terdiri dari komposisi : topsoil 100%, topsoil :
sekam padi (2:1) ; topsoil : seka padi (1:1). Campur secara merata
3. Dibuat masing-masing 3 ulangan, untuk masing-masing spesies dan diberi
label
4. Disiram dengan air secukupnya
5. Dicabut anakan dari bedeng tabur secara hati-hati, letakkan pada mangkok
kecil yang telah diisi air
6. Dibuat lubang pada media dalam polybag, tanam anakan, jangan sampai
akarnya terlipat atau terputus tutup dengan pasir halus sampai leher akar,
padatkan
7. Disiram kembali dengan air
30

8. Dipelihara secara rutin, dengan menyiram dan menyiangi dari gulma


9. Diamati setiap satu minggu sekali, diukur tinggi dan persen hidupnya untuk
masing-masing perlakuan

Anda mungkin juga menyukai