1
BAB VI
HUBUNGAN KAYU
DENGAN AIR
• Berat air dalam kayu segar umumnya sama
atau lebih besar dari pada berat bahan kayu
kering.
• Letak air di dalam sel kayu berbeda pada
masing-masing keadaan kayu.
• Jika didalam rongga sel masih terdapat air
dalam bentuk cair, maka dinding sel kayu
masih jenuh air dan apabila rongga sel sudah
kosong maka air pada dinding sel mulai
keluar. 3
4
Air dalam kayu terdapat dalam dua
bentukan yaitu :
1. Air bebas atau air kapiler (free water), yaitu air yang
terdapat dalam rongga sel dan rongga antar sel,
yaitu paling mudah dan terdahulu keluar dari kayu. Air
bebas pada umumnya tidak mempengaruhi sifat dan
bentuk kayu, tetapi berpengaruh pada berat kayu.
2. Air terikat atau air imbibisi/higroskopis (bound water),
yaitu air yang terdapat didalam dinding sel, yang
merupakan zat cair polar yang terikat pada dinding sel
yang kering dengan ikatan hidrogen. Air terikat sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat kayu dan sangat sukar
dihilangkan.
5
• Air dalam kayu bergerak dari daerah atau tempat
yang kelembabannya tinggi ke daerah yang
kelembabannya rendah.
• Kayu berupa bahan yang bersifat higroskopis yaitu
mempunyai afinitas yang bersifat mudah mengikat
dan melepas uap air dan cairan polar yang lain baik
dalam bentuk uap maupun cair dari dan ke udara
sekelilingnya
• Hal ini terjadi sebagai akibat adanya gugus OH
pada selulosa,hemiselulosa dan lignin, yang dapat
mengikat air. 6
• Apabila dua atom hidrogen bersenyawa dengan
sebuah atom oksigen, maka molekul tersebut
menghasilkan molekul yang berat sebelah
dengan kedua atom hidrogen yang melekat di
satu atom oksigen dengan sudut 105o diantara
keduanya.
• Akibat perbedaan elektronegativitas antara
hidrogen dan oksigen, maka ion hidrogen
bermuatan positif sedang pada ion oksigen
bermuatan negatif. 7
• Ikatan hidrogen pada molekul air pada
grup OH dalam kayu dan grup OH pada
ikatan lainnya terjadi dengan cara yang
mirip dengan ikatan pada es atau pada air
dalam bentuk cair. Contohnya, kita
mengetahui bahwa selulosa terdiri dari
kelompok hidroksil (OH), dimana skema
diagramnya merupakan rangkaian tunggal
dari unit selulosa. 9
• Banyaknya kelompok OH pada
polisakarida mebuat agak polar. Pada
rangkaian tunggal tsb ada 6 grup OH yang
tdpt di dlm ikatan hidrogen
• Selulosa yang terikat dalam dinding sel tidak
berdiri sendiri, tetapi tersusun secara rumit
dalam kelompok – kelompok molekul. Sebelum
menjadi bagian dinding sel, molekul selulosa
yang berbentuk seperti rantai panjang
membentuk berkas-berkas molekul selulosa
yang terletak sejajar satu sama lainnya, yang
kemudian diselubungi oleh hemiselulosa
dengan berat molekul rendah untuk
membentuk unit yang lebih besar (mikrofibril) 12
• Selulosa terdapat dalam dinding sel dalam
bentuk mikrofibril yang terletak secara
berlapis-lapis. Ikatan kimia hidrogen (H+ ke
OH-) antara moekul selulosa yang
berdekatan berfungsi untuk memperkuat
struktur mikrofibril.
14
• Molekul selulosanya tersusun secara rapi
sejajar satu sama lain dengan susunan
molekul berulang pada sebuah kristal
sehingga molekul-molekul selulosa sejajar
tersebut disebut kristalit
• Mikrofibril merupakan elemen terkecil dari
dinding sel yang dapat dilihat dengan
mikroskop elektron yang merupakan fibril
yang sederhana, dan mempunyai diameter
35
24
1. Memilih papan yang representatif dan membuat
potongan sekurang-kurangnya berjarak 60 cm dari
ujung papan, dan tebal potongan 2,5 cm, memanjang
arah serat atau sesuai standar yang digunakan.
2. Segera setelah digergaji, semua serabut yang lepas
dihilangkan (diamplas), kemudian potongan kayu yang
telah bersih tersebut ditimbang untuk memperoleh
berat asal (awal), misalnya A gram.
3. Masukkan potongan tersebut kedalam tanur
(oven) dan panaskan sampai 1050C (103
20C), dan biarkan sampai berat konstan yaitu
dengan harapan seluruh airnya menguap.
Lamanya tergantung pada ukuran kayu dan
kadar air kayu tersebut.
4. Bila berat kayu telah konstan, maka kayu
tersebut dikeluarkan dari oven dan masukan
dalam desikator 15 menit dan ditimbang
kembali, sehingga berat kering tanur (mutlak).
27
5. Setelah berat kering tanur didapat, maka
kadar air kayu dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
34
• Biasanya pohon yang masih hidup tidak
mempunyai kadar air lebih tinggi dari
setengah sampai dua pertiga dari kadar
air maksimum teoritis.
• Kadar air dari suatu pohon tidak banyak
berubah sepanjang tahun, tetapi
penyebaran kadar air dalam batang
mungkin berubah dari bulan ke bulan atau
dari musim ke musim.
D.Kadar Air Keseimbangan
43
2. Faktor yang mempengaruhi Angka penyusutan dan
Pengembangan
Teori yang mengemukakan perbedaan angka
penyusutan antara bidang radial dan tagensial yaitu:
a. Teori Tahan Jari-Jari
Perbedaan ini disebabkan arah jari jari tegak lurus
serat. Jari-jari akan menahan penyusutan radial dari
unsur-unsur longitudinal sehingga penyusutan arah
radial lebih kecil daripada arah tangensial.
45
b. Penyimpangan letak mikrofibril
Perbedaan penyusutan tangensial dan radial disebabkan karena mikrofibril yang terletak
didekat noktah menyimpang dari arah yang normal sehingga berpengaruh lebih besar
penyusutan pada arah radial tapi lebih kecil pada arah tangensial.
c. Perbedaan kayu awal dan kayu akhir
Perbedaan penyusutan tangensial dan radial disebabkan oleh struktur dinding sel, letak
sel dan susunannya dalam zona-zona kayu awal dan kayu akhir.
d. Perbedaan tebal dinding sel
Kecendrungan dinding sel pada arah tangensial lebih tebal dari arah radial sehingga
kemampuan air terikat yang ada pada dinding yang tebalakan lebih besar dan berakibat
terjadinya perbedaan penyusutan.
e. Tegangan pada suatu arah akan berpengaruh pada arah lain
Jika benda menyusut pada salah satu arah maka arah lain akan membesar.
Pertambahan panjang arah radial karena penyusutan tangensial nilainya lebih rendah
jika dibandingkan dengan pertambahan panjang arah tangensial karena penyusutan arah
radial. 46
• Ada kemungkinan arah susut pada sel, yaitu:
1. Rongga sel menyusut ke dalam, sedangkan
dinding sel tetap
2. Rongga sel mengembang dan dinding sel
mengembang
3. Rongga sel tetap, dinding sel mengembang
atau menyusut
47
3. Pengukuran kembang susut kayu
Perubahan dimensi kayu dinyatakan dalam prosentase dimensi
maksimum kayu. Pengembangan dan penyusutan pada umumnya
dinyatakan dalam keadaan basah ataut titik jenuh serat.
• Rumus penyusutan:
• Rumus pengembangan :
49
• Kayu dengan Berat jenis tinggi umumnya
mengalami perubahan dimensi yang besar,
sedangkan kayu dengan berat jenis kecil
mengalami perubahan dimensi yang kecil
• Beberapa bentuk cacat kayu:
a. Retak
b. Pecah
c. Melengkung
d. Memuntir
e. bergelombang 50
Retak Pecah
Melengkung Memuntir
4. Cara mengukur perubahan dimensi pada
3 bilangan
57
THANK YOU