Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EKONOMI KESEHATAN

KARAKTERISTIK INDUSTRI KESEHATAN DAN PELAYANAN


KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
M. SAHRIZAL ( 20401003 )
LOLA LUPITA SILITONGA (20401013)
RISKI RAMDANI( 20401023 )

DOSEN :
ROZA ASNEL M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


TAHUN 202
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt.karna dengan rahmatnya penulis dapat


menyelesaikan makalah tentang “KARAKTERISTIK INDUSTRI DAN
PELAYANAN KESEHATAN .Dan penulis juga mengucapakan
terimakasih kepada ibu ROZA ASNEL M.Kes, selaku dosen pengampu
yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam menyususn dan
menulis makalah ini.
Makalah ini telah disusun semaksimal mungkin,akan tetapi masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu ,penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca agar dapat memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah
tentang KARAKTERISTIK INDUSTRI DAN PELAYANAN
KESEHATAN dapat memberikan informasi tentang pembaca.

Pekanbaru,23 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................6
1.3.Tujuan pembahasan..................................................................................................6

BAB II...............................................................................................................................8
PEMBAHASAN................................................................................................................8
2.1. Pengertian Industri Pelayanan Kesehatan dalam Segi Kesehatan, Ekonomi
danEkonomi Kesehatan..................................................................................................8
2.2. Ruang Lingkup Ekonomi Kesehatan dari Dimensi Mikro dan MakroEkonomi......8
2.3. Industri pelyanan kesehatan ciri/karakteristik pelayanan kesehatan......................9

BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................14
3.2. Saran.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Ekonomi dan kesehatan memiliki suatu keterkaitan yang sangat
erat.Pembangunan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
masyarakat, dan perbaikan pada kondisi kesehatan masyarakat akan
mempengaruhi produktivitas kerja.Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna
fisik, mental dan sosial tidak terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan
saja. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam sistem kesehatan nasional
adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bermutu,merata, dan
terjangkau oleh masyarakat secara ekonomis, serta tersedianya pelayanan
kesehatan tidak semata-mata berada di tangan pemerintah melainkan
mengikutsertakansebesar-besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat.
Pelayanan kesehatan untuk masyarakat merupakan hak asasi manusia yang
harusdilaksanakan negara. Pemerintah harus mampu memberikan perlakuan yang
sama kepadawarganya dalam pelayanan kesehatan maupun pelayanan publik
lainnya. Dalam kenyataan penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat
dengan status ekonomi lebih tinggimempunyai askses terhadap pelayanan
kesehatan lebih baik dibandingkan dengan merekadengan status ekonomi rendah.
Peningkatan pelayanan kesehatan diharapkan dapatmenghasilkan derajat
kesehatan masyarakat lebih tinggi sehingga memungkinkanmasyarakat hidup
lebih produktif, baik secara ekonomi maupun sosial sehingga terciptamasyarakat
sehat secara keseluruhan.ilmu ekonomi dewasa ini telah diterapkan di berbagai
bidang kehidupan mulai dariaspek terkecil hingga aspek yang luas. Penerapan
prinsip efektivitas dan efisiensi yangmenjadi salah satu bidang kajian ilmu
ekonomi menjadi dasar pemikiran para praktisidalam menjalankan industri
kesehatan. !ajian ilmu ekonomi memberikan dampak yangsignifikan untuk
kemajuan perekonomian, sehingga ilmu ekonomi mengalami perkembangan yang
cukup pesat hingga sekarang. Dalam perkembangannya, duniaindustri termasuk
pelayanan kesehatan menerapkan berbagai prinsip ekonomi untuk dapat bersaing
dengan industri yang sejenis.Perkembangan pada suatu negara selalu berubah-
ubah dikarenakan semakinmeningkatnya jumlah penduduk. Semakin besar jumlah
penduduk semakin besar pula kebutuhan setiap individunya. Pada dasarnya
sampai kapanpun manusia tidak pernah puasdengan apa yang dia dapatkan.

1.2.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian ekonomi kesehatan?


2.Bagaimana ruang lingkup ekonomi kesehatan dari dimensi mikro dan
makro?
3.Bagaimana karakteristik industri pelayanan kesehatan?

1.3.Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1.Mahasiswa dapat memahami pengertianekonomi kesehatan
2.Mahasiswa dapat memahamiruang lingkup ekonomi kesehatan dari
dimensi mikrodan makro
3.Mahasiswa dapat memahamikarakteristik industri pelayanan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Industri Pelayanan Kesehatan dalam Segi Kesehatan, Ekonomi
danEkonomi Kesehatan

Dalam segi kesehatan, industri pelayanan kesehatan adalah suatu aktivitas


yang dikerjakan oleh setiap orang maupun organisasi yang bergerak dalam bidang
kesehatan hanya memiliki value in use dan bukannya value in exchange.
Padaumumnya keadaan itu oleh konsumen yang dalam hal ini adalah pasien,
hanyadapat ditunjukkan oleh suatu tingkat utility tertentu, misalnya perubahan
dari statuskesehatannya. Dengan demikian berarti kesehatan bukanlah suatu
komoditisedangkan pelayanan kesehatan adalah suatu komoditi.Dalam segi
ekonomi, industri pelayanan kesehatan adalah perlu adanyaaspek ekonomi seperti
pendapatan merupakan syarat utama untuk dapat menikmatipelayanan kesehatan
dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kesehatan antara lain, tersedianya saranakesehatan,
keadaan lingkungan yang memadai dan mutu makanan yang dikonsumsi.
Penanganan faktor tersebut harus dilakukan terarah dan terpadu
denganmemperhatikan kondisi sosial ekonomi yang berkaitan (Rahmi, 2008).
Keadaanfaktor sosial ekonomi juga berpengaruh dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatanyang tersedia, seperti pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan
yang diperoleholeh rumah tangga (Yulia, 2009)..Dalam segi ekonomi kesehatan,
industry pelayanan kesehatan adalahkesehatan dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi melalui beberapa cara,seperti perbaikan kesehatan seseorang akan
menyebabkan pertambahan dalampartisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan
dapat pula membawa perbaikan dalamtingkat pendidikan yang kemudian
menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi,ataupun perbaikan kesehatan
menyebabkan bertambahnya penduduk yang akanmembawa tingkat partisipasi
angkatan kerja (Tjiptoherijanto,1993)
2.2 Ruang Lingkup Ekonomi Kesehatan dari Dimensi Mikro dan MakroEkonomi
kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :

 Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan

 Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan

 Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan

 Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya

Dampak upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan padaindividu


dan masyarakatMenurut Lubis (2009) secara garis besar teori ekonomi dapat
dibagi atas dua yaitu :
1) Micro Economics
Merupakan sesuatu yang spesifik dan merupakan sesuatu yang
didefinisikansebagai bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-
bagian yangkecil dari seluruh kegiatan perekonomian.Hal yang berkaitan
dengan ekonomi kesehatan yang dianalisis adalah :perilaku konsumen,
supply, demand, elastisitas supply dan demand , pasar,dan
sebagainya.Dilihat dari sisi mikro terdapat aspek-aspek yang terdiri dari :
A. ASPEK PRODUKSI (Suply) contoh :
a. Menelaah biaya dari berbagai input program kesehatan misalnyaseperti sarana
gedung, alat kesehatan dan tenaga kesehatan.
b. Analisis pembiayaan dari berbagai alternatif program yang dapatmemberikan
gambaran tentang Cost Efficiency, Cost Efectivenessdan Cost Utilization
.c. Menelaah aspek pembiayaan secara keseluruhan misalnya :sumber pembiayaan
kesehatan dari pemerintah, swasta, out ofpocket, berapa besarnya,
kecenderungannya dan sistemmobilisasi pembayaan kesehatan (asuransi, grant,
pajak dl)
.B. ASPEK KONSUMSI (Demand) :
Menelaah pola penggunaan pelayanan kesehatan dandiferensiasinya menurut
fasilitas, strata pendidikan, urban-rural,kelompok umur, pekerjaan. Bagaimana
pengaruh tarif, subsidi,asuransi, pendapatan terhadap pola konsumsi pelayanan
kesehatan.

2. Macro Economics
Merupakan sesuatu yang bersifat Agregat dan merupakan analisis atasseluruh
kegiatan perekonomian. Analisis bersifat global dan tidakmemperhatikan kegiatan
ekonomi yang dilaksanakan oleh unit-unit kecildalam perekonomian.
Menganalisis kajian sektor-sektor kesehatan danhubungannya dengan
pembangunan ekonomi.
Yang termasuk didalamnya antara lain : Fiskal dan moneter terhadap pembiayaan
kesehatan, Kebijakankesehatan dan lain-lain. Secara makro hubungannya secara
timbal balikdengan sektor lain, menganalisa pengaruh kebijakan dan
implementasipembangunan sektor lain terhadap kesehatan .
Contoh :
1. Hubungan adanya bendungan Aswan di Mesir dengan kejadian
penyakitschistosomiasi.
2. Pengaruh pembukaan hutan dengan kejadian Malaria di Brazil.
3. Kegiatan industri Newmont dengan keracunan mercuri.
4. Dampak krisis ekonomi terhadap kesehatan dan gizi.
5. Kecenderungan pembiayaan kesehatan dengan perkembangan
ekonomisuatu negara.
6. Pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap kecukupan
biayakesehatan.
7. Peningkatan sektor transportasi dengan kematian akibat kecelakaan.

3. Pengertian Pelayanan Kesehatan dan Ciri-ciri Pelayanan


KesehatanPengertian Pelayanan Kesehatan :
a. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuanutamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif( peningkatankesehatan ) dengan sasaran masyarakat.
b. Menurut Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan
sendiri/secarabersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkankesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta
memulihkankesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

2.3 Industri pelyanan kesehatan ciri/karakteristik pelayanan kesehatan

Sektor Kesehatan/industri pelayanan kesehatan mempunyai beberapa karakteristik


dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh sebab itu penerapan ilmu ekonomi di
sektor kesehatan harus disesuaikan dengan karakteristik yang dimilki sektor
kesehatan.
Beberapa ciri/karakteristik sektor kesehatan :
1. Consumer s ignorance (ketidaktahuan konsumen)
Konsumen pelayanan kesehatan tidak tahu apa yang harus dikonsumsi, jenis,
barapa banyak barang/jasa yang harus dikonsumsi untuk mengatasi masalah
kesehatannya. Sehingga konsumen sangat tergantung pada provider pelayanan
kesehatan. Ciri ini sangat jelas pada pelayanan kuratif. Pasien datang ke dokter
dalam kondisi tidak tahu apa penyakitnya dan bagaimana mengatasinya.
2. Supplier induced demand
Provider pelayanan kesehatan bersifat dominan dalam memenuhi kebutuhan
konsumen. Provider menyarankan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang
harus dikonsumsi. Misalkan : jenis obat, berapa dosis yang harus diminum, dll.
3. Kejadian penyakit/masalah kesehatan tidak terduga
Konsumen tidak bisa menduga kejadian penyakit/masalah kesehatan. Dan
mereka mengkonsumsi pelayanan kesehatan karena terpaksa untuk mengatasi
penyakitnya/masalah kesehatan. Oleh karena itu harus ada perencanaan dari segi
biaya untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya melalui asuransi kesehatan.
4. Kesehatan bersifat konsumtif dan investasi
Memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah kegiatan konsumsi karena
mengeluarkan sumber daya (tenaga, uang dan waktu) untuk mendapatkannya.
Tetapi mengkonsumsi pelayanan kesehatan promotif dan preventif pada
hakekatnya adalah investasi SDM di masa mendatang.
5. Ekternalitas
Yaitu dampak positif/negatif yang diakibatkan oleh perbuatan orang lain.
Misal : pemberian imunisasi bagi seseorang untuk mencegah penyakit menular
akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya., tetapi polusi memberikan
dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Pemerintah perlu menjamin
programprogram yang mempunyai eksternalitas tinggi, dimana manfaat sosialnya
lebih tinggi dibanding manfaat individunya.
6. Non competitive
Dalam kesehatan kompetisi dalam iklan secara iklan dianggap tidak patut.
Akibatnya konsumen yang ignorance tidak memperoleh informasi tentang beda
kualitas pelayanan dan beda tarif (harga) dari berbagai alternatif pelayanan
kesehatan.
7. Non Profit motive
Idealnya mencari untung/laba bukan merupakan tujuan utama bagi pelayanan
kesehatan (seperti RS swasta), namun fungsi sosial yang harus diutamakan.
Dalam prakteknya, memaksimumkan laba yang biasanya harus mengendalikan
tarif dan jumlah produksi sulit dilakukan oleh pelayanan kesehatan. Kunjungan
pasien (cerminan morbiditas) sulit diprediksi dan dikendalikan sementara tarif
tidak bisa leluasa dinaikkan.
8.Bersifat padat karya dan ada kesulitan untuk memasukinya
Sangat banyak profesi kesehatan yang terlibat dalam industri pelayanan
kesehatan, banyak profesi spesialis yang tidak bisa digantikan fungsinya
misalnya : dokter, perawat, bidan, dll. Pola tenaga yang padat karya dan
terspesialisasi, membuat pelayanan kesehatan menjadi kompleks dan rumit
mengelolanya.

PERAN SWASTA DAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN


KESEHATAN

Definisi Swasta
Semua organisasi dan individu yang dalam melaksanakan kegiatannya tidak
langsung dikendalikan oleh pemerintah. Ini termasuk perusahaan swasta dan
individu yang mencari untung (for profit) serta organisasi swasta yang tidak
mencari untung (not for profit).(who, Mexico,1991).

Jenis Swasta
a. For profit b.
b. Not for profit dengan subsidi dan tanpa subsidi
c. Dengan izin resmi atau tanpa izin
d. Jenis kegiatan : preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif

Matriks Peran Swasta dan Pemerintah


Pelaksana Biaya Pemerintah Swasta Pemerintah - RS - Puskesmas - Pustu
- Program Kesmas Pelayanan dikontrakkan ke swasta Mis : cleaning
service, pemeliharaan alat Swasta - Paviliun swasta di RS Pemerintah -
Yankes dari askes swasta ke yankes pemerintah - Fee for service masy. Ke
yankes pemerintah - pasien/perusahaan swasta ke yankes swasta - Praktek
swasta - Askes swasta ke yankes swasta

Keterlibatan Swasta
Jeffers,1990 ada 17 kriteria swasta, namun 7 yang utama adalah :
1. Pemerataan (equity)
2. Efisiensi operasional
3. Efisiensi alokatif
4. Acceptability oleh konsumen
5. Acceptability oleh penyelenggara pelayanan kesehatan
6. Kelayakan administrasi
7. Acceptability secara politik

Dari ke-7 kriteria diatas, menunjukkan 7 peranan utama swasta :


1. Mengontrakkan kegiatan tertentu kepada swasta
2. Mendorong perkembangan JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat)
3. Menyesuaikan tarif untuk meningkatkan pendapatan
4. Membayar swasta sesuai dengan mutu pelayanan di fasilitas pemerintah
5. Otonomi RS Pemerintah ( : RS Unit Swadana)
6. Menegmbangkan asuransi kesehatan nasional
7. Swasta ikut menanggung biaya pendidikan tenaga

Swastanisasi/Privatisasi
Adalah strategi atau kebijakan pemerintah untuk mengalihkan pelaksanaan
upaya dan pelayanan kesehatan serta pembiayaannya dari pemerintah
kepada swasta.
 Total
 Selektif atau Terbatas

Asumsi dan Ekspektasi


1. Mobilisasi Sumber Daya

 Fakta : dana yang bersumber dari masyarakat dan swsta, jumlahnya cukup
besar 35-65%. Dana yang besar ini diharapkan akan bisa membantu
memikul tanggung jawab sosial secara langsung.
 Kesuksesan sektor swasta dalam memabntu memobilisasi dana tergantung
pada kondisi :
a. Jumlah tenaga kesehatan Dengan berkembangnya swasta, tenaga
tramnpil yang jumlahnya terbatas di sektor pemerintah akan berkurang.
(brain drain)
b. Intervensi pemerintah Tidak adanya intersevnsi menyebabkan terjadinya
kenaikan total biaya kesehatan, akan tetapi volume pelayanan masih tetap
atau bahkan berkurang

2. Kompetisi dan Efisiensi


Kenyataan : tidak selalu terjadi
a. Mekanisme harga di pasar memerlukan informasi biaya produksi secara tepat
dan cepat. Di negara maju, kebanyakan informasi ini sudah tersedia, tetapi di
sebagian negara berkembang, informasi ini masih sangat terbatas.
b. Persyaratan tersedianya supplier dalam jumlah banyak dan dapat masuk dan
keluar dengan mudah. Dalam kenyataannya, sulit untuk masuk dan keluar dari
sistem di sektor kesehatan. Sehingga yang terjadi bukan free competition tapi
oligopoli, bahkan monopoli di daerah tertentu.
c. Consumer choice. Kondisi pasar sempurna memungkinkan lonsumen untuk
memilih yang terbaik dari banyaknya layanan kesehatan, sekaligus untuk
mengetahui kualitas barang yang dibelinya. Untuk itu konsumen harus
mengetahui variasi harga dan kualitas barang yang tersedia di pasar. Tetapi karena
salah satu ciri sektor kesehatan adalah consumer ignorance, maka permintaan
yang terjadi adalah permintaan yang diwakilkan oleh provider, sehingga terjadi
mekanisme pasar tidak sempurna.

Keseimbangan Pasar
 Asumsi : Pasar terbentuk bila ada interaksi dinamis antara demand dan
supply sehingga membentuk pareto optimum (dimana keuntungan yang
diperoleh pihak tertentu adalah kerugian pihak lain sehingga terjadi
pergeseran pasar dari titik keseimbangan)
 Namun, pemerataan sulit terjadi bila peranan swasta dominan
Kualitas
 Fakta : kualitas sektor pemerintah sangat rendah. KELuhan terdapat dalam
layanan kesehatan, layanan penunjang medis, layanan administrasi,
layanan transportasi, dan layanan lainnya.
 Harapan : peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Swasta menonjol
(swastanisasi) kualitas pelayanan meningkat
 Kualitas lege artis (dari segi medis), harus dipenuhi tidak kurang dan
tidak lebih (adekuat)
 Kualitas non medis meningkatkan pelayanan kesehatan Pelayanan
Kesehatan yang Berkualitas :
a.Kualitas dari aspek medis harus adekuat (tidak lebih dan tidak
kurang)Sementara peran swasta for profitada kecenderungan untuk
memberi layanan berlebihan (untuk pembayaran fee for service) atau
kurang untuk kapitasi
b.Kualitas dari aspek non medis (convenience dan amenities)
Meliputi : waktu tunggu, administrasi, kebersihan, keramahan,
kenyamanan. Swasta lebih mudah menyesuaikan kualitas pelayanan
c.Kualitas dari Aspek Aksesibilitas
For profit : target pada pangsa pasar dengan kemampuan tinggiNot for
profit : untuk sosial/ekonomi rendah/miskin

Motivasi dan Perilaku Swasta

1.Swasta Not For Profit


 Tujuan : social benefit maximum
 Jenis : subsidi (organisasi internasional/domestik) dan tanpa
subsidi
 Sumber subsidi : Badan/organisasi internasional dan sumber dana
domestik (jumlah sedikit)
 Subsidi mencakup :
 Seluruh/sebagian komponen biaya (investasi,
operasional, dan pemeliharaan)
 Subsidi terbatas hanya pada investasi
 Peran pemerintah, adalah membantu dengan memberi subsidi,
keringanan perijinan, bimbingan, pembangunan infrastruktur fisik

 Ciri-ciri :

 Tarif biasanya di bawah biaya satuan


 Tarif diatas biaya satuan digunakan untuk subsidi silang
 Sasaran pelayanan kesehatan adalah pemukiman kumuh
dan daerah tertinggal
2. Swasta For Profit
 Tujuan : maksimum return on investment, sehingga selalu
memperhatikan jumlah, jenis dan lokasi layanan kesehatan.
 Sasaran : ekonomi menengah keatas, di kota dan selalu
menginginkan kualitas pelayanan yang tinggi.
 Bersistem eksklusif dalam SDM, peralatan medis, dan pendukung serta
tarif
 Supply induced Demand yaitu biaya investasi dan operasional beraal
dari uang pinjaman bank, sehingga terdorong untuk melakukan un-
necessary procedure
 Praktek Tying (pemberian/penjualan suatu barang/jasa kepada
konsumen yang menyebabkan konsumen terpaksa membelinya).
Contoh : Di AS, satu diantara empat laboratorium adalah milik
dokter, sehingga pasien cenderung patuh pada apa yang disarankan
oleh dokternya.
 Tarif > unit cost sehingga berorientasi laba (profit), yang tidak hanya
untuk meningkatkan pelayanan atau subsidi silang

Ciri-ciri kesehatan
Pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainya.
Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atasbanyak
sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memeliharamemperbaiki,memulihkan
kesehatan fissik dan jiwa seorang. Karena sifat yang sangat heterogen,pelayaanan
kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Beberapa karakteristik khususpelayanan
kesehatan sebagai berikut (Santerre dan Neun, 2000):
a. IntangibilityTidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan
tidak bisa dinilaioleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat,
mendengar,membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan.

b. InseparabilityProduksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara


simultan(bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk dikonsumsi
kemudian. Tindakanoperatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang
sama digunakan olehpasien.
c. InventoryPelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan
pada saatdibutuhkan oleh pasien nantinya.

d. InkonsistensiKomposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima


pasien dari dariseorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan
kesehatan yangdigunakan antar pasien, bervariasi.

Jadi pelayanaan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya pelayanan


kesehatan diukur berdasarkan ketersediaaan (jumlah dokter atau tempattidur
rumah sakit per 1,000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi
ataupembedahan per kapita).(Murti,2011)
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Industri pelayanan kesehatan merupakan sektor penting yang sangat
berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.Salah satu sasaran yang ingin dicapai
dalam sistem kesehatan nasional adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan bermutu,merata, dan terjangkau oleh masyarakat secara ekonomis, serta
tersedianya pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada di tangan pemerintah
melainkan mengikutsertakansebesar-besarnya peran aktif segenap anggota
masyarakat. Pelayanan kesehatan untuk masyarakat merupakan hak asasi manusia
yang harusdilaksanakan negara. Pemerintah harus mampu memberikan perlakuan
yang sama kepadawarganya dalam pelayanan kesehatan maupun pelayanan publik
lainnya. Dalam kenyataan penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat
dengan status ekonomi lebih tinggimempunyai askses terhadap pelayanan
kesehatan lebih baik dibandingkan dengan merekadengan status ekonomi rendah.

3.2. Saran
Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secarabersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkankesehatan,
mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkankesehatan
peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Rineka Cipta


Depkes RI, 2009.Sistem Kesehatan Nasional . JakartaMurti,
Bhisma. 2011. Ekonomi Kesehatan. FK UNS
Lubis, Ade Fatma. 2009.Ekonomi Kesehatan Medan : USU Press.
Tjiptoherijanto, Prijono. (1994Ekonomi Kesehatan Jakarta: PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai