Anda di halaman 1dari 78

MAKALAH

EKONOMI
KESEHATAN
DOSEN:
NURFARDIANSYAH
BUR

ANDI TENRI SANDA


DATU 14120200169
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha


Esa, atas segala karunianya sehingga
kita sebagai ciptaannya diberikan
kesehatan untuk tetap dapat
menjalani aktifitas ibadah
sebagaimana yang menjadi
petunjuk-Nya. Dalam penyusunan
makalah ini, saya sebagai mahasiswi
pada mata kuliah ekonomi
kesehatan menformulasi materi
untuk menyelesaikan tugas.
Ekonomi kesehatan pada prinsipnya
memberikan ruang pada bidang ilmu
ekonomi untuk memiliki peran
dalam peningkatan pelayanan pada
bidang kesehatan, yang selama ini
dikenal penuh dengan kritikan dan
rasa ketaidakpuasan masayarakat
tersebut terhadap pelayanan

2|Page
kesehtan yang ada. Pada fokus
materi, sengaja untuk menciptakan
kekikinian permasalahan biaya
biaya yang dialami masyarakat,
oleh karenanya solusi solusi yang
akan diberikan pada modul ini
senantiasa berlandaskan pada nilai
nilai ekonomi yang berperan atau
berkedudukan di masyarakat itu
sendiri
Saya menyadari bahwa masih
banyak kekurangan pada makalah
ini. Oleh karena itu saya
mengharapkan pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita
sekalian. Terima Kasih

3|Page
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.....................2
DAFTAR ISI...................................4
BAB 1 PENDAHULUAN..........6
DEFENISI DAN RUANG
LINGKUP EKOKES...............6
C. PEMBAHASAN
EKONOMI KESEHATAN. . .19
D. RUANG LINGKUP
SASARAN EKONOMI
KESEHATAN.......................21
B. KONSEP DASAR WANT,
NEED DAN DEMAND............23
A. Pengertian Want, Need, dan
Demand..................................23
B. Need Dalam Pelayanan
Kesehatan...............................46

4|Page
3. Demand Dalam Pelayanan
Kesehatan...............................59
BAB III PENUTUPAN.................76
KESIMPULAN..........................76
DAFTAR PUSTAKA....................78
References......................................78

5|Page
BAB 1 PENDAHULUAN

DEFENISI DAN RUANG


LINGKUP EKOKES

A. DEFENISI
Ilmu Ekonomi menurut
Samuelson (1995) adalah
ilmu mengenai pilihan yang
mempelajari bagaimana
orang memilih sumber daya
produksi yang
langka/terbatas, untuk
memproduksi berbagai
komoditi dan

6|Page
mendistribusikannya
keanggotaan masyarakat
untuk dikonsumsi saat ini
atau dimasa mendatang. Ilmu
ini mengakaji semua biaya
dan manfaat dari perbaikan
pola alokasi sumber daya
yang ada. Kegiatan yang
dilaksanakan juga harus
memenuhi kriteria efisiensi
(Cost Effective).

Tjiptoherijanto (1994),
menjelaskan ekonomi
kesehatan merupakan ilmu
ekonomi yang diterapkan
dalam topik – topik
kesehatan. Mills dan Gillson
(1999) mendefenisikan
ekonomi kesehatan sebagai
penerapan teori, konsep dan
teknik
ilmu ekonomi dalam sektor
kesehatan. Ekonomi

7|Page
kesehatan berhubungan
dengan:
(1) alokasi sumber daya
diantara berbagai upaya
kesehatan;
(2) jumlah sumber daya yang
dipergunakan dalam
pelayanan kesehatan;
(3) pengorganisasian dan
pembiayaan dari berbagai
pelayanan kesehatan;
(4) efisiensi pengalokasian
dan penggunaan berbagai
sumber daya serta
(5) dampak upaya
pencegahan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan pada
individu dan masyarakat.

Klarman (1968) menjelaskan


bahwa ekonomi kesehatan itu
merupakan aplikasi ekonomi
dalam bidang kesehatan.
Secara umum ekonomi

8|Page
kesehatan akan
berkonsentrasi pada industri
kesehatan. Ada empat bidang
yang tercakup dalam
ekonomi kesehatan, yaitu :
(1) peraturan (regulation;,
(2) perencanaan (planning);
(3) pemeliharaan kesehatan
(the health maintenance) dan
(4) analisis biaya (cost) dan
manfaat (benefit).

Pembahasan dalam ilmu


ekonomi kesehatan
mencakup costumer (dalam
hal ini pasien / pengguna
pelayanan kesehtan) provider
( yang merupkan professional
investor, yang terdiri dari
publik maupun private),
pemerintah ( government).
Ilmu ekonomi kesehatan
berperan dalam rasionalisasi
pemilihan dan pelaksanaan

9|Page
kegiatan yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan
terutama yang menyangkut
penggunaan sumber daya
yang terbatas. Dengan
diterapkannya ilmu ekonomi
dalam bidang kesehtan, maka
kegiatan yang akan di
laksanakan harus memenuhi
kriteria efisiensi atau apakah
kegitan tersebut bersifat Cost
Efective. Ada kalanya
menerapkan ilmu ekonomi
harus memenuhi kriteria
interest-eficient, sedangkan
pada kesehatan adalah
interest-individu.

Mengutip tulisan Lubis


(2009) tentang Ekonomi
Kesehatan, PPEKI (1989)
menyatakan bahwa ilmu
ekonomi kesehatan adalah
penerapan ilmu ekonomi

10 | P a g e
dalam upaya kesehatan dan
faktor – faktor yang
mempengaruhi kesehatan
untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Perubahan mendasar terjadi
pada
sektor kesehatan, ketikan
sektor kesehatan menghadapi
kenyataan bahwa
sumberdaya yang tersedia
(khususnya dana) semakin
hari semakin jauh dari
mencukupi. Keterbatasan
tersebut mendorong
masuknya disiplin ilmu
kesehatan
dalam perencanaan,
managemen dan evaluasi
sektor kesehatan.

Menyikapi keterbatasan
sumber daya yang ada,
mendorong masuknya

11 | P a g e
disiplin ilmu ekonomi dalam
perencanaan, manajemen dan
evaluasi sektor kesehatan.
Ekonomi kesehatan akan
menjawab pertanyaan –
pertanyaan berikut :
(1) pelayanan kesehatan apa
yang perlu diproduksi;
(2) berapa besar biaya
produksinya;
(3) bagaimana mobilisasi
dana kesehatan (siapa yang
mendanai);
(4) bagaimana utillisasi dana
kesehatan (siapa
penggunanya dan berapa
banyak) serta
(5) berapa besar manfaat
(benefit) investasi pelayanan
kesehatan tersebut.

12 | P a g e
B. TEORI DAN KONSEP
EKONOMI KESEHATAN

penerapan teori, konsep dan


teknik ekonomi dalam bidang
Kesehatan integrasi dari 2
cabang ilmu : ilmu ekonomi
dan ilmu
kesehatanMasyarakat

Klarman,1964
Ilmu Ekonomi Kesehatan
merupakan aplikasi ilmu
ekonomi dalam bidang
kesehatan.

PPEKI, 1989
Ekonomi Kesehatan adalah
penerapan ilmu ekonomi
dalam upaya kesehatan dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan

13 | P a g e
untuk mencapai derajat
kesehatan optimal.

Ada tiga kata kunci dalam


definisi tersebut :

A) Ilmu ekonomi : positive dan


normative/welfare economics
Upaya kesehatan dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya Upaya
Kesehatan meliputi : upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Faktor yang mempengaruhinya :
faktor genetik, faktor perilaku, factor
lingkungan (fisik, biologi, ipolek,
sosbud).
B) Derajat kesehatan yang optimal
Menurut WHO, derajat kesehatan
optimal adalah keadaan sehat
jasmani,rohani dan sosial sehingga
seseorang dapat menikmati hidupnya
secara produktif.

14 | P a g e
Selama ini dimensi ekonomi dalam
perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan kesehatan masih
jarang atau sedikit mendapatkan
perhatian. Perubahan mendasar
terjadi selama dua dekade terakhir,
yaitu ketika sector kesehatan
menghadapi kenyataan bahwa
sumber daya yang tersedia
(khususnya dana) jumlahnya
semakin jauh dari mencukupi.
Keterbatasan itu mendorong
masuknya disiplin ilmu ekonomi
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi sektor kesehatan.

Pembahasan dalam ekonomi


kesehatan menyangkut pertanyaan-
pertanyaan:
• Pelayanan kesehatan
apa yang perlu diproduksi ?

15 | P a g e
• Berapa besar biaya
produksinya ?
• Bagaimana mobilitas
dana kesehatan (siapa yang
membayar dan berapa besar)?
• Bagaimana utilisasi
pelayanan kesehatan (Siapa
yang menggunakan
danberapa banyak) ?
• Berapa besar manfaat
(benefit) investasi pelayanan
kesehatan tersebut ?

Terdapat banyak definisi ekonomi


kesehatan. Salah satunya
mendefinsikan ekonomi kesehatan
sebagai ilmu yang mempelajari
suplai dan demand sumber daya
pelayanan kesehatan dan dampak
sumber daya pelayanan kesehatan
terhadap populasi. Tentu saja definisi
hanya merepresentasikan sebagian
kecil topik yang dipelajari dalam

16 | P a g e
ekonomi kesehatan. Ekonomi
kesehatan perlu dipelajari, karena
terdapat hubungan antara kesehatan
dan ekonomi. Kesehatan
mempengaruhi kondisi ekonomi, dan
sebaliknya ekonomi mempengaruhi
kesehatan. Sebagai contoh:

 Kesehatan yang
buruk seorang
menyebabkan biaya
bagi orang tersebut
karena menurunnya
kemampuan untuk
menikmati hidup,
memperoleh
penghasilan, atau
bekerja dengan
efektif. Kesehatan
yang lebih baik
memungkinkan
seorang untuk

17 | P a g e
memenuhi hidup
yang lebih produktif.
 Kesehatan yang
buruk individu dapat
memberikan dampak
dan ancaman bagi
orang lain.
 Seorang yang
terinfeksi penyakit
infeksi dapat menular
ke orang lain.
Misalnya, AIDS
 Kepala rumah tangga
pencari nafkah yang
tidak sehat atau sakit
akan menyebabkan
penurunan
pendapatan keluarga,
makanan dan
perumahan yang
buruk bagi keluarga
 Anggota keluarga
yang harus

18 | P a g e
membantu merawat
anggota keluarga
yang sakit akan
kehilangan waktu
untuk mendapatkan
penghasilan dari
pekerjaan
 Pekerja yang
memiliki kesehatan
buruk akan
mengalami
menurunan
produktivitas

C. PEMBAHASAN EKONOMI
KESEHATAN

• Alokasi sumber daya


pada berbagai kegiatan
peningkatan kesehatan
• Jumlah penggunaan
sumber daya di bidang
kesehatan

19 | P a g e
• Pengorganisasian dan
pendanaan institusi-
institusi kesehatan
• Efisiensi alokasi sumber
daya dan penggunaannya
untuk tujuan-tujuan
kesehatan
• Dampak terhadap
pelayanan kesehatan
preventif, kuratif, dan
rehabilitative baik
individu maupun
masyarakat
‘Penerapan ilmu ekonomi dalam
upaya kesehatan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal’
Jadi pelayanan kesehatan yang lebih
baik akan memberikan manfaat bagi
individu dan masyarakat keseluruhan
jika membawa kesehatan yang lebih
baik. Status kesehatan penduduk

20 | P a g e
yang baik meningkatkan
produktivitas, meningkatkan
pendapatan per kapita, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara
(Murti,2011).

D. RUANG LINGKUP
SASARAN EKONOMI
KESEHATAN
1. Konsumen
2. Pemerintah
3. Provider (public-
private), termasuk profesional
investor

21 | P a g e
Ilmu ekonomi telah berperan
dalam rasionalisasi pemilihan dan
pelaksanaan kegiatan berkaitan
dengan pelayanan kesehatan,
terutama menyangkut penggunaan
sumber daya.
Dengan diterapkannya ilmu ekonomi
dalam bidang kesehatan maka segala
kegiatan yang dilaksanakan harus

22 | P a g e
memenuhi kriteria esisiensi
(costeffective).

B. KONSEP DASAR WANT,


NEED DAN DEMAND

A. Pengertian Want, Need,


dan Demand
Keinginan (wants) adalah Sesuatu
yang orang inginkan (ambisi)/hasrat
akan pemuas kebutuhan yang
spesifik. Keinginan orang terus
menerus, baik langsung maupun
dimasa depan. dibentuk dan
diperbaharui oleh kekuatan dan
lembaga sosial seperti sekolah,
keluarga dan perusahaan.
Need (kebutuhan) adalah sesuatu
yang dinamis dan cenderung untuk
terus tumbuh bersama dengan
berjalannya waktu dan dalam kasus

23 | P a g e
ini pertumbuhan need tersebut akan
bisa dilihat merupakan sebagian dari
perkembangan penawaran fasilitas
pelayanan kesehatan. Konsep need
merangkum beberapa penilaian
efektifitas, potensi untuk
mempertimbangkan berbagai cara
untuk memenuhi need (dengan
segala akibat yang ditimbulkannya)
dan pengakuan akan adanya
keterbatasan sumber daya serta dapat
juga merupakan bentuk dasar bagi
alokasi sumber daya. Pada umumnya
akan lebih baik untuk memasukkan
sekaligus need ketika melakukan
pengujian beroperasinya suatu
pelayanan kesehatan tertentu.
Mengingat need dapat memberikan
dasar yang cukup bagi pengambilan
keputusan yang tepat.,
Alokasi sumber daya sektor
kesehatan tetap kurang efisien tanpa
adanya beberapa koreksi yang

24 | P a g e
menyangkut, pertama penyatuan
kesepakatan tentang benefits value
yang sering masih berbeda antara
satu orang dan yang kedua
menyangkut informasi yang benar
tentang segi biayanya. Bidang sosial
policy pada umumnya dan pelayanan
kesehatan khususnya masyarakat
sering dikatakan berada dalam
keadaan membutuhkan (in need),
namun seringkali apa yang dimaksud
dengan need tidak jelas. Spek dan
Bradshaw telah mencoba untuk
membuat suatu kerangka pikir
tentang siapakah yang sebenarnya
mengatakan (melakukan), tentang
apa (bagi) siapa. Formula Spek
melibatkan tiga kelompok yaitu
masyarakat, ahli medis, dan
perorangan untuk menjawab
pertanyaan: ”Apakah seseorang itu
sakit?” dan ”apakah seseorang itu
sedang membutuhkan pelayanan
umum?”. Dan pertanyaan ketiga

25 | P a g e
mengenai: ”Apakah seseorang itu
meminta pelayanan umum?”.
Bradshaw mengatakan ada empat
definisi yang berbeda mengenai need
yang lazim digunakan oleh peneliti
dan praktisi social policy, yaitu
1. Normative Need
Terjadi ketika masyarakat
memiliki standar
pelayanan kesehatan yang
berada di bawah definisi
desirable oleh para ahli.
(standar desirable disini
bisa saja bervariasi antara
satu ahli dengan yang
lain).
2. Felt Need
Terjadi ketika masyarakat
menghendaki pelayanan
kesehatan, hal ini
berkaitan dengan persepsi
perorangan tentang

26 | P a g e
pelayanan kesehatan,
sehingga dengan jelas
akan berbeda dengan
persepsi orang lainnya.
3. Expressed Need
Need yang dirasakan tadi
kemudian dikonversikan
ke dalam permintaan.
Misalnya mencari
pelayanan kesehatan ke
dokter puskesmas,
permintaan disini tidak
harus selalu seperti apa
yang didefinisikan oleh
para ekonomi yang
mencakup persoalan
wiilingness to pay dan
ability to pay terhadap
pelayanan kesehatan.
4. Comparative Need
Terjadi ketika satu
kelompok orang di

27 | P a g e
masyarakat dengan status
kesehatan tertentu tidak
mendapatkan pelayanan
kesehatan sedangkan
kelompok yang lain
dengan status kesehatan
yang identik itu ternyata
mendapatkan pelayanan
kesehatan. Kebutuhan
seseorang terhadap
pelayanan kesehatan
adalah sesuatu yang
subjektif, karena
merupakan wujud dari
masalah-masalah
kesehatan yang ada
dimasyarakat yang
tercermin dari gambaran
pola penyakit. Dengan
demikian untuk
menentukan
perkembangan kebutuhan
terhadap pelayanan
kesehatan dapat mengacu

28 | P a g e
pada perkembangan pola
penyakit di masyarakat.
Need terhadap pelayanan
kesehatan dapat didasari
kepada pengertian tentang
merit goods. Margolis
(1982) mengatakan merit
goods ini adalah setiap
bentuk pengeluaran
masyarakat yang
nampaknya secara umum
dapat dipahami akan
tetapi sulit untuk
diperhitungkan dengan
menggunakan teori
permintaan yang biasa.
Diargumentasikan bahwa
need terhadap pelayanan
kesehatan merupakan
fungsi dari need terhadap
kesehatannya sendiri,
dengan didasari oleh

29 | P a g e
pengalaman masa
lalunya.
Pembahasan mengenai
need yang perlu digaris
bawahi adalah bahwa
tidak seluruh need akan
dapat dipenuhi, dengan
demikian akan terdapat
sebuah ranking need
dalam pengertian ceteris
paribus. Kita akan lebih
memilih satu need untuk
dipenuhi dibanding need
yang lain, bila need yang
dipilih tadi akan
memberikan manfaat
yang lebih tinggi
dibandingkan dengan
yang tidak dipilih tetapi
kemungkinan untuk
memenuhi suatu need
merupakan fungsi dari
biaya dan manfaat yang

30 | P a g e
terkandung
dibelakangnya yaitu biaya
dan manfaat yang lebih
besar. Need bukan
merupakan sesuatu yang
absolut maupun terbatas.
Need terhadap pelayanan
kesehatan merupakan
fungsi dari need terhadap
kesehatannya sendiri;
dengan didasari oleh
pengalaman yang selama
itu dilalui oleh seseorang.
Dalam berbagai
perdebatan tentang need,
cenderung terjadi salah
kaprah dan melupakan
keterkaitan di antara
keduanya. Banyak
perdebatan yang sering
tidak jelas memakai
istilah need tersebut. Dan
bahkan ada yang

31 | P a g e
mengaburkan
pendengarnya tentang
need mana yang
dimaksudkan oleh
pembicara. Bagi para
ekonom, need adalah
sesuatu pengertian yang
evaluatif dan normatif,
yaitu yang mempunyai
suatu objek yang
melandasinya.
Dalam setiap pembahasan
tentang total need, maka
yang perlu digaris bawahi
ialah bahwa tidak seluruh
need akan dapat dipenuhi.
Dengan demikian akan
terdapat sebuah ranking
need, dalam pengertian-
ceteris paribus- kita akan
lebih memilih satu need
untuk dipenuhi dibanding
need yang lain, bila need

32 | P a g e
yang dipilih tadi akan
memberikan manfaat
yang lebih tinggi
dibandingkan dengan
yang tidak dipilih.
Tapi mungkin asumsi
ceteris paribus tadi tidak
dapat terpenuhi.
Khususnya bila dikaitkan
dengan persoalan biaya.
Dengan konsep
opportunity cost yang
telah ada jelas bahwa
pemilihan need mana
yang akan dipenuhi akan
harus merupakan bagian
dari fungsi biayanya. Hal
ini berarti dalam rangka
memenuhi suatu need
tidak perlu mekanisme
yang paling efektif yang
harus dipilih. Sekali lagi
kemungkinan untuk

33 | P a g e
memenuhi suatu need
merupakan fungsi dari
biaya dan manfaat yang
terkandung
dibelakangnya; yaitu
biaya dan manfaat yang
marjinal.
Need bukan merupakan
suatu yang absolut
maupun terbatas. Need
adalah sesuatu yang
dinamis dan cenderung
untuk terus tumbuh
bersama dengan
berjalannya waktu. Dan
dalam kasus ini
pertumbuhan need
tersebut akan bisa dilihat
merupakan sebagian dari
perkembangan penawaran
fasilitas pelayanan
kesehatan. Dapat diambil
beberapa ide pokok yang

34 | P a g e
berkaitan dengan uraian
tentang need:
• Need tidak
selalu harus
dijelaskan
dengan tanpa
mempertimba
ngkan apakah
hasil akhir
yang ingin
dicari serta
jenis
pelayanan
kesehatan
manakah yang
dijadikan
instrumennya.
• Pengabaian
kemungkinan
pertukaran
dalam rangka
memenuhi
suatu need

35 | P a g e
nampaknya
akan
merupakan
persoalan awal
dari timbulnya
masalah
ketidakefisien
an.
• Bagaimanapun
kita
mendefinisika
n need maka
hampir selalu
timbul usaha
bagi pihak
ketiga yang
terlibat
kedalam
proses
penilaian;
berbeda
halnya dengan
demand di
mana

36 | P a g e
konsumenlah
yang berdaulat
(sovereign).
• Need tidak
absolut.
• Need harus
diranking dan
juga harus
dihitung.
• Kontribusi
utama dari
ilmu ekonomi
ke dalam
needology
diderivasikan
dari pasar
pengertian
bahwa need
mana yang
akan dipenuhi
akan
tergantung
sekali dengan

37 | P a g e
biaya-manfaat untuk
memenuhi need tersebut.
Demand (permintaan)
adalah hasrat terhadap
produk yang dapat
memenuhi keinginan
yang telah didukung
dengan kemampuan dan
kemauan untuk
membayar. Pengertian
permintaan (demand)
tidak terpisah dari arti
kebutuhan (need) dan
keinginan (want).
Kebutuhan (need) adalah
sesuatu yang dirasa
kurang dari diri manusia
itu sendiri sedangkan
keinginan (want) adalah
sesuatu yang dirasa
kurang karena
lingkungan. Permintaan
adalah keinginan terhadap
produk spesifik yang

38 | P a g e
didukung oleh
kemampuan dan
kesediaan untuk
membelinya.
Demand atau permintaan
adalah jumlah dari suatu
barang yang mau dan
mampu dibeli pada
berbagai kemungkinan
harga, selama jangka
waktu tertentu, dengan
anggapan berbagai hal
lain tetap sama (ceteris
paribus). Mau dan
mampu di sini memiliki
arti betapapun orang
berkeinginan atau
membutuhkan sesuatu,
kalau ia tidak mempunyai
uang atau tidak bersedia
mengeluarkan uang
sebanyak itu untuk
membeli, maka keinginan

39 | P a g e
tersebut belum disebut
permintaan. Namun
ketika keinginan atau
kebutuhan disertai dengan
kemauan dan kemampuan
untuk membeli dan
didukung oleh uang yang
cukup untuk membayar
maka akan disebut
permintaan. Dengan
demikian permintaan
adalah kebutuhan dan
keinginan yang didukung
oleh daya beli (Kotler dan
Andersen, 1995). Kotler
dan Andersen (1995)
menyatakan bahwa
kebutuhan manusia
(human need) adalah
ketidak beradaan
beberapa kepuasan dasar
seperti: kebutuhan
makanan, pakaian, tempat
berlindung, keamanan

40 | P a g e
hak milik dan harga diri,
kesehatan termasuk juga
kesehatan
gigi dan mulut.
Pembedaan want, need,
dan demand penting
karena tujuannya adalah
memenuhi semaksimal
mungkin kebutuhan
orang, dengan cara
memperbaiki keputusan
dokter, dan mendekatkan
keinginan dan permintaan
sedekat mungkin dengan
kebutuhan, melalui
pendidikan kesehatan,
dan sebagainya. Demand
dalam pelayanan
kesehatan adalah suatu
keinginan, kebutuhan
yang direalisasikan
dengan tindakan dan
mendapatkan pelayanan

41 | P a g e
secara nyata. Permintaan
pelayanan kesehatan
timbul melalui proses
perubahan persoalan
kesehatan menjadi
persoalan kesehatan yang
dirasakan, dilanjutkan
dengan merasa
dibutuhkannya pelayanan
kesehatan dan akhirnya
dinyatakan dengan
permintaan aktual. Dalam
upaya mengubah
kebutuhan pelayanan
yang dirasakan menjadi
suatu bentuk permintaan
yang efektif, konsumen
harus memiliki kesediaan
(willingness) dan
kemampuan (ability)
untuk membeli atau
membayar sejumlah jenis
pelayanan kesehatan yang
diperlukan.

42 | P a g e
Permintaan (demand)
pelayanan kesehatan
adalah pelayanan yang
sesungguhnya dibeli oleh
customer pelayanan
kesehatan, dalam hal ini
adalah pasien. Permintaan
tersebut dipengaruhi oleh
pendapat medis dari
dokter dan juga faktor
lain seperti pendapatan
dan harga obat. Model
dari Cooper Posnett
(1988), menyatakan
permintaan (demand)
pelayanan kesehatan
merupakan keinginan
untuk lebih sehat
diwujudkan dalam
perilaku mencari
pertolongan tenaga
kedokteran. Grossman
(1972) mengemukakan
bahwa konsumen

43 | P a g e
sesungguhnya
mempunyai cukup
informasi yang
memungkinannya
melakukan pilihan
kondisi kesehatannya
secara rasional, baik pada
masa sekarang maupun di
masa mendatang. Dia
mendasarkan teorinya
pada argumentasi bahwa
permintaan seseorang atas
pelayanan kesehatan di
deriviasikan dari
persepsinya atas level
optimal kesehatannya.
Akibatnya, permintaan
pelayanan kesehatan
muncul karena orang
tersebut ingin
menjembatani jenjang
antara status
kesehatannya saat ini
dengan status kesehatan

44 | P a g e
yang diinginkannya.
Dengan adanya keinginan
tersebut maka akan
mendorong keinginan
seseorang untuk mencari
pelayanan kesehatan.
Ada 2 pendekatan yang
lazim digunakan dalam
membahas permintaan
(demand) terhadap
pelayanan kesehatan.
Pertama yaitu teori
Agency Relationship atau
yang lebih dikenal
dengan Supplier-Induced
Demand Model.
Sedangkan pendekatan
yang kedua yaitu
Investment Model yang
diajukan oleh Grossman
(1972). Perbedaan utama
antara kedua pendekatan
tersebut terletak pada

45 | P a g e
asumsinya tentang
kedudukan pasien dalam
model tersebut. Pada
pendekatan pertama,
peranan pasien begitu
kecil dibandingkan pada
ahli kesehatan/dokter
dalam membentuk
permintaan terhadap
pelayanan kesehatan.
Sementara Grossman
menyatakan bahwa
konsumen (pasien) cukup
memiliki informasi dan
kebebasan dalam
menentukan
permintaannya.
B. Need Dalam Pelayanan
Kesehatan
Need terhadap pelayanan kesehatan
dapat didasari kepada pengertian
tentang merit goods. Margolis
(1982) mengatakan merit goods ini

46 | P a g e
adalah setiap bentuk pengeluaran
masyarakat yang nampaknya secara
umum dapat dipahami akan tetapi
sulit untuk diperhitungkan dengan
menggunakan teori permintaan yang
biasa. Diargumentasikan bahwa need
terhadap pelayanan kesehatan
merupakan fungsi dari need terhadap
kesehatannya sendiri, dengan
didasari oleh pengalaman masa
lalunya. Pembahasan mengenai need
yang perlu digaris bawahi adalah
bahwa tidak seluruh need akan dapat
dipenuhi, dengan demikian akan
terdapat sebuah ranking need dalam
pengertian ceteris paribus. Kita akan
lebih memilih satu need untuk
dipenuhi dibanding need yang lain,
bila need yang dipilih tadi akan
memberikan manfaat yang lebih
tinggi dibandingkan dengan yang
tidak dipilih tetapi kemungkinan
untuk memenuhi suatu need
merupakan fungsi dari biaya dan

47 | P a g e
manfaat yang terkandung
dibelakangnya yaitu biaya dan
manfaat yang lebih besar. Need
bukan merupakan sesuatu yang
absolut maupun terbatas.
Need adalah sesuatu yang dinamis
dan cenderung untuk terus tumbuh
bersama dengan berjalannya waktu
dan dalam kasus ini pertumbuhan
need tersebut akan bisa dilihat
merupakan sebagian dari
perkembangan penawaran fasilitas
pelayanan kesehatan. Konsep need
merangkum beberapa penilaian
efektifitas, potensi untuk
mempertimbangkan berbagai cara
untuk memenuhi need (dengan
segala akibat yang ditimbulkannya)
dan pengakuan akan adanya
keterbatasan sumber daya serta dapat
juga merupakan bentuk dasar bagi
alokasi sumber daya. Pada umumnya
akan lebih baik untuk memasukkan

48 | P a g e
sekaligus need ketika melakukan
pengujian beroperasinya suatu
pelayanan kesehatan tertentu.
Mengingat need dapat memberikan
dasar yang cukup bagi pengambilan
keputusan yang tepat. Alokasi
sumber daya sektor kesehatan tetap
kurang efisien tanpa adanya
beberapa koreksi yang menyangkut,
pertama penyatuan kesepakatan
tentang benefits value yang sering
masih berbeda antara satu orang dan
yang kedua menyangkut informasi
yang benar tentang segi biayanya.
Bidang social policy pada umumnya
dan pelayanan kesehatan khususnya
masyarakat sering dikatakan berada
dalam keadaan membutuhkan (in
need), namun seringkali apa yang
dimaksud dengan need tidak jelas.
Spek dan Bradshaw telah mencoba
untuk membuat suatu kerangka pikir
tentang siapakah yang sebenarnya
mengatakan (melakukan), tentang

49 | P a g e
apa (bagi) siapa. Formula Spek
melibatkan tiga kelompok yaitu
masyarakat, ahli medis, dan
perorangan untuk menjawab
pertanyaan : ”Apakah seseorang itu
sakit?” dan ”apakah seseorang itu
sedang membutuhkan pelayanan
umum?”. Dan pertanyaan ketiga
mengenai : ”Apakah seseorang itu
meminta pelayanan umum?”.
Bradshaw mengatakan ada empat
definisi yang berbeda mengenai need
yang lazim digunakan oleh peneliti
dan praktisi social policy, yaitu :
1. Normative Need
Terjadi manakala masyarakat
memiliki standar pelayanan
kesehatan yang berada di bawah
definisi desirable oleh para ahli.
(standar desirable disini bisa saja
bervariasi antara satu ahli dengan
yang lain).

50 | P a g e
2. Felt Need
Terjadi manakala masyarakat
menghendaki pelayanan kesehatan,
hal ini berkaitan dengan persepsi
perorangan tentang pelayanan
kesehatan, sehingga dengan jelas
akan berbeda dengan persepsi orang
lainnya.
3. Expressed Need
Adalah need yang dirasakan tadi
kemudian dikonversikan kedalam
permintaan. Misalnya mencari
pelayanan kesehatan ke dokter
puskesmas (permintaan disini tidak
harus selalu seperti apa yang
didefinisikan oleh para ekonom yang
mencakup persoalan wiilingness to
pay dan ability to pay terhadap
pelayanan kesehatan).

51 | P a g e
4. Comparative Need
Terjadi manakala satu kelompok
orang di masyarakat dengan status
kesehatan tertentu tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan
sedangkan kelompok yang lain
dengan status kesehatan yang identik
itu ternyata mendapatkan pelayanan
kesehatan. Kebutuhan seseorang
terhadap pelayanan kesehatan adalah
sesuatu yang subjektif, karena
merupakan wujud dari masalah-
masalah kesehatan yang ada
dimasyarakat yang tercermin dari
gambaran pola penyakit. Dengan
demikian untuk menentukan
perkembangan kebutuhan terhadap
pelayanan kesehatan dapat mengacu
pada perkembangan pola penyakit di
masyarakat.
Adapun tuntutan kesehatan adalah
sesuatu yang subjektif, oleh karena
itu pemenuhan terhadap tuntutan

52 | P a g e
kesehatan sedikit pengaruhnya
terhadap perubahan derajat
kesehatan, karena sifatnya yang
subjektif, maka tuntutan terhadap
kesehatan sangat dipengaruhi oleh
status sosial masyarakat itu sendiri.
Untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan baik,
maka banyak hal yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah
kesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat, sehingga perkembangan
pelayanan kesehatan secara umum
dipengaruhi oleh besar kecilnya
kebutuhan dan tuntutan dari
masyarakat yang sebenarnya
merupakan gambaran dari masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat
tersebut.
Kebutuhan adalah keinginan
masyarakat untuk memperoleh dan
mengkonsumsi barang dan jasa yang
dibedakan menjadi keinginan yang

53 | P a g e
disertai kemampuan untuk membeli
barang dan jasa dan keinginan yang
tidak disertai kemampuan untuk
membeli barang dan jasa. Rendahnya
pemanfaatan fasilitas kesehatan
seperti puskesmas, rumah sakit, dan
sebagainya, seringkali kesalahan atau
penyebabnya karena faktor jarak
antara fasilitas tersebut dengan
masyarakat yang terlalu jauh (baik
secara fisik maupun secara sosial),
tarif yang tinggi, pelayanan yang
tidak memuaskan dan sebagainya.
Dan sering sekali melupakan faktor
persepsi atau konsep masyarakat itu
sendiri tentang sakit. Pelayanan
kesehatan didirikan berdasarkan
asumsi bahwa masyarakat
membutuhkannya. Namun
kenyataannya masyarakat baru mau
mencari pengobatan atau pelayanan
kesehatan setelah benar-benar tidak
dapat berbuat apa-apa. Hal ini bukan
berarti mereka harus mencari

54 | P a g e
pengobatan ke fasilitas-fasilitas
kesehatan modern (puskesmas dan
sebagainya) tetapi juga ke fasilitas
pengobatan tradisional (dukun dan
sebagainya) yang kadang-kadang
menjadi pilihan masyarakat yang
pertama. Itulah sebab rendahnya
penggunaan puskesmas atau tidak
digunakannya fasilitas-fasilitas
pengobatan modern seperti
puskesmas dengan ruang rawat inap.
Menurut Anderson ada 3 faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan kesehatan yaitu (1)
mudahnya menggunakan pelayanan
kesehatan yang tersedia, (2) adanya
faktor-faktor yang menjamin
terhadap pelayanan kesehatan yang
ada, (3) adanya kebutuhan pelayanan
kesehatan. Menurut Alan Dever
(1984) dalam ”Determinants of
Health Services Utilization”, faktor-
faktor yang memengaruhi

55 | P a g e
penggunaan pelayanan kesehatan
adalah :
a. Faktor Sosiokultural yang terdiri
dari :
1) norma dan nilai sosial yang ada di
masyarakat, dan
2) teknologi yang digunakan dalam
pelayanan kesehatan.
b.Faktor Organisasi yang terdiri dari
1) ketersediaan sumber daya. Yaitu
sumber daya yang mencukupi baik
dari segi kuantitas dan kualitas,
sangat mempengaruhi penggunaan
pelayanan kesehatan.
2) keterjangkauan lokasi.
Keterjangkauan lokasi berkaitan
dengan keterjangkauan tempat dan
waktu. Keterjangkauan tempat
diukur dengan jarak tempuh, waktu
tempuh dan biaya perjalanan.

56 | P a g e
3) keterjangkauan sosial. Dimana
konsumen memperhitungkan sikap
petugas kesehatan terhadap
konsumen.
4) karakteristik struktur organisasi
formal dan cara pemberian
pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan ada yang mempunyai
struktur organisasi yang formal
misalnya rumah sakit.
c. Faktor Interaksi Konsumen-
Petugas Kesehatan
1) Faktor yang berhubungan dengan
konsumen. Tingkat kesakitan atau
kebutuhan yang dirasakan oleh
konsumen berhubungan langsung
dengan penggunaan atau permintaan
pelayanan kesehatan. Kebutuhan
dipengaruhi oleh :
(1) Faktor sosiodemografi, yaitu

57 | P a g e
umur, sex, ras, bangsa, status
perkawinan, jumlah keluarga dan
status sosial ekonomi, (2) faktor
sosio psikologis, yaitu persepsi sakit,
gejala sakit, dan keyakinan terhadap
perawatan medis atau dokter, (3)
faktor epidemiologis, yaitu
mortalitas, morbiditas, dan faktor
resiko.
(2) Faktor yang berhubungan dengan
petugas kesehatan yang terdiri dari :
1. Faktor ekonomi, yaitu adanya
barang substitusi, serta adanya
keterbatasan pengetahuan konsumen
tentang penyakit yang dideritanya.
2. Karakteristik dari petugas
kesehatan yaitu tipe pelayanan
kesehatan, sikap petugas, keahlian
petugas dan fasilitas yang dipunyai
pelayanan kesehatan tersebut.

58 | P a g e
3. Demand Dalam Pelayanan
Kesehatan
Demand dalam pelayanan
kesehatan adalah suatu keinginan,
kebutuhan yang direalisasikan
dengan tindakan dan mendapatkan
pelayanan secara nyata. Ada 2
pendekatan yang dipergunakan untuk
permintaan pelayanan kesehatan
yaitu the agency relationship
(supplier induced demand model)
dan investment model menurut
Grossman (1972a, 1972b).
Perbedaan utama kedua pendekatan
tersebut terletak dari asumsinya
tentang posisi pasien dalam model
demand. Pada pendekatan pertama
peranan pasien amat kecil
dibandingkan peranan ahli kesehatan
atau dokter dalam membentuk
demand pelayanan kesehatan.
Grossman (1972) menyatakan bahwa
pasien cukup memiliki informasi dan

59 | P a g e
kebebasan dalam menentukan
demand nya sendiri.
1 . Demand Menurut Model Agency
Relationship
Hubungan antara need dengan
demand merupakan sesuatu yang
rumit dengan beberapa argumentasi
sebagai berikut :
a. Sebagai individu semua orang
sering mempunyai wants kesehatan
yang lebih baik dari yang dimiliki
saat ini.
b. Sebagian individu tidak
melakukan apapun dengan wants tadi
dan sebagian lagi secara aktif
berusaha memperoleh pelayanan
kesehatan misalnya secara rutin
melakukan control ke dokter pribadi
dan sebagainya.
c . Terkadang para dokter tidak
sependapat tentang penilaian wants

60 | P a g e
atau demand. Para dokter
mengatakan bahwa beberapa wants
atau demand kita tidak selalu
membutuhkan perawatan. Atau ada
beberapa aspek kesehatan yang lebih
baik yang seharusnya lebih
diperhatikan tapi luput dari perhatian
kita. Sebenarnya justeru yang luput
dari perhatian tersebutlah yang
memerlukan perawatan.
Tentunya sumber dari demand
adalah wants, meskipun tidak semua
wants diwujudkan sebagai demand.
Tentunya beberapa demand dan
wants dinilai sebagai need tapi tidak
semua need akan ditampung kedalam
demand dan wants. Berarti ada
sumber need yang sama sekali
terpisah dari demand maupun wants
tadi, maksudnya ahli kesehatan
mungkin saja menentukan need
tertentu yang tidak termasuk dalam
demand maupun wants dengan

61 | P a g e
demikian need mungkin saja yaitu : a
. Demanded dan wanted
b . Undemanded dan wanted
c . Undemanded dan unwanted
Dari sudut pandang pasien demanded
dan wanted need tampaknya
memiliki nilai yang lebih tinggi
daripada undemanded dan wanted
need (dengan mengasumsikan bahwa
ada wants yang berprioritas lebih
tinggi akan tampak dinyatakan
sebagai demand), tapi mungkin tidak
demikian halnya menurut pandangan
dokter. Menurut pandangan
konsumen undemanded dan
unwanted need nampaknya bernilai
lebih rendah (bahkan bila
memperhatikan kadar
pengetahuannya saat ini mungkin
keduanya sebenarnya tidak berarti
sama sekali bagi konsumen)
dibandingkan demanded, wanted

62 | P a g e
need atau undemanded, wanted need.
Apakah demand dan need dapat
digabungkan? Salah satu cara untuk
melakukan penggabungan adalah
dengan pendekatan agency
relationship ; dimana dalam
pendekatan ini dokter bertindak
sebagai agen bagi pasiennya yang
kurang mempunyai informasi
tentang segala sesuatu yang
menyangkut pelayanan kesehatan.
Kejadian ini tidak lain disebabkan
oleh sifat komoditi pelayanan
kesehatan yang akhirnya mengacu
kepada situasi dimana dokterlah
yang secara efektif sering bertindak
untuk melakukan demanding. Agar
hubungan tersebut beroperasi secara
efisien, menurut Artells (1981)
diperlukan tiga kelompok informasi
yaitu sebagai berikut :
1 . Pengetahuan dasar tentang
masalah medis

63 | P a g e
Yaitu suatu bentuk informasi yang
pada dasarnya pasien tidak harus
memilikinya. Informasi ini
menyangkut pengetahuan khusus
untuk melakukan penilaian status
kesehatan dan mengidentifikasikan
perawatan apa saja yang tersedia.
2 . Keterangan tentang keadaan
pasien meliputi pengetahuan tentang
simptom pasien, sejarah kesehatan
dan keadaan lingkungan pasien
sehingga memungkinkan dokter
untuk menerapkan ilmu
kedokterannya terhadap kasus yang
sedang dialami pasiennya.
3 . Informasi tentang penilaian
pasien sendiri tentang penyakit yang
dideritanya termasuk preferensi
pasien atas berbagai alternatif
perawatan yang tersedia, sikapnya
dalam menghadapi resiko dan
penilaiannya atas kemungkinan trade
off dari berbagai dimensi keadaan

64 | P a g e
sehat. Intinya kita mencoba
memperbaiki hitungan cost benefit
yang harus dilakukan pasien.
Pemilihan konsumsi biasanya akan
memaksa konsumen terlebih dahulu
membuat pertimbangan terhadap
cost benefit dari pilihannya untuk
kemudian melakukan pilihan yang
sesuai dengan perhitungan tadi.
Masalahnya dalam pelayanan
kesehatan sering konsumen
sebenarnya tidak menanggung semua
biaya, salah satu penyebabnya
karena adanya third party financing
dan mungkin juga karena pasien
tidak memperoleh informasi yang
lengkap tentang biaya apa saja yang
seharusnya ditanggung. Juga pasien
kurang informasi tentang manfaat
apa saja yang akan diperolehnya dari
sekian banyak alternatif pilihan
pelayanan kesehatan yang bisa
dipilih. Dalam kondisi ini
menyebabkan pasien tidak ingin

65 | P a g e
untuk mengambil resiko akibat buruk
dari keputusan yang diambilnya.
Agency relationship kemudian
bertindak sebagai proses untuk
menggabungkan aspek beban biaya,
dampak manfaat dan pengambilan
keputusan dari perhitungan cost
benefit.

2 . Demand Pelayanan Kesehatan


Menurut Model Grossman
Penelitian Grossman (1972a, 1972b)
menyatakan bahwa demand terhadap
pelayanan kesehatan merupakan
derivasi dari demand terhadap
kesehatan itu sendiri, menurut
terminologinya Becker (1965)
kesehatan merupakan komoditi
terpenting. Berdasarkan pengertian
tersebut Grossman menyusun teori
tingkah laku konsumen dalam human
capital approach. Model Grossman

66 | P a g e
mengasumsikan bahwa masing-
masing individu melakukan
penilaian manfaat atas pengeluaran
untuk kesehatan yang
diperbandingkan dengan pengeluaran
untuk komoditi lainnya dalam rangka
memutuskan status kesehatan yang
optimal. Dalam hal ini konsumen
diasumsikan mempunyai
pengetahuan tentang status
kesehatannya sendiri, tingkat
depresiasi status kesehatannya dan
fungsi produksi yang mengkaitkan
perbaikan kesehatan dengan
pengeluaran untuk pelayanan
kesehatan. Sejalan dengan kerangka
pikir teori keputusan investasi yang
umum, diasumsikan bahwa setiap
individu akan memaksimumkan
fungsi utilitinya yang dibentuk dari
flow jasa pelayanan kesehatan dan
dari konsumsi barang lainnya untuk
setiap tahun kehidupannya.
Maksimisasi akan menyebabkan

67 | P a g e
individu menyamakan the marginal
return on the asset (kesehatan)
dengan marginal costnya. Return
kepada individu ke j disusun dari
marginal physical return (aj) dan
marginal monetary return (mj).
Biaya kapital kesehatan adalah
tingkat depresiasi (dj) (dikurangi
dengan setiap tabungan yang timbul
sebagai akibat
pembelian kesehatan saat ini, dengan
menyadari bahwa pembelian
kesehatan dimasa mendatang akan
menyebabkan terjadinya kenaikan
dalam marginal cost untuk setiap
usaha perbaikan kesehatan) sehingga
formulasi matematis untuk individu
tertentu pada waktu I adalah : mj + aj
= rj + dj ................... (1)
Sebenarnya Grossman melakukan
pengujian konsumsi dan aspek-aspek
investasi secara terpisah dengan
fokus pada bagian investasi saja.

68 | P a g e
Hasil pecuniary (mj) ditentukan oleh
tiga komponen yaitu tingkat upah
harian orang pada tahun ke i (wji)
yang diukur dalam jumlah hari sehat
yang dihasilkan oleh satu unit stok
kesehatan (Gji) dan biaya marjinal
dari gross investment dibidang
kesehatan yang dibeli pada periode
sebelumnya dan termasuk biaya
waktu dan uang (Cji – 1) sehingga
akan memberikan rate of return
sebagai berikut :
WjiGji dan Cji – 1 = mji = rji +
dji .............. (2)
Untuk setiap individu dengan status
kesehatan tertentu akan selalu ada
marginal product kesehatan G
dengan kurva marginal efficiency
kapital kesehatan yang menunjukkan
hasil untuk masing-masing tingkat
kesehatan (Wji Gji) / Cji – 1.

69 | P a g e
Grossman mendukung asumsi
tersebut dengan menunjukkan bahwa
return terhadap kesehatan diukur
dengan hari sehari (healty days)
yakni 365 hari per tahunnya. Return
tersebut akan bisa menjawab
persoalan disability akan tetapi tidak
akan bisa menjawab persoalan
debility menurut Cullis JG and West
PA (1979). Debility sebenarnya akan
mempengaruhi tingkat upah tapi
permasalahan ini secara eksplisit
diperdebatkan dalam model
Grossman. Implikasi asumsi
Grossman dari persamaan bahwa
peningkatan depresiasi menyebabkan
konsumen memilih stok kesehatan
yang lebih rendah dalam rangka
meningkatkan produk marjinal
kesehatan juga menyamakan hasil
marjinal dengan biaya yang lebih
tinggi. Depresiasi kesehatan yang
diketahui sudah cenderung naik,
model Grossman mengatakan bahwa

70 | P a g e
seseorang akan memilih status
kesehatan yang lebih rendah setiap
tahun berurutan successive year. Hal
ini akan mendorong seseorang
terpaksa harus memilih usia
hidupnya sendiri ; mengingat stok
kesehatannya yang optimal akhirnya
akan turun sampai dibawah life
supporting minimal yang diperlukan,
bila hal ini sudah tercapai berarti
seseorang akan mati.
Demand pelayanan kesehatan
diderivasikan dari suatu demand
terhadap stok kesehatan yang
optimal dimasing-masing periode,
dengan memperhatikan stok
kesehatan saat ini, depresiasi dan
investasi pelayanan kesehatan
merupakan determinan stok
kesehatan dimasa mendatang. Stok
kesehatan dan flow gross invesment
tidak harus terkait antara satu dengan
yang lain. Menurunnya stok

71 | P a g e
kesehatan disetiap waktu tidak harus
dikaitkan dengan menurunnya
konsumsi pelayanan kesehatan
dimasing-masing tahun yang
bersangkutan. Tingkat depresiasi
yang naik akan mengurangi
peningkatan netto kesehatan yang
diperoleh dari satu unit gross
investment pelayanan kesehatan.
Artinya tambahan kesehatan yang
terjadi tergantung kepada tingkat
depresiasi mengingat gross
investment pun pada akhirnya juga
akan menghasilkan stok dan
investasi netto yang semakin
berkurang. Hubungan yang tepat
antara faktor usia dan konsumsi
pelayanan kesehatan tergantung
kepada elastisitas permintaan
kesehatan. Demand ini akan sangat
tidak elastis bila produk marjinal
kesehatan naik secara cepat sejalan
dengan menurunnya status
kesehatan. Pengaruh tingkat upah

72 | P a g e
terhadap stok kesehatan dan demand
pelayanan kesehatan terdiri dari dua
unsur. Produk marjinal kesehatan
dihitung dari healthy days jelas akan
lebih berharga pada tingkat upah
yang lebih tinggi. Tapi waktu milik
konsumen juga merupakan
input bagi pelayanan kesehatan.
Dengan asumsi waktu bukan
merupakan satu-satunya input bagi
pelayanan kesehatan maka
persentase kenaikan upah akan
melampaui kenaikan biaya perunit
dan return kepada kesehatan akan
naik disetiap level stok kesehatan.
Pengaruh upah yang meningkat
tergantung pada elastisitas
permintaan kesehatan dan porsi
biaya waktu dalam total biaya per
unit pelayanan kesehatan. Tapi
karena penambahan kesehatan yang
diperoleh dari satu unit gross
investment pelayanan kesehatan

73 | P a g e
tidak dipengaruhi oleh kenaikan
upah maka permintaan pelayanan
kesehatan akan naik atau dalam
kasus yang ekstrim mungkin saja
tetap sejalan dengan naiknya tingkat
upah. Sebenarnya model human
capital kecil implikasinya bagi public
policy dalam rangka memperbaiki
efisiensi atau pemerataan pelayanan
kesehatan. Sebab konsumen
dianggap mampu melakukan pilihan
yang efisien dalam rangka
memaksimalkan utilitynya.
Pelayanan kesehatan akan meningkat
sejalan dengan naiknya pendapatan.
Juga mengingat pilihan konsumen
sudah efisien maka pengukuran
income support akan menyebabkan
tercapainya tingkat pemerataan yang
diinginkan. Dowie (1975)
mengemukakan bahwa public policy
yang dapat ditunjukkan oleh model
pendekatan Grossman perlunya
penyediaan informasi kesehatan

74 | P a g e
yang memadai bagi konsumen dan
sekaligus para penyedia pelayanan
kesehatan tentang pengaruh masing-
masing input pelayanan kesehatan
juga tentang efisiensi dari
mengkombinasikan input kesehatan
yang diinginkan.

75 | P a g e
BAB III PENUTUPAN

KESIMPULAN
Pada prakteknya ada empat definisi
berbeda tentang need yang lazimnya
dipergunakan oleh peneliti dan
praktisi social policy yang
berhubungan dengan aspek
pelayanan kesehatan tapi juga dapat
dipergunakan diberbagai aspek sosial
lainnya yakni normative need, felt
need, expressed need dan
comparative need. Keempat definisi
ini saling terkait dan dapat
digunakan untuk membentuk 12
kemungkinan kombinasi bentuk
need. Bila +1 menunjukkan adanya
need dan -1 menunjukkan tidak
adanya need untuk definisi 1 dan
seterusnya maka -1,+2, +3 dan +4
berarti bahwa individu memperoleh
pelayanan kesehatan meskipun
menurut pemikiran para ahli tidak

76 | P a g e
perlu akan tetapi dikehendaki
(wanted), diminta (needed) oleh
individu dan juga diterima oleh yang
lainnya pada kondisi sejenis. Need
adalah sesuatu yang potensial untuk
penurunan status kesehatan dan
sesuatu yang potensial bagi
perbaikan status kesehatan di atas
level yang mungkin tidak akan
diperoleh jika tidak memperbaiki
masalah need tersebut. Sumber dari
demand adalah wants meskipun tidak
semua wants diwujudkan sebagai
demand. Beberapa demand dan
wants dinilai sebagai need tapi tidak
semua need akan ditampung ke
dalam demand dan wants. Berarti
ada sumber need yang sama sekali
terpisah dari demand maupun wants.

77 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

References
Nadhir, M., 2017. EKONOMI.
makassar: ResearchGate.
Nihayatul Munaa, S. M. D. L. A. S.
M. A. C. I. H. S. M. L. K. S. N.,
2020. PENGANTAR EKONOMI
KESEHATAN. MALANG: Literasi
Nusantara.

78 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai