Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

“KONSEP DASAR EKONOMI KESEHATAN”

OLEH KELOMPOK 1 :

PATMAWATI P2MK210104032
SUTRIYANI P2Mk210104038
HAMSIAH P2Mk210104054
NOVA SUBAKTI P2MK210104046

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan”. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang mendukung.

Penulis

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii
DSAFTAR ISI…………………………………………………………………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………2
1.3 Manfaat dan Tujuan…………………………………………………..2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekonomi Kesehatan………………………………………………….3
2.2 Ciri-Ciri Sektor Kesehatan…………………………………………...6
2.3 Peran Ekonomi Kesehatan dalam Perencanaan Kesehatan…….7
2.4 Manfaat Ekonomi Kesehatan dalam Sektor Pelayanan
Kesehatan……………………………………………………………..8
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………9
3.2 Saran………………………………………………………………......9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari setiap individu, perusahaan


perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu
menghadapi persoalan persoalan yang bersifat ekonomi, yaitu
persoalan yang menghendaki seseorang atau suatu perusahaan
ataupun suatu masyarakat membuat keputusan tentang cara yang
terbaik untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi.
Pada saat ini karena perkembangan ilmu dan teknologi, dan juga
kehidupan masyarakat, maka bentukdan jenis pelayanan kesehatan
diselenggarakan dengan berbagai jenis. Data status kesehatan pada
decade terakhir menyebutkan tentang naiknya angka harapan hidup
manusia, yaitu menjadi 59 tahun dan angka kematian bayi (IMR) turun
sebesar 70% walaupun berbeda-beda disetiap kota, desa dan antar
propinsi.
Karena kesehatan merupakan sesuatu yang tidak
terobservasi dan tidak dapat diperdagangkan, komoditas dalam
kesehatan akan diarahkan pada pelayanan kesehatan. karena itu
penerapan ilmu ekonomi tidak selamanya mengikuti aturan umum
yang belaku.Perlu penyesuain agar prinsip-prinsip ilmu ekonomi dapat
diterapkan secara lebih tepat dalam bidang kesehatan
Dalam dunia kesehatan, ilmu ekonomi dapat dipergunakan untuk
mengetahui perilaku pemberi pelayanan kesehatan yang kemudian
dicocokkan dengan perilaku masyarakat sebagai pembeli atau
penerima subsidi pelayanann kesehatan.
Dengan pemahaman seperti ini maka pelayanan kesehatan
sebenarnya dapat disebut sebagai suatu komoditi dagang yang harus
diperlakukan secara hati hati. Ilmu ekonomi kesehatan sangat penting

1
dan menarik dilihat dari : 1) Peranan bidang kesehatan terhadap
perekonomian secara keseluruhan, 2) Konsen pemerintah terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat di tengah kesulitan
ekonomi yang di hadapi oleh suatu Negara dan, 3) banyaknya isu –
isu kesehatan yang erat kaitannya dengan masalah perekonomian
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Ekonomi Kesehatan?
2. Apa Saja Ciri-Ciri Sektor Kesehatan?
3. Apa Saja Peran Ekonomi Kesehatan dalam Perencanaan
Kesehatan?
4. Apa Saja Manfaat Ekonomi Kesehatan dalam Sektor Pelayanan
Kesehatan?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Teori Tentang Ekonomi
Kesehatan?
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Ciri-Ciri Sektor Kesehatan?
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Peran Ekonomi Kesehatan
dalam Perencanaan Kesehatan?
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Manfaat Ekonomi Kesehatan
dalam Sektor Pelayanan Kesehatan?

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekonomi Kesehatan
Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup consumer
(dalam hal ini adalah pasien/pengguna pelayanan kesehatan),
Provider (yang merupakan professional investor, yang terdiri dari
publikmaupun private), Pemerintah (government). Ilmu ekonomi
berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan,terutama yang
menyangkut penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan
diterapkannya ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, maka kegiatan
yang akan dilaksanakan harus memenuhi kriteria efisiensi, atau
apakah kegiatan tersebut bersifat Cost Efective (Rafiy dan Balaka
2019).
Adakalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi Kriteria
interest-efecient, sedangkan pada kesehatan adalah interest- individu,
hal tersebut adalah sulit karena kekhasan sector kesehatan.
Misalnya pada pasien koma adalah tidak efisien untuk dibantu
dengan alat-alat untuk tetap bisa bernafas dan jantungnya tetap bisa
berfungsi, oleh karena hal ini tidak efisien dan tidak ekonomis. Akan
tetapi dalam mempelajari lmu ekonomi kesehatan, ilmu ekonomi
adalah tuntunan saja sedangkan prioritasnya adalah tetap kesehatan
(Rafiy dan Balaka 2019).
PPEKI (1989), menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan
adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Perubahan mendasar terjadi pada sector
kesehatan, ketika sector kesehatan menghadapi kenyataan bahwa
sumberdaya yang tersedia (khusunya dana) semakin hari semakin
jauh dari mencukupi. Keterbatasan tersebut mendorong masuknya
disiplin ilmu ekonomi dalam perencanaan, manajemen dan evaluasi

3
sector kesehatan. Ekonomi kesehatan akan menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut (Ichwan 2012):
1. Pelayanan kesehatan apa yang perlu diproduksi
2. Berapa besar biaya produksinya
3. Bagaimana mobilitas dana kesehatan (siapa yang mendanainya
4. Bagaimana utilisasi dana kesehatan (siapa penggunanya dan
berapa banyak
5. Berapa besar manfaat (benefit) investasi pelayanan kesehatan
tersebut
2.2 Ciri – Ciri Sektor Kesehatan
Aplikasi ilmu ekonomi pada sektor kesehatan perlu mendapat
perhatian terhadap sifat dan ciri khususnya sector kesehatan. Sifat
danciri khusus tersebut menyebabkan asumsi-asumsi tertentu dalam
ilmu ekonomi tidak berlaku atau tidak seluruhnya berlaku apabila
diaplikasikan untuk sector kesehatan. Ciri khusus tersebut antara lain
(Adiatma 2010):
1. Kejadian penyakit tidak terduga adalah tidak mungkin untuk
memprediksi penyakit apa yang akan menimpa kita dimasa yang
akan datang, oleh karena itu adalah tidak mungkin mengetahui
secara pasti pelayanan kesehatan apa yang ita butuhkan dimasa
yang akan dating. Ketidakpastian (uncertainty) ini berarti adalah
seseorang akan menghadapi suatu risiko akan sakit dan oleh
karena itu ada juga risiko untuk mengeluarkan biaya untuk
mengobati penyakit tersebut.
2. Consumer Ignorance Konsumer sangat tergantung kepada
penyedia (provider) pelayanan kesehatan. Oleh karena pada
umumnya consumer tidak tahu banyak tentang jenis penyakit, jenis
pemeriksaan dan jenis pengobatan yang dibutuhkannya. Dalam hal
ini providerlah yang menentukan jenis dan volumepelayanan
kesehatan yang perlu dikonsumsi oleh konsumer.

4
3. Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak makan, pakaian
tempat tinggal dan hidup sehat adalah elemen kebutuhan dasar
manusia yang harus senantiasa diusahakan untuk dipenuhi,
terlepas dari kemampuan seseorang untuk membayarnya. Hal ini
menyebabkan distribusi pelayanan kesehatan sering sekali
dilakukan atas dasar kebutuhan (need) dan bukan atas dasar
kemampuan membayar (demand).
4. Ekstemalitas terdapat efek eksternal dalam penggunaan pelayanan
kesehatan. Efek eksternal adalah dampak positif atau negative
yang dialami orang lain sebagai akibat perbuatan seseorang.
Misalnya imunisasi dari penyakit menular akan memberikan
manfaat kepada masyarakat banyak. Oleh karena itu imunisasi
tersebut dikatakan mempunyai social marginal benefit yang jauh
lebih besar dari private marginal benefit bagi individu tersebut. Oleh
karena itu pemerintah harus dapat menjamin bahwa program
imunisasi harus benar-benar dapat terlaksana. Pelayanan
kesehatan yang tergolong pencegahan akan mempunyai
ekstemalitas yang besar, sehingga dapat digolongkan sebagai
“komodity masyarakat”, atau public goods. Oleh karena itu program
ini sebaiknya mendapat subsidi atau bahkan disediakan oleh
pemerintah secara gratis. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan
yang bersifat kuratif akan mempunyai ekstemalitas yang rendah
dan disering disebut dengan private good hendaknya dibayar atau
dibiayai sendiri oleh penggunanya atau pihak swasta.
5. Non Profit Motive, Secara ideal memperoleh keuntungan yang
maksimal (profit maximization)bukanlah tujuan utama dalam
pelayanan kesehatan. Pendapat yang dianut adalah “Orang tidak
layak memeperoleh keuntungan dari penyakit orang lain”.
6. Padat Karya, Kecendrungan spesialis dan superspesialis
menyebabkan komponen tenaga dalam pelayanan kesehatan

5
semakin besar. Komponen tersebut bisa mencapai 40%-60% dari
keseluruhan biaya.
7. Mixed Outputs. Yang dikonsumsi pasien adalah satu paket
pelayanan, yaitu sejumlah pemeriksaan diagnosis, perawatan,
terapi dan nasihat kesehatan. Paket tersebut bervariasi antara
individu dan sangat tergantung kepada jenis penyakit.
8. Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan investasi Dalam jangka
pendek upaya kesehatan terlihat sebagai sector yang sangat
konsumtif, tidak memberikan return on investment secara jelas.
Oleh sebab itu sering sekali sector kesehatan ada pada urutan
bawah dalam skala prioritas pembangunan terutama kalau titik
berat pembangunan adalah pembangunan ekonomi. Akan tetapi
orientasi pembangunan pada akhirnya adalah pembangunan
manusia, maka pembangunan sector kesehatan sesuangguhnya
adalah suatu investasi paling tidak untuk jangka panjang.
9. Restriksi berkompetisi. Terdapat pembatasan praktek berkompetisi.
Hal ini menyebabkan mekanisme pasar dalam pelayanan
kaesehatan tidak bisa sempurna seperti mekanisme pasar untuk
komodity lain. Dalam mekanisme pasar wujud kompetisi adalah
kegiatan pemasaran (promosi, iklan dan sebagainya). Sedangkan
dalam sector kesehatan tidak pernah terdengar adanya promosi
discount atau bonus atau banting harga dalam pelayanan
kesehatan. Walaupun dalam prakteknya hal itu sering juga terjadi
dalam pelayanan kesehatan. Banyak teori dan praktek yang telah
dikembangkan dibidang ini, walaupun dalam banyak hal kerangka
ilmu (body of knowledge) nya masih relative kecil dibandingkan
dengan subdisiplin ekonomi yang lain.
2.3 Peran Ekonomi Kesehatan dalam Perencanaan Kesehatan
Perencanaan kesehatan pada dasarnya berhubungan erat dengan
pemilihan, yaitu: memilih satu cara atau memilih beberapa cara
diantara pilihan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan dating.

6
Dilain pihak, Ekonomi Kesehatan juga berkaitan dengan pemilihan
sehingga antara perencanaan dan Ekonomi kesehatan terdapat
persamaan dan keterkaitan. Pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi disebuah Negara akan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan penduduknya dan berkaitan erat pula dengan kemampuan
Negara tersebut untuk mengembangkan pelayanan kesehatan
maupun kegiatan-kegiatan lain disektor kesehatan. Oleh karena itu
kebijaksanaan dibidang kesehatan dan pelaksanaannya juga sangat
dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi secara makro. Program-
program kesehatan hendaknya dipandang sebagai suatu straegi yang
menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan social dan ekonomi
dari suatu penduduk. Strategi tersebut membutuhkan pilihan program-
program yang dapat meningkatkan derajat kesehatan secara efisien.
Misalnya, pengembangan jaringan pelayanan kesehatan,
pembangunan infrastruktur air bersih, peningkatan gizi masyarakat,
imunisasidan sebagainya (Adiatma 2010).
Dalam hal ini dibutuhkan kajian terhadap strategi dan skala prioritas
yang perlu ditetapkan sebagai kebijaksanaan dalam beberapa bentuk
pelayanan yang ada. Bagi Negara miskin atau sedang berkembang,
untuk menetukan prioritas tersebut adalah tidak mudah dan sulit. Oleh
karena itu segala usaha ntuk memperluas pilihan dalam hal
meningkatkan pelayanan kesehatan dan penyuluhan kesehatan akan
dipandang sebagai sesuatu yang bermanfaat. Hal tersebut sangat
relevan bagi konteks ekonomi dinegara yang berpendapatan rendah
(Adiatma 2010).
2.4 Manfaat Ekonomi Kesehatan dalam Sektor Pelayanan Kesehatan
Perawatan kesehatan sangat menyerap biaya pemerintah
maupun anggaran keluarga. Selain itu banyak juga peralatan
kesehatan yang harus dibeli dengan menggunakan valuta asing
sehingga akan menghabiskan banyak devisa, hal tersebut merupakan
keterbatasan bagi Negara miskin. Untuk dapat lebih menghemat, dan

7
meningkatkan efisiensi, banyak Negara yang berusaha untuk mencari
sumber daya tambahan. Dalam hal ini ekonomi kesehatan akan
sangat bermanfaat, karena dapat membantu pengalokasian dana
secara lebih baik, meningkatkan efisiensi, memilih teknologi yang
lebih murah tapi tetap efektif,dan mengevaluasi sumber dana lainnya.
Ekonomi kesehatan tidak dapat memecahkan semua masalah. Oleh
karena kesulitan dan keterbatasan dalam ekonomi kesehatan dalam
menerapkan konsep lama dan ekonomi kesehatan itu juga sulit untuk
diperaktekkan dibidang pelayanan kesehatan. Pada umumnya
ekonom selalu menerapkan metode kwantitatif yang ditawarkan untuk
membantu perencanaan kesehatan. Akan tetapi para ekonom
tersebut telah dapat menjabarkan “Keinginan untuk lebih merinci
tujuan atau beberapa tujuan yang tidak begitu jelas, guna menilai dan
memantau kebijaksanaan, keinginan untuk mengidentifikasi fungsi
produksi, pengakuan akan pentingnya kaitan antaran perilaku
manusia, teknologi dan lingkungan hidup dalam proses kejadian,
pencegahan, dan pengobatan penyakit. Dalam hal ini pandangan para
ekonom merupakan salah satu masukan bagi para perencana dalam
membuat rencana disamping berbagai masukan lain untuk
pengambilan keputusan (Rafiy dan Balaka 2019).

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu ekonomi berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan,terutama yang menyangkut penggunaan sumber daya
yang terbatas, ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu
ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi disebuah
Negara akan sangat mempengaruhi derajat kesehatan
penduduknya dan berkaitan erat pula dengan kemampuan Negara
tersebut untuk mengembangkan pelayanan kesehatan maupun
kegiatan-kegiatan lain disektor kesehatan
3.2 Saran
Sebaiknya pembaca lebih menggali lagi teori tentang konsep
dasar ekonomi kesehatan dari literature lain agar ilmu yang
diperoleh semakin bertambah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adiatma A. 2010. “Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan dan Karakteristik


Industri Kesehatan”. IPIB. Palembang.
Ichwan R. 2012. “Ekonomi Kesehatan”. Universitas Gajah Mada’
Yogyakarta.
Rafiy M., Balaka M. 2019. “Ekonomi Kesehatan Pengantar dan Aplikasi”.
AA-DZ Grafika. Sulawesi Tenggara.

10

Anda mungkin juga menyukai