Anda di halaman 1dari 3

PERNYATAAN SIKAP

Forum Dokter Muda Universitas Tadulako

“Kebijakan Pendidikan Profesi FK UNTAD Ditengah Pandemi Covid-19”

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam karena pada saat ini masih diberikan
kesempatan bisa hidup dan diberi kenikmatan berpikir , mendengar , melihat serta merasakan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW beserta
keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini di Indonesia telah berlangsung selama
kurang lebih empat bulan. Jumlah total kasus positif terinfeksi per tanggal 2 Juni 2020 di
Indonesia telah mencapai 27.549 orang dengan 7.935 kasus yang telah sembuh dan 1.663
kasus meninggal. Jumlah kasus terus bertambah sehingga pandemi dapat dikatakan masih
belum selesai.
Dalam hal ini, tenaga medis sebagai garda terdepan dalam penanggulangan pandemi
COVID-19 merupakan kelompok yang amat rentan dan beresiko tinggi dalam kinerjanya.
Secara global, hingga 7 Mei 2020, tercatat 989 tenaga kesehatan yang meninggal akibat
COVID-19 di seluruh dunia atau sebesar 0,37%. Di Indonesia, pada saat itu terdapat 12.400
kasus positif dengan jumlah kematian sebanyak 895 kasus yang 55 orang diantaranya adalah
tenaga kesehatan. Hal ini berarti dalam setiap 100 kematian, terdapat 6-7 tenaga kesehatan
yang meninggal. Data ini belum termasuk jumlah tenaga medis yang positif terinfeksi.
Tingginya angka ini tidak lepas dari resiko tenaga kesehatan yang lebih besar dalam segi
terpapar dan diperparah oleh adanya kelangkaan APD, kurangnya pengetahuan terkait
penggunaan APD serta ketidakjujuran masyarakat dalam berobat. Hal ini masih terus
berlangsung dan bukan tidak mungkin kedepannya akan menyebabkan peningkatan jumlah
tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19. Pun dalam perihal ini, termasuk dokter muda
yang sekiranya akan menjalankan rotasi klinik.
Mengamati perkembangan ekskalasi pandemi COVID-19 di Indonesia khususnya
Kota Palu yang telah tercatat sebagai daerah dengan transmisi lokal COVID-19 dan dampak
yang ditimbulkan terutama dibidang pendidikan tinggi telah mengakibatkan perubahan
metode perkuliahan. Perubahan metode perkuliahan tersebut merupakan tindak lanjut dari
apa yang menjadi himbauan pemerintah melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.36962/MPK.A/HK/2020 mengenai pembelajaran secara daring dan bekerja
dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)
tertanggal 17 Maret 2020. Kondisi yang demikian membuat pemenuhan hak atas biaya kuliah
yang telah dibayarkan oleh mahasiswa menjadi tidak seimbang dengan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh perguruan tinggi.
Selain itu dampak COVID 19 dibidang ekonomi menyebabkan penghasilan
masyarakat menurun. Menurut Kementerian Ketenagakerjaan , angka Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) tercatat per bulan April terdapat 2.084.593 orang, Hal ini tentunya membuat
penghasilan orangtua mahasiswa mengalami penurunan dan merasa terbebani akan biaya
perkuliahan.
Terkait dengan hasil keputusan rapat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako beserta jajarannya dan pihak Rumah Sakit Pendidikan dan jejaring dalam
pelaksanaan rotasi klinik di masa pandemi COVID-19, yang menyatakan bahwa rotasi klinik
akan dijalankan dengan sistem 50% daring (online) dan 50% Hospital Based. Rotasi tersebut
dicanangkan akan segera dimulai dengan syarat sebagai berikut : 1. Menyertakan surat
pernyataan izin orang tua, 2. Menyertakan hasil pemeriksaan rapid test COVID-19, dan 3.
Mempersiapkan APD secara mandiri saat mengikuti pembelajaran Hospital Based. Maka
kami, selaku mahasiswa Program Profesi Dokter melalui Forum Dokter Muda Universitas
Tadulako telah mendiskusikan hal tersebut pada hari Rabu, 03 Juni 2020 dan memperoleh
penyataan sikap sebagai berikut :

1. Mendorong proses pembelajaran secara daring (online) sampai status penyebaran


COVID-19 didaerah kota Palu dan sekitrnya Kondusif, dan kemudian dilakukan
pembelajaran secara langsung (Hospital Based)

2. Jika pada poin 1 tidak dapat dilaksanakan, fakultas terlebih dahulu membuat
regulasi (SOP) proses pembelajaran secara langsung (Hospital Based) untuk
nantinya disosialisasikan pada Mahasiswa dan Orang Tua Mahasiswa, minimal 7
hari dari waktu akademik mulai berjalan.

3. Persyaratan masuk Koass di masa pandemic (Rapid test dan APD) dinilai
memberatkan Koass, sekiranya dapat sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kampus selaku penyelenggara proses pendidikan dalam pembiayaan dan
pengadaannya
4. Pemotongan biaya UKT ditengah pandemic COVID-19 mengingat tidak semua
stase dapat melaksanakan proses pendidikan sebagaimana mestinya.

Demikian pernyataan sikap yang kami buat mewakili seluruh dokter muda Universitas
Tadulako, kiranya dapat ditindak lanjuti oleh pihak Universitas maupun Fakultas dengan
sebagaimana mestinya, terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Palu, 03 Juni 2020

Koordinator Dokter Muda


Universitas Tadulako

Achmad Rizaldy
N 111 18 062

Anda mungkin juga menyukai