Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. L DENGAN SECTIO


CAESARE INDIKASI POST DATE DAN PLACENTA PREVIA
DI RUANG NIFAS LANTAI 2
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURABAYA

Fasilitator : Dewi Andriani, S.Kep.Ns., M.Kes.

OLEH :

DIVA SUKMA LARASATI


2111046

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADI HISADA
SURABAYA
TAHUN 2023

1
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. L DENGAN SECTIO


CAESARE INDIKASI POST DATE DAN PLACENTA PREVIA
DI RUANG NIFAS LANTAI 2
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURABAYA

Disusun Oleh : Diva Sukma Larasati


Nim : 2111046
Program Studi : D-III Keperawatan

Surabaya, 28 Juni 2023


Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Dewi Andriani, S.Kep.Ns., M.Kes) (Ulufu Tadzqiroh, S.Keb., Bd)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami mengucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati
saya sehingga laporan asuhan keperawatan maternitas yang berjudul “ Laporan Asuhan
Keperawatan Maternitas Pada Ny. L Dengan Sectio Caesare Indikasi Post Date Dan
Placenta Previa Di Ruang Nifas Lantai 2 Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surabaya”
dapat di selesaikan. Laporan ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Praktik Klinik Maternitas. Saya juga mengucapkan terima kasih bagi seluruh
pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan laporan ini dan berbagai sumber yang
telah kami gunakan sebagai data dan fakta pada laporan ini. Kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar makalah ini lebih sempurna. Semoga laporan ini bermanfaat.

Surabaya, 28 Juni 2023

Diva Sukma Larasati

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Definisi .................................................................................................................. 1
B. Indikasi .................................................................................................................. 2
C. Kontra Indikasi ...................................................................................................... 3
D. Etiologi .................................................................................................................. 3
E. Patofisiologi Dan Pathway .................................................................................... 4
F. Komplikasi ............................................................................................................ 5
G. Pemeriksaan Penunjang ......................................................................................... 5
H. Penatalaksanaan ..................................................................................................... 6
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................ 7
A. Pengkajian ............................................................................................................. 7
B. Pemeriksaan Fisik .................................................................................................. 8
C. Diagnosa Keperawatan .......................................................................................... 9
D. Intervensi ............................................................................................................... 9
E. Implementasi ....................................................................................................... 10
F. Evaluasi ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi
Sectio caeasar adalah persalinan dengan cara membuat sayatan perut untuk
mengeluarkan janin. Persalinan sectio caesarea yaitu proses mengeluarkan bayi
dengan membedah perut ibu dengan membuat sayatandidinding rahim (Mardiawati,
2017). Tindakan sectio caesar tindakan medis utama untuk menyelamatkan nyawa
ibu dan juga bayi. Ada beberapa indikasi untuk dilakukan tindakan sectio caesarea
adalah gawat janin, Diproporsi sepalopelvik, Persalinan macet, Plasenta Previa,
Prolapsus tali pusat, Mal presentase jainin (Sumelung et al., 2014).
Tindakan sectio caesarea melibat tindakan invasif dan anastesi. Tindakan SC
akan menimbulkan dampak pada ibu seperti infeksi, traumakandung kemih dan juga
rasa sakit serta luka sayatan pada perut (SAMBAS, 2017). Rasa sakit saat operasi
caesarea akan memengaruhi perubahan kontinuitas jaringan akibat operasi. Sakit
tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah, salah satunya seperti menyusui.
Menurutlaporan julianti (2014), 68% ibu post partum SC mengalami kesulitan dalam
merawat bayinya karena gerakan. Nyeri saat mengerakkan tubuh untuk naik turun di
tempat tidur dan mengatur postur tubuh yang nyaman.Hal ini akan menyebabkan
keterlambatan menyusui. Pengobatan untuk mengurangi nyeri pada pasien SC post
partum biasanya menggunakan analgesik, tetapi farmakologi tidak digunakan untuk
memperbaiki kondisi pasien. Kemampuan mengontrol nyeri, sehingga harus
diberikan kombinasi farmakologi dan non farmakologi agar masa kesembuhan tidak
berkepanjangan, dan nyeri ibu nifas dapat dikurangi (Rini & Susanti, 2018).

1
B. Indikasi
Menurut Sung and Mahdy (2020) dan Cunningham et al (2018), menyatakan indikasi
Ibu untuk melakukan operasi caesar yakni sebagai berikut :
a. Persalinan sesar sebelumnya
b. Deformitas panggul atau disproporsi sefalopelvis
c. Trauma perineum sebelumnya
d. Sebelumnya operasi rekonsturksi panggul/rektal
e. Herpes simpleks atau infeksi HIV
f. Penyakit jantung atau paru
g. Aneurisma serebral atau malformasi arteriovenosa
Berdasarkan indikasi anatomis untuk operasi caesar yakni sebagai berikut :
a. Solusio plasenta
b. Riwayat histerotomi klasik
c. Miomektomi ketebalan penuh sebelumnya
d. Plasenta abnormal
e. Kanker serviks invasif
f. Massa obstruktif saluran genital
g. Cerelage permanen
Berdasarkan indikasi janin untuk operasi caesar sebagai berikut:
a. Status janin yang tidak meyakinkan atau detak jantung yang abnormal
b. Prolaps tali pusat
c. Gagal melahirkan pervaginam operatif
d. Trauma kelahiran neonatal sebelumnya
Selain itu menurut Widiastini (2014), menyatakan adapun indikasi dilakukannya
operasi section caesaria antara lain:
a. Postmaturitas (kehamilan lebih dari 42 minggu)
b. Ketuban pecah dini yang dapat meningkatkan risiko infeksi intrauteri
c. Hipertensi gestasional
d. Diabetes maternal
e. Kematian janin

2
C. Kontra Indikasi
Menurut Sung and Mahdy (2020) dan Cunningham et al (2018), menyatakan berikut
merupakan hal yang menjadi kontraindikasi dilakukannya operasi sectio caesarea,
yaitu :
a. Janin mati
b. Shock
c. Anemia berat
d. Kelainan konginetal berat
e. Infeksi piogenik pada dinding abdomen
Menurut Pulungan dkk (2020), menyatakan kontraindikasi sectio caesarea
disebabkan beberapa keadaan antara lain :
a. janin mati
b. terlalu prematur untuk bertahan hidup
c. ada infeksi pada dinding abdomen
d. anemia berat yang belum diatasi
e. kelainan kongenital
f. tidak ada atau kurang sarana/fasilitas serta kemampuan

D. Etiologi
Menurut Nurarif dan Kusuma (2016), menyatakan etiologi operasi sectio caesarea
ada dua, yaitu sebagai berikut :
a. Etiologi yang berasal dari Ibu yaitu pada primigravida dengan kelainan letak,
primipara tua disertai kelainan letak, ada disporporsi sefalo pelvik (disproporsi
janin/panggul), terdapat sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat
kesempitan panggul, placenta previa terutama pada primigravida, solutsio
placenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsieklampsia,
kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).
b. Etiologi yang berasal dari janin yaitu fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan
mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, dan
kegagalan persalinan vakum atau pforseps ekstraksi.

3
E. Patofisiologi Dan Pathway
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, ruptur uteri
mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distoria serviks, dan
malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan yaitu sectio caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan klien kontaksi otot respirasi lalu timbuk perasaan tidak nyaman pada
tenggorokan sehingga timbul masalah Nausea. Selain itu, dalam proses pembedahan
juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan
terputusnya inkontionitas jaringan pembuluh darah, dan saraf- saraf sekitar daerah
insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran vitamin dan prostaglandin yang akan
menimbulkan rasa nyeri (nyen akut). Setelah proses pembedahan berakhir daerah
insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dilakukan
perawatan dengan baik akan menimbulkan masalah resiko infeksi.

4
F. Komplikasi
Komplikasi dari persalinan melalui sectio caesarea yaitu:
1. Infeksi puerperal
Ada beberapa resiko dari sectio caesarea antara lain infeksi, pendarahan,
komplikasi bedah dan morbidly adherent placenta. Sekitar 90%morbiditas
pasca operasi disebabkan oleh Infeksi Luka Operasi (ILO). ILO merupakan
salah satu komplikasi pasca operasi serta merupakan masalah serius karena
dapat meningkatkan morbiditas dan lama rawat yang berdampak pada
peningkatan biaya perawatan dan mengakibatkan cacat bahkan kematian.
Resiko ILO dari tindakan sectio caesarea tersebut dapat diturunkan dengan
adanya pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik dapat menurunkan resiko
endometritissebesar 60-70%dan menurunkan resiko ILO sebesar 30-65%.
2. Perdarahan
Perdarahan paska melahirkan biasanya didefinisikan sebagai hilangnya darah
lebih dari 500ml setelah kelahiran normal tanpa komplikasi atau 1000 ml
setelah kelahiran sesar. Perdarahan paska melahirkan dapat berlangsung dini
(24jam) atau akhir (antara 14 jam dan 6 minggu setelah kelahiran). Jika kadar
Hb kurang dari 7 g/dl dianggap sebagai anemia berat maka harus segera
dilakukan transfusi darah untuk mengantikan darah yang hilang saat di
lakukan Sectio Caesarea sebagai pembawa oksigen yang hilang dan untuk
mengembalikan volume sirkulasi agar tidak terjadi perdarahan.
3. Komplikasi pada bayi
Komplikasi pada bayi yang dilahirkan dengan sectio caesarea tergantung
dengan alasan dilakukannya sectio caesarea.
4. Komplikasi lain lain
Kurang lebih 90% dari kematian pasca operasi disebabkan oleh komplikasi
seperti infeksi rahim, infeksi kandung kemih, infeksi usus dan infeksi luka
bekas operasi. Apabila infeksi tidak segera diatasi dan dalam jangka Waktu
yang lama dapat mengakibatkan kematian terhadap ibu. Selain itu, perdarahan
dapat juga terjadi pada sectio caesarea karena adanya atonia uteri, pelebaran
insisi uterus, kesulitan mengeluarkan plasenta dan hematoma
ligamentumlatum.

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin atau Hemotokrit (HB/HT) untuk mengkaji perubahan dari kadar
pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
b. Leukosit mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah
d. Urinalis menentukan kadar albumin / glukosa
e. Kultur untuk mengidentifikasi adanya virus herpes simplek tipe II

5
H. Penatalaksanaan
a. Penatalakasanaan untuk menurunkan angka sectio caesarea yaitu salah
satunya dengan cara memberikan penyuluhan kepada ibu hamil bahwa ibu
yang bersalin tanpa indikasi medis yang jelas, sudah seharusnya menjalani
persalinan normal, karena tindakan sc ini mempunyai akibat buruk pada ibu,
antara lain: infeksi, perdarahan, dan luka pada kandung kemih (Lubis 2018).
b. Pemberian cairan
Karena 6 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian cairan
per intravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak
terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ lain. Bila HB rendah
berikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
c. Diet
Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah pendenta flatus lalu
dimulailah pemberian makanan dan minuman per oral. Pemberian minuman
dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan 6-8 jam setelah operasi,
berikan air putih dan teh.
d. Imobilisasi
lmobilasi dilakukan secara bertahap meliputi :
1. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6-8 jam pasca operasi
2. Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur terlentang
sedini mungkin setelah sadar
3. Hari pertama parca operasi, klien dapat didudukkan selama 5 menit dan
diminta untuk bernafas panjang lalu hembuskan
4. Kemudian posisi terlentang dapat diubah menjadi posisi semi fowler
5. Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan
belajar duduk selama sehari, berjalan dan kemudian berjalan sendiri,
pada hari ke-3 pasca operasi klien dapat dipulangkan
e. Katerisasi
Kandung Kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada
klien, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan, kateter
biasanya terpasang selama 24-48 jam atau lebaih lama tergantung jenis
operasi dan keadaan klien.
f. Pemberian obat-obatan
Antibiotik Cara pemilihan dan pemberian antibiotik berbeda-beda tergantung
keadaan klien
g. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi,bila basah dan berdarah
harus dibuka dan diganti
h. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah tanda-tanda vital.

6
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas
Pengkajian identitas pasien meliputi : nama, umur, alamat, nomor rekam medis,
agama, pekerjaan, suku/bangsa, status pernikahan, pendidikan serta Identitas
penanggung.
b. Riwayat kesehatan pasien
Keluhan utama Karakteristik nyeri dikaji dengan menggunakan
1. P (Paliatv) : Penyebab nyeri
2. Q (Quality) : Nyeri seperti di tusuk, di potong
3. R (Regional) : Dimana rasa nyeri di rasakan
4. S (Severty) : Skala nyeri
5. T (Time) : Berapa lama nyeri berlangsung
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Untuk mengetahui tentang pengalaman perawatan kesehatan pasien mencakup
riwayat penyakit yang pernah dialami pasien, riwayat rawat inap, rawatjalan,
kebiasaan dan gaya hidup.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat penyakit
akut atau kronis, seperti : penyakit jantung, DM, hipertensi dan asma yang dapat
mempengaruhi.
e. Riwayat obstetrik
1. Riwayat menstruasi : umur menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyak
ataupun karakteristik darah yang keluar, keluhan yang dirasakan saat
menstruasi, dan mengetahui Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).
2. Riwayat pernikahan : jumlah pernikahan dan lamanya pernikahan
3. Riwayat kelahiran, persalinan dan nifas yang lalu : riwayat kehamilan
sebelumnya (umur kehamilan dan faktor penyulit), riwayat persalinan
sebelumnya (jenis, penolong, dan penyulit), komplikasi post partum
(laserasi, infeksi dan perdarahan), jumlah anak yang dimiliki
4. Riwayat Keluarga Berencana (KB) : jenis aseptor KB dan lamanya
menggunakan KB.
f. POLA PENGKAJIAN ADL
a. Pola Nutnsi-Metabolik Menjelaskan dan membandingkan pola makan dan
minum klien selama hamil dan saat dirumah sakit, antara lain : frekuensi,
jumlah dan jenis
b. Pola Eliminasi Pada pasien post sc biasanya terpasang kateter, kateter dapat
dilepaskan setelah 12 jam post operasi atau pada keesokan harinya.

7
c. Istirahat dan Tidur Menggali informasi mengenai kebiasaan tidur pada ibu
disiang hari dan malam hari. Pola istirahat pada hari pertama setelah
pembedahan menurun karena ibu merasa nyeri akibat tindakan oprasi
d. Aktivitas dan Latihan Pada pasien post sc biasanya dalam keadaan lemah
dan nyeri akibat tindakan operasi

B. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum
tingkat kesadaran compos mentis, jumlah GCS (14-15), tanda-tanda vital
(tekanan darah meningkat, frekuensi nadi meningkat, frekuensi pernafasan
meningkat, diaforesis), serta berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas
(LILA) dalam batas normal 23,5 cm, kurang dari 23,5 maka interpretasinya
adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
b. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala dan Muka
Amati kesimetrisan muka, amati ada atau tidaknya hiperagmentasi pada
wajah ibu (cloasmagravidanium), amati warna dan keadaan rambut, kaji
kerontokan dan kebersihan rambut, kaji pembengkakan pada muka.
2. Mata
Amati ada atau tidaknya peradangan pada kelopak mata, kesimetrisan kanan
dan kiri.
3. Hidung
Amati keadaan sputum tepat ditengah, kaji adanya nyeri tekan pada hidung.
4. Mulut
Amati bibir apakah ada kelainan, kesimetrisan,sianosis ada atau tidak.
5. Leher
Amati adanya luka dan adanya pembesaran kelenjar tiroid.
6. Paru-Paru
lnspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
7. Payudara
Pengkajian payudara selama masa pasca partum meliputi ukuran, bentuk,
warna atau kesimetrisan palpasi untuk melihat adanya nyeri tekan atau
tidak.
8. Abdomen
Mengkaji luka post op meliputi kondisi luka kering atau basah, ada pes atau
tidak, dan kondisi Jahitan.
9. Genetalia
Melihat keberhasilan genetalia, adanya lesi atau nodul dan mengkaji
keadaan loke

8
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri, tampak meringis.
2. Nausea b.d efek agen farmakologis d.d mengeluh mual muntah
3. Resiko infeksi b.d efek prosedur infasif

D. Intervensi
Diagnosis keperawatan dan Intervensi keperawatan (PPNI. 2016) (SLKI 2018)
(SIKI PPNI 2017)
No Dx Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
Agen pencedera keperawatan selama 3x8 jam • ldentifikasi nyeri, lokasi,
fisik diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
menurun dengan kriteria kualitas, dan intensitas nyeri
hasil : • ldentifikasi skala nyeri
o Keluhan nyeri menurun • Monitor keberhasilan terapi
o kemampuan menuntaskan komplementer yang sudah
aktivitas meningkat diberikan
o meringis menurun Terapeutik
o mual menurun • Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredahkan nyeri
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik

2. Nausea b.d efek Setelah dilakukan tindakan Observasi


agen farmakologis keperawatan selama 3x8 jam • Periksa faktor penyebab mual
diharapkan tingkat nausea • Periksa dampak mual terhadap
menurun dengan kriteria kualitas hidup (nafsu makan,
hasil : aktivitas)
o Pucat membaik • Monitor mual
o Keluhan mual menurun Terapeutik
o Perasaan ingin muntah • Kurangi atau hilangkan keadaan
menurun penyebab mual
o Nafsu makan meningkat Edukasi
• Anjurkan istirahat tidur yang cukup
• Anjurkan maknaan tinggi
karbohidrat rendah lemak

9
3. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
efek prosedur keperawatan selama 3x8 jam • Monitor tanda dan gejala infeksi
infasif diharapkan tingkat infeksi lokal istemik
menurun dengan kriteria Terapeutik
hasil : • Batasi jumlah pengunjung
o Demam menurun • Berikan perawatan kulit pada area
o Nyeri menurun luka
o Drainase purulen menurun Edukasi
o Kultur darah membaik • Jelaskan tanda dan gejala infeksi
• Ajarkan cara memeriksa kondidi
luka / luka oprasi.

E. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran
intervensi keperawatan yeng diberikan kepada klien terkait dengan dukungan dan
pengobatan dan tindakan untuk memperbaiki kondisi dan pendidikan untuk klien,
keluarga atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian
hari. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien dan
factor factor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan dan strategi
implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi (Zebua 2020).

F. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan.
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka
perlu dicari penyebabnya. Tahapan ini perawat melakukan tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Langkah
evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Tampubolon 2020).

10
DAFTAR PUSTAKA

Mardiawati, D. (2017). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Mobilisasi Dini Pada
Pasien Post Sectio Caesarea Di Ruangan Kebidanan Rsud Dr. Rasidin Padang.
Menara Ilmu, XI(76), 210–214.

SAMBAS, E. K. (2017). PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATANMENGENAI


PERAWATAN IBU POSTPARTUM DENGAN SEKSIO SESARIA TERHADAP
KEMAMPUAN MERAWAT DIRI DI RSUD Dr. SOEKARDJO KOTA
TASIKMALAYA. Kesehatan Bakti Tunas Husada,17(2).

Sumelung, V., Kundre, R., & Karundeng, M. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG


BERPERAN MENINGKATNYA ANGKA KEJADIAN SECTIOCAESAREA DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LIUN KENDAGE TAHUNA. Ejournal
Keperawatan (e-Kp), 30(4), 869–874.https://doi.org/10.1016/0584-8539(74)80002-
4

Rini, S., & Susanti, I. H. (2018). penurunan nyeri pada ibu post sectio caesaria pasca
intravensi BIOLOGIC NURTURING BABY LED FEEDING. Ilmiah Ilmu-Ilmu
Kesehatan, 16(2), 83–88.

PPNI, T. P. (2023). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator


Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
PPNI., Tim Pokja SDKI DPP. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Sihotang, Hetty Maria, and Hernita Yulianti. 2018. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea.” Care : Jurnal
Ilmiah Ilmu Kesehatan 6(2): 175.
SIKI PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2017. Dpp Ppni Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.
SLKI. 2018. Dpp Ppni Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Tampubolon, K. N.
2020. “Tahap-Tahap Proses Keperawatan Dalam Pengoptimalan Asuhan
Keperawatan.” Tahap Tahap Proses Keperawatan: 7–8.
https://osf.io/preprints/5pydt/.

11
12

Anda mungkin juga menyukai