E DENGAN DIAGNOSA
MEDIS POST SECTIO CAESAREA GEMELI DENGAN
INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG
KANA RSUD WONOSARI
Disusun Oleh
1. Galuh Oktaviani Dyah Palupi (20211324)
2. Marlyn Pentagraf Agam (20211329)
3. Rifkah Nurfitrah (20211338)
Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan diagnosa medis Post Sectio Caeserea
Gemeli dengan indikasi Ketuban Pecah Dini di ruang Kana RSUD Wonosari:
Prodi : D3 Keperawatan
Mahasiswa
Kelompok 1
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. E dengan Diagnosa Medis
Post Sectio Caesarea Gemeli dengan indikasi Ketuban Pecah Dini di Bangsal Kana
RSUD Wonosari” ini dengan tepat waktu. Dalam penyusunan Asuhan Keperawatan ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh
1. Ibu Siti Hanifatun Fajria, S. Kep., Ns., MKM., selaku dosen pembimbing akademik
STIKes Bantul.
berbagai ilmu.
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari berbagai
Kelompok 1
iii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................ 2
D. Manfaat ...................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 4
A. Konsep Dasar Sectio Caesarea.................................................. 4
1. Pengertian Sectio Caesarea ................................................. 5
2. Indikasi ................................................................................ 6
3. Komplikasi........................................................................... 6
4. Pathways .............................................................................. 7
B. Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini ........................................ 8
1. Pengertian ............................................................................ 8
2. Etiologi Letak Sungsang ...................................................... 8
3. Klasifikasi Letak Sungsang ................................................. 10
4. Manifestasi Letak Sungsang ................................................ 10
5. Patofiologis Letak Sungsang ............................................... 11
6. Komplikasi........................................................................... 11
7. Penatalaksanaan ................................................................... 12
C. Konsep Dasar Keperawatan ................................................... 13
1. Pengkajian ........................................................................... 13
iv
2. Diagnosa .............................................................................. 17
3. Intervensi ............................................................................. 18
4. Implementasi ....................................................................... 28
5. Evalusai ............................................................................... 28
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................ 24
A. Pengkajian ................................................................................. 24
B. Analisa Data .............................................................................. 39
C. Diagnosa .................................................................................... 40
D. Intervensi ................................................................................... 43
E. Implementasi dan Evaluasi ........................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 55
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan didefinisikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi sampai dengan
plasenta dan membrane dari dalam Rahim lewat jalur lahir (Widyandini &
Nugraheny, 2018).
maupun janinnya (Sarwono, 2013). Namun banyak juga ibu atau ibu muda yang
menganggap jika kehamilan ganda ini hanya bisa di miliki oleh orang yang
lihat dari bentuk perutnya apabila ibu memiliki bentuk perut yang besar dan
maju dan melebar maka ibu itu sedang megandung bayi kembar. Namun
faktanya, tidak ada bukti tentang mengenai bentuk perut ibu hamil yang dapat
1
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus. Wanita melahirkan dengan cara
(Sarwono, 2010). Indikasi dalam Sectio caesarea salah satunya adalah Ketuban
Pecah Dini. Ketuban Pecah Dini (KPD) yakni mulai pecahnya ketuban sampai
1 jam setelah ketuban pecah tidak ada tanda-tanda persalinan (inpartu). Ketuban
pecah dini merupakan keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah
(Aspiani 2017).
antara 30% dari semua kelahiran dan 15-20% lainnya disebabkan oleh
2016).
laporan karya tulis ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan
Post Sectio Caesaria Gemeli dengan indikasi Ketuban Pecah Dini di ruang
2
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
pada pasien dengan Post Sectio Caesarea Gemeli indikasi Ketuban Pecah Dini
pada Ny. E dengan Post Sectio Caesarea Gemeli dengan indikasi Ketuban
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
RSUD Wonosari.
2. Tujuan Khusus
c. Dapat menentukan diagnosa yang muncul pada Ny. E dengan Post Sectio
3
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Profesi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
melalui suatu insisi pada dinding perut dan rahim dengan saraf rahim dalam
keadaan utuh serta berat diatas 500 gram (Mitayani,2010). Sectio Caesaria
adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding
sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga
histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam Rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Mochtar, 2011).
persalinan yang tidak bisa dilakukan secara normal akibat masalah kesehatan
ibu atau kondisi janin. Tindakan ini diartikan sebagai pembedahan untuk
melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau
vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Arda
5
2. Indikasi
sebab. Indikasi terjadi berasal dari ibu atau berasal dari bayi. Penyebab
Indikasi dari ibu antara lain: persalinan yang kurang baik, ada
ovarium, mioma uteri, serta sebagainya). Tidak hanya itu, Sebagian etiologi
Indikasi dari bayi antara lain: gaint baby, fetal distress, kelainan letak
3. Komplikasi
selama beberapa hari dalam masa nifas atau dapat juga bersifat berat,
cabang arteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri Perdarahan
6
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut
4. Pathways
Penurunan kerja
Jaringan Jaringan laktasi Psikologis
anggota tubuh
Terputus terbuka
Produksi asi
meningkat/ Bayi
Kelemahan Merangsang Proteksi
menurun
area sensorik kurang
Gangguan
Intoleransi Nyeri Akut Invasi bakteri Menyusui pola tidur
Aktivitas tidak efektif
Gangguan Resiko
Mobilitas fisik infeksi
Sumber : Nurarif & Kusuma (2016)
7
B. Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini
1. Pengertian
saat sebelum persalinan. Ketuban pecah dini terjadi saat sebelum umur
Dalam kondisi wajar 8-10% wanita hamil aterm hendak mengalami ketuban
pecah dini. Ketuban pecah dini adalah permasalahan yang bisa menimbulkan
peradangan pada ibu serta balita dan bisa meningkatkan rasa sakit serta
melahirkan yang terjadi pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya
terdapat tanda-tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi
inpartu. Sebagian ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari
2009).
persalinan, dan setelah ditunggu 1 jam belum ada tanda persalinan. Waktu sejak
ketuban pecah dini” (periode laten). Kondisi ini merupakan penyabab terbesar
8
2. Etiologi Ketuban Pecah Dini
belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan
a. Infeksi : infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban dari
c. Kelainan pada serviks atau alat genetalia seperti ukuran serviks yang
pendek (<25cm).
terlalu tipis
i. Defisiensi nutrisi
9
3. Klasifikasi Ketuban Pecah Dini
Menurut Manuaba (2010) klasifikasi dari ketuban pecah dini diantara lain
sebagai berikut :
a. Ketuban pecah sebelum waktunya atau ketuban pecah dini atau ketuban
pecah prematur adalah keluarnya cairan dari jalan lahir atau vagina sebelum
proses persalinan
vagina, aroma air ketuban berbau, berwarna pucat, cairan ini tidak akan
Tetapi, bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah
Sementara itu, demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
(Sunarti, 2017).
10
5. Patofiologis
independen dari Ketuban Pecah Dini dan selaput ketuban yang tidak kuat akibat
6. Komplikasi
komplikasi yang sering terjadi pada janin karena KPD adalah sindrom
ketuban pecah, baik ibu dan janin beresiko infeksi hal ini terjadi karena
setelah ketuban pecah maka akan ada jalan masuk mikroorganisme dari luar
komplikasi yang ketiga adalah ruptur uteri karena air ketuban habis,
sehingga tidak ada pelindung antara janin dan uterus jika ada kontraksi
11
7. Penatalaksanaan
yaitu :
a. Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau tanpa
b. Bila janin hidup dan terdapat prolaps di tali pusat, ibu dirujuk dengan posisi
panggul lebih tinggi dari badannya, bila mungkin dengan posisi bersujud.
c. Jika perlu kepala janin didorong ke atas dengan dua jari agar tali pusat tidak
d. Jika Tali pusat di vulva maka di bungkus kain hangat yang dilapisi plastik
e. Jika ada demam atau di khawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau KPD
Pecah Dini
12
1. Pengkajian
dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar data yang terkumpul lebih akurat,
a. Identitas pasien
Di dalam identitas yang beresiko tinggi meliputi umur yaitu ibu yang
b. Riwayat kesehatan
13
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau
penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien
(BB dan PB), penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk
c. Keadaan pasien
1) Aktivitas
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
14
Integritas ego dapat menimbulkan prosedur yang diantisipasi sebagai
4) Neurosensori
epidural.
5) Nyeri/ketidaknyamanan
6) Seksualitas
d. Pemeriksaan fisik
2) Tanda-tanda vital
a) Suhu
Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit,
15
Nadi biasanya meningkat > 80 x/menit, sedangkan pernapasan akan
semula.
c) Tekanan Darah
d) Warna Rambut
Jenis rambut, kebersihan, rontok atau tidak, apakah ada lesi atau
tidak
e) Mata
atau tidak.
f) Hidung
g) Telinga
h) Mulut
i) Leher
16
j) Apakah pasien mengalami pembengkakan kelenjar tyroid.
k) Abdomen
Keadaan abdemon, warna, ada lesi atau tidak, keadaan luka operasi,
l) Payudara
m) Genetalia
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (luka insisi Post SC)
(D.0077)
(D.0029)
17
3. Intervensi Keperawatan
Table: 2.1 intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri Akut Kontrol Nyeri (L. 08063) Manajemen Nyeri (I. 08238) 1. Untuk mengetahui lokasi nyeri
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi : 2. Untuk mengetahui tingkat
dengan Agen keperawatan 3 x 24 jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, nyeri
pencedera Fisik diharapkan control nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 3. Untuk mengetahui respon
(D. 0077) meningkat : 2. Identifikasi skala nyeri pasien terhadap nyeri
1. Melaporkan nyeri 3. Identifikasi respon nyeri non verbal 4. Untuk mengurangi rasa nyeri
terkontrol meningkat dengan cara tarik nafas dalam
2. Kemampuan mengenali Terapeutik : 5. Agar istirahat dan tidur pasien
penyebab nyeri meningkat 4. Berikan tekniknonfarmakologis untuk terpenuhi
3. Kemampuan menggunakan mengurangi rasa nyeri 6. Agar strategi nyeri yang
teknik non farmakologis 5. Fasilitasi istirahat dan tidur diberikan tepat dan sesusai
meningkat 6. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dengan keluhan pasien
4. Keluhan nyeri menurun dalam pemilihan strategi meredakan 7. Agar pasien mengetahui cara
nyeri meredakan nyeri
8. Membantu agar pasien
Edukasi : mengetahui cara meredakan
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri nyeri
8. Anjurkan memonitor nyeri secara 9. Agar pasien bisa memonitor
mandiri nyeri secara mandiri
10. Untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
9. Kolaborasi pemberian obat
18
2. Intoleransi Toleransi Aktivitas (L.05047) Manajemen Energi (I.05178)
Aktivitas Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Untuk mengetahui kelemehan
berhubungan keperawatan selama 3x34 jam di 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh tubuh pasien.
dengan kelemahan harapkan toleransi aktivitas yang mengakibatkan kelelahan 2. Untuk mengetahui pola tidur
(D.0056) meningkat dengan kriteria hasil : 2. Monitor pola dan jam tidur. pasien.
1. Frekuensi nadi meningkat 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan 3. Untuk mengetahui posisi yang
(5) selama melakukan aktivitas. nyaman selama beraktivitas.
2. Keluhan lelah menurun (5) Terapeutik 4. Agar pasien merasa aman dan
3. Dispnea saat beraktivitas 4. Sediakan lingkungan nyaman dan nyaman.
menurun (5) rendah stimulus. 5. Agar pasien bebas melakukan
4. Perasaan lemah menurun (5) 5. Berikan aktivitas distraksi yang aktivitas.
5. Frekuensi napas membaik menenangkan. 6. Agar saat cape pasien boleh
(5) Edukasi tirah baring.
6. Anjurkan tirah baring. 7. Agar pasien bertahap dalam
7. Anjurkan melakukan aktivitas secara melakukan aktivitas.
bertahap. 8. Agar keluarga mengetahui
8. Ajarkan strategi koping untuk untuk mengurangi kelelahan
mengurangi kelelahan. pada pasien.
Kolaborasi 9. Agar pemenuhan gizi pasien
9. Kolaborasi dengan ahli gizi terpenuhi.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (L.05042) Dukungan Mobilisasi (I.05173) 1. Untuk mengetahui keluhan
mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Observasi nyeri dan keluhan lainnya
berhubungan keperawatan 3 x 24 jam 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan 2. Untuk mengetahui kemampuan
dengan nyeri diharapkan mobilitas fisik fisik lainnya pasien dalam melakukan
(D.0054) meningkat : 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan aktivitas
1. Pergerakan ekstremitas pergerakan 3. Untuk mengetahui frekuensi
meningkat jantung dan tekanan darah
2. Kekuatan otot meningkat sebelum memulai mobilisasi
19
3. Rentang gerak (ROM) 3. Memonitor frekuensi jantung dan 4. Supaya mengetahui keadaan
4. Nyeri menurun tekanan darah sebelum memulai umum pasien ketika mobilisasi
5. Gerakan terbatas menurun mobilisasi 5. Membantu pasien dalam
6. Kelemahan fisik menurun 4. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
melakukan mobilisasi 6. Memudahkan pasien dalam
Terapeutik melakukan pergerakan
5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan 7. Agar pasien merasa di
alat bantu (mis. pagar tempat tidur) perhatikan oleh keluarganya
6. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika 8. Agar pasien mengerti
perlu mobilisasi yang harus
7. Libatkan keluarga untuk membantu dilakukan
pasien dalam meningkatkan pergerakan 9. Supaya pasien bisa pulih
Edukasi dengan segera
8. Jelaskan tujuan dan prosedur 10. Agar tubuh pasien tidak kaku
mobilisasi
9. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. duduk ditempat
tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur)
4. Resiko infeksi Tingkat Infeksi (L. 14137) Pencegahan Infeksi (I.14539) 1. Untuk mengetahui tanda dan
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Obervasi gejala infeksi
dengan efek keperawatan 3 x 24 jam 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local Agar terhindar dari risiko
prosedur invasive diharapkan tingkat infeksi dan sistemik infeksi
(D.0142) menurun : Terapeutik 2. Agar area luka tidak
1. Kebersihan tangan meningkat 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah terkontaminasi oleh bakteri
2. Kebersihan badan meningkat kontak dengan pasien dan lingkungan 3. Agar pasien mengerti tanda
3. Kemerahan menurun pasien dan gejala infeksi
20
3. Pertahankan teknik aseptic pada pasien 4. Agar pasien mngerti langkah-
berisiko tinggi langkah cuci tangan yang
Edukasi benar
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 5. Agar pasien mengerti cara
5. Ajarkan cara mencuci tangan yang memeriksa luka secara mandiri
benar 6. Agar asupan dalam tubuh tetap
6. Ajarkan memeriksa kondisi luka atau terpenuhi
luka operasi 7. Untuk mencegah infeks
7. Ajurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian obat
5. Menyusui Tidak Status Menyusui (L. 03029) Edukasi Menyusui (I. 12393) 1. Kesiapan dan kemampuan
Efektif b/d Setelah dilakukan tindakan Observasi : menerima informasi terlihat dari
Ketidakadekuatan keperawatan 3 x 24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan memperhatikan saat dijelaskan
suplai ASI diharapkan status menyusui menerima informasi 2. Bahwa menyesui keinginan dari
(D. 0029) membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi tujuan dan keinginan diri sendiri dan menginginkan asi
1.Tetesan / pancaran ASI menyusui keluar
meningkat Terapeutik : 3. Untuk mengetahui apakah
(Skor awal 1, Skor akhir 5) 3. Berikan kesempatan untuk bertanya pasien sudah mengerti atau belum
2.Suplai ASI adekuat meningkat 4. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan tentang menyusui yang benar
diri dalam menyusui 4. Untuk menanggulangi masalah
5. Libatkan system pendukung : suami, pikologis dalam menyusui seperti
keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat niat, keinginan dan tekad yang
Edukasi : kuat untuk memberikan ASI
6. Berikan konseling menyusui 5. Untuk memberikan dukungan
7. Ajarkan empat posisi menyusui dan penyemangat bagi pasien
perlekatan (Lacth on) dengan benar 6. Memberi pengetahuan
mengenai menyusui dengan benar
21
8. Ajarkan perawatan payudara postpartum 7. Untuk membantu pasien
(mis. memerah asi, pijat payudara, pijat mengetahui empat posisi
oksitosin) perlekatan dan menyusui yang
benar
8. Memompa ASI mampu
mengurangi penyumbatan atau
perlambatan dalam aliran darah,
dan mampu memberikan makan
bayi yang tidak dapat mengisap
ASI dengan cukup
6. Ganguan pola tidur Pola Tidur (L. 05045) Dukungan Tidur (L.09265) 1. Untuk mengetahui kebiasan
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi tidur pasien
dengan keperawatan 3 x 24 jam 1. Inditifikasi pola aktivitas dan tidur 2. Untuk mengetahui penyebab
Hambatanm diharapkan pola tidur membaik : 2. Identifikasi factor pengganggu tidur gangguan tidur pasien
lingkungan 1. Keluhan sulit tidur menurun 3. Identifikasi makanan/minuman yang 3. Untuk mengetahui
(D.0055) 2. Keluhan sering terjaga mengganggu tidur makanan/minuman yang
menurun 4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi mengganggu tidur
3. Keluhan tidak puas tidur Terapeutik 4. Untuk mengetahui obat tidur
menurun 5. Modifikasi lingkungan yang dikonsumsi
4. Keluhan pola tidur berubah 6. Lakukan prosedur untuk meningkatkan 5. Agar pasien dapat tidur dengan
menurun kenyamanan nyenyak
5. Keluhan istirahat tidak Edukasi 6. Agar pasien merasa aman dan
cukup menurun 7. Jelaskan pentingnya tidur cukup nyaman
selama sakit 7. Agar pasien mengerti bawha
tidur yang cukup selama tidur
sangat penting
22
4. Implementasi
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
(Nursalam, 2016).
5. Evaluasi
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
No.RM : 52xxxx
Umur : 40 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. A
Umur : 43 tahun
Suku : Jawa
24
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
seperti diiris-iris, skala nyeri 6, nyeri saat bergerak secara terus menerus
menular
3. Riwayat keperawatan
A. Riwayat obstetrik
1. Riwayat menstruasi
2. Siklus : teratur
25
Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Anak
No. Tahun Umur Peny- Jenis Penol- Pen- Leser- Infe- Perdara- Jenis PJ BB
kehamilan ulit ong yulit asi ksi han
4. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: garis perkawinan
: garis keturunan
26
-------- : tinggal serumah
: meninggal
b. Lama persalinan
Kala IV :
jari bawah
pusat
27
11:45 145/80 90 20/36,7 Keras/dua 80 200 400
jari bawah
pusat
jari bawah
c. Lainnya sebutkan : pasien tidak merasakan Kala I-III karena pasien dilakukan
payudara
b. Perineal care : pasien sudah paham mengenai cara perawatan perineal dan
d. Senam nifas : pasien belum paham mengenai senam nifas karena sebelumnya
e. KB : tidak menggunakan KB
28
d. Riwayat Keluarga Berencana
1. Melaksanakan KB : Tidak
4. Masalah apa yang terjadi : tidak terjadi masalah menstruasi dan selalu teratur 1
bulan sekali
e. Riwayat Lingkungan
1. Kebersihan : bersih
1. Konsep Diri
a. Ideal diri : pasien mengatakan ingin sembuh dan cepat pulang serta ingin
c. Identitas diri : pasien dapat menyebutkan nama, tempat tanggal lahir, dan
e. Peran diri : pasien mengatakan ia adalah seorang ibu rumah tangga dan
seorang istri
29
2. Penerimaan bayi oleh:
operasi saja. Pada ruang operasi pasien mengatakan ASI nya baru keluar cuman
sedikit (kurang lebih 1cc) dan setelah itu bayinya berada dirungan yang berbeda.
Pasien tampak cemas dan gelisah karena belum bertemu anaknya dan belum
memberinya ASI, ASI tidak lancar, Mammae tampak kosong tidak berisi ASI.
4. Faktor budaya
a. Teknologi
baik
30
b. Agama dan falsafah hidup
mengikuti kegiatan pengajian rutin dan tidak mengerjakan solat lima waktu.
2) Persepsi dan cara pandang pasien terhadap kesehatan : pasien mengatakan hal
dengan bermusyawarah
2) Kebiasaan membersihkan diri : mandi dan gosok gigi 2x sehari, keramas 2hari
sekali
saat sakit itu pertanda untuk istirahat dan tidak melakukan aktivitas berlebihan
31
7) Faktor ekonomi
tidak menabung
e. Faktor Pendidikan
f. Praktik budaya
1. Pola nutrisi
3) Jenis makanan rumah : pasien mengatakan makan beragam jenis lauk pauk
makanan
32
2. Pola eliminasi : sebelum sakit pasien mengatakan BAB sebanyak 1x dalam sehari
dan BAK sebanyak 3-4x sekitar 800cc/hari, selama sakit pasien belum BAB dan
3. Pola personal hygiene : sebelum sakit pasien mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari,
dan keramas 1 hari sekali. Selama sakit pasien belum mandi dari semenjak setelah
4. Pola istirahat dan tidur : pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada gangguan tidur
dan tidur selama kurang lebih 5-6 jam serta tidur siang 1 jam, selama sakit pasien
sering mengalami kesulitan tidur dan sering terbangun saat sedang tidur
5. Pola aktifitas dan Latihan : selama sakit pasien mengatakan untuk melakukan
aktifitas dibantu oleh keluarganya, Pasien mengatakan susah untuk mobilisasi karena
nyeri yang dirasakan, Pasien mengatakan belum bisa berjalan atau bahkan duduk, Pasien
h. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : composmentis
RR : 22x/menit S : 36,8℃
SpO2: 99%
1. Kepala
a. Bentuk : mesochephal
33
c. Kulit kepala: bersih, tidak terdapat luka
2. Mata
bengkak
d. Warna kulit mammae : memiliki warna sama dengan area sekitarnya, payudara
34
e. Areola mammae : melebar
4. Pernafasan
Sirkulasi jantung
5. Abdomen
pubis.
P: saat bergerak
Q: diiris-iris
S:6
35
T: terus-menerus
6. Genitourinary
b. Lochea : terdapat lochea rubra berwarna merah segar, berbau amis, cair,
7. Ekstremitas (integument/muskuluskeletal):
e. Kekuatan otot: 3 3
2 2
8. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Nama : Ny. E
No. RM : 0052xxxx
36
Tabel 3.3 Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 11 Desember 2023
Nama Tes Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 10.2 12-16 g/dL
Leukosit 11,4 4.7-10.3 10^3/ul
Eritrosit 3.59 4-5 juta/ul
Trombosit 472 150-450 ribu/ul
Hematokrit 30 37-44 %
MCV 84,2 82-92 m^3
MCH 28,3 27-31 pg
MCHC 33,6 32-71 g/dL
Basophil% 0.0 0-1 %
Eosinophil% 3.0 2-4 %
Batang% 0 2-5 %
Neutrophil% 65.0 50-70 %
Limfosit% 25.0 25-40 %
Monosit% 7.0 3-7 %
Golongan darah O
Masa perdarahan (BT) 3’00 1-5 menit menit
Masa pembekuan (CT) 6’00 2-6 menit menit
HBsAG Non reaktif Non reaktif
Anti HIV Non reaktif Non reaktif
Protein urin +2 Negatif mg/dL
GDS 71 80-140 mg/dL
Ureum 18 15-45 mg/dL
Creatinin 0.7 0.6-1.3 mg/dL
SGOT 13 10-50 U/l
SGPT 6 10-50 U/l
LDH 177 <480 U/l
37
9. Terapi
38
B. Analisa Data
DO:
1. Colostrum keluar 1cc
2. Pasien dan bayinya berada dirungan
yang berbeda.
3. Pasien tampak cemas dan gelisah
karena belum bertemu anaknya dan
belum memberinya ASI.
4. Asi tidak lancar.
5. Mammae tampak kosong tidak berisi
ASI.
39
3. DS: Nyeri Gangguan
1. Pasien mengatakan susah untuk mobilitas fisik
mobilisasi karena nyeri yang
dirasakan.
2. Pasien mengatakan belum bisa
berjalan atau bahkan duduk.
DO:
1. Kekuatan otot:
3 3
2 2
2. Pasien tampak hanya berbaring
ditempat tidur
3. Aktifitas pasien tampak dibantu
oleh keluarga karena kesulitan
dalam bergerak.
40
D. Intervensi Keperawatan
41
Terapautik Terapautik
4. Gunakan tekhnik mendengar aktif 4. Sebagai upaya simpati dan
5. Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang pemberian dukungan emosional
benar. pada pasien
Edukasi 5. Sebagai dukungan bagi ibu.
Ajarkan teknik menyusui yang benar. Agar ibu dapat menyusui dengan
maksimal.
Edukasi
Agar dapat memposisikan bayi
dengan benar
Mobilitas Fisik1.L.05042
3 Dukungan Mobilisasi I.05173 Observasi
Setelah dilakukan 3intervensi keperawatan Observasi 1.Mengetahui adanya nyeri dan
selama 3x24 jam 3 maka mobilitas fisik 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik keluhan fisik lain.
meningkat dengan kriteria hasil: lainnya 2. Mengetahui efek ambulasi.
1. Pergerakan ekstermitas meningkat 2. Monitor kondisi umum selama melakukan Terapautik
(1-5) ambulasi 3. Memberikan dukungan secara
2. Rentang gerak (ROM) meningkat (1- Terapautik emosional.
5) 3. Libatkan keluarga untuk membatu pasien Edukasi
3. Nyeri menurun (1-5) dalam meningkatkan ambulasi 4. Membantu mempercepat
Edukasi pemulihan pasien
4. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus 5. Agar dapat meningkatkan
dilakukan dukungan ambulasi
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
42
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
(Galuh)
43
A: tujuan belum tercapai
Kategori Angka Target Capaian
Kemampuan 1 5 2
menuntaskan aktivitas
Keluhan nyeri 1 5 2
Meringis 1 5 2
Frekuensi nadi 1 5 2
Tekanan darah 1 5 2
P: Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri.
3. Berikan teknik non farmakologi.
4. Fasilitasi istirahat dan tidur
5. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
6. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
7. Kolaborasi pemberian analgetik
(Galuh)
44
2. Selasa, 12 1.2 1. Melakukan pengkajian pada skala Selasa, 12 Desember 2023
Desember nyeri pasien Pukul 14.00 WIB
2023 2. Memberikan teknik non
08.10 farmakologi yaitu tarik nafas S: pasien mengatakan luka bekas operasinya sakit.
dalam dan menyuruh pasien untuk
09.46 mengulanginya O: pasien tampak meringis menahan nyeri.
Pasien dapat mengulangi dengan baik cara untuk
meredakan nyeri yaitu tarik nafas dalam
(Marlin)
Pengkajian nyeri
08.00 3. Memberikan ketorolac 30mg P: saat bergerak
melalui intravena Q: teriris-iris
11.03 4. Meminta pasien untuk mengukur R: abdomen (atas simfisis pubis)
nyerinya sendiri untuk S: 4
menentukan skala nyerinya sendiri T: hilang timbul
Tanda-tanda vital
(Rifkah) TD : 158/98 mmHg
N : 98x/menit
S : 36,6OC
RR : 22X/menit
A: tujuan tercapai sebagian
Kategori Angka Target Capaian
Kemampuan 1 5 3
menuntaskan
aktivitas
Keluhan nyeri 1 5 3
Meringis 1 5 3
45
Frekuensi nadi 1 5 3
Tekanan darah 1 5 3
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi skala nyeri.
2. Berikan teknik non farmakologi.
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
5. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
6. Kolaborasi pemberian analgetik
(Rifkah)
Pengkajian nyeri
(Rifkah) P: saat bergerak
15.40 4. Meminta pasien untuk mengukur Q: teriris-iris
nyerinya sendiri untuk R: abdomen (atas simfisis pubis)
menentukan skala nyerinya sendiri S: 3
16.00 5. Memberikan Asam mefenamat T: hilang timbul
500 mg secara oral
6. Memberikan ketorolac 30mg Tanda-tanda vital
melalui intravena TD : 148/94 mmHg
N : 92x/menit
46
(Galuh) S : 36,5OC
RR : 22x/menit
P : Hentikan Intervensi
BLPL
(Galuh)
4. Senin, 11 2.1 1. Menanyakan kepada pasien apakah ia Selasa, 12 Desember 2023
Desember bersedia untuk memberikan asi Pukul 08.00 WIB
2023 eksklusif pada bayinya S: Pasien mengatakan belum menyusui bayinya secara
14.00 2. Menanyakan kepada pasien apa saja langsung
masalah yang muncul setelah
15.23 melahirkan O:
3. Menanyakan perasaan ibu saat sebelum 1. Pasien dan bayinya berada dirungan yang
16.00 melakukan tekhnik menyusui 4 benar berbeda
2. Pasien belum memahami 4 tekhnik menyusui
yang benar
(Rifkah)
47
05.40 4. Menggunakan tekhnik mendengar aktif 3. Pasien tampak cemas dan gelisah karena
dengan cara menatap mata pasien saat belum bertemu anaknya dan belum
melakukan komunikasi memberinya ASI.
07.00 5. Memberikan pujian pada saat ibu
melakukan 4 langkah menyusui yang A: tujuan belum tercapai
benar
6. Mengajarkan ibu teknik menyusui Kategori Angka Target Capaian
yang benar (mengajarkan 4 tekhnik) Tetesan atau pancaran 1 5 2
dan menyuruh untuk mengulanginya asi
sendiri Kepercayaan diri ibu 1 5 2
Kecemasan maternal 1 5 2
(Galuh)
5. Selasa, 12 2.2 1. Menanyakan kepada pasien apakah ia Selasa, 12 Desember 2023
Desember bersedia untuk memberikan asi Pukul 14.00 WIB
2023 eksklusif pada bayinya S: Pasien mengatakan belum menyusui bayinya secara
2. Menanyakan kepada pasien apa saja langsung
08.00 masalah yang muncul setelah
melahirkan O:
09.46 1. Pasien dan bayinya berada dirungan yang
berbeda
48
3. Menanyakan perasaan ibu saat 2. Pasien memahami 4 tekhnik menyusui yang
11.03 sebelum melakukan tekhnik benar, tetapi terkadang lupa dan perlu diingatkan
menyusui 4 benar 3. Pasien tampak cemas dan gelisah karena belum
bertemu anaknya dan belum memberinya ASI.
(Marlyn)
A: Tujuan tercapai sebagian
13.00 4. Memberikan pujian pada saat ibu Kategori Angka Target Capaian
melakukan 4 langkah menyusui yang Tetesan atau pancaran 1 5 3
benar asi
5. Mengajarkan ibu teknik menyusui Kepercayaan diri ibu 1 5 3
yang benar (mengajarkan 4 tehnik) Kecemasan maternal 1 5 3
dan menyuruh untuk mengulanginya P: intervensi dilanjutkan
sendiri 1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami
ibu selama menyusui.
(Rifkah) 2. Mengidentifikasi keadaan emosional ibu saat
akan dilakukan konseling menyusui
3. Menggunakan tekhnik mendengar aktif
4. Memberikan pujian terhadap perilaku ibu
yang benar.
5. Mengajarkan teknik menyusui yang benar
(mengajarkan 4 tekhnik)
(Rifkah)
6. Rabu, 13 2.3 1. Menanyakan kepada pasien apa saja Rabu, 13 Desember 2023
Desember masalah yang muncul setelah Pukul 16.00 WIB
2023 melahirkan S: Pasien mengatakan belum menyusui bayinya secara
08.00 langsung
49
09.46 2. Menanyakan perasaan ibu saat 1. Pasien dan bayinya berada dirungan yang
sebelum melakukan tekhnik berbeda
menyusui 4 benar 2. Pasien memahami 4 tekhnik menyusui yang
benar
(Rifkah) 3. Pasien tampak cemas dan gelisah karena
belum bertemu anaknya dan belum
12.03 3. Memberikan pujian pada saat ibu memberinya ASI.
melakukan 4 langkah menyusui yang A: tujuan tercapai sebagian
benar Kategori Angka Target Capaian
4. Mengajarkan ibu teknik menyusui
Tetesan atau 1 5 4
yang benar (mengajarkan 4 tekhnik)
15.40 dan menyuruh untuk mengulanginya pancaran asi
sendiri Kepercayaan 1 5 4
(Galuh) diri ibu
Kecemasan 1 5 4
maternal
P: Hentikan intervensi
BLPL
(Galuh)
7. Senin, 11 3.1 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau Selasa, 11 Desember 2023
Desember keluhan fisik lainnya Pukul 07.55 WIB
2023 2. Memonitor kondisi umum selama S : Pasien mengatakan belum bisa menggerakan
14.00 melakukan ambulasi kedua kakinya
3. Melibatkan keluarga untuk membatu
15.23 pasien dalam meningkatkan ambulasi O:
membantu untuk miring kanan dan kiri 1. pasien tampak berbaring ditempat tidur.
16.00 2. Kondisi pasien lemah.
50
(Rifkah) 3. Aktifitas pasien tampak dibantu oleh keluarga
karena kesulitan dalam bergerak.
05.30 4. Mengajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan (menggerakan kedua A: tujuan belum teratasi
kaki di tekuk secara perlahan) Kategori Angka Target Capaian
06.00 5. Menganjurkan melakukan mobilisasi Pergerakan 1 5 2
dini (Menggerak-gerakan tangan ke ekstermitas
samping) Rentang gerak 1 5 2
(ROM)
Nyeri 1 5 2
(Galuh)
P: Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
2. Memonitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi
3. Melibatkan keluarga untuk membatu pasien
dalam meningkatkan ambulasi membantu untuk
miring kanan dan kiri
4. Mengajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (menggerakan kedua kaki di tekuk
secara perlahan)
5. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
(Menggerak-gerakan tangan ke samping)
(Galuh)
51
8. Selasa, 12 3.2 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau Selasa, 12 Desember 2023
Desember keluhan fisik lainnya Pukul 14.00 WIB
2023 2. Melibatkan keluarga untuk membatu S : Pasien mengatakan sudah bisa menggerakan
08.00 pasien dalam meningkatkan kedua kakinya sedikit-sedikit dan bisa mengangkat
ambulasi membantu untuk miring kedua tangannya secara bersamaan
09.46 kanan dan kiri
O:
1. pasien tampak berbaring ditempat tidur.
(Marlyn) 2. Pasien masih tampak lemah
3. Aktifitas pasien tampak dibantu oleh keluarga
11.03 3. Mengajarkan ambulasi sederhana karena kesulitan dalam bergerak.
yang harus dilakukan (menggerakan,
mengangkat kedua kaki dan di tekuk
secara perlahan) A: Tujuan tercapai sebagian
4. Menganjurkan melakukan mobilisasi Kategori Angka Target Capaian
13.00 dini (Menggerak-gerakan tangan ke Pergerakan 1 5 3
samping dan keatas) ekstermitas
Rentang gerak 1 5 3
(ROM)
(Rifkah) Nyeri 1 5 3
P: Lanjutkan intervensi
1. Melibatkan keluarga untuk membatu pasien
dalam meningkatkan ambulasi membantu
untuk miring kanan dan kiri
2. Mengajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (menggerakan kedua kaki di tekuk
secara perlahan)
52
3. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
(Menggerak-gerakan tangan ke samping)
(Rifkah)
9. Rabu, 13 3.3 1. Melibatkan keluarga untuk membatu Rabu, 13 Desember 2023
Desember pasien dalam meningkatkan Pukul 16.00 WIB
2023 ambulasi membantu untuk miring S : Pasien mengatakan sudah bisa menggerakan
08.00 kanan kiri dan membantu untuk kedua kakinya sedikit-sedikit dan bisa mengangkat
duduk kedua tangannya secara bersamaan
2. Mengajarkan ambulasi sederhana O:
yang harus dilakukan (menggerakan, 1. pasien tampak sudah bisa duduk dibantu oleh
mengangkat kedua kaki dan di tekuk keluarganya.
11.03 secara perlahan) 2. Pasien masih tampak lemah
3. Aktifitas pasien masih tampak dibantu oleh
(Rifkah) keluarga karena kesulitan dalam bergerak.
A: tujuan tercapai sebagian
3. Menganjurkan melakukan mobilisasi Kategori Angka Target Capaian
15.40 dini (Menggerak-gerakan tangan ke Pergerakan 1 5 4
samping dan keatas) ekstermitas
Rentang gerak 1 5 4
(ROM)
(Galuh) Nyeri 1 5 4
P: Hentikan intervensi
BLPL
(Galuh)
53
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia, Tri Sunarsih. (2011). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika.
Achadiat. (2010). Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
Alodokter. (2018). Prosedur induksi untuk mempercepat persalinan. Retrieved from
https://www.alodokter.com/proses-induksi-untuk-mempercepat-
persalinan
Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.
Amalia, M., & Agustina, M, (2021). Pengaruh tehnik relaksasi Abdoma Breathing
terhadap Penurunan Nyeri pada Ibu Post Sectio Caesarea Jurnal
Kampus STIKES YPIB Majalengka, 8(2), 141-149.
https://doi.orng/10.51997/jk/v8i2.116
Khoirunnisa, N., & Novitasari, R. W (2017). Tehnik-Asesment Nyeri Related papers,
Kesehatan, 42
Jannah, M. (2019) Asuhan Keperawtan Maternitas Post Partum H+ 0 pada Ny. H
Dengan Persalinan Sectio Caesarea Atas Indikasi Ketuban Pecah Dini
Di Ruang Kenari Rumah Sait Daerah
http://repository.unmuhjember.ac.id/id/eprint/6418
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik (Edisi 1). DDP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Krtiteria Hasil Keperawatan (Edisi 1). DDP PPNI PPNI. (2018).
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan (Edisi 1). DDP PPNI
55